Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN DASAR

(OKSIGENASI, MENERIMA PASIEN BARU DAN MEMINDAHKAN


PASIEN)

DOSEN PENGAMPU : PRAHARDIAN PUTRI, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH:

TINGKAT 1 B

KELOMPOK 1

1. Khofifa (PO7120119050)
2. Miranda Sari (PO7120119050)
3. Septia Dewi (PO7120119050)
4. Tiara Puspita (PO7120119050)
5. Venny Atmara Agustini (PO7120119050)
6. Yuliciana Sri Cendani (PO7120119050)
7. Zahara Ilmia Safitri (PO7120119050)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanawataallah yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu


Prahardian Putri, S.Kep, M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua
orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh

Palembang, febuari 2020


Penyusun,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iii
A. Latar Belakang............................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.......................................................................................iv
C. Tujuan.........................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi...........................1
B. Proses Oksigenasi.........................................................................................3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi...........................5
D. Gangguan/masalah pemenuhan kebutuhan oksigen.....................................6
E. Standar operasional prosedur menerima pasien baru...................................9
F. Standar operasional prosedur memindahkan pasien dari tempat tidur ke
tempat tidur lain.........................................................................................13
G. Standar operasional prosedur memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda....................................................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh


manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi.
Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan


manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem


pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan.  Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

iii
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :
1. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?
2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Apa saja gangguan/masalah pemenuhan kebutuhan oksigen?
5. Bagaimana standar operasiuonal prosedur menerima pasien baru?
6. Bagaimana standar operasional memindahkan pasien dari tempat tidur
ke tempat tidur lain?
7. Bagaimana standar operasional memindahkan pasien dari tempat tidur
ke kursi roda?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan
oksigenasi.
2. Mengetahui bagaimana terjadinya proses oksigenasi.
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi
4. Mengetahui Apa saja gangguan/masalah pemenuhan kebutuhan
oksigen
5. Memahami bagaimana standar operasiuonal prosedur menerima
pasien baru
6. Memahami bagaimana standar operasional memindahkan pasien dari
tempat tidur ke tempat tidur lain
7. Memahami bagaimana standar operasional memindahkan pasien dari
tempat tidur ke kursi roda

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).Sistem
pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas
saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
Pada hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung)
yang mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar.
bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya,
yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara
yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam
vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian dihangatkan dan
dilembabkan.
b. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung
(nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(laringofaring).
c. Laring  (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri
atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran
yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring saat proses menelan.

1
2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan
bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan.
Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai
kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm
dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea
dilapisi oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan
debu atau benda asing.
b. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada
bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah.
Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari
lobus atas dan bawah.
c. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak
cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita
dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-
paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-
paru sebelah kiri hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih
tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung
kecil yang dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media
yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di
dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru
terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis

2
dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan
surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan
dan paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ
jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian
puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori
dan memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon
dioksida.
Anatomi paru Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri
dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2
bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus
media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus
inferior. (Syaifuddin, 1997).

B. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air.  Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung - faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi

3
tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah
tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.
Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil
adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan,
yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
 Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
 Adanya kondisi jalan napas yang baik.
 Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
2) Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
 Luasnya permukaan paru-paru
 Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
 Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
 Afinitas gas

3) Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2
akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi
HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
 Kardiak output
 Kondisi pembuluh darah

4
 Latihan (exercise )
 Hematokrit
 Eritrosit dan kadar Hb

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat
ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi
rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis
mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
2. Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran
pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas,
seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic
tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi)
seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu
binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan
anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi,
seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi
kemampuan adaptasi.

5
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam
mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat
mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas,
seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh
darah dan lain-lain.

D. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi


1. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi,
menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika
berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan
menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan
dalam sianosis, sesak nafas.

2. Perubahan pola pernapasan


a. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata
(> 24/ menit)
b. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang
dari 12 /menit)
c. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena
kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek,
nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
d. Kussmaul

6
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal
dalam keadaan asidosis metabolic
e. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya
terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya
pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
f. Dispnea Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.
g. Ortopnea Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri dan pola ini sering  di temukan pada seseorang yang mengalami
kongestik paru.
h. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan
periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.
i. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan
arah dari keadaan normal.
j. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga
napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.
k. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pertanyaan.

