Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengertian

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok

resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien

sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 2011)

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambunagan tanpa mengabaikan pelayanan

kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui

proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. (Ruth b. Freeman, 2009)


Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses

keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya

meliputi pengkajian data, penafisan masalah analisa data komunitas, diagnose

keperawatan komunitas, rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi

asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas,

dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan memiliki elemen-elemen

penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus (cyclic),

berfokus pada klien (client focused), interaktif (interactive) dan berorientasi pada

kebutuhan komunitas (need-oriented).

2.1.2 Asumsi dan kepercayaan terhadap perawatan kesehatan komunitas

menurut ANA (American Nurse Association)

a. Asumsi

1) System pemeliharaan yang kompleks

2) Komponen system pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier

3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan

dasar praktek penelitian

4) Pemeliharaan kesehatan primer primer lebih menonjol dari sekunder

dan tersier
5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan

primer

b. Kepercayaan

1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang

2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan

3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan

kesehatan

4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu

5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan

6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu

yang lam

7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan

8) Individu dalam system kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara

mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehata.

2.1.3 Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,

maka dapat dikembangakan falsafat keperawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,


keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

terhadap pengaruh lingkunagan (bio-psiko-sosio-kultural-spritual) terhadap

kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas

mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu :

manusia, kesehatan, lingkunagan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya manusia yang sehat dan masyarakat yang sehat pada

umumnya.

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian dari upaya kesehatan

d. Upaya preventif dan promotifmerupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitative

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dank lien sebagai

costumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan

yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan

dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus - menerus

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisifasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri


Komunitas Dengan Keluarga
Sebagai Unit Pelayanan Dasar

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
(SEHAT-SAKIT)
3 Tingkatan Pencegahan

LINGKUNGAN

(Physic, Biologic,Psychologis,
Social, Cultural, Dan Spiritual)

Gambar 1 : Paradigma/Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijabarkan masing – masing sebagai berikut :

 Manusia

Komunitas sebagai klien berarti b sekumpulan individu /klien yang

berada pada lokasi atau b batas geografi tertentu yang memilki nilai-nilai,
keyakinan dan minat yang relative sama serta adanya interaksi satu sama lain

untuk mencapai tujuan .

Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga,

komunitas, komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok

resiko tinngi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

 Kesehatan

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang

dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor

 Lingkungan

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang

bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

 Keperawatan

Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui

pencegahan primer, sekunder dan tersier.Berdasarkan falsafah di atas maka

dikembanagkan: tujuan, sasaran dan strategi intervensi keperawtan komunitas


2.2 Tujuan keperawatan kesehatan komunitas

2.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi

kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu , keluarga,

kelompok, khusus dan masyarakat.

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

b. Menetapkan masalah kesehtan/keperawatan dan prioritas masalah

c. Merumuskan berbagai alternative pemecahan kesehatan/keperawatan

d. Menanggulangi maslah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah

kesehatan/keperawatan

f. Mendorong dan meningkatkan partisifasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan

g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care)


h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan

i. Menujang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,

ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera

j. Tertanganinya kelompok – kelompok resiko tinggi yang rawan

terhadap masalah kesehatan

2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai

masalah kesehtan/keperawatan.

2.3.1 Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar

individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan mental

yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemampuan menuju

kemandirian. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang

mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang

dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada

masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.


2.3.2 Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah

tangga karena pertalian darah dan ikatan pekawinan atau adopsi, satu dengan yang

lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bla salah satu atau beberapa anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, berpengaruh terhadap anggota

keluarga lainnya dan keluarga – keluarga yang ada disekitarnya.

2.3.3 Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan

jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap maslah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah :

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti :

1) Ibu hamil

2) Bayi baru lahir

3) Balita

4) Anak sekolah
5) Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serrta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :

1) Penderita penyakit menular, seperti, TBC AIDS, penyakit kelamin

lainnya

2) Penderita dengan penyakit tidak menular, seperti : penyakit diabetes

mellitus, janung coroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya

c. Kelompok yang mempunya resiko terserang penyakit, diantaranya :

1) Wanita tuna susila

2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3) Kelompok – kelompok pekerja tertentu, dan lain - lain

d. Lembaga social, perawatan dan rehabilitas (cacat fisik, mental dan social)

1) Panti Werdha

2) Panti Asuhan

3) Pusat – Pusat Rehabilitasi (Cacat Fisik, Mental Dan Social)

4) Penitipan Anak
2.3.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama

cukup lama sehingga mereka dapat mengatur dirimereka dan menganggap diri

mereka sebagai satu kesatuan social dengan batas – batas yang telah ditetapkan

dengan jelas. Masyarakat merupakan individu yang saling berinteraksi, saling

tergantung dan berkerjasama untuk mencapai tujuan. dalam berinterkasi sesame

anggota masyarakat akan munculnya banyak permasalahan, baik permaslahan

social, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.4 Strategi

Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Proses kelompok

2. Pendidikan kesehatan

3. Kerja sama (Patnership)

2.5 Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (prefentif), pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke

lingkungan social dan masyarakat (resosialisasi).


Dalam memberikan keperawatan komunitas, kegiatan kesehatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotive dengan tidak mengabaikan upaya

kuratif, rehabilitative dan resosialitatif.

2.5.1 Upaya Promotif

Upaya promotive dilakukan untuk meningkatkan kesehatan indidvidu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan.

a. Penyuluhan masyarakat

b. Peningatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d. pemelihraan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Araekreasi

g. Pendidikn seks

2.5.2 Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan

terhadap kesehtan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita sert ibu hamil


b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,

maupun kunjungan rumah.

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas

ataupun di rumah

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

2.5.3 Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditunjukan untuk merawat dan mengobati anggota – anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,

melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari pukesmas

dan rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin

dan nifas

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir


2.5.4 Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitative merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita –

penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok – kelompok tertentu

yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya

dilakukan melalui kegiatan :

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,

patah tulang maupun kelainan bawaan

b. Latihan – latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya tbc, latihan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual

yang mungkin dilakukan oleh perawat.

2.5.5 Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok – kelompok khusus seperti Wanita Tuna Susila

(WTS), tuna wisma dan lain – lain.

2.6 Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai

lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah
kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah

sebagai berikut:

2.6.1 Tahap Persiapan

a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang

program praktek

b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, system dalam komunitas,

masalah dan kesehatan utama

c. Penyuluhan instrument data

d. Uji instrument pengumpulan data

e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,

penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan

komunitas

f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader

kesehatan setempat

g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan

demografi, epideomologi dan statistic serta membuat

visualisasi/penyajian data
h. Mengidentifikasi pra musyawah komunitas: menyusun kepanitiaan,

menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam

musyawarah dan menyebarkan undangan

i. Melaksanakan musyawarah komunitas:

1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat

2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas

masalah, garis besar rencana kegiatan.

3) Nembentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah

yang telah ditetentukan

4) Tanggapan – tanggapan dari tokoh – tokoh masyarakat dan

petugas kesehatan dari instate terkait.

2.6.2 Tahap pelaksanaan

a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan

kelompok kerja kesehatan

b. Melaksanakan kegiatan dikomunitas bersama – sama dengan kelompok

kerja kesehatan :

1) Pelatihan kader kesehatan

2) Penyuluhan kesehatan
3) Stimulasi/demostrasi

4) Pembuatan model/percontohan

5) Kunjungan rumah(home health care)

6) Kerja bakti, dan lain-lain

c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam

pelaksananan kegiatan

2.6.3 Tahap Evaluasi

a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal

kesesuaian, keefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari

komunitas

b. Mengevaluasi seluruh kegiatan komunitas dalam hal pencapaian

tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas

dalam pemecahan masalah.

