Anda di halaman 1dari 19

Peran Masyarakat Dalam

Meningkatkan Kesehatan Jiwa


dr. Sukmawaty Machmud, Mkes, Sp.KJ
PENDAHULUAN
Apa itu Kesehatan Jiwa
Berdasarkan UU No 14 tahun 2014 :
“Kesehatan jiwa didefinisikan sebagai kondisi
dimana seseorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spritual dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari
kemampuannya sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya”
Sehat Jiwa
Fisik Mental

Sejahtera produktif
ekonomi-sosial
Spritual Sosial
Ciri-ciri Sehat jiwa :

• Menyadari kemampuan dirinya.


• Menghadapi stress kehidupan dgn wajar
• Produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
• Berperan serta dalam lingkungan hidup
• Menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya
• Merasa nyaman dengan orang lain/mampu
bersosialisasi
Status Kesehatan jiwa

Sehat JIwa Tidak Sehat Gangguan


JIwa Jiwa
Tidak mampu
Mampu
beradaptasi tidak mampu
beradatasi
beradaptasi
Kurang bisa
Bisa mengatasi
mengelola stress Tidak mampu
stress/tekanan
mengelola stress
hidup
Gangguan
produktifitas Sudah tidak
produktif
Belum produktif
Memenuhi
Kriteria Diagnosis Memenuhi
kriteria Diagnosa
Penyebab tidak Sehat Jiwa
Lingkun
gan
(sosial) Budaya
Ekonomi
Spritual/Agama
Pendidikan

-Pola asuh
-Trauma psikologis
-Ciri kepribadian Psikolo
-Mekanisme gis -Genetik
adaptasi/coping -Riwayat Trauma
kepala
Biologi
-penyalahgunaan
zat, obat2an dan
alkohol-
(Neorotransmiter-
Neuroendokrin)
Konsep Gangguan Jiwa :
1. Adanya gejala klinis yang bermakna berupa :
- Sindrom atau pola prilaku
- Sindrom atau pola psikologik
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan “penderitaan” (distress)
antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak nyaman, tidak
tentram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan “disabilitas”
(disability)/ketidakmampuan dalam aktivitas sehari-hari
yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan
kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan
diri, dll)
PEMBAGIAN UMUM GANGGUAN JIWA

NON-PSIKOTIK:
PSIKOTIK : Tidak ada hendaya dalam menilai
Ada hendaya/gangguan dalam menilai realita, tdk ada :” waham & halusinasi”
realita/kenyataan, ditandai dengan Gejala yang tampak adalah gangguan
adanya halusinasi dan waham emosional dan perasaan yg dikenal
dengan gejala cemas dan depresi
Fenomena Gunung Es
Yang tampak di permukaan laut puncaknya
adalah psikotik Stigma
pemasungan(tidak dilaporkan)
Sedangkan didasarnya yg
tdk tampak adalah nonpsikotik
Apa Peranan Masyarakat dalam
peninggkatan kesehatan jiwa

Deteksi Dini Gangguan Jiwa

Pengenalan tentang gejala-gejala gangguan


jiwa : Penyuluhan oleh tenaga kesehatan
Deteksi Dini Gangguan Jiwa
Psikotik NonPsikotik
• Daya nilai diri /tilikan/insight : • Tilikan/insight : baik mendorong
Buruk:Merasa diri tidak sakit
• Gangguan Isi Pikir/Waham pasien utk berobat .
• Gangguan persepsi/Halusinasi • Yang terganggu adalah emosi,
• Pembicaraan yang kadang tidak perasaan kadang-kadang disertai
nyambung (irrelevan, inkoheren, asosiasi sedikit gangguan isi pikir.
longgar , filght of idea) • Bicara, tingkah laku
• Gejala2 tersebut diatas berlangsung sesuai/Nyambunh
dalam kurun waktu satu bulan atau • Berprilaku sesuai norma masyarakat
lebih, bisa didahului oleh fase • Masih bisa mengurus diri sendiri
prodromal/gejala awal
bahkan masih bisa melakukan
• Tingkah laku yang Tidak sesuai norma
aktifitas ringan
masyarakat
• Tidak mampu mengurus diri sendiri
Masalah dalam deteksi dini gangguan Jiwa

