Anda di halaman 1dari 53

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PARADIGMA KEPERAWATAN
(Penerapan Konsep Paradigma Keperawatan dalam Praktik Keperawatan)

DISUSUN OLEH
1. MAYANG KARTIKA PO. 71.20.1.19.058
2. MIFTHAHUL JANNAH PO. 71.20.1.19.060
3. NURUL HIDAYATI PO. 71.20.1.19.068
4. SYINDY APRILIA PO. 71.20.1.19.084

PEMBIMBING
1. SRI ENDRIYANI,S.Kep,M.Kep

TINGKAT I B
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah Konsep Keperawatan Dasar yang berjudul “ PARADIGMA
KEPERAWATAN”
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu REHANA,S.Pd , S.Kep,M.Kes Ibu JAWIAH,S.Pd,S.Kep,M.Kes
Ibu SRI ENDRIYANI,S.Kep,M.Kep Sebagai Dosen KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2. Serta teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
3. Orang tua penyusun yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Terima Kasih.

Palembang ,22 Agustus 2019

Kelompok 4

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di indonesia, kedepan diharapkan


harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara aradigmal sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang
senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawtan di sebagian besar rumah
sakit indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melaluiproses
keperawatan.

Dalam dunia keperawatan , masyarakat secara umum masih memandang profesi


keperawtan sebagai profesi asistensi dokter atau pekerja sosial yang sifatnya
membantu orang sakit atas intruksi intruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat
pun kadang kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesi nya
sendiri,hal ini dapat diliht dibeberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan
masih bersifat vocasional blum sepenuhnya beralih ke pelayanan profesional.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara


umum maupun perawat khususnya perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan ,profesi keperawatan dan organisasi profesi.

B. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan
2. Untuk mengetahui unsur unsur paradigma keperawatan
3. Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan

C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana paradigma keperawatan???

3
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
TUJUAN MAKALAH................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH............................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................4
PARADIGMA KEPERAWATAN...............................................................................5
KONSEP
MANUSIA............................................................................ ....................7
PENGERTIAN MANUSIA............................................................ ...........................8
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA........................................................... ..............10
KONSEP KEPERAWATAN...................................................... ............................17
KONSEP SEHAT-SAKIT.......................................................... ............................19
RENTANG SEHAT SAKIT.................................................... ................................22
TAHAPAN PROSES SAKIT........................................................ ..........................27
TAHAPAN PROSES SAKIT MENURUT PARA AHLI...........................................30
BATASAN SAKIT DAN PENYAKIT.................................................... .................34
PROSES PERJALANAN PENYAKIT.................................................... ..............34
DAUR PENYAKIT................................................................................................34
DAMPAK SAKIT..................................................................................................35
PERILAKU PADA PADA PRANG SAKIT...........................................................37
KONSEP LINGKUNGAN....................................................................................39
KOMPONEN DAN PENGEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN............40
RINGKASAN.................................................... ..................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................... .....................................46

4
BABII
PARADIGMA KEPERAWATAN

Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman (1970)


yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto p (1997) mengartikan paradigma
sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan
bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat , memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya
manusia,keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan.Sebagai
disiplin ilmu , keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang
mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga
paradigma keperawatan akan terus berkembang.

Secara umum paradigama diartikan cara pandang, melihat, memikirkan,


memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang
ada. Paradigma dapat pula diartikan suatu diagram atau kerangka berpikir seseorang
dalam menjelaskan suatu masalah atau fenomena dari suatu kejadian.

Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut


atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai
teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna
mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka
kerja keperawatan.

Beberapa ahli di bidang keperawatan mempunyai pendapat sendiri tentang


arti dari paradigma keperawatan. Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan
adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada

5
dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma keperawatan berfungsi sebagai
acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan.

Bagaimana paradigma keparawatan dibangun atau disusun atas dasar unsur


apa saja? Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau
klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang membentuk
paradigma keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori lain. Teori
keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien.
Hal ini meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang
memberikan asuhan bersama-sama dengan klien.

Hubungan kempat komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Manusia

Kesehatan
Keperawatan

Lingkungan/
Masyarakat
6
Gambar.1.1 Unsur Paradigma Keperawatan

KONSEP MANUSIA

Komponen paradigma keperawatan ini merupakan komponen pertama sebagai


salah satu fokus dari pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien yang
merupakan makhluk biopsikososial dan spiritual yang terjadi merupakan kesatuan dari
aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda
beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing masing ( Konsorsium Ilmu
Kesehatan, 1992). Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma
keperawatan ini bersifat individu , kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem.
Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya sering dipengaruhi oleh berbagai
aspek baik lingkungan , kesehatan atau kebudayaan bangsa mengingat suatu bangsa
memiliki pandangan yang berbeda.

Sebagai klien yang bersifat individu , sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya


adalah biopsikososio dan spiritual yang berbeda dengan individu lainnya. Karena itu
diharapkan terjadi proses pemenuhan kebutuhan dasar ke arah kemandirian .
kebutuhan dasar tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis,keamanan dan
kenyamanan,cinta mencintai,harga diri dan aktualisasi diri.

Sebagai klien yang bersifat keluarga , diartikan sebagai sekelompok individu atau
kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang
lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat, sehingga dalam memberikan
perawatan selalu memandang aspek keluarga karena melalui keluarga ini akan dapat
diketahui faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan agar tujuan perawatan dalam
rangka membantu menigkatkan kemampuan keluarga untuk mampu menyelesaikan
masalah (tugas) kesehtan secara mandiri dapat terpenuhui .

Sebagai klien yang bersifat masyarakat , diartikan bahwa melalui masyarakat


kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan
kesehatan , pendidikan, tempat rekreasi, transportasi,komunikasi dan sosial juga,
dengan adanya keyakinan yang kuat dari masyarakat sehingga pandangan
masyarakat sangat diperlukan dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar.
Kemudian konsep manusia yang lain dalam paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem, dimana manusia terdiri dari komponen subsistem yang telah
membentuk suatu sistem . Sistem tersebut dapat meliputi sistem terbuka,sistem
adaptif dan sistem personal,interpersonal dan sosial yang secara umum dapat
dikatakan sebagai makhluk holistik(utuh).Sebagai sistem terbuka,manusia dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan , baik lingkungan fisik, psikologis,
sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Sebagai sistem adaptif,manusia akan
merespons terhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang akan selalu
menunjukan perilaku adaptif dan maladaptif . Apabila kemampuan merespon
lingkungan tersebut baik, maka perilaku manusia akan menunjukan perilaku adaptif,
akan tetapi jika kemampuan dalam merespons lingkungannya kurang, maka perilaku
manusia akan menunjukan perilaku maladaptif. Sebagai sistem personal,interpersonal
dan sosial,manusia memiliki persepsi, pola kepribdian dan tumbuh kembang yang
tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi,peran dan komunikasi yang berbeda,
serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam
pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.

PENGERTIAN MANUSIA

Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu


yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang terdiri dari bio-psiko-sosio-
spiritual. Manusia merupakan unsur kedua dalam paradigma keperawatan. Manusia
bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam
situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan,
dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini
dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan
seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya, dan
manusia harus dipandang sebagai individu yang utuh dan kompleks (makhluk
holistik) yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

a. Manusia dipandang sebagai makhluk hidup (bio)


Sebagai makhluk hidup manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuannya mempunyai fungsi yang
terintegrasi,setiap organ tubuh mempunyai tugas masing-masing , tetapi tetap
bergantung pada organ lain dalam menjalankan tugasnya.
2) Berkembang biak melalui jalan pembuahan, hamil lalu melahirkan bayi yang
kemudian tumbuh dan berkembang menjadi remaja, dewasa,menua dan akhirnya
meninggal.

3) Mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang


harus dipenuhi. Kebutuhan dasar yang paling utama adalah keyakinan kepada Tuhan,
kebutuhan biologis dan fisiologis, seperti oksigen, air, makanan, eliminasi dan lainnya.

b. Manusia sebagai makhluk psiko


Manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran pribadi dan kata hati
(perasaan). Selain itu, manusia juga merupakan makhluk yang dinamis yang
dapat berubah dari waktu kewaktu dan bertindak atas motif tertentu untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya.

c. Manusia sebagai makhluk sosial


Manusia tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi dengan orang
lain. Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama manusia
bergaul dengan manusia lain. Memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi
kepada kepentingan sosial, dan tidak dapat terlepas dari lingkungannya, terutama
lingkungan sosial. Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu maupun masyarakat.

d. Manusia sebagai makhluk spiritual


Manusia mempunyai hubungan dengan kekuatan di luar dirinya, hubungan
dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam kehidupannya. Keyakinan
yang dimiki seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya. Misalnya, pada
individu yang mempunyai keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh pengaruh
“roh jahat” Ketika seseorang sakit, upaya pertolongan pertama yang dilakukan
adalah mendatangi dukun. Mengingat besarnya pengaruh keyakinan terhadap
kehidupan seseorang, perawat harus memotivasi pasien untuk senantiasa
memilihara kesehatannya.
Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia adalah segala hal yang diperlukan oleh manusia
untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap
manusia mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik, tetapi tetap memiliki
kekebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan manusia pada dasarnya meliputi dua
kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan materi dan non materi.

Perawat harus mengetahui karakteristik kebutuhan dasar manusia hal ini


untuk memudahkan dalam memberikan bantuan layanan keperawatan. Menurut
Anda, Apa saja yang menjadi kebutuhan dasar manusia itu? Coba Anda identifikasi
apa kebutuhan dasar manusia itu ?

Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang kebutuhan dasar
manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Menurut teori ini, beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya. Sehingga beberapa
kebutuhan harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan lainnya. misalnya seseorang
lebih butuh dan terpenuhi makan dan minumnya dari pada memenuhi kebutuhan
sosial atau harga dirinya.

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut teori ini dapat digolongkan


menjadi lima tingkat kebutuhan prioritas (five hierarchy og needs), yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki,
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurutnya bahwa kebutuhan
ini akan senatiasa muncul, meskipun mungkin tidak secara berurutan. Artinya,
ada sebagian orang karena suatu keyakinan tertentu memiliki hirarki kebutuhan
yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Semakin tinggi hierarki kebutuhan
yang terpuaskan, semakin mudah seseorang mencapai derajat kemandirian yang
optimal.

Pemenuhan kebutuhan tersebut, menurut Maslow didorong oleh adanya


dua kekuatan (motivasi), yakni motivasi kekurangan (dificiency motivation) dan
motivasi pertumbuhan/perkembangan (growth motivation) (Hasyim Muhamad,
2002). Motivasi kekurangan ditujukan untuk mengatasi permasalahan, yaitu
ketegangan organistik berupa kekurangan. Sebagai contoh, lapar adalah petunjuk
untuk memenuhi kekurangan nutrisi, haus adalah pentunjuk untuk memenuhi
kekurangan cairan dan elektrolit tubuh, sesak napas adalah petunjuk untuk
memenuhi kekurangan oksigen tubuh, takut cemas adalah petunjuk untuk
memenuhi kekurangan rasa aman dan sebagainya.

Motivasi pertumbuhan/perkembangan didasarkan atas kapasitas setiap


manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas ini merupakan pembawaan setiap
manusia dan dapat mendorong manusia mencapai tingkat hierarki kebutuhan yang
lebih tinggi yaitu aktualisasi diri. Selanjutnya, lima tingkat kebutuhan berdasarkan
hierarki Maslow dapat digambarkan ke dalam bentuk piramida seperti Gambar 1.2
berikut ini.

Gambar 1.2 Hierarki Kebutuhan Dasar Maslow

Selanjutnya, masing-masing kebutuhan tersebut dijabarkan lebih jauh,


mulai kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan yang tertinggi, seperti
berikut ini

Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis dalam hierarki Maslow menempati urutan yang paling dasar,
arti dalam pemenuhan kebutuhan ini seseorang tidak akan atau belum memenuhi
kebutuhan lain sebelum terpenuhinya kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup
manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Kebutuhan fisiologis ini mutlak harus
terpenuhi, jika tidak dapat berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya.

Selanjutnya apakah Anda bisa memberikan contoh tentang kebutuhan


fisiologis, dan akibatnya jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi?

Manusia memiliki minimal delapan macam kebutuhan fisiologis yang harus


terpenuhi. Kebutuhan fisiologis tersebut, meliputi: oksigen, cairan, nutrisi,
temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat-tidur, seksual dan lain-lain.

Oksigen merupakan kebutuhan fisiologi yang paling mendasar, tubuh manusia


sangat tergantung akan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Oksigen diperlukan oleh tubuh memperoleh energi bagi sel-sel tubuh melalui perses
metabolisme. Pada beberapa kondisi tertentu tubuh sering mengalai gangguan
pemenuhan oksigen secara adekuat baik secara akut maupun kronik, seperti pada
kasus gangguan pada gangguan fungsi jantung. Gangguan ini bisa berakibat fatal
bagi seseorang dan tidak jarang sering menimbulkan kematian.

Cairan di dalam tubuh manusia sebanyak 50%-60%. Oleh karena itu, tubuh
manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan.
Pada usia bayi, anak-anak dan usia lanjut (orang tua) sangat rentan terkena resiko
mengalami gangguan keseimbangan cairan, seperti; dehidrasi karena penyakit
diare, muntaber atau demam berlebihan atau berkepanjangan. Gangguan
keseimbangan lainnya bisa terjadi seperti edema atau bengkak, jika terjadi
edema biasanya juga diikuti dengan adanya gangguan elektrolit dan bisa muncul
pada gangguan nutrisi, kardiovaskuler, ginjal, kanker dan trauma. Apabila ditemukan
adanya ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi dan edema pada saat
melakukan pengkajian keperawatan. Maka tindakan keperawatan diarahkan pada
perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Nutrisi merupakan kebutuhan esensial pada tubuh manusia, walaupun tubuh
dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Akan tetapi, jika tubuh
tidak mendapatkan pasukan makanan dalam waktu cukup lama, maka sel tubuh dan
jaringan akan mengalami gangguan dan kerusakan yang akan berakibat fatal bagi
fungsi tubuh itu sendiri. Proses metabolik tubuh mengonrol pencernaan,
menyimpan zat makanan dan mengeluarkan produk sampah/racun dari hasil
proses metabolik. Dalam praktik keperawatan, perawat harus bisa membantu
mengatai masalah klien yang mengalami gangguan keseimbangan nutrisi, seperti
kasus kekurangan nutrisi atau kelebihan nutrisi. Untuk membatu klien dalam
membantu mengatasi masalah nutrisi perawat harus mengerti proses pencernaan
dan proses metabolik tubuh.

Temperatur tubuh manusia dapat berfungsi secara optimal bila berada pada
rentang suhu 360C – 370C. Jika suhu tubuh berada di luar rentang itu maka dapat
menimbulkan kerusakan bagi sel-sel tubuh, efek yang ditimbulkan dapat bisa bersifat
permanen, seperti kerusakan otak yang akan menimbulkan kematian. Tubuh dapat
secara teratur mengontrol pemaparan suhu melalui mekanisme tertentu, yang diatur
oleh sistem saraf yang ada dalam otak. Apabila terjadi pemaparan yang berlebihan
terhadap matahari maka dapat menyebabkan kelainan pada tubuh yaitu, sunstroke,
yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi dan koma. Orang tua yang tinggal di
rumah dengan ventilasi yang jelek, tanpa adanya mesin pendingan (AC) atau kipas
angin berisiko terkena heatstroke selama cuaca panas berkepanjangan.

