Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PERILAKU


KESEHATAN MASYARAKAT

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengajar: Prinawati, S.Kep., M.Kes

OLEH :

Hepi Nopita Sari (2019.C.11a.1011)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TINGKAT AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Aspek Sosial Budaya
Dalam Perilaku Kesehatan. dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Saya berharap makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan
serta pengetahuan kita.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya kritik, saran untuk
pembuatan makalah. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-katanyang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan.

Palangkaraya, 22 September 2021

Hepi Nopita Sari


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................
2.1. Definisi Masyrakat.....................................................................................
2.2 Definisi Kebdudayaan................................................................................
2.3 Faktor Perubahan Sosial Budaya................................................................
2.4 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan.........................................
2.5 Aspek sosial yang mempengaruhi Perilaku/ status kesehatan....................
2.6 Perubahan Sosial Budaya...........................................................................
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang
membawa banyak perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan
pola hidup maupun tatanan sosial termasuk juga dalam bidang kesehatan yang sering
dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya
yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu. Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitandengan budi
dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan menurut Koentjaraningrat: kebudayaan
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Perkembangan sosial budaya
dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah satu contoh suatu
masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan
respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses
terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang
dianut hubungannya dengan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari masyarakat?
2. Apa definisi dari kebudayaan?
3. Apa saja faktor perubahan sosial budaya?
4. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
5. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
6. Apa saja perubahan sosial budaya?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari masyrakat
2. Mengetahui definisi dari kebudayaan
3. Mengetahui apa saja faktor perubahan sosial budaya
4. Mengetahui aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan disuatu daerah.
5. Mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan disuatu daerah
6. Mengetahui apa saja perubahan sosial budaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu
dengansesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan,keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Polainteraksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan
dalam suatu masyarakat.Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menghasilkankebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
keteganganorganisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yangterbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yangmerupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu,mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /kumpulan manusia tersebut.
5. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksisesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh rasaidentitas bersama
6. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang
mempunyaikebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto alam
masyarakatsetidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru
yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan
satu sama lainsebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan empat
kriteriayang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai
masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2.2 Definisi Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitandengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,kebudayaan disebut
culture yang berasaldari kata Latin Colere yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolahtanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasaIndonesia.
1. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan BronislawMalinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukanoleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
2. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi kegenerasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,normasosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain,tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
4. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dankemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
5. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalahsesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yangterdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifatabstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusiasebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata,misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Ada beberapa pendapat ahli
yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
a. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggotamasyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
b. organisasi ekonomi
c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluargaadalah lembaga pendidikan utama)
d. organisasi kekuatan (politik
2.3 Faktor Perubahan Sosial Budaya
Dalam teori HL blum tentang status ksehatan,maka dijelaskan tentang beberapa
faktor yangmempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1. Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,social budaya ,ekonomi, prilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan.
2. Belum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhistatus kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut
sangat mepegaruhitingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut,sehingga
dengan beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam
segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatankepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali
mengetahui budayadan masyarakat yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakatakan memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan
kesehatan masyarakat.Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak
bisa hidup sendiri sehinggamembentuk kesatuan hidup yang dinamakan
masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan
luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya makaada beberapa unsur
masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
a. Kesatuan sosial dan
b. Pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu
yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata
sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalamkehidupan masyarakat. norma-norma tersebut memberikan
