Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN I DAN

DUSUN 2 DESA SRIKUNCORO KECAMATAN PONDOK KELAPA


KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TA. 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan
daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan
bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri
dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif. (Depkes RI, 2006)
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satunya adalah upaya
perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan upaya keperawatan
komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan
langsung yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan
dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan (bio, psiko,
sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan komunitas yang
dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi atau pencegahan yaitu : prevensi
primer yang pelaksanaan difokuskan pada pendidikan kesehatan konseling,
prevensi sekunder dan prevensi tersier.
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh
perawat.Rencana asuhan keperawatan disusun dengan memperhatikan banyak
faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya
masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat
untuk dapat menolong dirinya sendiri.
Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula memastikan
bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya ners
tidak saja dituntut berperan dilevel pelaksana dimasyarakat saja (grassroat),
namun pula harus merambah kepada level pengambil keputusan (decision
maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap apa
yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners
untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat
pemerintahan,lembaga swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh
karena itu penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan
memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagaibukti
(evidence base).

1.2 Tujuan Penulisan


Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat menggambarkan asuhan
keperawatan komunitas di Desa Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Begkulu Tengah dusun 1 dan dusun 2.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program
profesi ners dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik
keperawatan komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD).
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi program Perkesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas adalah perawatan yang mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health familiy) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan kepada orang lain. (Harnilawati, 2013).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010).

2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.

2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui
upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.

2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


1. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, lansia , penderita oenyakit menular (TBC, paru, kusta, malaria,
demam berdarah, diare dan ISPA atau pnumonia) serta penderita penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus dan stroke.
2. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko
tinggi (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut:
a. keluarga msikin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu
sehat.
b. keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
serta mempunyai masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan
tumbuh kembang balita, kesehatan reproduksi dan penyakit menular.
c. keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan.
3. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu
institusi maupun tidak. contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat
dalam suatu institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti
werda, rutan dan lapas. sedangkan kelompok masyarakat khusus yang tidak
terikat dalam institusi khusus misalnya posyiandu, kelompok balita, ibu
hamil, lansia, penderita penyakit tertentu dan pekerja informal.
4. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan, seperti:
a. Masyarakat disuatu wilayah yang jumlah bayi meninggal lebih tinggi
dari wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari
wilayah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah
lain.
b. Masyarakat didaerah endemis penyakit menular.
c. Masyarakat dilokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau
akibat lainnya.
d. Masyarakat ditempat yang kondisi geografisnya sulit (didaerah
terpencil).
e. Masyarakat didaerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya didaerah transmigrasi.

2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


1. Upaya Promotif
untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
a. penyuluhan kesehatan masyarakat
b. peningkatan gizi
c. pemeliharaan kesehatan perorangan
d. pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
e. rekreasi
2. Upaya Preventif
untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2) pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3) pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
dirumah
4) pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya kuratif
untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1) perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
2) perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu bersalin dan
nifas
3) perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan di puskesmas
dan Rumah sakit
4) perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya rehabilitatif
upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
1) pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
2) pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterapi
5. Upaya resosialitatif
upaya untuk mengembangkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.

2.6 Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
b. Penjajakan ke daerah meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah
dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akn terlibat dalam musyawarah
dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
 Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat.
 Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan.
 Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah ditetapkan.
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
b. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait sebelum dan selama
melaksanakan proses kegiatan.
c. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan:
 Pelatihan kader kesehatan
 Penyuluhan kesehatan
 Simulasi/demonstrasi
 Pembuatan model/percontohan
 Kunjungan rumah (home health care)
 Kerja bakti, dll
3. Tahap evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, keefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.

2.7 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),
secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka
miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan
hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat
kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya. Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah:
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan
yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
2) Jenis data
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.

