Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS”

OLEH :

KELOMPOK 10

DEKY ARDIYASRI (0910323096)

NINA ULYATI RAHMAH (0910323060)

RESCA KARAWURI (0901323094)

WELLY ALHAMDA PUTRA (0901323082)

KHARISMA ADYTAMA PUTRA (0910323088)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup


sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat
yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti
penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan
nasional.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh


pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan
aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui
perawatan kesehatan komunitas. Keperawatan komunitas belum menjadi suatu trend
dikalangan masyarakat secara merata. Sementara ini orang masih mengenal
Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit manakala menjumpai masalah kesehatan
aktual atau emergency. Masyarakat mungkin sering lupa atau kurang terbisa berfikir
dan berperilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan atau pencegahan
penyakit. Belum lagi adanya pemikiran bahwa status kesehatan komunitas adalah
semata-mata menjadi tanggung jawab petugas kesehatan dan bukan bagian dari
kinerja kehidupan masyarakat pada umumnya. Keperawatan komunitas
memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif dan
preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha kuratif dan rehabilitatif
Keperawatan Komunitas juga berguna untuk mengingatkan dan membawa
masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya sendiri, menggali potensi
dan menggunakan sumber daya manisia yang ada di masyarakat.
B. Tujuan

a. Untuk mengetahui keperawatan komunitas dan kesehatan masyarakat

b. Untuk mengetahui prinsip sasaran dan falsafah keperawatan komunitas

c. Untuk mengetahui tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas

d. Untuk mengetahui praktek keperawatan komunitas dan praktek keperawatan


berbasis keperawatan komunitas

e. Untuk mengetahui focus prkatek dan intervensi keperawatan komunitas

f. Pengaruh etik, budaya, lingkungan, politik, hokum, dan ekonomi terhadap


kesehatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Keperawatan komunitas dan kesehatan Masyarakat


Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan pencegahan
penyakit pemeliharaan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan. (CHS,1997). Keperawatan komunitas
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada tingkat
primer.
Sedangkan menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang
keperawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan , ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan social, sebagai bagian dari program kesehatan,
penyempurnaan kondisi social, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan
(Efendi,2006). Dan menurut American nurses Association (1973) keperawatan
komunitas adalah suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.
Sedangkan Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin,
1987). Definsi lain Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan. (Ruth B. Freeman .1961)

Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan yang


diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian, analisa
data komnuitas, diagnosa keperawatan komunitas, rencana asuhan keperawatan
komunitas, implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan
keperawatan komunitas, dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan memliki
elemen-elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus
(cyclic), berfokus pada klien (client focused), interaktif (interactive) dan berorientasi
pada kebutuhan komunitas (need-oriented).

B. Prinsip, Sasaran dan Falsafah Keperawatan Komunitas


1. Prinsip Keperawatan Komunitas
Dalam keperawatn komunitas harus memepertimbangkan beberapa prinsip , yaitu :
Kemanfaatan , semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus
memberikan manfaat yang besar bagi komunitas
Kerjasama, kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Secara langsung, asuhan keperawatan diberikan secara langsung dengan
mengakaji dan intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan
social, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
Keadilan, tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri
Otonomi, klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternative terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
Prinsip pelaksaan praktek keperawatan kesehatan masyarakat adalah:
Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan kesehatan komunitas
Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawtan kesehatan komunitas yaitu
individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekankan
kepada upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam
proses keperawatan.
Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah dimasyarakat dan
bukan dirumah sakit.
Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sehat maupun yang
sakit.
Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan prilaku
sehat masyarakat.
Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
seoptimal mungkin secara mandiri.
Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja sendiri tetapi bekerja secara
team.
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama perawatan kesehatan guna
merubah prilaku dan kebiasaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat kearah yang menguntungkan kesehatan.

2. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatn kesehatan masyarakat (perkesmas ) adalah seluruh
komponen masyarakat yang terdiri atas individu, keluarga, dan kelompok beresiko
tinggi termasuk kelompok, atau penduduk didaerah kumuh, terisolasi, berkonflik,
dan daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang
aada di sekitarnya.

c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Balita
 Anak usia sekolah
 Usia lanjut
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
 Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
 Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti wredha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita

d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan
dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan,
baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.