• Promotif : Kurangnya pemahaman tentang


sehat jiwa/ tidak sehat jiwa /gangguan jiwa
• Preventif : Bagaimana usaha untuk
mempertahan kesehatan jiwa bagi yang masih
sehat jiwa (tindakan pencegahan)
• Kuratif : Bagi yg sdh terdeteksi gangguan jiwa
- pengobatan yang memadai
- cepat mendapatkan pengobatan
Kurangnya tenaga kesehatan jiwa
Pengenalan Deteksi Dini Masalah Kesehatan
Jiwa
Deteksi Dini :
 Tahap awal dari rangkaian proses penatalaksanaan
penyakit/gangguan
 Langkah sebelum dilakukannya proses diagnosis
 Menjamin terlaksananya pengobatan atau penatalaksanaan
penyakit sedini mungkin sehingga mencegah terjadinya
konsekuensi yang lebih buruk,spt bertambah parahnya
penyakit, trjadinya penyulit dan kecacatan
 Idealnya setiap pasien yang datang dilakukan pendekatan
dengan prinsip holistik, baik fisik maupun jiwa.
Kelompok Pasien dengan risiko tinggi
Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan penapisan/pemeriksaan
psikiatrik pada seluruh pasien, maka perhatian terutama harus ditujukan
kepada beberapa kelompok pasien yang berisiko tinggi, yaitu :
1. Pasien dengan penyakit fisik kronis (infeksi & non-infeksi)
2. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada hubungannnya dengan
masalah kejiwaan (keluhan fisik memberat jika ada masalah psikis).
3. Keluhan fisik beranekaragam/berganti-ganti , melakukan shopping
doctor, meminta pemeriksaan penunjang berkali-kali meskipun telah
dinyatakan normal (gangguan fisik/kelainan organik sebenarnya tidak
ada.
4. Pasien yang telah mengalami pengalaamn hidup yg ekstrem (trauma
psikologis, stresss yang berat, kehilangan).
5. Pasien dengan kecacatan.
Catatan
• Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter dapat juga
dilakjuakn oleh perawat, bahkan deteksi dapat dilakukan
oleh kader kesehatan jiwa ataupun setelah melakukan
penyuluhan kepada masyarakat, sebuah keluarga
diharapkan dapat mendeteksi salah satu anggota
keluarga yang cenderung mengalami gangguan jiwa.
• Sedangkan dianosis medik, intervensi farmakologis,
rujukan dilakukan oleh dokter.
• Intervensi psikososial dapat dilakukan oleh dokter dan /
atau perawat
Prinsip Umum deteksi dini dalam layanan
keswa
1. Komunikasi dengan pasien dan keluarganya
(carers).
2. Pemeriksaan (assesment)
3. Tatalaksana dan monitoring
4. Penggerakan dan penyediaan dukungan
sosial
5. Perlindungan terhadap hak asasi
6. Perhatikan kesehatan secara umum.
MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS UNTUK PENAPISAN
Stress yang tidak
bisa diatasi
• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan
• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain
seperti ANXIETAS
•• pusing, mual
Merasa murung, mudah sedih
• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan
• Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan
fisik lain yang berkepanjangan
• Gangguan tidur DEPRESI
SEDANG s/d
•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang BERAT
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya
• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham) PSIKOTIK
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi) (AKUT) s/d
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
SKIZOFRENIA
mudah tersinggung)
KENDALA UNTUK PEMERIKSAAN
PSIKIATRIK DI KLINIK/PUSKESMAS:
• JUMLAH PASIEN BANYAK
• WAKTU DAN TENAGA TERBATAS

STRATEGI

SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS


PADA
PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
Tindak Lanjut
Setelah terdeteksi kemungkinan adanya masalah
kesehatan jiwa, maka selanjutnya dilakukan
proses diagnosis melalui wawancara psikiatrik
dan pemeriksaan lain yang mengacu kepada
kriteria diagnostik dalam Pedoman dan
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ) atau International
Classification of Diseases (ICD) untuk masing-
masing gangguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai