Anda di halaman 1dari 14

“KONSEP GLOBALISASI, PERSPEKTIF TRANSKULTURAL DAN DIVERSITY

DALAM MASYARAKAT”

Dosen Pembimbing :
Ns, Heny Ekawati,S.Kep.M.Kes

Disusun oleh KEL 2:


1. Endang Sasmitarasa (1902012748)
2. Fadila Rizki Amalia (1902012766)
3. Fajar Suci Aristanto (1902012737)
4. Fenty Devi Andelia (1902012722)
5. Fikri Nuruddin` (1902012765)
6. Fitria Asmorosari (1902012743)
7. Friska Nanda Eka Faiza (1902012736)
8. Fuad Faris Amrullah (1902012729)
9. Furqon Ahmadi (1902012753)
10. Gia Ayu Shinta (1902012725)
11. Habib Minhaj Attoriq (1902012767)
12. Haepy Azelia Zahra (1902012774)
13. Hanum Rachman Ramadhani (1902012740)
14. Ihsal Alifiah Ma’sumah (1902012727)
15. Ika Daimatur Rodhiyah (1902012735)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “KONSEP GLOBALISASI,
PERSPEKTIF TRANSKULTURAL DAN DIVERSITY DALAM MASYARAKAT”.
Penulisan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan. Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala
bantuan materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs.H Budi Utomo .,M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan beserta
para Wakil Rektor Dr. H. Masram, MM yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.

2. Suratmi, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1 Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamonganyang telah bersedia
memberi arahan, perhatian, memberikan fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.

3. Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah
yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam
mengerjakan makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan penulis semoga
tesis ini dapat membawa manfaat.

Lamongan,25 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………………
1.2.Rumusan Masalah …………………………………………………………………
1.3.Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..
1.4.Manfaat Penulisan…………………………………………………………….. …..

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1. Konsep globalisasi,Perspektif Transkultural dalam pelayanan
Kesehatan…………
2.2. Peran dan fungsi
transcultural………………………………………………………
2.3. Diversity (keragaman) dalam
masyarakat………………………………………….
2.4. Pengaruh dari diversity dalam
masyarakat…………………………………………
2.5. Unsur-unsur diversity keragaman dalam masyarakat
………………………………
2.6. Diversity (keberagaman) pengobatan
masyarakat………………………………….

BAB III KASUS


3.1. Contoh kasus ………………………………………………………………………..
BAB IV SOLUSI

4.1.Memecahkan masalah………………………………………………………………

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan…………………………………………………………………............
5.2. Saran……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing-masing yang saling berbeda.


Kebudayaan ini sangat berpengaruh dalam tindakan keperawatan yang dibahas dalam
transkultural keperwatan. Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger sebagai
penelitian perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan
perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok manusia. Budaya adalah keyakinan dan
perilaku yng diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Budaya adalah
suatau yang kompleks yang mengandung pengetahuan , keyakinan, seni, moral, hukum,
kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota
komunitas setempat.Tujuan dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan
pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal.

Kultur yang spesifik adalah kultur yang dengan nilai- nilai norma spesifik yang tidak
dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan, kultur yang universal adalah nilai
atau norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kultur, seperti budaya olahraga
dapar membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat.
Keperawatan transkultural juga bertujuan untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti, dan
menggunakan pemahaman perawatan transkultural untuk meningkatkan kebudayaan yang
spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat dalam memberikan tindakan
keperawatan diharapkan menggunakan transkultural keperawatan untuk mengatasi perbedaan
budaya antara klien maupun menyesuaikan pola aktivitas sehari-hari klien yang lipengaruhi
budayanya dengan tindakan keperawatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari Globalisasi,Perspektif Transkultural dalam pelayanan kesehatan ?
2. Apa peran dan fungsi transcultural
3. Apa pengertian diversity (keragaman) dalam masyarakat ?
4. Bagaimana pengaruh dari diversity (keragaman) dalam masyarakat ?
5. Apa saja unsur-unsur diversity keragaman dalam masyarakat ?
6. Apa saja diversity (keberagaman) pengobatan masyarakat

