Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN II


KONSEP STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI)

Oleh Kelompok 1:

1. Moh Khoirul Anam (2011A0001)


2. Dio Sulfan Ananda (2011A0006)
3. Anggun Prastiwi (2011A0008)
4. Novinda Adella Putri (2011A0011)
5. Venny Dwi Wirdiana (2011A0014)
6. M Duta Ramadhan I (2011A0018)
7. Auliyatin Nimah (2011A0015)
8. Jeffri Joni Esilinjong (2011A0012)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA KEDIRI
2020

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-NYA, dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan judul
“Konsep Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)“. Penyelesaian Makalah ini
tidak terlepas dari bantuan dari semua pihak.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa Makalah ini masih
terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.

Kediri, Nopember 2020


Pembuat,

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................
1
1.2. Batasan Masalah Penelitian......................................................................................
1
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
3
1. Konsep Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) ................................. 3
2.1.1. Pengertian Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI)......................................................................................................................
3
2.1.2. Landasan Hukum............................................................................................
4
2. Diagnosis Keperawatan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) 4
2.2.1. Definisi Diagnosis Keperawatan....................................................................
4

4
2.2.2. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan................................................................
5
2.2.3. Jenis Diagnosis Keperawatan ........................................................................
6
2.2.4. Komponen Diagnosis Keperawatan................................................................
7
2.2.5. Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan ....................................................
8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................. .
12
3.2. Saran .........................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
13

5
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada Diagnosa Keperawatan..............
7
Tabel 2.2 Deskriptor dan Definisi Deskriptor pada Diagnosis Keperawatan........................
7

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi
yang menghimpun perawat secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang- Undangan. Yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, martabat, serta etika profesi. Dalam
mencapai tujuan dan menjalankan fungsi tersebut, salah satunya PPNI menyusun
standar kompetensi, standar asuhan keperawatan dan standar kinerja profesional.
Dalam Standar Asuhan Keperawatan dibutuhkan Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) sebagai tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman penegak
diagnosis keperawatan.
Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan pada resiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan dan unutuk mengharmoniskan terminologi-
terminologi keperawatan telah disusun sistem klasifikasi.. Potter & perry (2013)
mengungkapkan bahwa budaya klien akan mempengaruhi tipe masalah kesehatan
yang dihadapi dan menurut Wieck (1996) bahwa perbedaan budaya akan
mempengaruhi perawat dalam memilih indikator diagnostik (tanda/ gejala atau
faktor resiko) dalam menegakkan diagnosis.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisani profesi
perawat yang bertanggung jawab secara nasional atas peningkatan profesionalisme
perawat dan kualitas penyelenggaraan asuhan keperawatan, maka menerbitkan
panduan berupa Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) agar tercipta
keseragaman terminologi untuk menggambarkan ruang lingkup masalah yang
diatasiperawat dan memfasilitasi perawat dalammenjalankan salah satu tugasnya
sebagai penegak diagnosis.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana Konsep Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)?

1
1.3. Tujuan
1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosis
keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional dan inter professional dengan
menggunakan istilah yang seragam dan terstandarisasi
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


1. Pengertian Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah tolak ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman pegakkan diagnosis keperawatan dalam
rangka memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif, dan etis. Standar
ini merupakan salah satu kommitmen profesi keperawatan dalam memberikan
perlindungan kepada masyarakat sebagai klien dari asuhan keperawatan yang
dilkakukan anggota profesi perawat. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) ini dalam penyusunannya telah disesuaikan dan
dikembangkan dari Standar Praktik Keperawatan Indonesia yang dikeluarkan
oleh PPNI tahun 2005. Adapun standar praktik keperawatan terkait diagnosis
termuat dalam Standar II sebagai berikut:
Standar II: Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis
keperawatan.
Rasional
Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi
keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan klien.
Kriteria Struktur
Tatanan praktik memberi kesempatan:
a. Kepada teman sejawat dank lien untuk melakukan validasi diagnosis
keperawatan
b. Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam
menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat
c. Untuk akses sumber-sumber dan program pengembangan professional
yang terkait
d. Adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien

3
Kriteria Proses
a. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interprestasi data, identifikasi
masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan
b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab
(E), gejala/tanda (S) atau terdiri dari masalah (P) dan penyebab (E)
c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, dan petugas kesehatan
lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan
d. Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru
Kriteria Hasil
a. Diagnosis keperwatn divalidasi oleh klien bila memungkinkan
b. Diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat sebgai
diangnosis yang relevan dan signifikan
c. Diangnosis didokumentasikan untuk memudahkan perencanaan,
implementasi, evaluasi dan penelitian
2. Landasan Hukum
1. Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat

2. Diagnosis Keperawatan dalam Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia (SDKI)
1. Definisi Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinnnisa yang
mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.

4
Perawat diharapakan memiliki rentang perhatian yang luas, baim pada
klien sakit maupun sehat. Masalah keseahtan mengacu pada respon klien
terhadap kondisi sehat- sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada
respon klien terhadap kondisi yang terjadi selama rengtang kehidupannya
dimuali dari fase pembuahan hingga menjelang aja dan meninggal yang
membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan
intervensi keperawatan (Christenses & Kenney, 2009;McFarland &
McFarlane, 1997; Seaback, 2006)
2. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
International Council of Nursing (ICN) sejak tahun 1991 telah
mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang dibuat dengan International
Classification for Nursing practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya
mencakup klasifikasi doagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup
klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan.

3. Jenis Diagnosis Keperawatan

5
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis
negative dan diagnosis positif. Diagnosis negatif menunjukkan bahwa
klien dalam kondisi ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.
Diagnosis ini terdiri atas diagnosis actual dan diagnosis resiko.
Sedangkan diagnosis positif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi
sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.
Diagnosis ini disebut dengan diagnosis promosi kesehatan (ICNP, 2015;
Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005).

Aktual
Negatif

Diagnosis Keperawatan Risiko

Positif Promosi Kesehatan

Jenis-jenis diagnosis keperawatan tersebut dapat diuraikan sebagai


berikut:
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien
mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat
ditemukan dan divalidasi pada klien.
2. Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehisupannya yang dapat menyebabkan klien
berisiko mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala
mayor dan minor pada klien, namun klien memiliki factor risiko
mengalami masalah kesehatan.
3. Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggunakan adanya keinginan dan mitivasi klien
untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik
atau optimal.

6
4. Komponen Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki 2 komponen utama yaitu masalah
(problem) atau label daiganosis dan Indikator Diagnostik. Masing-
masing komponen diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah (problem)
Masalah merupakan label diagnosis kepearwatan yang
menggambarkan inti dari respos klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya.
No. Deskriptor Fokus Diagnostik
1. Tidak Efektif Bersihan Jalan Nafas
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Penurunan Curah Jantung
4. Itoleransi Aktivitas
5. Defisit Pengetahuan
Tabel 2.1 Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada Diagnosa
Keperawatan
No. Deskriptor Definisi
1. Defisit Tidak cukup adekuat
2. Disfungsi Tidak berfungsi secara normal
3. Efektif Menimbulkan efek yang tidak diinginkan
4. Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan
5. Lebih Berada diatas nilai normal atau yang
diperlukan
6. Penurunan Berkurang baik dalam ukuran, jumlah
maupun derajat
7. Rendah Berada di bawah nilai normalh atau yang
diperlukan
8. Tidak efektif Tidak menmbulkan efek yanng tidak
diinginkan
Tabel 2.2. Deskriptor dan Definisi Deskriptor pada Diagnosis
Keperawatan
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/ gejala, dan faktor resiko
dengan uraian sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiologi) merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi
perubahan status kesehatan
b. Tanda (sign) dan gejala (Symptom). Tanda merupakan data objektif
yannng diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium

7
dan prosedur daignostis, sedangkan gejala merupakan data subjektif yang
diperoleh dari hasil anamnesis.
Tanda/ gejala dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu:
1) Mayor: tanda/gelaja yang ditemukan sekitar 80%- 100% untuk
validasi diagnosis
2) Minor: tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan
dapat mendukung penegakan diagnosis
c. Faktor Resiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatakan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.
5. Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan
Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis
merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu
analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.

Bandingkan dengan nilai normal


Analisis Data
Kelompokkan data

Identifikasi
Masalah Masalah actual, risiko dan/atau promosi kesehatan

Perumusan
Aktual: masalah b.d. penyebab d.d. tanda/gejala
Diagnosis
Risiko: masalah d.d. factor risiko
Promkes: masalah d.d tanda/gejala

Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara
simultan, namun pada perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai
maka perlu melakukan latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses
pegenakan diagnosis secara sistematis.
Proses penegakan diagnosis diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Bandingkan data dengan nilai normal

8
Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai-
nilai, normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant
cues).
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola
kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan,
eliminasi, aktivitas/istirahat, neurosensori, reproduksi/seksualitas,
nyeri/kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan/perkembangan,
kebersihan diri, penyuluhan/ pembelajaran, interaksi social, dan
keamanan/proteksi. Proses pengelompokan data dapat dilakukan baik
secara induktif maupun deduktif. Secara induktif dengan memilah data
sehingga membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan
menggunakan kategori pola kemudian mengelompokkan data sesuai
kategorinya.
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dank lien bersama-sama mengidentifikasi
masalah aktual, risiko dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah
kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan.
3. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis
keperawatn. Terdapat dua metode perumusan diagnosis, yaitu:
a. Penulisan Tiga Bagian (Three Part)
Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan tanda/gejala.
Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan
formulasi sebagai berikut:

Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan tanda/gejala

Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan’


dapat disingkat d.d.

Masalah b.d penyebab d.d tanda/gejala

9
Contoh penulisan:
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea,
gelisah.
b. Penulisan Dua Bagian (Two Part)
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis
promosi kesehatan, dengan formasi sebagai berikut:
1) Diagnosis Risiko

Masalah dibuktikan dengan faktor risiko

Contoh penulisan diagnosis:


Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.
2) Diagnosis Promosi Kesehatan

Masalah dibuktikan dengan Tanda/gejala

Contoh penulisan diagnosis:


Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.
Komponen-komponen diagnosis pada masing-masing jenis diagnosis
keperawatan dan metode penulisan diagnosisnya

No Jenis Diagnosis Keperawatan Komponen dan Penulisan Diagnosis


1 Diagnosis Aktual Masalah b.d. penyebab d.d. tanda/gejala
2 Diagnosis Risiko Masalah d.d. faktor risiko
3 Diagnosis Promosi Kesehatan Masalah d.d tanda/gejala

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dapat dijadikan panduan
atau acuan bagi perawat atau tenaga kesehatan dalam menegakkan diagnosa.
Peningkatan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan yang baik dan sesuai
dengan panduan SDKI akan menghasilkan hasil yang baik pula. Dengan panduan
dalam penentuan diagnose keperawatan menggunakan SDKI dapat memudahkan
penentuan diagnose keperawatan sesuai dengan kondisi dan keadaan di Indonesia
sehingga memaksimalkan kesembuhan klien serta meningkatnya mutu asuhan
keperawatan dengan hasil yang terbaik dan dapat berkembang sesuai dengan tujuan
perawat.
3.2. Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat bekerja secara
professional dalam menjalankan tugas dengan menggunakan SDKI. Sehingga klien
mendapatkan kepuasan dan kriteria hasil yang diinginkan dapat terpenuhi atas
asuhan keperawatan yang diberikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan: Tim Pokja SDKI DPP PPNI

12

Anda mungkin juga menyukai