3) Cara pengumpulan data


a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan
memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S).
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudahditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dap
at dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2009). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang bersifat, yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN I DAN 2
DESA SRIKUNCORO KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH

3.1. Data Demografi


Pendataan dilakukan di Desa Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah selama 2 hari dari tanggal 16 sampai 17 Agustus
2022 yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Desa Srikuncoro termasuk wilayah kecamatan
Pondok Kelapa.
Desa Srikuncoro terdiri dari 540 KK, total 5 dusun dengan 2.081 jiwa,
terdiri dari 996 laki-laki dan 1.085 perempuan. Keseluruhan dusun 1 dan dusun
2 terdiri dari 204 KK dengan jumlah warga 816 jiwa sedangkan yang didata
159 KK dengan jumlah warga 526 orang, 258 orang laki-laki dan 268 orang
perempuan.
1. Rentang Usia

Rentang Usia
2% 2%
0-1 Tahun
6%
6% >1-3 Tahun
7%
>3-5 Tahun
>5-13 Tahun
16%
13% >13-18 Tahun
>18-46 Tahun
>46-55 Tahun
12% >55-60 Tahun
>60 Tahun

36%

Diagram 1.1
Berdasarkan diagram diatas dari rentang usia 0 – 1 tahun 2% (10 orang), usia
> 1- 3 tahun 2% ( 13 orang), usia > 3 – 5 tahun 6% ( 30 orang), usia > 5 – 13
tahun 16% ( 82 orang), usia >13 – 18 tahun 12% ( 61 orang), usia >18 – 48
tahun 36% ( 191 orang), > 46 – 55 tahun 13% ( 69 orang), > 55 – 60 tahun 7%
(38 orang), dan > 60 tahun 6% ( 32 orang). Maka dapat disimpulkan bahwa
Desa Srikuncoro sebagian besar penduduk renteng usia > 18 – 46 tahun adalah
kriteria dewasa.

Jenis Kelamin

Perempuan
Laki-laki
49%
51%

Diagram 1.2

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Srikuncoro Dusun I


dan Dusun II dari 526 orang yang telah dikaji terdapat jenis kelamin
perempuan 51% (268 orang) dan jenis kelamin laki – laki 49% (258 orang).

AGAMA
Kristen Protestan
1%

Islam
99%

Diagram 1.3
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Srikuncoro Dusun I
dan Dusun di dapatkan 99% (521 orang) menganut agama Islam dan 5% ( 5
orang) menganut agama Kristen. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk Desa Srikuncoro 526 orang menganut agama Islam.

Diagram 1.3

PENDIDIKAN

5%
10%
Belum Sekolah
6%
20% Tidak Sekolah
4% TK
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

20%
34%

Diagram 1.4
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Srikuncoro Dusun I
dan Dusun II yang SD 17% (179 orang), SMP 10% (107 orang), dan SMA
10% (106 orang). Mayoritas pendidikan warga penduduk Desa Srikuncoro
berpendidikan SD.

PEKERJAAN
3% Pelajar/Mahasiswa
6%
8% 22% Tidak Bekerja
PNS
TNI/POLRI
Pensiunan
28% Buruh
27% Petani
Swasta
5% Wiraswasta
1% 1% pedagang

Diagram 1.5
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
pekerjaan sebagai petani 28% (147 orang), Wiraswasta 6% (29 orang), Tidak
Bekerja 27% (141 orang),Swasta 8% (40 orang), Pedagang 3%(18 orang),
pensiunan 1% (1 orang), Buruh 5% ( 28 orang), pelajar/ mahasiswa 22% (118
orang) dan PNS 1% (4 orang). Dari diagram di atas bahwa mayoritas
penduduk Desa Sri Kuncoro sebagai petani.

1. Data Kesehatan Lingkungan


a. Lingkungan Fisik
1.) Perumahan

PERUMAHAN

6%

13%

Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen

81%

Diagram 2.1
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
dengan tipe rumah permanen 81% ( 129kk), semi permanen 13% (21 kk) dan
tidak permanen 6% ( 9 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk Desa Sri Kuncoro memiliki tipe rumah permanen.
Status Kepemilikan Rumah
2%

4%

Milik Sendiri
Numpang
Sewa/Kontrak

94%

Diagram 2.2
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
dengan kepemilikan rumah milik sendiri 94% (149kk), numpang 4% (7 kk),
dan sewa/kontrak 2% (3 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk Desa Sri Kuncoro mempunyai rumah dengan status milik sendiri.

JENIS LANTAI

Tanah
1%

Semen
43%
Keramik
56%

Diagram 2.3
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
mempunyai jenis lantai semen 43% (68 kk), keramik 56% (89 kk) dan 1% (2
kk) yang mempunyai lantai tanah dan 0% papan. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar penduduk Desa Srikuncoro memiliki jenis lantai
keramik.
JENDELA

Tidak
8%

Ya
92%

Diagram 2.4
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
di rumah terdapat jendela 92 % (146 kk) dan 8% ( 13 kk) tidak terdapat
jendela. Maka dapat disimpulkan bahwa semua rumah penduduk Desa
Srikuncoro terdapat jendela.

LUAS JENDELA

>10%
36%

<10%
64%

Diagram 2.5
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa luas jendela rumah
penduduk Desa Srikuncoro luas jendela >10% 36% (57kk) dan luas jendela <
10% 64% ( 102 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Srikuncoro mayoritas luas jendela dengan luas < 10%.
Jendela di Buka

Tidak
4%

Ya
96%

Diagram 2.6
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa Desa Srikuncoro Jendela
yang di buka 96% ( 153 kk) dan jendela yang tidak di buka 4 % ( 6 kk). Maka
dapat disimpulkan bahwa Desa Srikuncoro mayoritas Jendela di buka.

Cahaya Matahari
Tidak Masuk kedalam rumah
3%

Masuk kedalam
rumah
97%

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa Desa Srikuncoro yang


masuk cahaya matahari kedalam rumah 97% ( 155 kk) dan yang tidak masuk
kedalam rumah 3% ( 4 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa Desa Srikuncoro
mayoritas masuk cahaya matahari kedalam rumah.
Kebersihan Dalam Rumah

Ya
Tidak

100%

Diagram 2.7
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa Desa Srikuncoro kebersihan
rumah yang baik 100% ( 159 kk) dan yang tidak membersihakan rumah 0%
Maka dapat disimpulkan bahwa Desa Srikuncoro mayoritas warganya
menjaga kebersihan rumahnya.

Vektor yang banyak di sekitar rumah


1%

7%

9% Lalat
Nyamuk
Kecoa
Kucing
Anjing
Burung
Ayam

84%

Diagram 2.8
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa vektor yang banyak di
sekitar rumah penduduk Desa Srikuncoro yaitu lalat 0% ( 1 kk), nyamuk 84%
(133 kk), kecoa 0%, kucing 9% (14 kk), anjing 0% (0 kk), burung 0% (0 kk)
dan ayam 7% (11 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa vektor yang ada di
lingkungan sekitar rumah adalah vektor nyamuk.
Halaman sekitar rumah
Tidak Ada
1%

Ada
99%

Diagram 2.9
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kebersihan rumah penduduk
Desa Srikuncoro yang ada halaman rumah 99% (157 kk) dan yang tidak ada
halaman 1% (2 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa warga Desa Srikuncoro
mempunyai halaman.

Pemanfaatan Halaman Rumah


1%

17%
Kebun
29% Taman
kolam
kandang
Tidak dimanfaatkan
Toga

5%

1%
47%

Diagram 2.10
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan halaman
rumah penduduk Desa Srikuncoro yaitu kebun 17% (27 kk), taman 47% (76
kk), kolam 1% (1 kk), kandang 5% ( 8 kk), tidak dimanfaatkan 29% (46 kk)
dan toga 1% (1 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Srikuncoro melakukan pemanfaatan halaman rumahnya dengan taman.
2.) Sumber Air Bersih

Sumber Air untuk Memasak, Air Minum,


Mandi, dan Mencuci

PAM
Sumur
Air Mineral

100%

Diagram 2.8
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa sumber air untuk memasak
air, minum, mandi, dan mencuci penduduk Desa Sri Kuncoro dusun 1 dan 2
yaitu PAM 0% (0 kk), sumur 100% (159 kk) dan 0% tidak air mineral. Maka
dapat disimpulkan bahwa semua penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2
untuk sumber air menggunakan air sumur.

Jarak Sumber Air dengan Seprictank

Kurang dari 10 m
Lebih dari 10 m
50% 49%

Diagram 2.9
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
dusun 1 dan 2 yang mempunyai jarak sumber air dengan seprictank kurang
dari 10 m 49% (80 kk) dan yang lebih dari 10 m 50% (79 kk). Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2
mempunyai jarak sumber air dengan seprictank yang lebih dari 10 m.

Tempat penampungan air sementara

20%

Bak
Drum
Ember/Baskom

16%
64%

Diagram 2.10
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
dusun 1 dan 2 yang mempunyai tempat pembuangan air sementara yang
menggunakan bak 64% (101kk), drum 16% (26 kk), dan ember/baskom 20%
(32 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sri
Kuncoro menggunakan bak untuk tempat penampungan air sementara.

Tempat penampungan air sementara dikuras

< 1 Minggu
> 1 Minggu
48%
52%

Diagram 2.11
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro
dusun 1 dan 2 tempat pembuangan air sementara dikuras yang kurang dari 1
minggu ada 48% (77 kk) dan yang lebih dari 1 minggu ada 52% (82 kk).
Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sri Kuncoro
membersihkan tempat penampungan air sementara lebih dari 1 minggu.

Kondisi Air
Berwarna Berbau
Berasa Tidak berasa dan berbau

18%

82%

Diagram 2.12
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kondisi air penduduk Desa
Srikuncoro dengan keadaan bersih 82% dan dengan kondisi tidak bersih 18%.
Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat penampungan air penduduk
Desa Srikuncoro sebagian besar terlihat bersih.
3.) Sistem Pembungan Sampah

Pembuangan Sampah Frekuensi


1%

8%

Tempat Pembuangan Umum


Ditimbun
Dibakar
Dibakar di dalam lubang
Disembarangan
Disungai

92%

Diagram 2.13
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sri
Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 membuang sampah di tempat pembuangan
umum 0% (kk), ditimbun 1% (1 orang), dibakar 92% (149kk), dibakar di
dalam lubang 7% (12 kk), di sembarangan 0% dan di sungai 0%. Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sri Kuncoro melakukan
pembuangan sampah dengan dibakar.

Tempat Penampungan sampah sementara

3%

Ada
Tidak Ada

97%

Diagram 2.14
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 dengan kondisi tempat pembuangan
sampah sementara di dalam rumah dalam keadaan terbuka 97% (154 kk) dan
dalam kondisi tertutup 3% (5 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 memiliki kondisi
tempat pembuangan sampah sementara di dalam yang terbuka.

Kondisi Tempat Pembuangan sampah Se-


mentara

23%

Terbuka
Tertutup

77%

Diagram 2.15
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 kondisi pembuangan sampah sementara di
dalam rumah terbuka 77% (122 kk), sampah tertutup 23% (37 kk). Maka
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sri Kuncoro dusun
1 dan dusun 2 memiliki kondisi pembuangan sampah yang terbuka.
Jarak Tempat Pembuangan Sampah Dengan
Rumah

< 5 meter
40% > 5 meter

60%

Diagram 2.15
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sri
Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 jarak pembuangan samapah dengan rumah
<5 meter 60% (96 kk), jarak lebih dari >5 meter 40% (63kk). Maka dapat
disimpulkan bahwa semua penduduk Desa Sri Kuncoro dusun 1 dan dusun 2
jarak pembuangan sampah dengan rumah <5 meter.

Kondisi Tempat Pembuangan Sampah diluar


Rumah Frekuensi

14%

Banyak Lalat
Banyak Kecoa
Bau Busuk
Terpelihara

86%

Diagram 2.15
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sri
Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 memiliki kondisi tempat pembuangan sampah
di luar rumah terpelihara 86% (137 kk) dan banyak lalat 14% (22 kk). Maka
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sri Kuncoro dusun
1 dan dusun 2 memiliki kondisi terpelihara.
4.) Sistem Pembuangan Kotorran Rumah Tangga

Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar

WC
Sungai
Disembarang tempat

100%

Diagram 2.18
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 kebiasaan keluarga buangan air besar di
WC 100% (159kk) Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Sri Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 memiliki sistem pembuangan air
limbah menggunakan got.

Jenis Jamban Yang Digunakan Frekuensi

Cemplung
Leher Angsa

100%

Diagram 2.19
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sri
Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 jenis jamban yang digunakan 100% leher
angsa (159kk) Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Sri Kuncoro dusun 1 dan dusun 2 memiliki jenis jamban leher angsa.

