Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN


SDKI & NANDA

Disusun oleh

Lusiani Tigin Lestari 10521056

DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

BANDUNG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan. Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai
kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
”Makalah model dokumentasi keperawatan Sdki & Nanda” dalam mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan.

Makalah berisi tentang “Makalah model dokumentasi keperawatan Sdki & Nanda”. Dengan
adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui materi tentang Model dokumentasi keperawatan Sdki & Nanda. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Bandung, Oktober 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)............................................6
2.1.1 Definisi Model Dokumentasi SDKI.........................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan.........................................................................................6
2.1.3 Jenis Diagnosis Keperawatan..................................................................................................7
2.1.4 Komponen Diagnosis Keperawatan........................................................................................8
2.1.5 Proses Penegakkan Diagnosis Keperawatan...........................................................................9
2.2 NORTH AMERICAN NURSING DIAGNOSIS ASSOCIATION (NANDA).............................9
2.2.1 Definisi Model Dokumentasi NANDA.....................................................................................9
2.2.2 Komponen Diagnosis Keperawatan......................................................................................10
2.2.3 Jenis Diagnosa Keperawatan NANDA..................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah pelayanan professional bedasarkan ilmu dan kiat keperawatan,


berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, dan spiritual komprehensif yang ditujukan kepada
individu, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Proses keperawatan adalah suatu metode pemecahan masalah klien yang
sistematis dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah keperawatan. Oleh karena itu, proses
keperawatan merupakan inti praktik keperawatan adalah suatu praktik keperawatan dan sekaligus
sebagai isi pokok dokumentasi keperawatan. Dengan demikian, pengelompokkan dokumentasi
mengikuti tahapan proses keperawatan yaitu dari pengkajian, diagnosis, perencanaan
(intervensi), tindakan (implementasi), sampai pada akhirnya evaluasi keperawatan.

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Zaidin Ali, 20013).

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan salah satu standar yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan Praktik Keperawatan di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia keperawatan Indonesia turut berkembang dan
bersentuhan dengan perkembangan keperawatan secara global, secara spesifik dalam penentuan
Diagnosa Keperawatan.Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif menggunakan
standar terminologi (pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi) yaitu
menggunakan model pendokumentasian menurut NANDA (NIC NOC).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan SDKI dan NANDA?


2. Bagaimanakah pengklasifikasian dalam model dokumentasi SDKI dan NANDA?

3
3. Bagaimanakah jenis dan macam-macam diagnosis dalam model pendokumentasian
keperawatan SDKI dan NANDA?
4. Apa saja komponen diagnosis dalam model dokumentasi SDKI dan NANDA?
5. Bagaimanakah proses penegakkan diagnosis dalam model pendokumentasian SDKI dan
NANDA?

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah dokumentasi


keperawatan dan bertujuan agar mahasiswa memahami perbedaan antara model
pendokumentasian keperawatan SDKI dan model pendokumentasian keperawatan
NANDA.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)

2.1.1 Definisi Model Dokumentasi SDKI

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah tolok ukur yang


dipergunakan sebagai pedoman penegakan diagnosis keperawatan dalam rangka
memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif, dan etis. Standar ini merupakan
salah satu komitmen profesi keperawatan dalam memberikan perlindungan kepada
masyarakat sebagai klien asuhan keperawatan yang dilakukan oleh anggota profesi
perawat.

2.1.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan

International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan


suatu system klasifikasi yang disebut dengan International Nurses Council International
Classification for Nursing Practice (ICNP). System klasifikasi ini tidak hanya mencakup
klasifikasi diagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan
(outcome) keperawatan.
Menurut (Wake & Canon, 1998) ICPN membagi diagnosis keperawatan menjadi lima
kategori, yaitu :
1. Fisiologis :
- Respirasi
- Sirkulasi
- Nutrisi dan Cairan
- Eliminasi
- Aktivitas dan Istirahat
- Neurosensori
- Reproduksi dan Seksualitas
2. Psikologis :

5
- Nyeri dan Kenyamanan
- Integritas Ego
- Pertumbuhan dan Perkembangan
3. Perilaku :
- Kebersihan Diri
- Penyuluhan dan Pembelajaran
4. Relasional :
- Interaksi Sosial
5. Lingkungan :
- Keamanan dan Proteksi

2.1.3 Jenis Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Keperawatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Diagnosis Negatif :
1) Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan renspons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Tanda / gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada
klien. (Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013)
Indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala
2) Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami
masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda / gejala mayor dan minor pada klien,
namun klien memiliki factor risiko mengalami masalah kesehatan. (Carpenito,
2013; Potter & Perry, 2013)
Indikator diagnostiknya tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala.
2. Diagnosis Positif
1) Diagnosis Promosi Kesehatan

6
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi kliene
untuk meningkatkan kondisi kesehatannya yang lebih baik atau optimal.
(Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013)
Indikator diagnostiknya hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukkan
kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.

2.1.4 Komponen Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama, yaitu :


1. Masalah (problem (P))
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari
resnpons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostic terdiri atas :
1) Penyebab (Etiology)
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.
Etiologi dapat mencakup empat kategori, yaitu :
- Fisiologis, Biologis atau Psikologis
- Efek Terapi/Tindakan
- Situasional (lingkungan atau personal)
- Maturasional
2) Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom).
Tanda merupakan objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik, sedangkan Gejala merupakan
data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis.
Tanda/gejala dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
- Mayor : Tanda/gejala ditemukan sekitar 80% - 100% untuk validasi diagnosis
- Minor : Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat
mendukung penegakan diagnosis
3) Faktor Risiko

7
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan jerentanan klien
mengalami masalah kesehatan.

2.1.5 Proses Penegakkan Diagnosis Keperawatan

1. Analisis Data : Bandingkan dengan nilai normal, Kelompokkan data


2. Identifikasi Masalah : Masalah Aktual, Risiko dan/atau Promosi Kesehatan
3. Perumusan Diagnosis :
- Diagnosis aktual : Masalah b.d (berhubungan dengan) Penyebab d.d (dibuktikan
dengan) Tanda/Gejala
- Diagnosis Risiko : Masalah d.d (dibuktikan dengan) Faktor Risiko
- Diagnosis Promosi Kesehatan : Masalah d.d (dibuktikan dengan) Tanda/Gejala

2.2 NORTH AMERICAN NURSING DIAGNOSIS ASSOCIATION (NANDA)

2.2.1 Definisi Model Dokumentasi NANDA

Model dokumentasi merupakan cara menggunakan dokumentasi dalam penerapan


proses asuhan. Berdasarkan penelitian NANDA NIC NOC dalam proses keperawatan
dapat meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan dimana dapat menyeragamkan
bahasa asuhan keperawatan sehingga lebih memudahkan dalam pergantian setiap ship
dinas dan tentunya kualitas pelayanan keperawatan akan meningkat. Namun untuk dapat
menguasai NANDA NIC NOC dalam proses keperawatan memerlukan waktu yang lama,
pemahaman patofisiologi dan disiplin ilmu lain yang baik dan pengembangan yang
sistematis.
NANDA merupakan konsep yang dibentuk menggunakan cara system
multiaksial. System ini terdiri atas aksis (memiliki komponen yang dikombinasikan) yang
digunakan untuk membuat diagnose yang secara substansial memiliki bentuk yang sama.
Terdapat tujuh aksis yang sesuai dengan International Standard Reference Model for
Nursing Diagnosis, yaitu :
1. Aksis 1 (Fokus Diagnosis)
2. Aksis 2 (Subjek Diagnosis)
3. Aksis 3 (Penilaian)

8
4. Aksis 4 (Lokasi)
5. Aksis 5 (Usia)
6. Aksis 6 (Waktu)
7. Aksis 7 (Status Diagnosis)