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui Globalisasi,Perspektif Transkultural dalam pelayanan Kesehatan
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi transcultural
3. Untuk mengetahui diversity (keragaman) dalam masyarakat
4. Untuk mengetahui pengaruh dari diversity (keragaman) dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui unsur-unsur diversity keragaman dalam masyarakat
6. Untuk mengetahui diversity (keberagaman) pengobatan masyarakat

1.4. MANFAAT PENULISAN


1. Dapat mengetahui Globalisasi,Perspektif Transkultural dalam pelayanan Kesehatan
2. Dapat mengetahui peran dan fungsi transcultural
3. Dapat mengetahui diversity (keragaman) dalam masyarakat
4. Dapat mengetahui pengaruh dari diversity (keragaman) dalam masyarakat
5. Dapat mengetahui unsur-unsur diversity keragaman dalam masyarakat
6. Dapat mengetahui diversity (keberagaman) pengobatan masyarakat
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Globalisasi,Perspektif Transkultural dalam pelayanan kesehatan

Office of Minority Health (OMH) (n.d) menggambarkan budaya sebagai ide-ide,


komunikasi, tindakan, kebiasaan, kepercayaan, nilai-nilai. adat istiadat dari kelompok ras, etnik,
agama, atau sosial. Budaya meliput segala aspek kehidupan di dalam manusia. Budaya
menunjukkan cara pandang seseorang dalam mengambil keputusan. Keperawatan transkultural
didefinisikan oleh Leininger sebagai penelitian perbandingan budaya untuk memahami
persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok manusia.

Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau
pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya. Mengetahui nilai-
nilai pelayanan budaya klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara perawat
dan pelayanan kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima aturan pelajar atau teman sekerja
dengan klien dan keluarganya dalam bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanan.

Pelayanan kompeten secara budaya adalah kemampuan perawat menghilangkan


perbedaan dalam pelayanan, bekerja sama dengan budaya yang berbeda, serta membuat klien
dan keluarganya mencapai pelayan yang penuh arti dan suportif. Contohnya, perawat yang
mengetahui tentang kebudayaan kliennya, maka perawat memerlukan dukungan dalam
menyesuaikan keadaan klien. Klien juga membutuhkan informasi. perundingan, dan permintaan.
Kompetensi budaya adalah proses perkembangan kesadaran budaya. pengetahuan, keterampilan,
pertemuan, dan keinginan. Perawat harus bisa mengintrospeksi tentang latar belakang dirinya.
Perawat juga harus memiliki pengetahuan yang merupakan perbandingan antar kelompok.

Keterampilan budaya termasuk pengkajian social maupun budaya yang mempengaruhi


pengobatan dan perawatan klien. Pertemuan sebagai mediapembelajaran. Keinginan sebagai
motivasi dan komitmen pelayanan. Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses
keperawatan. Konflik budaya yang muncul dapat berupa etnosentrisme, pemikiran bahwa cara
hidup yang dianut lebih baik dibandingkan dengan budaya lain. Hal ini menyebabkan adanya
pilihan untuk mengabaikan budaya dan menggunakkan nilai-nilai dan gaya hidup mereka
sebagai petunjuk dalam berhubungan dengan klien dan menafsirkan tingkah laku mereka
Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan keperawatan semakin besar. Perpindahan
penduduk dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat terjadi. Perawat yang tidak mampu
menyesuaikan asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan
kualitas pada pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan dibutuhkannnya
peningkatan terhadap profesi keperawatan. Peningkatan pengetahuan, koordinasi antar profesi
atau tenaga kerja kesehatan lain sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi
globalisasi terutama dalam pelayanan kesehatan.

2.2. Peran dan Fungsi transkultural

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat. misalnya kebiasaan hidup
sehari-hari,seperti tidur,makan,pekerjaan,pergaulan sosial dan lainlain.Kultur juga terbagi dalam
subkultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut
pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda. Nilai-nilai
budaya timur,menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari dokter
pria.dalam beberapa keadaan,lebih mudah menerima pelayanan kesehatan dari dokter wanita dan
bidan.Hal ini menunjukkan bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap
tabu.

Pentingnya pengaruh kultur terhadap pelayanan perawatan. Perawatan transkultural


merupakan bidang yang relatif baru diberfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik
budaya tentang kesehatan dan hubungan dengan perawatannya. pelayanan kesehatan
transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahamanan atas tingkah laku manusia
dalam kaitan dengan kesehatannya.kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural
dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan keperawatan dan
kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.