2.7 Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas:

2.7.1 Menggunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah – langkah:

a. Pengkajian

b. Diagnosa Kepearwatan
c. Perencanaan

d. Implementasi

e. Evaluasi

Pemecahan Masalah
Identifikasi Peluang
Evaluasi Identifikasi

RTL Prioritas Analisa Masalah


Analisa Masalah

Gambar 2 : Tahapan Dalam Asuhan Keperawatan Komunitas


2.7.2 Menggunakan Pendekatan Pengorganisasian Keperawatan Komunitas

a. Tujuan Pengorganisasian Komunitas

Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan

kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuh

kebutuhan dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di

dalam komunitas dan diluar komunitas. Pendekatan yang digunakan

menggunakan prinsip, landasan dan lamgkah dasar seperrti tertera

pada gambar.

b. Langkah –Langkah Pengorganisasian Masyarakat:

1) Persiapan

 Pendekatan Jalur Formal

Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada

wilayah komunitas dengan cara:

1. Pengajuan proposal dan perizinan

2. Penjelasan Tujuan dan Program

 hasil : surat izin/persetujuan


 Pendekatan Jalur Informal

Dilakukan setelah adanya izin/persetujuan dari institusi dari

birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada :

1. Tokoh-tokoh masyarakat

2. Kepala Dusun

3. Kaser Kesehatan

 Dengan menjelaskan tujuan, program kesgiatan, meminta dukungan

dan partisipasi serta konrak kerjasama

Landasan 7 Saling :
 Memahami Kedudukan, Tugas, Fungsi
Masing – Masing (Struktur)
 Memahami kemampuan masing – masing
(Capatity)
 Menghubungi (Lingkage)
 Mendekati (Proximity)
 Terbuka/Membantu (Opennes)
3 Prinsip :  Mendorong/Mendukung (Synergi)
 Keselarasan  Menghargai (Reward)
 Keterbukaan
 Saling Meguntungkan

6 langkah

 Penjajagan
 Penyamaan Persepsi
 Pengaturan Peran
 Komunikasi Intensif
 Melaksanakan Kegiatan
 Pemantauan dan Penilaia G

ambar 3 : Prinsip Pendekatan Dalam Asuhan Keperawatan


2) Pengenlan Masalah

Tujuan : Untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang

benar – benar menjadi kebutuhan komuntas saat ini.

Tahap pengenalan Masalah:

 Membuat instrument pengkajian/pengumpulan data

Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi sasaran,

meliputi :

a. Survey wilayah

b. Survey populasi

c. Survey masalah utama dan faktor penyebab

d. Kebijakan program dan fasalitas layanan kesehatan

e. Potensi-potensi, sumber pendukung dikomunitas

 Membuat instrument Pengumpulan data

Tabulasi Data

a. Membuat tabel tabulasi data

b. Menghitung frekuensi disribusi


c. Membuat tabel, digram, grafik, frekuensi distribusi

Analisa Data

a. Analisa Deskriptif

Membuat gambaran suatu keadaan dari objek yang diteliti

b. Analisa Korelasi

Menganalisa tingkat hubungan pengaruh dari dua atau lebih

subvariabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistic

 Perumusan masalah

a. Adalah merumuskan diagnose keperawatan pada komunitas yang

dikaji dengan berdasarkan hasil analisa data

b. Menggunakan klarifikasi masalah OMAHA

c. Formulasi

o Problem

o Etiologi

o Data yang menyongkong

3) Penyadaran Komunitas

1) Tujuan

a. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh komunitas

b. Megikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah


c. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif menjadi tenaga

potensial dalam kegiatan pemecahan masalah

2) Kegiatankan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini,

dengan langkah :

a. Penyajian data hasil survey

b. Diskusi kelompok

 Perumusan masalah dan faktor penyebab

 Menyusun rencana masalah (bentuk masalah, waktu, tempat,

penanggung jawab dan biaya)

 Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari anggota

komunitas yang merupakan calon kader kesehatan yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan yang direncanakan.

c. Penyajian hasil diskusi kelompok

d. Tangapan – Tanggapan dari formal, formal, informal, pukesmas

3) Pelaksanaan

Adalah tahap pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang telah

direncanakan dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah

terbentuk melalui kerja sama dengan apparat desa/kelurhan,

pukesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :

a. Pelatihan kader
b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan kesehatan langsung

d. Home Care

e. Rujukan

4) Evaluasi

Hal – Hal yang harus di evaluasi :

a. Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan

b. Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)

c. Efektifitas dan efisien tindakan/kegiatan yang telah dilakukan

d. Rencana tindakan lanjut

Anda mungkin juga menyukai