3. Falsafat Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan
dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
a. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
b. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
c. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
d. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan.
e. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
f. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
g. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Manusia

Keperawatan Kesehatan
3 Tingkatan (Sehat Sakit)
Pencegahan.

Lingkungan
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual)

Dari bagan falsafah keperawatan komunitas diatas


Manusia, Komunitas sebagai
 Klien pada wilayah tertentu yang memiliki nilai, keyakinan, minat relative
sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
 Sumber dan lingkungan bagi kelompok / keluarga
 Klien dengan perhatian khusus pada kasus risiko tinggi, daerah tepencil,
konflik, rawan, kumuh
Lingkungan
 Factor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien (komunitas)
mencakup bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual
Kesehatan
 Kondisi terbebas dari penyimpanan dari pemenuhan kebutuhan dasar
komunitas
 Keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan atasi
stresor
Keperawatan
 Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau
meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui
pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier.

C. Tingkat Pencegahan dalam Keperawatan Komunitas


1. Prevensi primer ditujukan bagi orang –orang yang termasuk kelompok risiko tinggi,
yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita . Perawat
komunitas harus mengenal harus mengenal factor-faktor yang berpengaruh
terhadap timbulnya dan upaya yang perlu dilakukan untuk menghilangkan faktor-
faktor tersebut. Sejak masa prasekolah hendaknya telah ditanamkan pengertian
tentang pentingnya latihan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat,
menjaga badan agar tidak terlalu gemuk, dan resiko merokok bagi kesehatan.
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit
dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak awal
penyakit. Dalam mengelola, sejak awal sudah harus diwaspadai dan sedapat
mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun. Penyuluhan
mengenai dan pengelolaannya secara mandiri memegang peran penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien.Sistem rujukan yang baik akan sangat mendukung
pelayanan kesehatan primer yang merupakan ujung tombak pengelolaan.
3. Prevensi tersier. Apabila sudah muncul penyulit menahun, maka perawat
komunitas harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/ komplikasi lebih lanjut
dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi upaya rekonstruksi, yaitu :
mendorong untuk patuh mengikuti program PKP, pendidikan kesehatan kepada dan
keluarga untuk mencegah hipoglikemi terulang dan melihara stabilitas klien
( Allender & Spradley, 2005 )
D. Praktek Keperawatan komunitas dan Praktek Keperawatan berbasis komunitas
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah
kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program
praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan
kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan
program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan
setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan
menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
 Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
 Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis
besar rencana kegiatan
 Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah
ditetapkan.
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan
dari instansi terkait.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok
kerja kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja
kesehatan:
 Pelatihan kader kesehatan
 Penyuluhan kesehatan
 Simulasi/demonstrasi
 Pembuatan model/percontohan
 Kunjungan rumah (home health care)
 Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.

3. Tahap Evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,
keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan
masalah.

E. Fokus Praktek dan intervensi keperawatan


1. Fokus Intervensi Keperawatan Komunitas
Primer ditujukan bagi orang –orang yang termasuk kelompok risiko tinggi,
yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita
Sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit
dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak
awal penyakit
Tersier apabila sudah muncul penyulit menahun, maka perawat komunitas
harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/ komplikasi lebih lanjut dan
merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap.
Dalam pelaksanaan praktik ini, komunitas dilibatkan secara aktif dalam
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan ciri-ciri tersendiri
yang membedakan dengan praktik keperawatan di RS yaitu:
a) Bersifat umum & komprehensif
b) Asuhan yang diberikan berlanjut/berkesinambungan
c) Pad semua kondisi sebat-sakit & semua siklus tumbang manusia
d) Berfokus pada upaya pencegahan penyakit & peningkatan kesehatan
e) Berfokus pada sasaran keluarga, kelompok resiko tinggi di komunitas
f) Melibatkan klien mitra dalam asuhan yang dilkukan
g) Intervensi yang dilakukan lebih banyak bersifat mandiri secara profesi
h) Bekerjasama dengan profesi lain atau institusi lain yg terkait dalam mengatasi
masalah

2. Bentuk Intervensi Keperawatan Komunitas


- Melakukan pendidikan keperawatan untuk memberdayakan klien
- Melakukan Demontrasi keterampilan keperawatan dasar
- Melakukan Tindakan keperawatn memerlukan keahlian perawat / ners (advance
intervntion)
- Melakukan Kerjasama lintas program dan sector
- Melakukan Rujukan keperawatan dan non keperawatan jika diperlukan

F. Pengaruh etik, budaya, lingkungan, politik, hukum, dan ekonomi terhadap


kesehatan komunitas
Etika keperawatan komunitas adalah pengambilan keputusan berdasarkan moral,
pengetahuan tentang hak klien dan tanggung jawab profesi. Hak klien atas kesehatan
adalah merupakan hak yang bersifat alami dimana tipa masyarakat berhak memperoleh
derajat kesehtanayang seoptimal mungkin. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan
hak untuk mendapatkan pelayanan atas barang jasa kesehatan yang berupa, hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terhormat, memperoleh informasi pengobatan
yang lengkap,informasi untuk suatu persetujuan, penolakan pengobatan, minta
dilayani, penolakan partisipasi riset, kesinambungan pelayanan dan informasi tentang
peraturan.
Pengaturan praktek keperawatan mengacu pada azas perlindungan terhadap
masyrakat pengguna jasa perawat. Oleh karenanya perlu undang-undang atau peraturan
yang mengatur praktek keperawatan tersebut sehingga masyarakat terlindungi dari
tindakan kelalaian atau tidak tepat dalam praktek keperawatan tersebut dan
harapannnya adalah masyarakat memperoleh layanan yang bermutu.
Berkembangnnya IPTEK dilingkungan masyarakat dan kesehatan akan berdampak
pada semua bidang, termasuk pada bidang pelayanan kesehatan sehingga berbagai
sumber daya berkembang termasuk tenaga keperawatan, fasilitas keparawatan
ataukedokteran semakin maju dan mutakhir yang akan membutuhkan tenaga yang
kompeten dalam bidangnyauntuk menggunakan tekhnologi keperawatanyang
berkembang dari waktu ke waktu yang perlu diikuti oleh institusi pendidikan
keperawatan dan instasi pelayanan kesehatan, oleh karenannya perlu ada yang memberi
umpan balik oleh badan yang independent yang diatur dengan undang-undang.
Dalam bidang politik dan pemerintahan system pengorganisassian, strukur
organisasi, kelompok organisasi dan peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan di komunitasi itu sendiri. Bgegitu juga
dengan keadaaan ekonomi pada komunitas jenis pekerjaan, penghasilan rata-rata,
pengeluaran rata-rata, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan pada kelompok atau komunitas.
Etik, budaya, lingkungan, politik, hukum, dan ekonomi pada suatu komunitas akan
berpengaruh terhadap kesehatan komunitas di komunitas itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan pencegahan
penyakit pemeliharaan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan. Keperawatan komunitas
memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif dan
preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha kuratif dan rehabilitative.
Dalam keperawata komunitas harus memepertimbangkan beberapa prinsip , yaitu :
Kemanfaatan ,
Kerjasama,
Secara langsung,
Keadilan,
Otonomi,
Intervensi Keperawatan Komunitas berfokus pada intervensi
Primer ditujukan bagi orang –orang yang termasuk kelompok risiko tinggi,
yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita
Sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit
dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak
awal penyakit
Tersier apabila sudah muncul penyulit menahun, maka perawat komunitas
harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/ komplikasi lebih lanjut dan
merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mubarak, Wahit Iqbal. (2006). Buku ajar Keperawatan Komunitas 2.
Sagung Seto: Jakarta.
2. Efendi, Ferry, Makhfudly.Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salamba
Medika: Jakarta.
3. Arfiandinata,(2012). “Keperawatan Komunitas”. Dikases pada tanggal
18 Januari 2012 dari
(http://viand-perawat.blogspot.com/2012/09/keperawatan komunitas-
masyarakat.html)

Anda mungkin juga menyukai