2.3. Diversity (Keragaman)

Makna Diversity (keragaman) Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus
besan bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi,
laras. Sehingga keragaman bearti perihal beragam-ragam berjenis-jenis perihal ragam hal jenis
keragaman yang dimaksud disini suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-
perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi,
adat kesopanan serta situasi ekonomi.

2.4. Pengaruh Diversity (Keragaman) dalam kehidupan global

Masyarakat baik secara etnis, biogarfis.kultural, maupun religius. Kita tidak dapat
mengingkari prulalistik bangsa kita.sehingga kita perlu memberi tempat bagi berkembangnya
kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang di anut oleh masyarakat. Masalah suku
bangsa dan, kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara
yang multi etnik memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk menistasikan peranan identitas
nasional dan solidaritas nasional di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional yang
menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah di rancang saat bangsa kita belum
merdeka

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai


harmoni.Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan
kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan sebuah
kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Dikehidupan Sehari-Hari,Kebudayaan Suku Bangsa
dan kebudayaan agama,bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarisi perilaku dan kegiatan kita.berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi.

Masyarakat harus mempunyai sikap terbuka logis, dan dewasa karena dengannya,
kemajemukkan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap
dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah menggoyahkan seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya kesesuaian atas keragaman antara manusia dengan
dunia lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh virus paparoks yang ada dalam
globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan tawarannya akan
keseragman global untuk maju bersama dan komunikasi gaya hidup ,manusia yang bebas
dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan keberagaman
indonesia sebagai pelaku utama.
2. Perilaku diskriminatif terdapat etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan muncul
masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja yang tidak
mengentungkan bagi hidup berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivme,realisis, bersumber dari superioritas, alasannya dapat bermacammacam
antara lain; keyakinan bahwa secara koadrati ras/sukunya ke kelompoknya lebih tinggi
dari ras/suku/kelompok lain

Adanya beberapa hal yang dapat dilakukan memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negative keragaman yaitu : Semangat religious, Semangat nasionalisme, Semangat
pluralism, Semangat humanism, Dialog antar umat beragama dan Membangun suatu pola
komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antara agama,media massa, dan
harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat insklusif kesadaran


kebesamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang menentukan bagi terwujudnya
sebuah keragaman, dan beragam dalam kesatuan.Segala bentuk kesenjangan di dekatkan, segala
ke aneka ragaman di pandang sebagai kekayaan bangsa milik bersama. Sikap inilah yang perlu di
kembangkan dalam pikiran masyarakat.

2.5. Unsur – unsur Diversity (keragaman) dalam masyarakat


1. Suku Bangsa dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam.
Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan besar manusia yang memiliki
ciri-ciri biologis lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran
kepala dan lain sebagainya.

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi manusia. Ikatan yang di
maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak
dapat di tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh besar yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Agama sebagai keyakinan memang sulit di ukur
secaratepat dan rinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan
definisi yang tepat tentang agama. Masalah agama tak akan mungkin dapat di pisahkan dari
kehidupan masyarakat. Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan unsur penting dalam
keragaman. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui di Indonesia.

3. Tata Krama

Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun,
basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap dan cakap
sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di kembangkan oleh masyarakat
yang terdiri dari aturan-aturan yang kalau di patuhi di harapkan akan tercipta interaksi sosial
yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa dimana di setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya
sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun menurun dan berkisenambungan dari generasi ke
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

4. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu perhatian yang harus di
tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di
hindari lagi .

5. Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat


pangkat, dan status sosial yang hierarkis. Hal ini dapat terlihat dan di rasakan dengan jelas
dengan adanya penggologan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat menimbulkan
kesenjangan social yang tidak saja dapat menyakitkan, Namun juga membahayakan bagi
kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau
suku.

2.6. Diversity (keberagaman) pengobatan masyarakat

1. Pengobatan tradisional di Indonesia

Ada beragam jenis perawatan tradisional yang berkembang di Indonesia:

a. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat

1) Pengobatan tradisional dengan ramuan asli Indonesia. Menurut Republik Indonesia no.
Hubungan istimewa 7/1963 yang dimaksud dengan obat-obatan ramuan asli Indonesia
adalah yang didapat langsung dari bahan-bahan alami di Indonesia, secara sederhana atas
dasar pengalaman dan di pergunakan dalam pengobatan tradisional. Ada era globalisasi
seperti sekarang ini, perkembangan dunia pengobatan medis sudah menguasai pasar
pengobatan dunia. Namun, masih ada sebagian dari masyarakat kita, khususnya di Indonesia
yang masih melestarikan budaya pengobatan tradisional yang merupakan warisan dari nenek
moyang dengan menggunakan bahan-bahan alam dari tumbuhan sebagai sumber obat.
Pengobatan tradisional sangan aman dan tidak timbul efek samping.
2) Pengobatan tradisional dengan ramuan obat tionghoa, pengobatan dengan ramuan herbal,
tergolong kedoktoran timur atau asia timur seperti jepang dan korea. Proses pengobatan ini
percaya bahwa tubuh manusia aling berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan.
Penyakit timbul akibat dari ketidakseimbangan tubuh
3) Pengobatan tradisional dengan ramuan obat india. pengobatan tradisional di india
terkenal dengan Ayurveda usianya lebih dari 5000 tahun dan telah mempengaruhi
pengobatan cina, yunani, romawi, mesir, afganistan, dan Persia. Ayurverda lebih di kenal
sebagai pengobatan yang menggunakan bahan alami tanaman non organik dan sumber
mineral seperti bahan merkuri

b. Pengobatan tradisional dengan menggunakan peralatan

1) Akupuntur pengobatan atau dasar ilmu pengobatan tiongkok yang menggunakan


penusukan jarum dan kehangatan maksibus
2) Pengobatan tradisional urut pijat Pikoterapi berbasis budaya kedua terapis menyatakan
bahwa terapis pijat adalah sesuatu hal yang bisa dilatih dan dipelajari walaupun tidak
semua orang memiliki ketertarikan untuk melakukannya. Ilmu psikologi akan lebih
bermanfaat bagi masyarakat bila para psikolog juga memiliki ketrampilan memijat pasien
sehingga dapat membantu dalam proses konseling dan psikoterapi, minimal dengan
mempelajari refleksiologi tangan pasien.

Di Jerman sudah ada sebuah rumah sakit alternatif yang memberikan terapi pijat kepada
pasien sebagai alternatif diagnosa banding dari dokter di rumah sakit akan bagus sekali bila
psikolog juga mempelajari terapi pijat dalam proses psikoterapi karena akan membantu proses
penyembuhan minimal mempelajar

BAB III

KASUS
3.1. Contoh kasus
Indonesia merupakan negara yang memiliki warga dengan latar belakang dengan
adat yang beragam. Berdasarkan atas tipologi yang ada dalam antropologi dan sosiologi
mengenai berbagai corak ragam masyarakat, masyarakat Indonesia yang bercorak
bhineka tunggal ika itu dapat digolongkan sebagai masyarakat majemuk. Kemajemukan
masyarakat Indonesia antara lain meliputi agama, suku bangsa, Bahasa daerah, adat
istiadat, dan kebudayaan (wilodati,2010).
Selain perbedaan budaya yang dimiliki dari masing-masing adat, manusia juga
memiliki budaya pada dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi cara mereka bekerja.
Apabila didalam satu organisasi terdapat beberapa anggota dengan budaya yang berbeda-
beda, hal itu dapat mempengaruhi cara bekerja dari suatu organisasi tersebut. Salah satu
dampaknya bisa jadi merupakan dampak yang negatif, yaitu pekerjaan menjadi
terhambat. Maka dari itu kita harus menyesuaikan perbedaan tersebut agar bisa tetap
menjalankan pekerjaan dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan
tercapai.
Dalam masyarakat multikultural, masyarakat antar suku bangsa dapat hidup
berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai. Selain itu, alternatif penyelesaian
keberagaman budaya yang ada di Indonesia di lakukan melalui interaksi lintas budaya
dengan mengembangkan media sosial, seperti pengembangan lambang-lambang
komunikasi lisan maupun tertulis, norma-norma yang di sepakati dan di terima sebagai
pedoman bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka acuan bersama.
BAB IV