petunjuk bagi tingkah laku seseorangyang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan. dalam
pengertian yang terbatas,banyak orang yangmemberikan definisi kebudayaan sebagai
bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara danseni rupa.
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks
yangdidalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan
kesenian.moral hukamadat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat manusia sebagaianggota masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat
mendefinisikan bahwa kebudayaanadalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia
yang teratur oleh tata kelakuan yang hausdidapatkannya dengan belajar dan yang
semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.
2.4 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Self Concept
Self Concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan yang dirasakan oleh diri
sendiriterutama bagaimana cara individu itu dapat merefleksikan kepuasannya kepada
orang lain.Apabila orang lain merasakan kepuasan yang kita berikan direspon sebagai
hal yang positifmaka orang lain akan merasakan kepuasan yang yang sama. Tetapi
sebaliknya apabila kepuasanyang kita berikan direspon negatif oleh masyarakat maka
dalam jangka waktu lama masyarakatakan merasa tidak puas. Kondisi semacam ini kita
harus melakukan promosi bagai mana tingkatkepuasan yang kita terima akan direspon
positip bagi orang lain . Misal : apabila kita merasa puas dengan sistem kartu gosok
pendaftaran, sedangkan orang lain merasa lebih repot, makaRumah Sakit harus
melakukan upaya penjelasan sistem tersebut justru akan lebih memudahkan.
b. Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Sebagai Contoh:
“ seorang guru apabila sakit akan berobat ke dokter, sedangkan bapak petani apabila
sakit pergi ke dukun, maka akan berpengaruh pada keluarga petani juga akan berobat ke
dukun, walaupunsekolah menganjurkan ke Puskesmas,Image masyarakat bahwa patah
tulang harus disembuhkan pada dukun sangkal putung makaapabila ada keluarga kita
patah tulang akan dibawa ke sangkal putung bukan ke dokter orthopedi.
Pengaruh Indentifikasi Individu dalam kelompok terhadap perilaku kesehatan
Beberapa indentitas sosial yang mempengaruhi status kesehatan diantaranya :
a. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan
golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
b. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki
banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-laki memiliki hormon
yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit juga berbeda.
c. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya sebaliknya
buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerka terebut
juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan oleh
karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masingmasing.
d. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita
obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi
tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat
yang status ekonominya rendah.
Dari sini dapat kita simpulka bahwa ekonomi dalam suatu keluarga sangat
berdampak pada kesehatan dalam segi epidemiologi faktor individu sangat berpengaruh
dalamstatus kesehatan disamping, lingkungan dan agent.Indentifikasi tersebut akan
mempengaruhi dalam pembentukan kelompok sosial dan caraaktifitasnya, dimana
kelompok sosial kemudian membentuk budaya/ perilaku kelompok.
2.5 Aspek sosial yang mempengaruhi Perilaku/ status kesehatan
G.M. Foster (1973 ) mengatakan ada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
kesehatanseseorang diantaranya :
1. Tradisi terhadap Perilaku kesehatan
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang
dapat berpengaruh negatif juga positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan cincin
ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan kematian jika
cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan Suku
Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah menciptakan seksual
atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu, perempuan dengan
leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat sekaligus indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Pengaruh sikap fatalistis terhadap perilaku/status kesehatan
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat Hal ini adalah
sikapfatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota
masyarakat di kalangankelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah
titipan Tuhan,dan sakit atau mati ituadalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk mencari pertolongan pengobatan bagianaknya yang sakit,atau menyelamatkan
seseorang dari kematian. Dan juga sangat sulitmenyadarkan masyarakat untuk
melakukan pengobatan disaat sakit. Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : beberapa anggota masyarakat di kalangan 4 kelompok tertentu
(fanatik) sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk
segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh sikap ethnocentris terhadap perilaku kesehatan
Sikap ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa budaya kelompok adalah
yang paling baik, jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misalnya orang-
orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya, dan
selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju.
Sehingga merasa Superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang.
tetapi dari sisi lain,semua anggotadari budaya lainnya menganggap bahwa
yang dilakukan secara alamiah adalah yang terbaik. Oleh karena itu, sebagai petugas
kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang
yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena pendidikan 
petugas. Lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu
mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal
ini memang petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat
dimana mereka bekerja lebih mengetahui keadaandi masyarakatnya sendiri.
Contoh lain : Seorang perawat/ dokter menganggap dirinya yang paling tahu
tentangkesehatan, sehingga merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat sedangkan
masyarakat tidak.
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan
kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada
makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak menggunakan
vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
4. Perasaan bangga pada statusnya
Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak sesuai
dengankonsep kesehatan. hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.Misal :
orang bangga kalau dapat makan dengan beras yang putih, makan lauk penuhdengan
lemak seakan-akan sebagai lambang kemakmuran. Orang akan bangga apabila
makanBurger dibanding makan ikan kutuk/ lele.
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak
untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas untuk
makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan
dengan kambing
5. Pengaruh Norma terhadap perilaku kesehatan
Norma dalam masyarakat sangat mempengaruhi perilaku masyarakat dibidang
kesehatan,karena norma yang mereka miliki diyakininya sebagai bentuk perilaku