Kondisi Jamban

Bersih
Kotor

100%

Diagram 2.20
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro Dusun 1 dan 2 memililki kondisi jamban 100% dengan 159 KK
bersih. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan 2 memiliki jamban yang bersih.

Sistem Pembuangan Air Limbah

14%

Resapan
Got
Sembarang Tempat

86%

Diagram 2.21
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan 2 memiliki system pembuangan air limbah Resepan
86% dengan 136 KK, dan yang memiliki got 14 % dengan 23 KK. Maka
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Srikuncoro Dusun
1 dan 2 sistem pembuangan air limbahnya adalah Resapan.

5.) Hewan Peliharaan

Kepemilikan Hewan Ternak dirumah

31%

Ada Tidak ada


69%

Diagram 2.22
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan 2 yang memiliki hewan ternak 69% dengan 110 KK,
dan tidak ada 31% dengan 49 KK. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk Desa Srikuncoro Dusun 1 dan 2 memiliki hewan ternak.
Letak Kandang Frekuensi

18%

Didalam Rumah Diluar Rumah

82%

Diagram 2.22
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan 2 memiliki letak kandang 82% dengan 90 KK diluar
rumah, dan 18% dengan 20 KK didalam rumah. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2 Memiliki letak
kadang diluar rumah.

Kondisi Kandang
20%

Terawat
Tidak terawatt

80%

Diagram 2.23
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan 2 memiliki kondisi kandang 88% dengan 97 KK
terawat dan 12 % dengan 13 KK tidak terawatt. Maka dapat disimpulkan
bahwa penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2 Memiliki kondisi kandang
yang terawat.

2. Kondisi Kesehatan Umum


1.) Pelayanan Kesehatan

Sarana Kesehatan Yang Paling Dekat

3%

Puskesmas Pustu
32%
Bidan Praktek Dokter

65% Rumah Sakit

Diagram 2.24
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang
paling dekat dengan penduduk Desa Srikuncoro Dusun 1 dan 2 65%
dengan 103 KK di Puskesmas, dan 32% dengan 51 KK Di Bidan, sisanya
3% dengan 5 KK di praktek Dokter. Maka dapat disimpulkan bahwa sarana
kesehatan yang paling dekat adalah di Puskesmas.
Tempat Berobat Keluarga

34%

Puskesmas Rumah Sakit

Praktek Dokter Swasta Bidan/Perawat


65%

1% BP/Klinik

Diagram 2.25
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa tempat berobat keluarga
penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2 yaitu Puskesmas 65%(104 kk),
bidan/perawat 34% (54 kk), praktek dokter swasta 1% (1 kk). Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan
2 tempat berobat keluarga adalah Puskesmas.

Penyakit Yang Sering di Derita Keluarga dalam


6 Bulan Terakhir

3% 6% Batuk Pilek
5%
Asma
TBC
13% Typoid
Sakit Sendi
4% Hipertensi
69% Diare
Malaria
Lain-lain
Tidak ada keluhan

Diagram 2.26
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan penyakit yang sering di derita
keluarga dalam 6 bulan terakhir penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan 2
yaitu batuk pilek 69% (110kk), sakit sendi 4%(7kk), diare 3%( 5kk),laim
lain 5%( 8kk), tidak ada keluhan 6%(9kk). Maka dapat disumpulkan bawa
penduduk desa srikuncoro dusun 1 dan 2 penyakit yang sering diderita
keluarga dalam 6 bulan terakhir adalah batuk pilek.

2.) Ibu Hamil

Ibu Hamil

Ya Tidak

100%

Diagram 2.24
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 ada 5 ibu hamil (159 kk).

3.) Ibu Meneteki

Ibu Meneteki

Ya Tidak

100%
Diagram 2.25
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Sr
kuncoro ada 6 ibu menetei (159 kk).

4.) Bayi

Bayi

Ya
Tidak

100%

Diagram 2.26
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa
Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 ada 10 bayi (159 kk).

5.) Anak Sekolah


Ada Anak Sekolah

48%
52% Ya Tidak

Diagram 2.27
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 159 KK di dusun 1
dan dusun 2, sebagian besar memiliki anak yang masih sekolah. Data
menunjukkan dari 159 KK, terdapat 52% (82 KK) yang memiliki anak
masih sekolah, dan 48% (77 KK) memiliki anak yang tidak sekolah.