MEMECAHKAN MASALAH

Pemecahan Masalah diversity dalam Masyarakat Multikultural


Kemampuan untuk menampung berbagai perbedaan dan keanekaragaman kebudayaan
dalam sebuah kesatuan yang di landasi suatu ikatan kebersamaan. Salah satu pengembangan
konsep toleransi terhadap keberagaman budaya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
multikultural dengan bentuk pengakuan dan toleransi, terhadap perbedaan dalam kesetaraan
individual maupun secara kebudayaan. Dalam masyarakat multikultural, masyarakat antar suku
bangsa dapat hidup berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai. Selain itu, alternatif
penyelesaian keberagaman budaya yang ada di Indonesia di lakukan melalui interaksi lintas
budaya dengan mengembangkan media sosial, seperti pengembangan lambang-lambang
komunikasi lisan maupun tertulis, norma-norma yang di sepakati dan di terima sebagai pedoman
bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka acuan bersama.
Selain perbedaan budaya yang dimiliki dari masing-masing adat, manusia juga memiliki
budaya pada dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi cara mereka bekerja. Apabila didalam
satu organisasi terdapat beberapa anggota dengan budaya yang berbeda-beda, hal itu dapat
mempengaruhi cara bekerja dari suatu organisasi tersebut. Salah satu dampaknya bisa jadi
merupakan dampak yang negatif, yaitu pekerjaan menjadi terhambat.
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang biasa disebut dengan
masyarakat multicultural. Pada kondisi ini dibutuhkan orang-orang yang mampu berkomunikasi
antar budaya dan mempunyai penghetahuan tentang perbandingan pola-pola budaya, serta
komunitas lintas budaya adapun komunikasi lintas budaya maupun antar budaya yang beroperasi
dalam masyarakat multicultural mengandung lima unsur penting yakni, pertemuan berbagai
kultur dalam waktu dan tempat tertentu; pengakuan terhadap multikulturalisme dan pluralisme:
serta perubahan perilaku individu. semakin tinggi tingkat penghetahuan social budaya seseorang
terhadap perbedaan varian pola-pola budaya, semakin besar pula untuk dapat berkomunikasi
antar budaya.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini adalah Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan
keperawatan semakin besar. Perpindahan penduduk dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat
terjadi. Perawat yang tidak mampu menyesuaikan asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada
akan menyebabkan penurunan kualitas pada pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, hal ini
menyebabkan dibutuhkannnya peningkatan terhadap profesi keperawatan.
Peningkatan pengetahuan, koordinasi antar profesi atau tenaga kerja kesehatan lain
sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi globalisasi terutama dalam
pelayanan kesehatan. bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan yang sesuai
pada nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai pelayanan budaya
klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara perawat dan pelayanan
kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima aturan pelajar atau teman sekerja dengan klien
dan keluarganya dalam bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanan. 

6.2.Saran
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus
ditutupi. Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para
pembaca guna dan tujuan Untuk mengetahui globalisasi,Perspektif Transkultural, pengertian
diversity (keragaman) dalam masyarakat, Mengetahui pengaruh dari diversity (keragaman)
dalam masyarakat, unsur-unsur diversity keragaman dalam masyarakat dan Untuk mengetahui
peran dan fungsi transcultural. Untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam
makalah kami ini. Memang makalah ini belum sempurna akan tetapi kami telah berusaha
semaksimal mungkin, harapan dari kami semoga makalah ini benar menjadi manfaat bagi semua
pembaca. Adapun kekeliruan dalam penyampaian bahasa atau pengetikan kalimat kami selaku
pembuat makalah meminta maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tumanggor ,Rusmin.Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 12 No. 2 Tahun 2017

Bagir, Zainal Abidin , dkk., Harmoni Dalam Keragaman. Yogyakarta. 2015

Muhiddur, Pendiikan Multikultural Bagi Masyarakat.2017

Kusmaryani Rosita Endang .Pendidikan Multikultural sebagai Alternatif Penanaman Nilai


Moral dalam Keberagaman.Yogyakarta.2018

https://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf

https://id.scribd.com/document/407426493/Globalisasi-Perspektif-Transkultural-Kelmpk-1

Anda mungkin juga menyukai