yang baik. Misal ;adanya norma bahwa laki2 tidak boleh bersalaman dengan Perempuan
yang bukan mukrimnya,sehingga seorang wanita apabila periksa bagian tubuhnya harus
dilakukan oleh dokter wanita,sampai pada pemberian alat KB IUD, suntik harus
dilakukan oleh dokter wanita, bahkan untuk periksa wanita hamil harus oleh dokter
wanita. Norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggotamas
yarakatnya yang mendukung norma tersebut.
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan
pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
6. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan
Nilai yang berlaku dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap perilaku individum
asyarakat, kerena apa tidak melakukan nilai maka diangga tidak berperilaku “ pamali”
atau “Saru “. Nilai yang ada dimasyarakat tidak semua mendukung perilaku sehat.
 Nilai-nilai tersebutada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehatan.
 Nilai yang merugikan kesehatan
arti anak yang banyak akan membawa rejeki sendiri sehinggatidak perlu lagi takut
dengan anak banyak.
ilai yang mendukung kesehatan
Tokoh masyarakat setiap tutur katanya harus wajib ditaatioleh kelompok masyarakat,
hal ini tokoh masyarakat dapat di pakai untuk membantu sebagai key person dalam
program kesehatan. RRT kalau punya anak lebih satu didenda.
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah daripada
beras putih.
7. Pengaruh unsur budaya yang diajarkan
Pada tingkat awal dari proses sosialisasi dalammenciptakan perilaku kesehatan. Pada
tingkat awal proses sosialisasi,sebaiknya seorang anak mulai diajarkan karenanantinya
akan menjadi nilai/ norma masyarakat. Misalnya: anak harus mulai diajari sikat gigi
, buang air besar di kakus,membuang sampah ditempat sampah, cara makan/ berpakaian 
yang baik sejak awal, dan kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewa
sa dan bahkan menjadi tua .Kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku
kesehatan yang sangat sulituntuk diubah.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi kesahatan terhadap perilaku kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu perubahan
selaludinamis artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga dan
seterusnya. Apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat,makayang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan
terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat /berpengaruh
terhadap  perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi
dengan perubahan tersebutapabila iatahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia
tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi
yang muncul yang mempengaruhioutcome dari perubahan yang telah direncanakan.
Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau melakukan perubahan perilaku
kesehatanharus mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan
bahwa petugaskesehatan merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat,
bahkan diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas
kesehatan yang benar. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika
melakukan perubahan, menganalisis faktorfaktor yang terlibat/berpengaruh pada
perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebut.
2.6 Perubahan Sosial Budaya
1. Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus
dirubah budayanya.
2. Bentuk perubahan sosial budaya:
 Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
 Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
 Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
3. Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
4. Syarat inovasi:
 Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
 Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
 Perubahan dapat diajarkan
 Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
 Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok 
Penyebab perubahan tidak meluas:
 Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
 Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan
Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek budaya
juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek budaya
tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap ethnosentris, pengaruh perasaan
bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan pengaruh konsekuensi dari inovasi
terhadap perilaku kesehatan.
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraansosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi
setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan
lingkungan agar menjadilebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari,
bukan sekedar tujuan hidup.Kesehatan merupakan konsep yang positif yang
menekankan pada sumber-sumber social, budaya dan personal. Dengan teori Blum ini
kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan caramemperbaiki 4 aspek utama
kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanankesehatan.
3.2 Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka
perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu
menjabarkan peta jalan pengembangankesehatan masyarakat secara terpadu dan
berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan
program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerahsetempat sehingga tahap
perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi
bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self
belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan
organisasi Puskesmas,Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting
didalam mengembangkan sistemkesehatan masyarakat dengan tujuan menuju
masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkanmasyarakat semaksimal mungkin.
Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat
seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, SarjanaPenggerak Pedesaan
dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Hubungan aspek sosial budaya. (Online)http://tatikbahar.blogspot.com


/2011/02/hubungan-aspek-sosial-budaya-dan.html diakses tanggal 3 September 2014.
Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior and
Nutritional Status: Analysis Of Factors That Cause Malaria Diseases In Umalor Village
District Of West Malacca. Indonesian Journal of Nutritional Epidemiology and
Reproductive, 1(1), 11-20. Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi
penelitian. Literasi Media Publishing. Foster/Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan,
terj. UI-Press: Yogyakarta The Field of Medical Anthropology Yetti Wira Citerawati
SY.2012.Aspek sosiobudaya dan kesehatan.www.aspek-sosiobudayadan-
kesehatan.com/pdf diakses tanggal 4 September 2014. Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M.
M. (2017). The Role Of Health Promotion And Family Support With Attitude Of
Couples Childbearing Age In Following Family Planning Program In Health. Journal of
Global Research in Public Health, 2(2), 82-89. Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin,
I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y. (2018). Dental health child with retardation
mental and parents behavior. Indian Journal of Physiotherapy and Occupational
TherapyAn International Journal, 12(4), 278-282.

Anda mungkin juga menyukai