3. Obstruksi jalan napas


Merupakan gangguan yang  menimbulkan penyumbatan pada saluran
pernapasan.
4. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan
pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas

7
merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel
dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

8
........................................................................................................................
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
........................................................................................................................
MENERIMA PASIEN BARU
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

A. PRINSIPDASAR
Penerimaan pasien adalah suatu cara dalam menerima dan mendaftarkan
pasien/klien yang baru masuk balai pengobatan untuk dilayani sesuai standart.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter maupun dokter gigi. Penerimaan pasien
baru adalah suatu cara/proses dalam menerima kedatangan pasien baru untuk
dilayani atau dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan. Penerimaan Pasien
lama adalah suatu cara/proses pendaftaran untuk pasien yang akan berobat ulang

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENERIMA PASIEN


BARU

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara Pengertian


dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu
ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis, dan tata tertib ruangan.
Ada petugas kesehatann (perawat) yang tampil Indikasi
1. Sebagai acuan untuk penerimaan pasien/klien yang Tujuan
datang ke balai pengobatan.
2. Menciptakan rasa aman dan nyaman pada
pasien/klien.

9
3. Memberikan kepuasan pada pasien/klien.
4. Meningkatkan mutu pelayanan.
1. Menyiapkan kelengkapan administrasi Persiapan
2. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan tempat dan alat
3. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4. Menyiapkan format pengkajian
5. Menyiapkan informed consent
6. sentralisasi/pengelolaan obat.
7. Menyiapkan nursing kit
8. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung ruangan
9. Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien
10. Menyiapkan kartu penunggu
11. Menyiapkan kuisioner kepuasan pasien
1. Membuat kontrak dan memperkenalkan diri ke Persiapan
pasien dan keluarga pasien
2. Menunjukaan/ mengorientasikan tempat dan
fasilitas yang ada di ruangan
3. PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien barudi tempat tidur pasien, PP
melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA
4. Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal
5. yang belum dimengerti.

6. PP, pasien dan keluarga menandatangani lembar


penerimaan pasien baru

7. PP dan PA kembali ke ruangan KARU


Menyiapkan kamar dan tempat tidur pasien Persiapan
lingkungan
1. Menyambut dan menyapa pasien dan keluarga Pelaksanaan

10
2. Melakukan registrasi oleh petugas resepsionis
kepada setiap pasien baru dan lama serta meminta
kartu kepesertaan BPJS
3. Petugas mengecek keaktifan kepesertaan BPJS
pasien dengan aplikasi P.Care
4. Menanyakan keluhan dan tujuan poli pasien
5. Melakukan pencatatan/ pengisian identitas pasien
pada kartu pasien
6. Mengarahkan pasien keruang tunggu
7. Memanggil pasien oleh perawat
8. Dilakukan anamnesa oleh dokter dan vital sign d
bantu oleh perawat
9. Siapkan set diagnosa, alat-alat dan bahan-bahan
yang diperlukan sesuai kasus yang akan ditangani
10. Melakukan pemeriksaan kepada pasien secara
subjektif dan objektif
11. Melakukan tindakan /therapi sesuai keluhan utama
12. Melakukan penyuluhan kepada pasien
13. Dokter menyerahkan pasien ke perawat
14. Perawat mengarahkan pasien untuk menunggu di
farmasi mengambil obat
15. Pasien diperbolehkan pulang.
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien Sikap
dengan hangat dan terapeutik
2. Mengetahui identitas klien baru
3. Menyediakan pelayanan awal berupa persiapan
kamar yang telah dipesan
4. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan
klien
5. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
6. Menyediakan peralatan dan barang – barang untuk

11
perawatan pribadi
7. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
1. Mencatat kelengkapan administrasi Dokumentasi
2. Format penerimaan pasien baru
3. Format pengkajian
4. Informed consent sentralisasi/pengelolaan obat.
5. Nursing kit
6. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
7. Lembar hak dan kewajiban pasien
8. Kartu penunggu
9. Kuisioner kepuasan pasien
1. Perry,Potter.2005.Buku Ajar Fundamental Sumber
Keperawatan.Jakarta.EGC
2. Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan :
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta : Salemba Medika
3. Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan : Suatu
Pendekatan System. Alih Bahasa : Duka Sukmana.
Jakarta
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004
5. http:// KDM penerimaan klien baru
6. http//Prosedur Penerimaan Pasien Baru.com

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR

12
KE TEMPAT TIDUR LAIN
.............................................................................................................................................