Apabila Anak Sakit Dibawa Ke


12%

10%

Puskesmas Rumah Sakit Memberi obat Sendiri

Dibiarkan saja Ke dukun

78%

Diagram 2.28
Berdasarkan diagram tersebut, masyarakat lebih sering membawa anaknya
berobat ke puskesmas. Data menunjukkan dari 159 KK terdapat 82 KK ,
78% membawa anaknya berobat ke puskesmas, 12% (10 KK) memberi
obat sendiri untuk anaknya, dan 10% (8 KK) membawa anaknya berobat ke
rumah sakit. Berdasarkan data tersebut, tidak ditemukan masyarakat yang
membawa anaknya berobat ke dukun, masyarakat yang membiarkan
anaknya sakit, dan masyarakat yang membawa anaknya berobat ke tempat
lainnya.

Apakah Anak Sekolah Cuci Tangan Sebelum


Makan

37%

63% Ya Tidak

Diagram 2.29
Berdasarkan diagram tersebut menujukkan bahwa dari 82 KK yang
memiliki anak sekolah di dusun 1 dan dusun 2 Desa Srikuncoro sebagian
besar mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 63%, dan 37%
tidak mencuci tangan sebelum makan.

Apakah Anak Pernah sakit Gigi

29%

Ya
Tidak

71%

Diagram 2.29
Berdasarkan diagram tersebut menujukkan bahwa dari 82 KK yang
memiliki anak sekolah di dusun 1 dan dusun 2 Desa Srikuncoro sebagian
besar anak pernah sakit gigi dengan persentase 71%.

Keadaan Gigi Anak

41% Ada caries gigi


Tidak ada caries gigi

59%

Diagram 2.30
Berdasarkan diagram tersebut menujukkan bahwa dari 82 KK yang
memiliki anak sekolah di dusun 1 dan dusun 2 Desa Srikuncoro sebagian
besar terdapat caries gigi dengan persentase 59%.

6.) Remaja

Ada Remaja

38%

Ya Tidak
62%

Diagram 2.30
Berdasarkan diagram ada tidaknya remaja dari 159 KK dusun 1 dan 2 Desa
Mataram, terdapat 61 KK yang memiliki anak remaja dengan persentase
38%. 98 KK tidak memiliki anak remaja dengan persentase 62%.

Kegiatan Remaja diluar Sekolah

26%

49%
Keagamaan Karang taruna

Olahraga Belajar kelompok

25%

Diagram 2.31
Berdasarkan diagram kegiatan remaja diluar sekolah tersebut, terdapat
36% remaja yang ikut serta dalam kegiatan keagamaan, 25% remaja ikut
serta dalam keanggotaan karang taruna. Persentase remaja dengan kegiatan
olahraga adalah 49% .

Kebiasaan Remaja

44%

56%
Merokok Alcohol

Tidak ada

Diagram 2.32
Berdasarkan diagram kebiasaan remaja dari 159 KK dusun 1 dan dusun 2
Desa Srikuncoro, 44% (27 remaja) yang memiliki kebiasaan merokok dan
tidak ada remaja yang mengkonsumsi alkohol.

Penyakit Pernah Diderita/Sedang Diderita


Remaja 1 Thn Terakhir

7%
7%

7%
ISPA TBC

10% Diare Malaria

61%
Typoid lain-lain
10%
tidak ada keluhan

Diagram 2.33
Berdasarkan diagram penyakit yang sedang/pernah diderita remaja selama
satu tahun terakhir dari 159 KK dusun 1 dan 2 Desa Srikuncoro, terdapat
61% (37 remaja) yang pernah/sedang menderita ISPA. 10% (6 remaja)
yang pernah/sedang menderita diare. Remaja yang pernah/sedang
menderita penyakit TBC tidak ada. 10% (6 remaja) yang pernah/sedang
menderita penyakit malaria. 6% (4 remaja) yang pernah/sedang menderita
penyakit typoid. 6% (4 remaja) yang pernah/sedang menderita penyakit
lainnya, dan 7% (4 remaja) yang tidak ada keluhan.