Eliminasi merupakan suatu proses untuk mengluarkan produk sampah atau


racun dari proses metabolik ke luar tubuh melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan. Paru-paru secara periodik mengeluarkan karbondioksida (CO2),
merupakan gas yang dibentuk selama metabolisme pada sel dan jaringan air dan
natrium yang sering disebut dengan keringat. Proses ini juga dalam rangka
membantu regulasi suhu tubuh karena evaporasi keringat dapat menurunkan suhu
tubuh. Ginjal merupakan bagian terpenting dari proses eliminasi untuk mengekskresi
sampah atau racun-racun seperti kelebihan cairan, elektrolit, ion hidrogen dan
asam melalui proses berkemih atau mengeluarkan urine (buang air kecil/bak). Usus
yang merupakan bagian dari pencernaan akan mengeluarkan produk sampah pada
dalam bentuk faeces melalui proses defikasi (buang air besar/bab).
Istirahat-tidur dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan kesempatan tubuh
untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang terganggung atau rusak. Kebutuhan istirahat-
tidur setiap individu bervariasi tergantung pada kualitas tidur, status kesehatan,
pola aktivitas, gaya hidup dan umur seseorang. Seseorang yang sedang sakit atau
menyusui membutuhkan istirahat yang lebih banyak daripada orang yang sehat
atau orang normal.

Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan

Prioritas berikutnya setelah kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan


keselamatan dan keamanan. Kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik dan psikologis. Orang dewasa secara umum mampu
memberikan keselamatan dan keamanan jika dibandingkan dengan bayi atau anak.
Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis, kimiawi, termal dan bakteriolgis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan
konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil periotas lebih


dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Contoh seorang perawat
harus lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan akan keselamatan dan keamanan
pada klien yang mengalami disoritasi dari kemungkinan jatuh atau cedera dari
tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan cairan
atau nutrisinya.

Keamanan psikologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan


kehidupan seseorang. Dalam konteks hubungan interpersonal seseorang juga
membutuhkan rasa aman. Keamanan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang
di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman. Misalnya, seseorang yang menjalani operasi
apendiktomi dapat berpikir bahwa hal ini akan membahayakan keamanannya.

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki


Prioritas selanjutnya setelah terpenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan
adalah kebutuhan cinta dan rasa memiliki. Kebutuhan dasar ini menggambarkan
emosi seseorang. Manusia secara umum membutuhkan perasaan untuk dicintai
oleh keluarga mereka, diterima oleh teman sebaya, oleh lingkungan dan
masyarakat sekitarnya. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat seseorang
berkeinginan menjalin hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan orang
lain. Dorongan ini akan terus menekan seseorang sedemikian rupa sehingga ia
akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan perasaan saling
mencintai dan memiliki tersebut.

Kebutuhan untuk dicintai atau memiliki adalah keinginan untuk berteman,


bersahabat, atau bersama-sama beraktivitas. Ini merupakan identitas dan prestise
untuk seseorang. Kebutuhan dimiliki sangat penting artinya bagi seseorang yang
ingin mendapatkan pengakuan. Kebutuhan dicintai dan mencintai meliputi
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta serta kasih sayang, menjalani peran
yang memuaskan, serta diperlakukan dengan baik.

Oleh karena itu, perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada


klien harus bekerja sama dengan keluarga untuk menyesuaikan rencana
keperawatan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
yang sangat diperlukan pada saat seseorang mengalami sakit.

Kebutuhan Harga Diri

Manusia senantiasa membutuhkan perasaan untuk mendapatkan penghargaan


dan dihargai oleh orang lain. Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada
penghormatan diri, dan pengakuan diri, kompetensi rasa percaya diri dan
kemerdekaan. Untuk mencapai penghargaan diri, seseorang harus menghargai apa
yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukannya serta menyakini bahwa
dirinya benar dibutuhkan dan berguna.
Apabila kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi,
orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri. Beberapa
contoh kebutuhan cinta dan dicintai, jika kebutuhan akan cinta atau keamanan
tidak terpenuhi secara memuaskan, kebutuhan akan harga diri juga terancam.
Perlu diingat bahwa seseorang yang memiliki harga diri yang baik, akan
memiliki kepercayaan diri yang baik pula. Dengan demikian ia akan lebih
produktif. Harga diri yang sehat dan stabil tumbuh dari penghargaan yang
wajar/sehat dari orang lain, bukan karena keturunan, ketenaran, atau sanjungan
yang hampa.

Ada beberapa hal yang perlu Anda diperhatikan sebagai perawat dalam
memenuhi harga diri pasien. Pertama, setiap pasien membutuhkan pengakuan dari
orang lain. Oleh sebab itu, setiap tindakan yang akan Anda lakukan harus
dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pasien. Selain itu, Anda juga perlu memberikan
penghargaan atas kemajuan dan kerja sama pasien, sekecil apapun hasilnya. Kedua
dalam berinteraksi bersama pasien, Anda harus menunjukkan profesionalisme dan
menempatkan pasien sebagai guru, sebab Anda harus belajar dari setiap kasus dan
karakteristik yang ada pada pasien

Kebutuhan Aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkat kebutuhan yang paling tinggi


menurut Maslow dan Kalish. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk
mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar. Lebih dari itu,
aktualisasi diri merupakan hasil dari kematangan diri.

Abraham Maslow berdasarkan teorinya mengenai aktualisasi diri, pada asumsi


dasar bahwa manusia pada hakikatnya memiliki nilai intrinsik berupa kebaikan.
Sehingga manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya. Dalam proses
perkembangannya manusia dihadapkan pada dua pilihan bebas, yakni pelihan
untuk maju atau pilihan untuk mundur. Pilihan-pilihan ini akan menentukan arah
perjalanan hidup manusia, apakah mendekati atau menjauhi kesuksesan mencapai
aktualisasi diri. Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan memilki
kepribadian yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Seorang perawat dalam menjalankan tugasnya harus senantiasa


memperhatikan kebutuhan privasi klien dan memenuhinya ketika dalam keadaan
sehat atau sakit. Ketika dalam keadaan sehat, individu yang teraktualisasi dirinya
biasanya mempunyai kebutuhan kuat terhadap privasi, akan tetapi jika dalam
keadaan sakit akan terjadi penurunan privasi khususnya berhubungan dengan
kondisi lingkungan rumah sakit.
KONSEP KEPERAWATAN

Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep


keperawatan. Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
bersifat proffesional dalam memenuhui kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis,sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu,keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat-sakit. Dengan demikian paradigma dalam konsep
keperawatan memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan
tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
Bentuk asuhan keperawatan tersebut berupa antara lain:

Pertama, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang


memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dappat diberikan
melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan fisiologis.

Kedua, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki
ketidakmauan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui
pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian motivasi pada klien
yang memiliki penurunan dalam kemauan sehigga diharapkan terjadi motivasi yang
kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan . pada proses
pemenuhan kebutuhan dasar tindakan ini pada umumnya merupakan terapi
psikologis yang dimiliki perawat dalam mengatasi masalah klien.

Ketiga, bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yag memiliki
ketidaktahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini dapat diberikn melalui
pelayanan keperawatan yang bersifat pemberian pengetahuan,yang berupa
pendidikan kesehatan (health education) yang dapat dilakukan oleh individu ,
keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam tugas
(masalah) perawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan
peningkatan kebutuhan dasar.

Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan
berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu
individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan membantu klien
mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk membantu klien
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Sesuai dengan hasil
kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan yaitu,
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
masyarakat (Lokakarya Keperawatan Nasional,1983).

Layanan keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi


kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Sebagai bagian
integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lain
(misal dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya juga harus diringi
dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat.

Apa tugas dan fungsi perawat ? Tugas dan fungsi perawat secara umum
memberikan bantuan atau pelayanan kepada pasien (dari level individu, keluarga
hinga masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan
diberikan karena adanya kelemahan fisik,mental,danketerbatasan
pengetahuansertakurangnyakemauan untuk dapat melaksanakan
kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Keahlian dalam memberikan asuhan keperawatan merupakan hasil dari
pengetahuan dan pengalaman klinik yang dimiliki oleh seorang perawat. Keahlian
diperlukan untuk menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang
kompleks merupakan inti dari asuhan keperawatan dan menjadi dasar
pengembangan praktik keperawatan dan ilmu keperawatan.
Lalu siapa saja yang bisa disebut sebagai perawat? Masyarakat awam
menganggapperawat adalah orang yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas
dengan mengenakan seragam putih-putih. Ada pula yang mengatakan bahwa
perawat adalah orang yang bekerja sebagai pembantu dokter.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor: 647/Menkes/


SK/IV/2000 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, yang kemudian
diperbaharui dengan Kepmenkes RI No.1239/SK/XI/2001, dijelaskan bahwa perawat
adalah orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik di dalam maupun di
luar negeri, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya perawat adalah suatu profesi yang mandiri yang mempunyai hak untuk
memberikan layanan keperawatan secara mandiri, dan bukan sebagai profesi
pembantu dokter.

KONSEP SEHAT- SAKIT

Paradigma sehat

Membuat definisi atau mengartikan sehat yang baik tidaklah mudah karena
setiap orang mempunyai konsep yang berbeda tetang sehat, tergantung dari sudut
pandang dan latar belakang dan tingkat sosial seseorang dalam mengartikan sehat.
Untuk memudahkan dan memahami tentang konsep sehat kita harus memulai
bagaimana seseorang melihat, mengartikan apa itu sehat secara luas kita artikan
sebagai paradigma sehat.
Apa itu paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir seseorang
tentang kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara
dinamis dan lintas sektoral, yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penyakit agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
yang sakit.
Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit,
maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat.
Padahal pendapat yang demikian itu kurang tepat, karena ada beberapa penyakit
tidak menimbulkan gejala terlebih dahulu, setelah penyakit cukup parah baru muncul
atau menimbulkan gejala, seperti beberapa penyakit kanker yang baru diketahui
setelah stadium lanjut.

Definisi Sehat

Secara umum sehat didefinisikan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal
(psikologis, spritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi)
dalam mempertahankan kesehatannya.
Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter yang dapat meningkatkan konsep sehat
yang positif (Edelman dan Mandle, 1994), yaitu:
A. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
B. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
C. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sedangkan pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat
sebagai sutu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan (Depkes
RI, 1992).

Bagaimana ciri-ciri seseorang dikatakan sehat? Seseorang dikatakan sehat


jika:
a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak
sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional,
dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai.
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi
mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau
pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

Definisi Sakit

Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi


impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila
ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.
Oleh karena itu, sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien
dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu
berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang
sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Sehingga kita mengenal adanya perilaku sakit, apa itu perilaku sakit? Yaitu
cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan
gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem
pelayanan kesehatan. Menurut Bauman (1965), seseorang dapat menggunakan tiga
kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu: 1) Adanya gejala naiknya
temperature, nyeri; 2) Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan baik, buruk,
dan sakit; 3) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti bekerja
dan sekolah.
Bagaimana ciri seseorang dikatakan sakit? Seseorang dikatakan sakit jika ia
percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya yakni merasa dirinya tidak
sehat/merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya. Gejala secara fisik
yakni ada rasa nyeri dan panas tinggi, sedangkan secara kognitif ada interprestasi
terhadap gejala.

RENTANG SEHAT SAKIT

Pengertian Rentang Sehat - Sakit

Rentang sehat-sakit sebagai suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur
keadaan sehat/kesehatan seseorang, kedudukannya pada tingkat skala ukur dinamis
dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur yakni keadaan sehat secara
optimal pada satu titik dan kematian pada titik yang lain karena dipengaruhi oleh
faktor pribadi dan lingkungan.
Pada skala ini, sewaktu-waktu seseorang bisa berada dalam keadaan sehat,
namun di lain waktu bisa bergeser keadaan sakit. Menurut Neuman (1990),adalah
sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejateraan klien pada waktu
tertentu, yang terdapat dalam rentan dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan
energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan
habisnya energi total.

Sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan
sehingga akan lebih akurat jika ditentukan setiap titik–titik tertentu pada skala
Sehat-Sakit seperti Gambar 1.3 berikut.
Rentang Sehat Rentang Sakit

Sejahtera Sehat Sehat Setengah Sakit Sakit


Kronis Mati sekali normal sakit

Gambar 1.3. Skala Sehat-Sakit

Dengan model ini diharapkan perawat dapat menentukan pada tingkat


mana kesehatan klien berada sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Hanya saja
dengan model ini perawat biasanya sulit menentukan tingkat kesehatan klien sesuai
dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang ini.

Berdasarkan konsep sehat sakit tersebut, maka paradigma keperaatan dalam


konsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan
diberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status keseatan
dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadan setengah sakit,
sakit, atau sakit kronis, sehngga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan
yang diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status
kesehatan.

Rentang Sehat

Rentang sehat ini diawali dari status kesehatan normal, sehat sekali dan
sejahtera. Dikatakan sehat bukan berarti bebas dari penyakit, akan tetapi meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Selain empat komponen utama terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, yakni:

A. Faktor Internal
1) Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia
(bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan
yang berbeda-beda.

Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan


tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan
tindakan. Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal
keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau
mengembangkan perilaku pencegahan penyakit.

2) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan


Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual
yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.

Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk


kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit
dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan
sendirinya.

3) Persepsi tentang fungsi


Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap
kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang
kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak
pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap
kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung
berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut
yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara
mereka melaksanakannya.

Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif
yaitu tentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak napas,
atau nyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan, dan
bunyi paru). Informasi ini memungkinkan perawat merencanakan dan
mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.

4) Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan
cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap
perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin
dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat
mengancam kehidupannya.

Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai


respons emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu
melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan
menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani
pengobatan. Contoh: seseorang dengan napas yang terengah-engah dan sering
batuk mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia secara emosional tidak dapat
menerima kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang
yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan
kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita
kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari
pengobatan. Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara
emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan
mau mencari pengobatan yang tepat.

5) Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya,


mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau
teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak
sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual
seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari
perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan
keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang
keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa
orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh.
Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara
spiritual.

Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan


pengobatan tertentu, sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien
sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.

B. Faktor Eksternal
1) Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya
mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.

2) Faktor Sosial ekonomi


Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan
lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan
dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan
cara pelaksanaannya.

3) Latar Belakang Budaya


Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan
perilaku dan bahasa yang digunakan.

Rentang Sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat - sakit. Rentang ini
dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada
dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh
kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses
penyesuaian diri manusia.

Tahapan – tahapan yang terjadi selama proses saki t


1) Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya sendiri karena timbulnya
suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik.

2) Tahap Asumsi terhadap Sakit


Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang
dirasakan pada tubuh.

3) Tahap Kontak dengan Pelayanan Kesehatan


Tahap ini seseorang telah melakukan hubungan dengan pelayanan kesehatan
dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat atau lainnya
yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.

4) Tahap Ketergantungan
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang
tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang
sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang
mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan
tingkat kebutuhannya.

5) Tahap Penyembuhan
Tahap ini merupkan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan
untuk beradaptasi, di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk
melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Tahap-tahap Perilaku Sakit
1) Tahap I (Mengalami Gejala)
a) Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah”.
b) Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum
menduga adanya diagnosa tertentu.
c) Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran
terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dan lain-lain); (b) evaluasi
terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut
merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.
d) Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejala penyakit dan dapat
mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

2) Tahap II (Asumsi tentang Peran Sakit)


a) Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat.
b) Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang
terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit
sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan
terhadap perannya.

Menimbulkan perubahan emosional seperti: menarik diri/depresi, dan


juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa
kompleks atau sederhana tergantung beratnya
penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan perkiraan lama sakit.
c) Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan
kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan
kesehatan. Akan tetapi, jika gejala itu menetap dan semakin
memberatkan maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem
pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien

3) Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)


a) Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari
seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan,
penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan di masa
yang akan datang.
b) Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak
menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita
penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. Klien bisa menerima atau
menyangkal diagnosa tersebut.
c) Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan
yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin
akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi
dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka
menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan
keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah
ditetapkan.
d) Klien yang merasa sakit tetapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan,
mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia
memperoleh diagnosa yang diinginkan.
e) Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang
mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain
untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak
terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia
akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari
diagnosa yang sebenarnya.

4) Tahap IV (Peran Klien Dependen)


a) Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien
bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk
menghilangkan gejala yang ada.
b) Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai
tuntutan dan stress hidupnya.
c) Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan
tugas normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas.
d) Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikannya dengan perubahan
jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran
klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.

5) Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)


a) Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara
tiba-tiba, misalnya penurunan demam.
b) Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh
perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya
pada penyakit kronis. Tidak semua klien melewati tahapan yang ada,
dan tidak setiap klien melewatinya dengan kecepatan atau dengan
sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan
perilaku sakit akan membantu perawat dalam
mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan bersama-
sama klien membuat rencana perawatan yang efektif.
Tahapan proses sakit menurut para ahli

1. Menurut Webster, penyakit adalah kondisi tidak nyaman, perubahan dari badan
manusia yang mengganggu penampilan fungsi-fungsi vitalnya.
2. Menurut Oxford English Dictionary, peyakit merupakan kondisi dari badan atau
sebagian dari organ-organnya dimana fungsi-fungsinya terganggu atau menyimpang.
3. Secara ekologis, penyakit dapat dianggap sebagai kegagalan penyesuaian dari
organisme manusia terhadap lingkungannya.
4. Menurut Zaidin Ali, keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan
biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,
produktivitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Dari beberapa definisi diatas sebenarnya tidak menentukan kriteria kapan penyakit
mulai dan kapan penyakit berakhir karena dianggap sifatnya dinamis tidak tetap atau
statis.
Seseorang tidak akan selalu dalam keadaan sehat karena menurut WHO konsep
sehat dan sakit itu sering kali dianggap komplementer satu dengan lainnya. Misalnya
kondisi seseorang 60% sehat berarti 40% kondisinya adalah sakit. Hubungan sehat,
sakit dan penyakit seperti :
– Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan
-Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam berdaptasi dengan lingkungan
-Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara faktor : Host-Agent-Environment.

Sakit dan Perilaku Sakit


Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, dan
perkembangannya terganggu. Bukan hanya keadaan dimana terjadi proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit, sebagai contoh :
– Seseorang dengan penyakit leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin
akan mampu berfungsi seperti biasanya.
– Sedangkan dengan seseorang dengan penyakit kanker payudara yang
sedangmempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya ; mendefinisikan dan mengintrerprestasikan ; gejala yang
dialami; melakukan upaya penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan
kesehatan.
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa
daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa
sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang
menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel,
sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak
dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau “kantong kering” (tidak punya uang).
Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :

1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia


2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). Untuk mengobati sakit yang
termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan,
ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan.
Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain.

Beberapa hal yang menjadi latar belakang atu penyebab faktor terjadinya penyakit
yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Faktor Internal
A .Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan segera
mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-
hari.
Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa
membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari
bantuan.
Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa
saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara
menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.

B.Asal atau Jenis penyakit


Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu
fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari
pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas
dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak
dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala
yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi
yang ada.

2. Faktor Eksternal
A. Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku
Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih
cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena
mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.

B. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru
meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang
berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan
pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya
dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari
pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman
Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu
diperiksakan ke dokter.

C. Latar Belakang Budaya


Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat,
mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami
latar belakang budaya yang dimiliki klien.
D. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap
terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari
pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.

E. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan


Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering
mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar
dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan
prosedur yang rumit.

F. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat
peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan,
seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik,
senam POCO-POCO dll).
Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket,
Lapangan Sepak Bola, dll.
Sedangkan menurut Suchman tahapan sakit terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a. Tahap Transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya
tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
– Fisik: nyeri, panas tinggi.
– Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
– Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.
Konsultasi dengan orang terdekat : gejala perasaan, kadang-kadang mencoba
pengobatan dirumah.

b.Tahap asumsi terhadap peran sakit


Penerimaan terhadap sakit.
1. Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan peran
sakit.
2. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri, mengikuti
nasehat teman / keluarga.
Akhir dari tahap ini dapat ditentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan dipenuhi / dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
c.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
– Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri
– 3 tipe informasi :
1. Validasi keadaan sakit.
2. Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
3. Keyakinan bahwa mereka akan baik.
– Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala
kembali pada posisi kesehatan.
d. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit : menjadi
pasien yany tergantungan untuk memperoleh bantuan.
Setiap orang mempunyai ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
*Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien di kaitkan dengan tahap perkembangan.
* Support terhadap perilaku pasien yang mengarah pada kemandirian.
e. Tahap Penyembuhan
1.Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada kondisi sebelum
sakit
2. Kesiapan fungsi sosial
3. Member pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian
4. Memberikan harapan dan support.

Batasan Sakit dan Penyakit


Disease adalah gangguan dan penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ
tubuh.
Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit
yang di deritanya.
Sickness adalah perilaku yang muncul dari diri orang tersebut sebagai tanggapan
pengetiannya terhadappenyakitnya (illness ).

Proses Perjalanan Penyakit

a) Fase sebelum orang sakit/ Pre-patogenesis


Yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan
berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan. Secara terus menerus berinteraksi
dengan Agent ( penyebab ) dengan lingkungannya
b) Fase orang mulai sakit/ Patogenesis
Agent masuk tubuh manusia, agent mulai bersarang & berkembang biak secara
evolusi ( inkubasi), penderita tampak sehat meskipun ada perubahan jaringan dan
fungsi-fungsinya, gejala klinis belum nyata, bisa terdeteksi dengan alat penunjang
medis ( lab, serologis, dll), perubahan jaringan dan fungsi secara nyata disebut
Clinical Horison, kronis, kematian.

Daur Penyakit ( Disease Cycle )


Dalam konsep yang klasik pada umumnya penyakit menular ditandai dengan
perjalanan penyakit yang melalui tahap-tahap atau daur sebagai berikut :
1. Incubation perode atau masa inkubasi adalah rentang waktu antara masuknya
agent penyakit menular kedalam tubuh sampai munculnya tanda-tanda dan gejala
yang nyata secara klinis dari penyakit tersebut.
2. Prodromal periode adalah waktu yang relatif pendek yang dimulai dengan tanda-
tanda dan gejala yang idak terlalu khas seperti sakit kepala,demam dan sebagainya.
Diagnosa secara klinis belum dapat ditegakkan secara pasti karena tanda-tanda dan
gejalanya belum khas.
3. Fastigium adalah keadaan dimana penderita sudah jelas penyakitnya. Tanda-tanda
dan gejalanya biasanya sudah jelas dan diagnosa klinisnya sudah dapat ditegakkan.
4. Defervescence adalah keadaan dimana badan sudah mulai merasa lebih baik.
5. Convalescence adalah masa pemulihan atau penyembuhan walaupun tubuh
seseorang mungkin masih mengandung bibit penyakit atau kuman yang
bersangkutan.
6. Defection adalah keadaan dimana penderita sudah sembuh dari penyakitnya tapi
seseorang itu mengalami kelainan yang berbentuk cacat yang menetap dan mungkin
memerlukan tindakan rehabilitasi fisik,mental atau sosialnya.

Dampak sakit

Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalai sakit baik yang
dirawat dirumah maupun dirawat dirumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada
individu keluarga atau masyarakat. Dampak dampak tersebut antara lain:
Pertama, terjadi perubahan peran pada keluarga. Selama sakit peran dalam
keluarga akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah
satu anggota keluarga yang mengalami sakit.
Kedua, terjadinya gangguan psikologis. Keadaan ini dapat mengakibatkan
terjadinya stres (ketegangan) sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila
psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. Proses terganggunya psikologis ini diawali
dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan dan lain-lain.
Ketiga, masalah keuangan. Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya
beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit
mengingat biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
Keempat, kesepian terhadap perpisahan. Dampak ini dapat terjadi pada
seseorang yang sebelumnya selalu berkumpul dengan keluarga, namun ketika sakit
orang tersebut harus dirawatdann berpisah dari keluarganya.
Kelima, terjadinya perubahan kebiasaan sosial. Ini jelas terjadi mengingat
selama dirumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi
ketika seseorang sakit seluruh aktivitas sosialnya akan mengalami perubahan.
Keenam, terganggunya privasi seseorang. Privasi seseorang dapat ditujukan
pada perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan seseorang.
Perasaan menyenangkan ini akan mengalami gangguan karena aktivitasnya terbatas
dengan kehidupan dirumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat
perasaan menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan penghargaan sosial sulit
dicapai.
Ketujuh, terjadi perubahan gaya hidup. Adanya peraturan dan ketentuan dari
rumah sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makanan obat dan aktivitas
agar seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-
hati dan menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan ketentuan proses
pengobatan dari perawatan.

Dampak Sakit yang lainnya :


1) Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit,
reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan
jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan
sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang ayah
yang mengalami demam, mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau
kesabaran untuk menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin
akan menjadi mudah marah dan lebih memilih menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat
menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok,
penolakan, marah, dan menarik diri. Perawat berperan dalam mengembangkan
koping klien dan keluarga terhadap stress, karena stressor sendiri tidak bisa
dihilangkan.

2) Terhadap Peran Keluarga


Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami
penyakit, peran- peran klien tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan
tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara
drastis dan berlangsung lama. Individu/keluarga lebih mudah beradaftasi dengan
perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Perubahan jangka pendek yakni klien tidak mengalami tahap penyesuaian
yang berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka penjang, klien memerlukan
proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’. Peran perawat adalah
melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana keperawatan.

3) Terhadap Citra Tubuh


Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan
fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan
fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap
perubahan tersebut.
Reaksi klien/keluarga etrhadap perubahan gambaran tubuh itu tergantung
pada:

a) Jenis perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau organ
tertentu)
b) Kapasitas adaptasi
c) Kecepatan perubahan
d) Dukungan yang tersedia

4) Terhadap Konsep Diri


Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri,
mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh
aspek kepribadiannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan
peran yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual
diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang
bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan penting dalam
hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami
perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi
harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik.
Akibatnya anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien. Misalnya
klien tidak lagi terlibat dalam proses pengambilan keputusan di keluarga atau tidak
akan merasa mampu memberi dukungan emosi pada anggota keluarganya yang
lain atau kepada teman-temannya sehingga klien akan merasa kehilangan fungsi
sosialnya.
Perawat seharusnya mampu mengobservasi perubahan konsep diri klien,
dengan mengembangkan rencana perawatan yann membantu mereka menyesuaikan
diri dengan akibat dan kondisi yang dialami klien.

5) Terhadap Dinamika Keluarga


Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Misalnya
jika salah satu orang tua sakit maka kegiatan dan pengambilan keputusan akan
tertunda sampai mereka sembuh.
Jika penyakitnya berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat pola
fungsi yang baru sehingga bisa menimbulkan stres emosional. Misal: anak kecil akan
mengalami rasa kehilangan yang besar jika salah satu orang tuanya tidak mampu
memberikan kasih sayang dan rasa aman pada mereka. Atau jika anaknya sudah
dewasa maka seringkali ia harus menggantikan peran mereka sebagai mereka
termasuk kalau perlu sebagai pencari nafkah

Perilaku pada orang sakit


Pengertian perilaku sakit
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
· Menurut Solita Sarwono(1993) yang dimaksud dengan perilaku sakit adalah
segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan.
· Menurut Suchman perilaku sakit adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak
enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala tertentu
· Menurut Kasl dan Cobb, perilaku sakit adalah aktivitas apapun yang dilakukan
oleh individu yang merasa sakit, untuk mendefenisikan keadaan kesehatannya dan
untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat.

Penyebab Perilaku Sakit


Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa
penyebab perilaku sakit itu sebagai berikut :
1. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan
normal.
2. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.
3. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan
keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
4. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat
dilihat.
5. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
6. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit.
7. Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
8. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
9. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti: fasilitas , tenaga,
obat-obatan, biaya, dan transportasi.
Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat dirumah sakit,
seseorang pun selama sakit akan mengalami perubahan perubahan dalam
berperilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan perilaku yang terjadi
selama sakit antara lain.
1. Adanya perasaan ketakutan
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai adanya
perasaan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap
sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh pada
seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui perasaan
ketakutan dan hal ini apabila dibiarkan akan menganggu status mental seseorang.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan
yang dialami seseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka
seseorang akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan. Hal
tersebut sebagai bentuk upaya menghindari kecemasan.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain
atau memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita
tentang penyakitnya.
4. Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada oaring sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan selalu
mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti
selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
5. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan timbul
persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu untuk
menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar pada dokter dan
perawat tersebut.
7. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit ini
adalah berkurangnya minat karena terjadi stress (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam lingkup paradigma keperawatan
selama rentang sehat-sakit adalah dengan mengadakan tindakan pencegahan baik
primer, sekunder maupun tertier. Pencegahan primer dapat meliputi upaya
perlindungan khusus dan perlindungan terhadap kesehatan agar terhindar dari
berbagai penyakit, tindakan ini dilakukan pada rentang sehat. Tindakan pencegahan
sekunder dan tertier dilakukan dengan penegakan diagnosis secara dini dan
pengobatan yang tepat serta mencegah dari terjadinya komplikasi dari berbagai
penyakit yang ditimbulkan dan melakukan rehabilitasi selama rentang sakit.

KONSEP LINGKUNGAN
Komponen paradigma yang keempat adalah konsep lingkungan. Paradigma
keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkungan
fisik,psikologis,sosial,budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik
yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-
daerah wabah. Lingkungan kotor, dekat pembuangan air limbah atau sampah dan
lain-lain. Lingkungan ini jelas dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam
bentuk kebutuhan keamanan dan keselamatan dari bahaya yang dapat
ditimbulkannya.
Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan terganggunya psikologis
pada seseorang seperti lingkungan yang kurang aman, yang mengakibatkan
kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang ditimbulkannya.
Lingkungan sosial dalam hal ini adalah masyarakat luas serta budaya yang ada
juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang serta adanya
kehidupanspiritual juga mempengaruhi perkembangan seseorang dalam kehidupan
beragama serta meningkatkan keyakinan.

