MODUL PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN
KOMUNITAS
T I M K E P E R AW ATA N KO M U N I TA S
( R I Z K I P E B R I A N P R A T A M A , S . K E P. M . K E S )
BAB 1
PENGANTAR KEPERAWATAN
KESEHATAN KOMUNITAS
A. Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985;
Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan. (Ruth B. Freeman .1961)
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan yang diterapkan pada
klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian, analisa data komnuitas, diagnosa keperawatan
komunitas, rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi
asuhan keperawatan komunitas, dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan memliki elemen-elemen
penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus (cyclic), berfokus pada klien (client
focused), interaktif (interactive) dan berorientasi pada kebutuhan komunitas (need-oriented).
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya
dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang
dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam
upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
Komunitas Dengan
Keluarga Sebagai Unit
Pelayanan Dasar.
MANUSIA
KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.
LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan, sasaran dan strategi intervensi
keperawatan komunitas.
E. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik
yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka
akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga
lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya,
seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner,
cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
F. trategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).
H. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.
I. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan
rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
J. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
K. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya
kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat.
L. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam
pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat
karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.
N. Tahap Persiapan:
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan
utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program
praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi, epidemiologi
dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan dan
melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar
rencana kegiatan
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.
4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi
terkait.
O. Tahap Pelaksanaan:
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja
kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan.
P. Tahap Evaluasi:
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,
kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan
pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
b) Pengenalan Masalah
Tujuan : untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang benar-benar
menjadi kebutuhan komunitas saai ini.
Tahap pengenalan masalah :
Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data
1. Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi sasaran, meliputi :
o Survey wilayah
o Survey populasi
o Survey masalah utama dan faktor penyebab
o Survey kebijakan program dan frasilitas layanan kesehatan.
o Survey potensi-potensi, sumber pendukung di komunitas.
2. Membuat instrument pengumpulan data.
Tabulasi Data:
1. Membuat table tabulasi data
2. Menghitung frekuensi distribusi
3. Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang diteliti.
2. Analisa Korelasi
Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau lebih subvariabel yang
diteliti dengan menggunkan perhitungan statistik.
Perumusan Masalah
1. Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas yang dikaji
dengan berdasarkan hasil analisa data.
2. Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA
3. Formulasi :
o Problem
o Etiologi
o Data yang menyokong.
c) Penyadaran komunitas
1) Tujuan :
1. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh komunitas
2. Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah
3. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif menjadi tenaga
potensial dalam kegiatan pemecahan masalah.
2) Kegiatan :
Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini, dengan langkah
:
1. Penyajian data hasil survey
2. Diskusi kelompok :
o Perumusan masalah dan faktor penyebab
o Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah, waktu, tempat,
penanggung jawab dan biaya)
o Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari anggota komunitas
yang merupakan calon kader kesehatan yang bertanggung jawabterhadap
kegiatan yang direncanakan.
3. Penyajian hasil diskusi kelompok
4. Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal, puskesmas.
2) Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanankan dengan melihat
aktifitas kelompok kerja yang telah terbentuk melalui kerja sama dengan aparat
desa/kelurahan, puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :
a) Pelatihan Kader
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelayanan kesehatan langsung
d) Home care
e) Rujukan
Gambar 1.4 : Perawat Bekerja Bersama Masyarakat (Kader Kesehatan).
3) Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
a) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
b) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
c) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
d) Rencana tindak lanjut.
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar dari pada klien dan
berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat. Atau dapat digambarkan peralihan
basarnya peran antara perawat dan masyarakat :
Tahapan Peran perawat Peran Masyarakat
• Pelaksanaan + ++++
• Penilaian + ++++
• Perluasan + ++++
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas
kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan
keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
BAB II
Sebelum membahas tentag model-model konseptual dalam keperawatan komunitas, maka disini
penulis ingin mencoba untuk menguraikan secara singkat tentang apa itu model dan model praktek
keperawatan.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktek yang bermmutu yang mewakili
sesuatu yang nyata. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperwatan itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model praktek keperawatan didasarkan isi dari sebuah teori dan konsep praktek, sedangkan
teori dan konsep mencerminkan philosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Ada tiga komponen
dasar dari praktek yaitu :
1) Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model
Keyakinan dan nilai sebuah model praktek merupakan dasar dari dari seluruh model-modelyang akan
dibangun dan akan mempengaruhi praktek.
2) Tujuan praktek
Yaitun tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan
klien
3) Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi untuk
mengembangkan upaya pencapaian tujuan.
B. TEORI KEPERAWATAN DALAM KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan sebagi profesi terdiri dari komponen disiplin dan praktik. Sebagai disiplin, keperawatan
memiliki dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang memperkaya “body of knowledge” keperawatan
untuk memastikan ketepatan penerapannya dalam praktik. Perkembangan pengetahuan pada ilmu
keperawatan telah mengikuti pola hirarki structural pengetahuan yang berkembang dari paradigma
tunggal menjadi beberapa model konseptual yang kemudian tiap model diuji untuk mengetahui
efektifitasnya dalam asuhan keperawatan.
Paradigma keperawatan terdiri dari empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, kesehatan,dan
intervensi kepetrawatan yang menjadi fokus pengembangan model konseptual dan teori keperawatan.
Pengembangan konsep dan teori keperawatan dalam disiplin keperawatan diperlukan untuk
menghindarkan pendekatan yang tidak tepat dalam mengatasi masalah keperawatan yang timbul
dengan pendekatan ilmiah.
Dalam disiplin keperawatan, klien sebagaii target pelayanan bisa sebagai individu, keluarga,
kelopok atau komunitas. Dalam kesempatan ini akan diuraikan konsep model keperawatan keluarga
menurut friedman (1998) dan beberapa konsep model keperawatan yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga. Model –model keperawatan ini diuraikan
berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan keperawatan,
klien, peran ners, sumber masalah, fokus intervensi, dan cara intervensi.
Berikut disajikan secara singkat lima konseptual model keperawatan yang dapat diaplikasikan
pada keperawatan keluarga yaitu.
1. Friedman model
Friedman mengemukakan bahwa proses keperawatan keluarga relatife berbeda dengan proses
keperwatan individu, dimana perawat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan
berbagai fokusnya. Dalam praktiknya perawat dirumah akan bekerja sekaligus untuk keluarga dan
anggota keluarga secara individu, hal ini mengandung arti bahwa perawat keluarga akan
menggunakan proses keperawatan pada dua tingkat, yakni tingkat individu dan keluarga, sehingga
pengkajian, diagnose, perencanaan, interfensi dan evaluasi menjadi lebih luas.
3) Sehat/ kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang secara fisik dan jiwa
yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal,dan sosial. Kesejahteraan digunakan
untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu ternadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu keadaannya. Kesejateraan merupakan suatu keadan yang dicirikan oleh pengalaman
yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagian lain, pengalaman spiritual,gerakan untuk
memenuhi ideal diri dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan, keberhasilan dalam berusah dan sumber yang memadai.
4) Perawatatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian, ketika
mereka tidak lagi mampu merawat dirinya,keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan
sengaja, suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan serta tindakan yang
memuluhkan kondisi secara manusiawi.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : Pencapaian asuhan / perawatan mandiri yang optimal sehingga
klien dapat mencapai dan mempertahankan keadan sehat yang optimal.
2) Klien : suatu kesatuan yang berfungsi secara biologic,simbolik dan social serta berininisiasi dan
melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahterahaan.
3) Peran ners : memberikan bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien untuk mencapai
tingkat asushan perawatan mandiri yang optimal.
4) Sumber kesulitan/ masalah: semua yang menggangu semua hal yang menggangu
asuhan/perawatan mandiri oleh seseorang,objek,kondisi,pristiwa atau kombinasi dari unsur – unsur
tersebut.
5) Fokus intervensi : ketidakmampuan mempertahankan asuhan / perawatan mandiri.
6) Cara intervensi : lima cara bantuan : melakukan untuk, membimbing, mendukung, memberikan
lingkungan yang kondusif untuk perkembangan dan mendidik.
7) Konsekuensi : potensi kesehatan maksimal, utuh dan meningkatkan kompleksitas atau organisasi.
3. Health care sytem model (betty neuman )
a. Deskripsi konsep sentral
1) Manusia
Manusia merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari variable - variable fisiologis,psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan spiritual.
2) Masyarakat /lingkungan
Meliputi semua factor internal dan eksternal atau saling pengaruh dengan sistem sehingga klien
mempertahankan berbagai keseimbangan yang harmonis.
3) Sehat / kesehatan
Suatu keseimbangan bio-psiko-kultural-spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel,
normal dan resisten.
4) Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurukan stressor memlalui pencegahan
primer,sekunder,dan tersier.
3. Sehat / kesehatan
Gangguan akibat stress fisik, genetic dan tubuh bagian dalam. Gangguan penyakit juga merupakan
pengalaman ekstspersonal dan budaya.
4. Keperawatan
Ilmu dan seni humanistis yang dpat di pelajari, berfokus pada prilaku, fungsi dan proses asuhan,
diarahkan untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku sehat atau memulihkan penyakit yang
memiliki maksa fisik, psikokultursl dan social dari dari mereka yang biasanya di bimbang oleh
perawat professional.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : meningkatkan atau memulihkan kondisi klien berdasarkan pada
praktik dan pengetahuan keperawatan professional yang dikonseptualisasi, direncanakan dan
dilaksanakan sesuai budaya klien.
2) Klien : yang membutuhkan pelayanaan perawatan tetapi cenderung minta pertolongan orang
orang non professional dan mereka akan mencari pertolongan professional jika keadaan memburuk
atau menghadapi kematian.
3) Peran ners
Memberi intervensi keperawatan berdasarkan aspek budaya klien, menyadari pentingnya
keperawatan transcultural dan memberi dukungan pada klien dan keluarga untuk mempertahankan
keyakinan dan tradisi dalam budayanya.
4) Sumber kesulitan / masalah : kurang pahaman tentang latar belakang budaya dan struktur social
seseorang akan menimbulkan masalahdan konflik budaya.
5) Fokus intervensi : menjembatani masalah atau konflik budaya.