7.) Lansia
Ada Lansia

42%

58% Ya Tidak

Diagram 2.34
Berdasarkan diagram tersebut, dari 159 KK dusun 1 dan dusun 2 Desa
Srikuncoro sebagian besar mayarakat berumur lanjut usia. Data
menunjukkan dari 159 KK terdapat 92 KK memiliki anggota keluarga
lansia.

Keluhan lansia

20%

Ada Tidak

80%

Diagram 2.35
Berdasarkan diagram tersebut, dari 159 KK dusun 1 dan dusun 2 Desa
Srikuncoro sebagian besar masyarakat yang berumur lansia mengalami
keluhan. Data menunjukan terdapat 80% (74 KK) mengalami keluhan.
Jenis Penyakit Yang Diderita lansia
2%
3%
13% ASMA
1%
TBC
Hipertensi
7% 34% DM
Reumatik
Katarak
Jantung
Ambeien
Ginjal
34% 7% Tidak ada
lain-lain

Diagram 2.36
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa jenis penyakit yang
diderita lansia penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 yaitu
reumatik 34% (31 KK), hipertensi 34% (31 KK), katarak 7% (6 KK) DM
6% (6 KK), asma 3% (3 KK), jantung 1% (1 KK), lain-lain 2% (2 KK) dan
tidak ada penyakit 13% (12 KK) . Maka dapat disimpulkan bahwa lansia
penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 ada 31 KK memiliki
lansia yang menderita hipertensi dan reumatik.
Penanganan Penyakit Lansia

16%

27%
Berkebun
Rekreasi
Nonton Tv
Ngobrol dengan tetangga
Berdagang
Lain-lain
25%

12%

20%

Diagram 2.37
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penanganan penyakit
lansia penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 dengan berkebun
27% (25 KK), ngobrol dengan tetangga 25% (23 KK), nonton TV 20% (18
KK), rekreasi 16% (11 KK), dan yang lain-lain 20% (15 KK). Maka dapat
disimpulkan bahwa penduduk Desa Srikuncoro dusun 1 dan dusun 2 ada 70
lansia dengan penanganan penyakit berbeda-beda yaitu berkebun, nonton
tv, ngobrol dengan tetangga, rekreasi dan lain-lain.

2.2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas

No Data Masalah Diagnosa


keperawatan Keperawatan

1 Data angket : Tingginya angka Kesiapan


- Di Desa Srikuncoro dusun 1 dan lansia penderita peningkatan
dusun 2 terdapat 70 lansia. Dari data hipertensi dan manajemen
yang dikelola terdapat 34% dengan reumatik di dusun kesehatan di
(31 orang) yang mengalami riwayat 1 dan duun 2 di dusun 1 dan
hipertensi dan 34% dengan (31 orang desa srikuncoro dusun 2 di
) yang mengalami riwayat reumatik .. desa sri
Data wawancara kuncoro
- Lansia mengatakan tidak tahu
mengenai hipertensi
- Jarang melakukan olahraga secara
teratur.
- Mereka lebih senang menggunakan
waktunya untuk berkebun, menonton
tv dan ngobrol dengan tetangga.
Data observasi :

- ketika ditanya beberapa pertanyaan


tentang tentang hipertensinya, ada
beberapa pertanyaan yang lansia tidak
bisa menjawab.
Data winshlield survey :

- Pada saat pengkajian keliling


kerumah warga terlihat bahwa lansia
sedang beristirahat dirumahnya,
makan,menonton tv,berbincang-
bincang dengan keluarganya.
2 Data angket : Kurangnya Perilaku
Di desa srikuncoro dusun 1 dan dusun pengetahuan anak kesehatan
2 terdapat 58 ( 71 % ) perna sekolah tentang cenderung
mengalami sakit gigi dan 48 anak pentingnya berisiko pada
(59%) mengalami caries gigi menjaga anak sekolah
Data wawancara: kesehatan gigi dusn 1 dan
-Anak sekolah mengatakan bahwa dan mulut dusun 2 di
mereka memiliki riwayat sakit gigi desa
-anak sekolah mengatakan baahwa
mereka sering mengonsumsi makanan srikuncoro
yang manis seperti permen,coklat, dan
ciki-ciki
- orang tua anak juga mengatakan bahwa
anaknya tidak perna menyikat gigi
sebelum tidur.
Data observasi :
Ketika ditanya beberapa pertanyaan
tentang pentingnya sikat gigi ada
beberapa pertanyaan yang tidak isa di
jawab.
Data winshlield survey :

Saat pengkajian terlihat sebagian anak


tanpa sedang bermain bersama temannya
dan sebagian anak tanpak sedang
memakan jajanan warung
NO KRITERIA PENAPISAN

MASALAH
JUMLAH

Kemungkin
pendidikan
komunitas

komunitas
kesehatan

kesehatan
an diatasi

Tersedia
program
Tersedia

Tersedia

Tersedia

Tersedia
KESEHATAN

sumber
Relevan
perawat

fasilitas
dengan

dengan

sumber

sumber

sumber

sumber
Potensi

Interes
Resiko

Resiko

tempat
Sesuai

terjadi

SDM
waktu
untuk
parah
peran

dana
Kesiapan peningkatan
1. manajemen kesehatan di 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58
dusun 1 dan dusun
2desa srikuncoro
Perilaku kesehatan
2. cenderung berisiko pada 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 54
anak sekolah di dusun 1
dan 2 desa srikuncoro

C. PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

Keterangan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
D. Plan Of Action (POA)

No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/tanggal Tempat Kriteria Standar


kep kegiatan waktu evaluasi

1 Kesiapan Setelah dilakukan Warga Penyuluhan 1.Berikan Lapangan Verbal Warga


peningkata tindakan dusun 1 penyuluhan puskesmas Mengetahi
n keperawatan dan tentang di desa pengertian
manajemen selama 1 kali dusun 2 edukasi srikuncoro hipertensi
kesehatan pertemuan desa hipertensi dan dan
di dusun 1 diharapkan warga sikunco reumatik reumaik,
dan dusun dusun 1 dan ro penyebab
2.Berdiskusi
2 di desa dusun 2 desa hipertensi
dengan warga
sri kuncoro srikuncoro dan
apa saja factor
mampu : reumatik
pencetus,
tanda dan
1. Mengetahui tanda dan
gejala
pengertian gejala cara
hipertensi
hipertensi dan pencegahan
dan
reumaik dan pengoatan
reumatik
2. Mampu hipertensi dan
Mengetahui reumatik cara
penyebab pencegaha
3.Berdiskusi
hipertensi dan n
dengan warga
reumatik kekambuh
cara menjaga
3. Mampu an
pola hidup
mengetahui hipertensi
tanda dan 4.Berikan dan
gejala penyuluhan reumatik
hipertensi dan tentang
reumatik penyakit
4. Mampu cara hipertensi dan
pencegahan reumatik
kekambuhan
hipertensi dan
reumatik

2 Perilaku Setelah dilakukan Anak Penyuluhan 1.Berikan Verbal 7.Mengetahu


kesehatan tindakan sekolah penyuluhan i
cenderung keperawatan di desa tentang pengertian
berisiko selama 1 kali srikunc kesehatan gigi kesehatan
pada anak pertemuan oro dan mulut gigi dan
sekolah diharapkan warga pasda anak mulut
dusn 1 dan dusun 1 dan secara
2.berdiskusi
dusun 2 di dusun 2 desa benar
tentang apa
desa srikuncoro fungsi gigi
saja yang
srikuncoro mampu : dan
harus
manfaat
1.Mengetahui dilakukan
mengosok
pengertian untuk
gigi
kesehatan gigi mempertahank
tanda dan
dan mulut an kesehatan
gejala
secara benar mulut dan gigi
adanya ker
2.Mengetahui
3. berikan penyebab
fungsi gigi dan
penyuluhan terjadinya
manfaat
tentang kerusakan
mengosok gigi
pentingnya gigi
3.Mengetahi
menjaga ukan gigi
tanda dan
kesehatan gigi
gejala adanya carapera
kerukan gigi dan mulut watan
4.Mengetahui gigi
.
penyebab secara
terjadinya tepat
kerusakan gigi cara
5.Mengetahui mengosok
cara perawatan gigi dengan
gigi secara enar
tepat
6.Memperagakan
cara mengosok
gigi dengan
enar

Anda mungkin juga menyukai