KOMPONEN DAN PENGEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN


Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap
berpedoman pada paradigma keperawatan mengingat paradigma merupakan cara
pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-
teori yang ada. Dalam perkembangannya teori keperawatan dapat bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dibawah ini adalah pandangan
beberapa ahli tentang perkembangan paradigma keperawatan diantaranya.
Pertama, Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari
dua sistem mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pellayanan
keperawatandengan tujuan primernya adalah membantu keseimbangan individu
khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit, sehingga akan dicapai status
kesehatan yang beerarti adanya respons adaptasi baik fisik, mental, emosi maupun
sosial terhadap stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan keseimbangan
dan kenyamanan. Lingkungan yang mempengaruhi pelayanan keperawatan adalah
perilaku individu. Pandangan Johnson ini dikenal dengan teori model sistem perilaku.
Kedua, king memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional,
perasa, pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu. Pelayanan
keperawatan ditujukan pada proses interaksi manusia (perawat-klien) dimana
melibatkan setiap perasa orang lain dan situasi melalui komunikasi, penetapan tujuan,
pengertian dan kesepakatan untuk mencapai tujuan. Status kesehatan merupakan
pengalaman hidup manusia yang dinamis, secara tidak langsung akan terjadi
penyesuaian diri terhadap stressor lingkungan internal dan eksternal melalui
penggunaan sumber-sumber manusia yang optimal dalam mencapai tujuan yang
maksimal untuk kehidupan sehari-hari. Dalam pelayanan keperawatan dipengaruhi
oleh lingkungan dan king sendiri memandang lingkungan itu tidak diartikan secara
khusus. Pandangan ini dikenal dengan teori kerangka kerja dan teori sistem terbuka
untuk pencapaian tujuan, yang berfokus pada hubungan timbal balik dari konsep-
konsep proses interaksi manusia.
Ketiga, Leinenger memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan
dalam mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain,
kesehatan dan mempertahankan hidup keperawatan merupakan seni dan ilmu
kemanusiaan yang difokuskan pada perilaku perawatan manusia dan proses terhadap
peningkatan dan mempertahankan perilaku sehat/sembuh dari penyakit. Perilaku dan
proses ini harus sesuai dengan fisik. Psikokultural dan sosial, sehingga status
kesehatan yang hendak dicapai adalah suatu keadaan sehat dan sebagian besar
dikenal dan diekspresikan berdasarkan budaya yang berfokus pada suatu model yang
memberikan pelayanan berdasarkan budaya khusus secara konsisten yang didasari
ilmu dan pengetahuan keperawatan.
Keempat, Levine memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap perubahan. Pelayanan keperawatan
yang diberikan merupakan suatu disiplin yang berfokus pada kemanusiaan dan
kompleksitas terhadap hubungannya dengan lingkungannya, intisari perawatan adalah
pada interaksi manusia. Status kesehatan yang dimaksud disini adalah sistem
pelayanan kesehatan yang mencakup perawat. Pandangan ini dikenal dengan teori
keperawatan yang berfokus pada manusia holistic.
Kelima, Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien
yang terdiri dari biopsikososial, kultural dan selalu berkembang. Keperawatan
`merupakan sebuah profesi yang unik, berfokus pada diri sendiri dan semua hal-hal
yang mempengaruhi respons manusia terhadap stressor dengan tujuan utama pada
total person dalam pelayanan keperawatan status kesehatan yang dicapai adalah
tahapan-tahapan sehat atau kestabilan dalam pertahanan yang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan, yaitu keadaan internal atau eksternal yang mengelilingi manusia dan
selalu berinteraksi dengannya. Pandangan ini dikenal dengan teori model sistem
pelayanan kesehatan yang berfokus pada model sistem untuk pendekatan total
personal terhadap masalah-masalah klien.
Keenam, Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik,
psikologis, interpersonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
melalui belajar dari perilak. Keperawatan merupakan pemberian bantuan secara
langsung pada seseorang yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan perawatan
diri sendiri. Yang biasa dikatakan melalui pendidikan dan pengalaman kesehatan
merupakan keadaan berhubungan integritas dengan individual, sedangkan sakit
berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang dalam mempertahankan perawatan
diri sendiri, sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah keyakinan dan harapan dari
masyarakat modern. Pandangan ini dikenal dengan teori perawatan diri sendiri yang
berfokus pada keperawatan dan aktivitas perawatan sendiri.
Ketujuh, Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus
terjadi pertukaran energi denngan lingkungannya. Keperawatan merupakan seni dan
ilmu yang berhubungan langsung terhadap kebutuhan manusia dengan sifat dasar
dan perkembangan manusia. Status kesehatan tidak diartikan secara khusus dan
pelayanan keperawatan dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang
dimaksud disini adalah semua pola-pola yang ada diluar individu. Pandangan ini
dikenal dengan pengetahuan manusia seutuhnya yang berfokus pada keutuhan
manusia dan proses kehidupannya terkait dengan pengetahuan keperawatan.
Kedelapan, Roy memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang
merupakan dasar bagi kehidupan yang baik. Sedangkan keperawatan merupakan
sistem teorikal yang menjelaskan pengetahuan mengenai proses analisis dan
kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan terhadap orang sakit, potensial sakit.
Kesehatan merupakan suatu keadaan atau proses yang berinteraksi dengan manusia
secara keseluruhan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan yaitu semua kondisi,
keadaan disekitar dan yang mengelilingi dan mempengaruhi organisme. Pandangan
ini dikenal dengan nama model adaptasi yang berfokus pada manusia yang selalu
berinteraksi dengan perubahan lingkungan.
Kesembilan, Watson manusia membutuhkan proses kepedulian dalam
mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan
mekanisme personal internal dan mental spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.
Sedangkan keperawatan merupakan seni dan ilmu tentang proses pelayanan manusia
dengan dimensi spiritual yang terdiri dari pengetahuan, ide, keyakinan, falsafah, serta
kesepakatan tindakan. Status kesehatan merupakan keadaan keutuhan dan
keharmonisan antara pikiran, tubuh dan jiwa yang harus sesuai antara yang diterima
dan dialami, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan, dalam hal ini adalah kehidupan
manusia baik spiritual, mental dan fisik di dalam dunia yang berkesinambungan setiap
waktu dan ruang. Pandangan ini dikenal dengan teori kepedulian yang berfokus pada
keperawatan yakni pengetahuan tentang manusia dan pelayanan terhadap manusia

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Selamat, anda telah menyelesaikan Topik tentang Paradigma Keperawatan.
Dengan demikian, Anda sebagai perawat harus memahami tentang makna dan
ensensi yang terkandung dalam paradigma tersebut sebagai pegangan dan landasan
Anda dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Hal-hal penting yang
telah anda pelajari dalam Topik ini adalah sebagai berikut:
1) Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut
atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan
berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan
diantara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
2) Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau
klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang
membentuk paradigma keperawatan adalah:
a) Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat).
b) Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi
klien. Hal ini meliputi lingkungan fisik,
c) Kesehatan, meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
d) Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang
memberikan asuhan bersama-sama dengan klien.
3) Sesuai dengan hasil kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang
konsep keperawatan yaitu, Keperawatan merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan
ini berbentuk layanan bio- psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya
Keperawatan Nasional,1983).
4) Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu
yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang terdiri dari bio-psiko-sosio-
spiritual:
a) Manusia dipandang sebagai makhluk hidup ( bio), sebagai makhluk
hidup manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: terdiri atas
sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang
terintegrasi, berkembang biak melalui jalan pembuahan,
mempertahankan kelangsungan hidup.

b) Manusia sebagai makhluk psiko, manusia mempunyai sifat-sifat yang


tidak dimiliki oleh makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan
berpikir, kesadaran pribadi dan kata hati (perasaan).
c) Manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari orang
lain dan selalu berinteraksi dengan orang lain.
d) Manusia sebagai makhluk spiritual, manusia mempunyai hubungan
dengan kekuatan di luar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan
mempunyai keyakinan dalam kehidupannya.
5) Kebutuhan dasar manusia adalah segala hal yang diperlukan oleh manusia
untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Setiap manusia mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik, tetapi tetap
memiliki kekebutuhan dasar yang sama. Hierarki kebutuhan dasar manusia
menurut teori “A. Maslow” dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan
prioritas (five hierarchy of needs), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
6) Pengertian sehat menurut WHO (1974) yakni suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter berikut
yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle,
1994), yaitu:
a) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan arti sehat menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai sutu kesatuan yang utuh terdiri dari
unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan (Depkes RI, 1992).
7) Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau
satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.
Bagaimana ciri seseorang dikatakan sakit, seseorang dikatakan sakit jika
mempunyai salah satu ciri. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh;
merasa dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala merasa
adanya bahaya.
8) Konsep sehat-sakit unsur ketiga dari paradigma keperawatan, diartikan sebagai
suatu rentang atau sekala ukur hipotesis untuk mengukur keadaan sehat/sakit
seseorang. Kedudukan seseorang pada skala tersebut bersifat dinamis dan
individual karena dipengaruhi oleh faktor pribadi dan lingkungan. Pada
skala ini, sewaktu-waktu seseorang bisa berada dalam keadaan sehat,
namun di lain waktu bisa bergeser keadaan sakit.

9) Lingkungan adalah unsur keempat dalam paradigma, lingkungan diartikan


agregata dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Secara umum, lingkungan
dibedakan menjadi dua lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Untuk
memahami hubungan lingkungan dngan kesehatan, dapat digunakan model
segitiga yang menjelaskan hubungan antara, agens, hospes, dan lingkungan
yang mempengaruhi status kesehatan seseorang.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
diatas. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat A.A., 2010. Metode Penelitian Kesehatan Peredigma Kuanttitaf , Jakarta : Hearh Books.

Kusnanto, s.kep, m.kes. 2003. Pengantaran profesi dan Praktik Keperawatan Profesional Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Ns. Asmadi, S.Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Keokteran EGC.

Asmadi, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC.

Lynda Juall Carpenito. 2002. Diagnosis Keperawatan aplikasi pada praktik klinis.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nama : Mayang Kartika
Tingkat : 1 B
Tahun ajaran : 2019-2020
Mata kuliah : Konsep Dasar Keperawatan
Pembimbing : Ibu Rehana S.Pd, S.Kep, M.Kes

1) Cara pandang secara global yang dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan
atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu susunan
yangmengaturhubungandiantarateorigunamengembangkanmodelkonseptualdan teori-
teorikeperawatansebagaikerangkakerjakeperawatanadalah….
A. TeoriKeperawatan
B. Paradigmakeperawatan
C. Falsafahkeperawatan
D. ModelKeperawatan
E. Konsep Keperawatan

2) Unsur keempat dalam paradigma, yaitu suatu agregata dari seluruh kondisi dan pengaruh luar
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme yang disebut sebagai….
A. Keperawatan
B. Manusia
C. Sehat-sakit
D. Lingkungan
E. Kumpulan
3) Manusiadalamkonsepparadigmakeperawatan,dipandangsebagaiindividuyangutuh
dankompleks,dimanamanusiamempunyaisifat-sifatyangtidakdimilikiolehmakhluk
lain,merupakancirimanusiadilihatsebagaimakhluk….
A. Hidup
B. Bio
C. Psiko
D. Sosial
E. Spiritual

4) Manusiadalamkonsepparadigmakeperawatan,dipandangsebagaiindividuyangutuh
dankompleks,dimanamanusiamempunyaihubungandengankekuatandiluardirinya
hubungandenganTuhannyadanmempunyaikeyakinandalamhidupnya,merupakan
cirimanusiadilihatsebagaimakhluk….
A. Hidup
B. Bio
C. Psiko
D. Sosial
E. Spiritual
5) Menurut Abraham Maslow (1908 – 1970), kebutuhan dasar manusia dapat
digolongkanmenjadilimatingkatkebutuhan(fivehierarchyofneeds),kebutuhanyang
palingmendasarbagimanusiaadalahkebutuhan….
A. Fisiologis
B. Keselamatan dan Keamanan
C. Cinta dan rasamemiliki
D. Hargadiri
E. Aktualisasi diri

6) Tahaptahapterakhirmenujuproseskembalinyakemampuanuntukberadaptasi,
dimanaseseorangakanmelakukanprosesbelajaruntukmelepaskanperannyaselama
sakitdankembaliberperansepertisebelumsakitadalahtahap….
A. Gejala
B. Ketergantungan
C. Asumsi terhadapsakit
D. Penyembuhan
E. Konsep sehat sakit

7) Tahap tahap perilaku sakit dibagi menjadi V tahap,tahap ke II dalam perilaku sakit adalah.....
A. Pemulihan dan rehabilitasi
B. Kontak dengan pera sakit
C. Peran klien dependen
D. Asumsi tentang peran sakit
Mengalami gejaja

NAMA : MIFTHA HULJANNAH


KELAS :1B
KELOMPOK :4
PEMBIMBING : Ibu. REHANA,S,Pd.Kep,M.Kes.

1. Leiningermengembangkanteorinyaberdasarkandariperbedaan ?
A. Manusiadankultur.
B. Kulturdanlingkungan.
C. Manusiadan universal.
D. Manusiadanlingkungan.
E. Kulturdan universal.
2. UU yang mengaturRrgulasiKeperawatansaatiniadalah ?
A. Kep Men. Kes. No 646 tahun 2000.
B. Kep Men. Kes No 645 tahun 2000.
C. Kep Men. Kes. No 644 tahun 2000.
D. Kep Men. Kes. No 647 tahun 2000.
E. Kesp Men. Kes. No 648 tahun 2000.
3. Konsepkesehatanmenurutteori Dorothea Orem adalah ?
A. Konsep yang pentingdalamperawatantranskutural.
B. Suatukeadaandan proses menjadimanusiasecarautuhdanterintegrasisecarakeseluruhan.
C.Sehatsebagaipengalamanhidupmanusia yang dinamis.
D. Kesehatanadalahkualitasdarikehidupandandasardarifungsimanusia.
E. Suatukeadaansehatsecarafisk, psikologis, interpersonal dan social.
4. Elemendalamkeperawatanmeliputi ?
A. Diagnosa, tujuan, danintervensi.
B. Diagnosa, tujuan, implikasi, danevaluasi.
C. Pengkajian, diagnosa, intervensi, implikasi, danevaluasi.
D. Pengkajian, diagnose, tujuan, intervensi, danevaluasi.
E. Pengkajian, intervensi, evaluasi, danpenyelesaian.
5. ApateoridariWatson ?
A. Pengetahuankeperawatan.
B. Pengetahuanmanusiadanmerawatmanusia.
C. Pemberianasuhankeperawatan yang manusiawi.
D. Pemberianauhankeperawatan yang menyeluruh.
E. Merawatdirisendiridan orang lain.

Nama : NURUL HIDAYATI


Tingkat 1 B

Contoh soal konsep Dasar Keperawatan ( Paradigma Keperawatan )


1. Menurut Oxford English Dictionary tahapan proses sakit itu bagaimana.......
A. Penyakit adalah kondisi tidak nyaman, perubahan dari badan manusia yang mengganggu penampilan
fungsi-fungsi vitalnya
B. Penyakit dapat dianggap sebagai kegagalan penyesuaian dari organisme manusia terhadap
lingkungannya
C. Keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis,psikologis, sosial dan spiritual yang
mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan
maupun sebagian
D. Penyakit merupakan kondisi dari badan atau sebagian dari organ-organnya dimana fungsi-
fungsinya terganggu atau menyimpang
E. Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi citra tubuh dan perilaku sakit
2. Kebutuhan individu berdasarkan hierarki maslow adalah.......
A. Aktualisasi diri, keamanan dan kenyamanan, harga diri, fisiologi, mencintai dan dicintai
B. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
C. Memberikan kejelasan dan pedoman asuhan keperawatan
D. Mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil asuhan keperawatan
E. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
3. Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama,serta
kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubunganpenuh rasa percaya
dengan tuhan disebut........
A. Kebutuhan pemanfaatan
B. Kebutuhan spiritual
C. Kebutuhan mencintai
D. Kebutuhan seksual
E. Kebutuhan halusinasi
4. Teori model keperawatan yang menekankan pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya tanpa ada ketergantungan dengan orang lain & mandiri adalah.....
A. Virginia handerson
B. Dorothea oremc
C. Leininger
D. Batsone
E. Calista roy

5. Ida jean orlando mendefinisikan keperawatan adalah......


A. Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan pada sifat unik
individu untuk klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara
memenuhi kebutuhan
B. Keperawatan adalah filsafat dalam usaha merawat untuk memberi definisi hasil tindakan keperawatan
dengan memperhatikan aspek humanistic dalam kehidupan tindakan keperawatan diarahkan pada
pemeliharaan hubungan timbal balik dalam kesehatan
C. Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai, dimana perawat
memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau
kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya
D. Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktifitas yaitu
lingkungan yang sehat dan udara yang bersih
E. Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi
sehat atau tetap sehat & hubungan antar manusia. Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud
untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup masyarakat

Nama : Syindy Yulistia


Tingkat 1 B

Contoh soal konsep Dasar Keperawatan ( Paradigma Keperawatan )


1. Berdasarkan filosofi keperawatan , maka dikembangkan empat konsep utama paradigm keperawatan, yaitu?
a. Manusia, lingkungan , kesehatan ( sehat-sakit ), dan keperawatan
b. Kesehatan , alam, dan keperawatan
c. Manusia, kesehatan dan kerohanian
d. Kejiwaan ,manusia dan keperawatan
e. Lingkungan , kerohanian dan manusia

2. Tokoh keperawatan yang mengembangkan suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa
kondisi sakit seseorang disebabkan faktor lingkungan, tokoh tersebut adalah…?
a. Florence Nightingale d. Ide jean Orlando
b. Hildegard e. Virgina handerson
c. Peplau

3. Hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan disebut..?
a. Dimensi horizontal d. Dimensi vertikal
b. Dimensi tinggi e. Dimensi buatan
c. Dimensi alam semesta

4. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang
ukuran dan bentuk , fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu adalah pengertian dari…?
a. Percaya diri d. Spritual
b. Gambaran diri e. Kecemasan
c. Halusinasi

5. Suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi
ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal merupakan definisi dari…?
a. Kecemasan d. Sedih
b. Bahagia e. Senang
c. Katakutan

Anda mungkin juga menyukai