6) Cara intervensi : membina hubungan saling percaya melalui penghargaan terhadap nilai – nilai
budaya, agama dan social serta mengatasi masalah atau konflik dengan pendekatan budaya klien.
7) Konsekuensi Praktik keperawatan transcultural dapat dii terap dan menjadi salah satu yang
penting dan relevan dalam mempertahankan keyakinan dan nilai – nilai budaya orang lain.
7. Teori ilmu social keluarga
Teori – teori ilmu social keluarga berkaitan dengan bagaimana keluarga berfungsi, berintegrasi
dengan lingkungan, berinteraksi diantara keluarga, bagaiman keluarga berubah dari waktu ke waktu
dan bagaimana keluarga berespon terhadap stress. Teori – teori tersebut adalah:
a. Teori sistem
Dalam teori ini keluarga di pandang sebagai sistem terbuka. Bronfrenbenner ( 1979) menggambarkan
keluarga sebagai bagian dari struktur seperti sarang dengan anggota keluarga secara individu
bersarang didalmnya dalam lingkungan social yang meliputi ideology, nilai – nilai dan institusi social
komunitas.
b. Teori structural nasional
Struktural keluarga menganalisis bagaimana keluarga di susun, dan bagiman unit unit tersebut saling
terkait satu sama yang lain. Sedangkan fungsi fungsi keluarga diartikan sebgai hasil atau konsekuensi
dari struktur keluarg.
c. Teori perkembangan keluarga
Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada pernyataan bawah keluarga adalah kelompok
berusia panjang dengan siklus kehidupan yang dinamis. Teori perkembangan keluarga menguraikan
perkembangan keluarga dari waktu ke waktu, keluarga di paksa untuk berubah setriap kali ada
penembahan dan pengurangan anggota keluarga atau setiap kali anak pertama ( sulung) mengalami
perubahan tahap perkembanganya.
d. Terori interaksi keluarga
Pendekatan interaksi keluarga berasal dari interaksi simbolik yang di terapkan dalam keluarga.
Interaksi keluarga di fokuskan pada cara anggota keluarga berhubungan satu sama lain
3) Perencanaan intervensi
Perencanaaan intervensi yang dapat dilakukan dengan diagnosis keperawatan komunitas yang muncul
di atas adalah:
Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan
tekanan darah
Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang beresiko
Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor
Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4) Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat:
Ø Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler.
Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
5) Evaluasi/penilaian
Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
BAB III
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang
yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit,
injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan
berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh sesorang terhadap orang lain, dalam hal ini peran
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan kepada klien, sebagai
pendidik tenaga perawat dan masyarakat, koordinator dalam pelayanan
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala
aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di
miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien
secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi
masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.Peran
peraat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam pratik, dimana telah
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik
profesional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah untuk kejelasan.
ELEMEN-ELEMEN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS
Elemen Peran :
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional (ELEMENT
ROOL) antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change
agent, consultant dan interpersonal proses.
Tugas perawat :
Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat
di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu
membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar.
Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana
pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman,
1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara
teknis.
1. Dilakukan kepada klien /klg , tim kes. Lain baik secara spontan pada saat berinteraksi maupun
formal.
2. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan .
3. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.
3.4 Collaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien.
3.5 Coocrdinator
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
1. Merencanakan
2. Mengorganisasikan
3. Mengarahkan
4. Mengontrol
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla membuat perubahan pada
dirinya atau pada system (Kemp,1986). Mengidentifikasi masalah, mengkaji motifasi pasien dan
membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated, menggali kemungkinan hasilk dari alternative,
mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan
membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini
(Marriner Torney)
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran perawat menurut
hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4 peran diantaranya :
Merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya, dapat berubah dari
suatu keadaan ke keadaan yang lain :
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat
lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
Konsep dasar
Bahan baku statistik adalah data, sebagian menyederhanakan sebagai angka. Angka
adalah hasil dari pengukuran dan perhitungan. Data terdiri atas kumpulan angka. Setiap
angka tersebut dinamakan datum.
Data yang dibutuhkan untuk analisis statistik adalah data yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan (penelitian). Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti :
1. Catatan rutin, seperti catatan follow-up dokter, rekam medis, laporan keuangan, dan
sebagainya
2. Survey, data yang tidak dapat diperoleh dari catatan rutin, harus dicari dengan
survey. Contoh untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
Puskesmas, kita dapat mengetahuinya dengan cara mengadakan survey terhadap
pasien puskesmas.
3. Eksperimen yaitu data yang diperoleh setelah melakukan uji coba.
4. Sumber eksternal, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain, jurnal
yang dipublikasikan, textbook dan sebagainya.
Variabel adalah karakteristik yang diobservasi, yang berbeda pada tiap orang, tempat
atau sesuatu. Variabel diskrit tidak memiliki desimal. Contoh variabel diskrit adalah
jumlah jari tangan. Variabel kontinu mempunyai desimal, contohnya adalah tinggi badan
anak sekolah. Variabel kuantitatif adalah yang dapat dihitung, variabel kualitatif adalah
yang tidak dapat dihitung (seperti gender : laki-laki, perempuan). Variabel kualitatif
biasanya merupakan skala nominal.
Pengukuran dan Skala Pengukuran
Statistik Deskriptif
Mean adalah rata-rata dari hasil pengukuran, median adalah hasil pengukuran yang
berada di tengah (bila diurutkan dari kecil ke besar), dan modus adalah hasil pengukuran yang
paling sering muncul. Range adalah selisih hasil pengukuran terbesar dan terkecil. Varian
adalah jumlah kuadrat dari selisih hasil pengukuran dengan mean dibagi jumlah sampel
dikurangi 1, menunjukkan besarnya penyebaran relatif dengan nilai mean-nya. Standar deviasi
adalah akar dari varian, yang berguna untuk mengukur variasi dalam sebuah set data.
Contoh dari 10 perhitungan didapatkan hasil :
1,2,2,3,4,4,4,5,7,9
Maka:
a. Mean= = =4,1
b. Median adalah posisi tengah, no 5=4, no 6= 4, maka median= =4
c. Modus adalah hasil pengukuran yang paling sering muncul yaitu 4(3 kali
muncul)
d. Range =9-1=8
e. Varians
=
= 5,8
f. Standar deviasi= =2,4
Distribusi Normal
Sampel yang diambil dengan teknik yang baik akan merepresentasikan keadaan populasi yang
sesungguhnya. Hal ini mengurangi sampling error. Hasil perhitungan sampel tersebut selalu
membentuk distribusi kurva normal (Gaussian distribution), yaitu suatu bentuk kurva distriusi
frekuensi yang menyerupai bell (bell shape). Ciri-ciri distribusi normal adalah :
Dengan melihat hubungan nilai mean, median dan modus maka dapat menentukan bentuk
distribusi data, yaitu :
- Bila mean, median, modus sama maka distribusi data adalah normal
- Bila mean > median > modus maka distribusio data miring ke kanan
- Bila mean < median < modus maka distribusio data miring ke kiri
Cara lain untuk memeriksa normalitas data adalah menggunakan nilai kurtosis dan skewness
(dari SPSS) dimana
dan maka data berdistribusi normal
Mean 39.9667
Median 41.0000
Mode 45.00
Std. Deviation 13.98887
Skewness -.400
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.385
Std. Error of Kurtosis .833
Klik Analyze → Descriptive statistic → Explore → Isikan pada kolom dependen list
: TDS → Klik Plots → Pilih normality plots with test → Continue → OK
a Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tekanan Darah .274 25 .000 .797 25 .000
Sistolik
a. Lilliefors Significance Correction
Interpretasi :
Pada uji normalitas Ho=data terdistribusi normal, Hi/Ha =data tidak normal
Nilai p TDS < 0.05 sehinggga Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
sebaran data tidak normal.
Menyajikan data
1. Tabel
Metode yang paling umum untuk mempresentasikan data adalah tabel. Tabel
berguna untuk menyajikan data yang besar dalam bagian yang kecil. Jenis tabel
berdasar pada jumlah variabelnya terdiri atas tabel univariat yang sering dikenal
dengan tabel frekuensi, tabel bivariat biasanya dalam bentuk cross tabulation, dan
tabel mutivariat. Komponen tabel adalah sebagai berikut :
b. Diagram batang
Identik dengan histogram, namun antar batang terdapat spasi yang menunjukkan
bukan data kontinu (bisa kategorikal, baik nominal atau ordinal).
16
14
12
10
8
6
4
2
0
SD SMP SMA PT
c. Frekuensi polygon
d. Diagram Stem-leaf
Merupakan cara lain untuk menyajikan data distribusi frekuensi. Masih nyaman
bila jumlah data tidak terlalu banyak (dapat mencapai digit 100 sampai 1000). Contoh
diagram stem - leaf usia responden dari 30 reponden di bawah ini :
2 1. 02
4 2. 1223
9 3. 245566789
7 4. 3455556
6 5 . 345567
2 6 . 04
e. Pie Chart
Lingkaran pie yang mempunyai 360 derajat merupakan 100 persen data.
Pembagian derajat bergantung pada frekuensi/persentase masing-masing sub kategorik.
Idealnya pie chart digunakan untuk kategori yang tidak terlalu banyak. Pada data
kontinu dapat digunakan, hanya sebelumnya perlu dikelompokkan terlebih dahulu.
SD
SMP
SMA
PT
Berguna untuk menyajikan data kontinu (skala interval atau ratio). Data long term,
dapat dilihat kecenderungan/trend sesuatu kejadian. Contoh trend angka kematian bayi
Indonesia.
sumber 2007 Indonesia Demographic and Health Survey
2007
g. Diagram hambur(scattergram)
Tidak dapat digunakan pada variabel yang kategorik. Hanya pada data continue
(interval/ratio) dan memiliki dasar hipotesis kedua variabel berhubungan. Semakin
teratur letak hamburnya akan mendekati garis tertentu , maka kedua variabel memiliki
Tekanan Darah Sistolik
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60
Usia
Gambar 7 diagram hambur usia dan tekanan darah sistolik
h. Blox plot
Adalah salah satu penyajian data distribusi frekuensi berdasarkan ukuran kuartil.
Batas bawah box adalah kuartil1 (Q1), batas atas box adlah kuartil 3 (Q3), garis
tengah box adalah median (Q2). Garis paling bawah adalah hasil pengukuran terendah,
garis paling tinggi adalah hasil pengukuran tertinggi.
Statistik Inferensi
Statistik inferensi adalah prosedur pengambilan simpulan dari sebuah populasi berdasarkan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk dapat melakukan inferensi, diperlukan uji
statistik yang akan menguji hipotesis penelitian. Berikut ini adalah tabel yang merangkum uji
statistik yang digunakan berdasarkan jumlah dan sifat variabel bebas dan variabel terikatnya.
Jumlah
Variabel Sifat Variabel Bebas Sifat Variabel Jenis Uji Statistik
Terikat Terikat
P value adalah peluang mendapatkan hasil yang paling ekstrim dari sampel yang
diobservasi bila hipotesis nol benar.
Interval Kepercayaan 95% (95% Confidence Interval) dengan level terendah=a dan level
tertinggi=b , semisal dalam 100 kali pengambilan sampel, peneliti memiliki kepercayaan 95 kali
hasilnya akan jatuh pada nilai diantara a dan
b. Jadi tingkat kesalahan hanya 5 persen. Interval a dan b semakin kecil hasilnya semakin precise.
Formula untuk interval kepercayaan adalah :
µ=rata-rata populasi
1,96 dan 2,58 dari standar deviasi rata-rata populasi = Z score dari α 0,05 dan 0,01
δ = standar deviasi n=
jumlah sampel
Dari hasil perhitungan, µ0 (53) tidak berada di dalam rentang IK, maka H 0
tertolak, H1 diterima, bahwa populasi sampel (54,85) berbeda signifikan dengan
rata-rata populasi.
Sumber Kuzma JW and Bohnenblust S (2005)
Uji Hipotesis
Pada uji perbandingan dua mean (independent t-test, paired t-test), maka rumusan uji
hipotesis:
a) Ho= u1=u2= tidak terdapat perbedaan mean antara kelompok 1 dan kelompok 2
b) H1/Ha= u1=u2=mean kelompok 1 berbeda dengan mean kelompok 2
c) Dimana bila p<0,05 , Ho ditolak, H1 diterima
Pada uji ANOVA, maka rumusan uji hipotesis:
a) Ho=u1=u2=u3=u4
b) H1/Ha= satu atau lebih mean berbeda dari yang lain
c) Dimana bila p<0,05 , Ho ditolak, H1 diterima
Berikut ini adalah tabel makna p<0,05 (Ho ditolak dan H1 diterima pada masing-masing
uji statistik.
19 Koefisien
Uji Lambda
Uji
20
Gamma&Somers'd
Sumber : Dahlan, 2011
BAB V
DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
PENGERTIAN
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran
berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab
timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun
penanggulangannya. Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk
kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social
yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan
kesehatan lainnya.
Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari factor penyebab
serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk
tertentu. Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu baik yang
bersifat organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun yang bersifat
benda/ material hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian tidaklah
mengherankan bila metode epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja tetapi
pada bidang lainnya termasuk bidang manajemen. Oleh sebab itu dalam penggunaannya,
epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin ilm diluar kesehatan, baik
disiplin ilmu eksata maupun ilmu social.
Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang. Oleh karena itu,
tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini tmpak dengan berbagai
batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai berikut:
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan determinan
yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh, T.F.,
1970)
Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi dan
distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)
Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan fisiologis
pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut (Lilienfeld A.M & D. E
Lilienfeld, 1980)
Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada
populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
Dari batasan tersebut terdapat persaman yaitu semua menyatakan epidemiologi ialah ilmu
yang mempelajari distribusi frekuensi penyakit beserta determinannya, hanya terdapat dua
perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld & Lilienfeld) dan ruda paksa
(Mausner & Bhan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu
yang mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenomena fisiologis tentang frekuensi distribusi
dan determinannya pada kelompok manusia.
Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek adalah:
a. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti analisis dta kesehatan, social ekonomi, dan
kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan-perubahan
keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjdi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk
tertentu.
b. Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya
ditemukan secara klinisi.
c. Aspek Praktis
Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada cara
penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab, toksin atau
lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan manusia. Misalnya:
1. Ditemukannya efek samping obat iodokloroquinolin yang serius diJepang, walaupun saat itu
mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan di Indonesi belum ditemukan adanya efek
samping tersebut, tetapi pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah melarang
beredarnya obat tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran efek samping obat
tersebut masuk ke Indonesia
2. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), walaupun cara perlindungan dan pengobatan
belum diketahui, tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit
tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk dapat masuk suatu Negara, screening
pada donor darah, pengawasan terhadap homoseks, dan lain-lain
TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari
epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau
fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan
dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan
penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-
paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten dengan data
epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma kandung kemih pada
hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung
kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah
kesehatan masyarakat; misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat dapat digunakan
untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan
prioritas masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus neonatorum
disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi
yang efektif dan efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm
petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan imunisasi
pada ibu hamil.
RUANG LINGKUP
Dari pengertian epidemiologi dan metode epidemiologi, maka bentuk kegiatan epidemiologi
meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang
kesehatan maupun diluar bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam
epidemiologi saling berhubungan satu dengan lainny sehingga tidak jarang dijumpai bentuk
kegiatan yang tumpang tindih. Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering
digunakan adalah bentuk epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologii yang
memberikan gambaran atau keterangan tentang keadaan serta sifat penyebaran status
kesehatan dan gangguan kesehatan maupun penyakit pada suatu kelompok penduduk
tertentu (terutama menurut sifat karakteristik orang, waktu, dan tempat)
Bentuk kegiatan epidemiologi ang erat hubungannya dengan deskriptif epidemiologi adalah
dalam menilai derajat kesehatan dan besar kecilnya masalah kesehatan yang ada dalam suatu
masyarakat tertentu. Bentuk kegiatan ini erat hubungannya dengan penyusunan perencanaan
kesehatan masyarakat serta penilaian hasil kegiatan usaha pelayanan kesehatan pada
penduduk tertentu.
Dewasa ini penelitian epidemiologi pada dasarnya dapat dibagi dlam dua bentuk dasar yakni
penelitian observasi atau pengamatan terhadap kejadian alami dalam masyarakat untuk
mencari hubungan sebab akibat terjadinya gangguan keadaan normal dalam masyarakat
tersebut, serta penelitian eksperimental yang merupakan penelitian yang didasarkan pada
perlakuan tertentu terhadap objek untuk dpat memperoleh jawaban tentang pengaruh
perlakuan tersebut terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini, populasi sasaran dientukan
secara cermat serta setiap perubahan yang timbul merupakan akibat dari perlakuan khusus
oleh pihak peneliti.
Dalam perkembangan selanjutnya maka prinsip epidemiologi yang meliputi epidemiologi
deskriptif maupun penelitian epidemiologi dikembangkan lebih luas sebagai suatu system
pendekatan didalam berbagai kehidupan kemasyarakatan
Adapun ruang lingkup epidemiologi seperti disebutkan diatas termasuk barbagai masalah yang
timbul dalam masyarakat, baik yang berhubungan erat dengan bidang kesehatan maupun
dengan berbagai kehidupan social, telah mendorong perkembangan epidemiologi dalam
brbagai bidang
1. Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan
penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi.
Peranan epidemiologi surveilans pada mulanya hanya ditujukan pada pengamatan penyakit
menular secara seksama, ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti dalam
menangulangi berbagai masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak menular.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai factor yang memegang
peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit
sistemik serta berbagai penyakit menahun lainnya, termasuk masalah meningkatnya
kecelakaan lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan
terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan berbagai
gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang banyak
mempengaruhi keadaan lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan
social budaya.
3. Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para
klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah
melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para
petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam
menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui
serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam
masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi
yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi
bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang
memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
4.Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan
epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang
demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi
didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan
analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan
masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai
aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya
dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat
berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil
kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan
epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn
kependudukan.
5.Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalis masalah,
mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan
kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis
situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang
bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
6.Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis
keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik
yang bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja.
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan
dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
7.Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun
analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke
masalah kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan
melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi
social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau telah
merupakan masalah social masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat
hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan
masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai
factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat
biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan
maslah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad
penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam
masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
Kesehatan Lingkungan
modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan
kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifisir tidak hanya
faktor social dan lingkungan fisik semata- mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
4) Pengendalian Vektor
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
udara.
Pencemaran Lingkungan
energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh prses alam sehingga kualiatas klingkungan
turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (H.J Mukono, 2003)
Unsur-unsur atau syarat mutlak untuk disebut suatu lingkungan telah tercemar
1. Masuk atau dimasukkanya komponen-komponen (makhluk hidup, zat, energi, dan lain-
lain)
3. Kegiatan manusia
4. Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah hingga ke tingkat tertentu
6. Menurut perutukannya
Dari unsur-unsur pencemaran lingkungan tersebut, nyatalah bahwa suatu perbuatan
atau aksi yang menimbulkan keadaan sebagai pencemaran lingkungan hidup haruslah
lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh pula terhadap kehidupan
tanaman, hewan dan juga manusia. Kalau lingkungan alam telah tercemar sudah tentu
tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut akan ikut tercemar, demikian pula denga
hewan yang hidup di situ. Pada akhirnya manusia sebagai makhluk hidup yang omnivore
Kerusakan Lingkungan
tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan
lingkungan itu tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan
(Siahaan, 2004).
Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak
butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus tidak peduli
dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material
sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama mengabaikan berbagai tragedi
mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu (Dyahwanti Inarni Nur,
2007).
Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada umumnya
internal adalah kerusakan yang terjadi diakibatkan alam itu sendiri. Kerusakan karena
faktor internal sulit dicegah karena merupakan proses alami yang terjadi pada bumi/alam
3. Kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau panjang, disebabkan oleh
embun yang berfungsi sebagai lensa pengumpul api (pada titik fokusnya) pada saat
musibah bencana alam. Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat namun akibatnya
dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama (Dyahwanti Inarni Nur, 2007).
Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah
1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong asap pabrik (kegiatan industri) dan juga
gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (pada system transportasi)
padat/barang bekas
Hidup, definisi dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Menurut Hadi (2006), dampak
lingkungan itu pada umumnya menimpa pada orang lain dan bukan pemrakarsa kegiatan
yang menimbulkan dampak dimaksud. Banjir, tanah longsor, kebisingan, bau, debu,
intrusi air laut, kemiskinan, hilangnya mata pencaharian merupakan dampak lingkungan
Kegiatan Penambangan
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan
Usaha penambangan adalah semua usaha yang dilakukan oleh seseorang atau badan
hukum/badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan untuk memanfaatkan
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki potensi penambangan yang sangat
potensial, bukan hanya untuk kebutuhan negeri tetapi juga dimanfaatkan untuk dunia
yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditujuk secara
langsung oleh negara melalui Kuasa Penambangan (KP) maupun Kontrak Karya (KK),
dan penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual kegiatan penambangan oleh
badan usaha biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih
sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi waktu yang lebih efisien,
penambangan tidak saja merupakan masalah tambangnya, akan tetapi juga menyangkut
melati, 2006).
2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup orang
3. Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya
batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak mengandung unsur mineral.
penambangan bahan-bahan galian dari semua golongan a, b dan c yang dilakukan oleh
rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk
pencairan sendiri.
Penambangan rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya dilakukan oleh masyarakat yang
perusahaan penambangan yang mempunyai modal besar dan memakai teknologi canggih.
1. Usaha penambangan
Bahan galian tambang sebagian besar ditemukan pada daerah-daerah yang terpencil
dengan hutan yang lebat, berupa daerah perbukitan ataupun bergunung dan dataran
dengan kondisi lingkungan yang belum terganggu; bahkan mungkin kehidupan sosial pada
daerah tersebut masih belum tersentuh oleh perkembangan kemajuan teknologi. Jadi pada
atas berada dalam keseimbangan, maka keseimbangan alam tersebut akan terganggu dan
menimbulkan perubahan yang mendasar atau yang biasa disebut dampak (Frida, Rahim,
Ambo, 2009).
Kegiatan penambangan bahan galian golongan c yang paling sering dilakukan adalah
penambangan pasir dan batu. Pasir dan batu merupakan salah satu bahan/material utama
sederhana. Bahan galian tersebut termasuk dalam bahan galian golongan C, yaitu bahan
galian yang tidak termasuk bahan galian strategis (A) dan bahan galian vital (B), namun
merupakan sumberdaya alam yang memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan
potensi untuk merusak lingkungan yang hampir sama dengan bahan galian yang lain, hal
ini dikarenakan penambangan pasir dan batu adalah penambangan yang secara teknis
mudah dilakukan karena dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana (manual)
hingga menggunakan alat berat (mekanik). Begitu pula jika ditinjau dari luas area
tambang yang dapat dilakukan dari skala perorangan (<100 m2) hingga industri (>1.000
Ha). Sumberdaya yang melimpah dan dapat dieksploitasi dengan mudah sehingga tidak
harga bahan galian ini dinilai dengan harga murah, selain itu juga mengakibatkan
penambangan pasir menjadi penambangan yang paling berkembang luas di banyak tempat
di Indonesia, baik yang memilki izin (legal) maupun yang tanpa izin (illegal) (Hermien
Roosita, 2007).
Kegiatan penambangan bahan galian golongan C tentunya menimbulkan dampak
positif dan dampak negatif bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. Dampak
positifnya yaitu membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan meningkatkan
pendapatan asli daerah. Kemudian dampak negatifnya yaitu pada masyarakat yang tinggal
keberadaan tambang antara lain kelangkaan air, kebisingan, getaran dan pencemaran
udara.
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas. Aktivitas
tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Untuk dapat melihat
bahwa suatu dampak atau perubahan telah terjadi, kita harus mempuyai bahan
pembanding sebagai acuan. Salah satu acuan adalah keadaan sebelum terjadi perubahan
tersebut harusnya berada dalam keseimbangan baik dari pengelola, Pemerintah maupun
warga, namun kenyataan dilapangan dan fakta berkata lain, keseimbangan alam tersebut
sudah sangat terganggu dan menimbulkan perubahan yang sangat berdampak. Melihat
dari sisi dampak yang paling sangat berpengaruh adalah pada akses jalan penghubung
desa warga, akses jalan tersebut rusak karena setiap harinya di lalui oleh kendaraan yang
bobotnya jauh melebihi kapasitas jalan. Setiap harinya truk mengangkut hasil tambang
kuarng lebih 50-200 kali pengangkutan yang melewati jalan tersebut. Sehingga dapat
lebih banyak memberikan mafaat bagi manusia, maka perlu dilakukan langkah-langkah :
2. penambangan harus diatur dengan peraturan daerah atau peraturan bupati, untuk
3. perlu dilakukan pengkajian amdal untuk mengkaji kemanfaatan atau untung rugi bagi
Pencemaran Udara
Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas udara
yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat (Ricki M.
Mulia, 2005).
pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehinggga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang, vegetasi, dan material. Selain itu pencemaran udara dapat pula
dikatakan sebagai perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontamnan alam atau
M. Mulia, 2005).
Walau demikian, masukan polutan tersebut tidak selalu dapat menyebabkan pencemaran
udara. Mengacu pada definisi resminya.pencemaran udara baru terjadi jika masukan
Berat ringannya suatu pencemaran udara di suatu daerah sangat bergantung pada
iklim lokal, topografi, kepadatan penduduk, banyaknya industri yang berlokasi di daerah
tersebut, penggunaan bahan bakar dalam industri, suhu udara panas di lokasi, dan
kesibukan transportasi. Dalam suatu daerah yang tinggi lokasinya dari permukaan laut
(pegunungan), curah hujan akan sangat membantu proses pembersihan udara.di samping
itu angin yang kencang dapat pula menyapu polutan udara ke daerah lain yang lebih jauh.
Debu
Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan (H.J Mukono, 2003).
Semua debu apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan untuk jangka waktu yang
lama, dapat menyebabkan kerusakan patologis pada manusia. Debu- debu dengan
1. Sifat pengendapan
Adalah sifat debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasi bumi.
Namun karena kecilnya kadang-kadang debu ini relatif tetap berada di udara. Debu
yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih dari pada yang ada di
udara.
2. Sifat permukaan basah
Sifat permukaan debu akan cenderung selalu basah, dilapisi oleh lapisan air yang
sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu dalam tempat kerja.
3. Sifat penggumpalan
Oleh karena permukaan debu selalu basah, sehingga dapat menempel satu sama lain
penggumpalan debu. Akan tetapi bila tingkat humiditas di atas titik saturasi
mempermudah penggumpalan. Oleh karena partikel debu bisa merupakan inti dari
Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang
proses penggumpalan.
5. Sifat opsis
Debu atau partikel basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat
terlihat dalam kamar gelap. Debu tambang didefinisikan sebagai zat padat yang terbagi
halus. Partikel-partikel zat padat atau cairan yang berukuran sangat kecil di dalam
medium gas atau udara disebut aerosol misalnya asap, kabut dan debu dalam udara.
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
Beberapa orang yang mengalami paparan debu yang sama baik jenis maupun ukuran
akibat yang sama. Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak
Baku mutu udara ambien untuk debu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Penegnedalian Pencemaran Udara yaitu 230
3
µg/Nm selama 24 jam dengan metode analisis Gravimetric.
EPAM-5000.
3. Pasangkan inlet partikulat material (sensor) pada alat, sesuai dengan jenis
7. Masuk ke pilihan Size Select, dan pilih arah panah bawa atau atas untuk
10. Lakukan pengukuran dan lihat hasil pada rekaman alat ( nilai Average).
2. Arah angin
3. Kecepatan angin
Dampak positif
Dampak negatif
Kondisi Lingkungan
Membuka Meningktka
lapangan n
kerja pendapatan
Kerusakan jalan
Pencemaran
lingkungan
Kerusakan
lingkungan
Pencemaran
udara
Hilangnya
tanaman penutup
/pelindung tanah
Debu
Perubahan tata
guna lahan
Penambangan bahan galian C (batu dan tanah timbun) di desa Pilohayanga Barat
tersebut. Dampak positifnya yaitu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar
dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Tetapi aktivitas ini juga
Pencemaran lingkungan pada daerah penambangan ini adalah pencemaran udara oleh
debu yang dihasilkan dari aktivitas penambangan tersebut. Kemudian pada kerusakan
lingkungan, yakni yang terlihat yaitu hilangnya tanaman-tanaman penutup dan pelindung
tanah, hal ini dapat menyebabkan aliran permukaan menjadi meningkat karena tidak
adanya tanaman pelindung, apalagi bila pada saat musim hujan. Selain itu Adanya
perubahan tata guna lahan yang dahulunya diperuntukkan bagi pertanian tanaman pangan
lahan kering menjadi lahan batu. Lahan yang dulu hijau dan penuh dengan tanaman
berubah menjadi lahan tandus yang penuh dengan tumpukan batu. Kemudian kerusakan
jalan di daerah sekitar penambangan dikarenakan setiap harinya 50-200 truk mobil
pengangkut yang melewati batas muatan yang melewati jalan tersebut sehingga
mempercepat proses kerusakan jalan di desa pilohayanga ini. Berdasarkan dampak positif
dan dampak negatif tersebut menimbulkan sikap pro dan kontra dari masyarakat sekitar
penambangan.
Kerangka Konsep
Dampak terhadap
Lingkungan
Penambangan
Bahan Galian
Golongan C (Pasir
dan Batu)
Pengukuran
Kadar Debu
th
Daniel WW, Biostatistik,7 ed, 1999, New York: John and Willey Son.
th
Kuzma JW, Bohnenblust S, Basic Statistic for the Health Sciences, 4 ed, 2005, USA :
McGraw Hill
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto.
.
Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu
Pengantar. Jakarta : EGC