2.2.2 Komponen Diagnosis Keperawatan

Diagnosis versi NANDA yang sekarang disusun secara taksonomi


1. Masalah (Problem)
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau
masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan mungkin. Karena pada bagian
ini dari diagnose keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan
apa yang harus diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman
terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnose
keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan.
1) Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
2) Memfasilitasi penggunaan computer dalam keperawatan, Karena perawat
akan mampu mengakses diagnose keperawatan.
3) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan yang
ada dengan masalah medis.
4) Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan mendefinisikan
kategori diagnose dalam mengidentifikasi criteria pengkajian dan intervensi
keperawatan dalam meningkatan asuhan keperawatan.
2. Penyebab (Etiologi)
Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Karena etiologi
mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap masalah kesehatan klien, maka
etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari intervensi keperawatan.
Penulisan etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM
P = Patofisiologi dari penyakit

9
S = Situational (keadaan lingkungan perawatan)
M = Medication (pengobatan yang diberikan)
M = Maturasi (tingkat kematangan/kedewasaan klien)
3. Tanda/Gejala (Sign/Symptom)
Tanda merupakan objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik, sedangkan Gejala merupakan
data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis.

2.2.3 Jenis Diagnosa Keperawatan NANDA

1. Diagnosa Aktual
Diagnosa keperawatan aktual memiliki empat komponen diantaranya :
- Label yang merupakan deskripsi tentang defenisi diagnosa dan batasan
karakteristik
- Defenisi merupakan penekanan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa
- Batas karakteristik menentukan karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis,
tanda subjektif, dan objektif.
- Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang.
2. Diagnosa Risiko dan Risiko Tinggi
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang
individu, keluarga, atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah
dibandingkan individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial
dengan menggunakan ”resiko terhadap atau resiko tinggi terhadap”. Validasi untuk
menunjang diagnosa resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan
dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan
batas karakteristik.
3. Diagnosa Kemungkinan
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan memungkinkan adalah pernyataan
tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan
masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor
resiko.

10
4. Diagnosa Sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis
mengenai individu, kelompok dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan
khusus ketingkat kesehatan yang lebih tinggi. Cara pembuatan diagnosa ini
menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing- masing pola kesehatan
fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.
5. Diagnosa Sindrom
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan
yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko tinggi yang
diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

A. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan


Domain adalah tingkat luas dari klasifikasi yang membagi fenomena ke dalam
kelompok utama. Dimana domain ini mempunyai subkategoris yang disebut “kelas”.
Dalam diagnosis NANDA-I dijelaskan beberapa domain, kelas dan diagnosa
antara lain :
a. Domain I : Promosi Kesehatan
Kesadaran tentang kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi yang
digunakan untuk mempertahankan kendali terhadap dan meningkatkan fungsi
sehat dan normal tersebut.
- Kelas 1. Kesadaran kesehatan
(Pengenalan tentang fungsi normal dan kesehatan).
- Kelas 2. Manajemen kesehatan
(Mengidentifikasi, mengendalikan, melakukan, dan mengintegrasikan
aktivitas untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan)

b. Domain II : Nutrisi


Aktivitas memasukkan, mencerna, dan menggunakan nutrient untuk
tujuan pemeliharaam jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.
- Kelas 1. Makan
(Memasukkan makanan atau nutrient ke dalam tubuh)

11
- Kelas 2. Prencanaan
(Aktivitas fisik dan kimiawi yang mengubah makanan menjadi substansi
yang dapat diabsorpsi dan digunakan.)
- Kelas 3. Absorpsi
(Aktivitas penggunaan nutrient dalam jaringan tubuh)
- Kelas 4. Metabolisme
(Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup untuk
perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan energi,
dengan pelepasan energi untuk semua proses vital.)
- Kelas 5. Hidrasi
(Pemasukan dan absorpsi cairan dan elektrolit)

c. Domain III : Eliminasi dan Pertukaran


Sekresi dan ekskresi produk sisa dari tubuh.
- Kelas 1. Fungsi urinaria
(Proses sekresi, reabsorpsi, dan ekskresi urine)
- Kelas 2. Fungsi gastrointestinal
(Proses absorpsi dan ekskresi produk sisa pencernaan)
- Kelas 3. Fungsi integument
(Proses sekresi dan ekskresi melalui kulit)
- Kelas 4. Fungsi respirasi
(Proses pertukaran gas dan pembuangan dan pembuangan produk sisa
metabolisme)

d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat


Produksi, konservasi, penggunaan atau keseimbangan sumber energi.
- Kelas 1. Tidur / istirahat
(Tidur, berbaring, istirahat, inaktif)
- Kelas 2. Aktivitas / Olahraga

12
(Menggerakkan bagian – bagian tubuh (mobilitas), melakukan pekerjaan,
atau melakukan aktivitas dengan sering (tetapi tidak selalu) sesuai
kekuatan)
- Kelas 3. Keseimbangan energy
(Suatu keadaan harmoni dinamik antara asupan dan penggunaan sumber
daya.)
- Kelas 4. Respons kardiovaskuker / pulmonal
(Mekanisme kardiopulmonal yang mendukung aktivitas/istirahat)
- Kelas 5. Perawatan diri
(Kemampuan melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan fungsi tubuh)

e. Domain V : Persepsi / Kognisi


Sistem pemrosesan informasi manusia termasuk perhatian, orientasi,
sensasi, persepsi, kognisi dan komunikasi.
- Kelas 1. Perhatian
(Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati)
- Kelas 2. Orientasi
(Kesadaran terhadap waktu, tempat dan orang)
- Kelas 3. Sensasi / Persepsi
(Menerima informasi melalui indera sentuhan, pengecap, penghidu,
pengelihatan, pendengaran, dan kinestesis, dan pemahaman tentang data
sensori yang menghasilkan penamaan, asosiasi, dan / atau pola pengertian)
- Kelas 4. Kognisi
(Penggunaan memori, pembelafaran, berpikir, pemecahan masalah,
abstraksi, penilaian, insight, kapasitas intelektual, kalkulasi, dan bahasa)
- Kelas 5. Komunikasi
(Pengiriman dan penerima informasi verbal dan non verbal)

f. Domain VI : Persepsi Diri


Kesadaran tentang diri sendiri.
- Kelas 1. Konsep diri

13
(Persepsi total tentang diri sendiri)
- Konsep 2. Harga diri
(Penilaian tentang arti, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan diri
sendiri)
- Kelas 3. Citra tubuh
(Suatu gambaran mental tentang tubuh diri sendiri)

g. Domain VII : Hubungan Peran


Hubungan atau asosiasi positif dan negative di antara orang atau kelompok
dan cara berhubungan yang ditunjukkan.
- Kelas 1. Peran pemberi asuhan
(Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi asuhan
yang bukan profesional kesehatan)
- Kelas 2. Hubungan keluarga
(Hubungan orang yang secara biologis berhubungan atau dihubungkan
oleh pilihan)
- Kelas 3. Performa peran
(Kualitas berfungsi dalam pola perilaku sosial)

h. Domain VII : Seksualitas


Identitas seksual, fungsi seksual, dan reproduksi.
- Kelas 1. Identitas seksual
(Status menjadi seseorang khusus sesuai dengan seksualitas dan/atau
gender)
- Kelas 2. Fungsi seksual
(Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
seksualitas)
- Kelas 3. Reproduksi
(Suatu proses ketika manusia diproduksi)

i. Domain IX : Koping / Toleransi Stress

14
Berjuang dengan proses hidup/ peristiwa hidup.
- Kelas 1. Respons pascatrauma
(Reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis)
- Kelas 2. Respons koping
(Proses mengatasi stress lingkungan)
- Kelas 3. Stress neurobehavioral
(Respons perilaku yang merefleksikan fungsi saraf dan otak)

j. Domain X : Prinsip Hidup


Prinsip – prinsip yang mendasari sikap, pikiran dan perilaku tentang
aturan, kebiasaan, atau institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki
makna intrinsic.
- Kelas 1. Nilai
(Identifikasi dam peringkat bentuk aturan atau pernyataan yang
diinginkan)
- Kelas 2. Keyakinan
(Pendapat, harapan atau penilaian tentang aturan kebiasaan, atau institusi
yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna intrinsic)
- Kelas 3. Keselarasan nilai/keyakinan/tindakan
(Keterkaitan atau keseimbangan yang dicapai diantara nilai, keyakinan,
dan tindakan)

k. Domain XI : Keamanan / Perlindungan


Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan sistem imun; selamat dari
kehilangan; dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.
- Kelas 1. Infeksi
(Respons host setelah invasi patogenik)
- Kelas 2. Cedera fisik
(Bahaya atau kesakitan fisik)
- Kelas 3. Perilaku kekerasan

15
(Penggunaan kekuatan atau kekuatan berlebihan sehingga menyebabkan
cedera atau penganiayaan)
- Kelas 4. Bahaya lingkungan
(Sumber – sumber bahaya yang ada di sekitar)
- Kelas 5. Proses pertahanan tubuh
(Suatu proses ketika diri sendiri melindungi dirinya dari yang lain)
- Kelas 6. Termoregulasi
(Proses fisiologis pengaturan panas dan energi di dalam tubuh untuk tujuan
melindungi organisme)

l. Domain XII : Kenyaman


Rasa sejahtera atau nyaman secara mental, fisik dan sosial.
- Kelas 1. Kenyamanan fisik
(Rasa sejahtera dan nyaman dan/atau bebas dari nyeri)
- Kelas 2. Kenyamanan lingkungan
(Rasa sejahtera atau nyaman didalam/ dengan lingkungannya)
- Kelas 3. Kenyamanan sosial
(Rasa sejahtera atau nyaman dengan situasi sosialnya)

m. Domain IX : Pertumbuhan / Perkembangan


Peningkatan sesuai usia pada dimensi fisik, maturasi sistem organ, dan/
atau progresi sepanjang tahapan perkembangan.
- Kelas 1. Pertumbuhan
(Peningkatan pada dimensi fisik atau maturasi sistem organ)
- Kelas 2. Perkembangan
(Progresi atau regresi dalam urutan tahap kehidupan)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan adalah pelayanan professional bedasarkan ilmu dan kiat


keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, dan spiritual komprehensif yang
ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Proses keperawatan adalah suatu metode
pemecahan masalah klien yang sistematis dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah
keperawatan.
Dalam melakukan proses asuhan keperawatan terdapat standar dokumentasi
keperawatan, yaitu Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI) dan NANDA.
Dalam standar ini berisi diagnosis keperawatan yang pada dasarnya merupakan kumpulan
konsep inti dalam praktik keperawatan yang memperbaiki asuhan keperawatan pada
fasilitas layanan kesehatan, memudahkan komunikasi antar sesama perawat, mengukur
beban kerja perawat, serta meningkatkan otonomi perawat.
Selain itu, terdapat perbedaan antara model pendokumentasian keperawatan SDKI
dan NANDA. Perbedaan ini terletak pada pengklasifikasian diagnosis keperawatan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa keperawatan


dapat menambah wawasan atau pengetahuan lebih dalam tentang perbedaan model
pendokumentasian keperawatan SDKI dan NANDA. Dan untuk calon perawat dapat
terus meningkatkan semangat belajar serta kompetensi dirinya yang bekelanjutan,
sehingga nantinya tidak ketinggalan.

17
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013, Zaidin Ali, 20013

18

Anda mungkin juga menyukai