A. PRINSIPDASAR

Pada tindakan ini pemindahan pasien dilakukan oleh dua atau tiga orang
perawat. Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankar atau dari satu tempat
tidur ke tempat tidur lain. Pemindahan ini dilakukan pada pasien yang mengalami
ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri,  atau tidak sadar
dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat

B.STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN


DARI TEMPAT TIDUR KE TEMPAT TIDUR LAIN

Pengertian Adalah memindahkan pasien yang


mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak
boleh melakkukan sendiri,  atau tidak sadar dari
tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua
atau tiga orang perawat.
Indikasi 1.Pasienyangbedrestlamaataupasiencedera.

2.Pasiendenganmasalahimobilitasfisik

Memindahkan pasien antar ruangan untuk


Tujuan tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik,
pindah ruangan, dll.)
Persiapan tempat dan alat 1. Brankar
2. Bantal bilaperlu

Persiapan pasien 1.pasien berada dibrankar

2. jelaskan prosedur pada pasien

13
Persiapan lingkungan Beri lingkungan yang aman

Pelaksanaan 1. Ikuti protokol standar


2. Atur brankar dalam posisi terkunci
dengan sudut 90 derajatterhadap tempat
tidur
3. Dua atau tiga orang perawat
menghadap ke tempat tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan
dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian
masukkan tangan anda ke bawah tubuh
pasien
6. Perawat pertama meletakkan
tangan dibawah leher/bahu dan bawah
pinggang, perawat kedua meletakkan tangan
di bawah pinggang dan panggul pasien,
sedangkan perawat ketiga  meletakkan
tangan dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat
pasien bersama-sama dan pindahkan ke
brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang
pengaman.
9. Lengkapi akhir protokol

Sikap
Sikap Selama Pelaksanaan :
1.Menunjukkan sikap sopan danramah.
2.Menjamin Privacypasien.
3.Bekerja denganteliti.

14
4.Memperhatikan bodymechanism.

Evaluasi 1.Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien


setelahtindakan.
2.Respon klienkooperatif.
Dokumentasi 1.Mencatat tindakan yang telah
dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil
tindakan, respon objektif dan subjektif).
2. Dokumentasi dicatat dengan jelas/mudah
dibaca.
D dokumentasi ditandatangani dan diberi nama
lengkap dan jelas
Sumber a Aziz Alimul Hidayat 2004 Kebutuhan Dasar
Manusia Jakarta : Buku Kedokteran
Perry, Peterson,Potter; Buku Saku
Keterampilan dan Prosedur Dasar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


................................................................................................................................
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR
KE KURSI RODA

15
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

A. PRINSIP DASAR
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi adalah suatu kegiatan yang
dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah
dari tempat tidur ke kursi.Kegiatan ini tentunya di bantu oleh perawat dengan tata
cara yang benar agar tidak terjadi kesalahan yang akan mengakibatkan luka baru
pada pasien.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN


DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

Pengertian Adalah kegiatan yang dilakukan pada klien


dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari tempat tidur ke kursi roda
Indikasi 1. Klien yang harus dilakukan pemeriksaan
penunjang lain yang harus dilakukan diruangan
lain

2. klien yang malas untuk melakukan aktivitas


selain ditempat tidur padahal klien mampu
melakukan secara fisik
Mendorong dan menstimulasi klien untuk
Tujuan menambah kegiata atau aktivitas sosial kepada
orang lain .
Persiapan tempat dan alat 3. Kursi roda
4. Sabuk pemindah

16
Persiapan pasien 1.pasien berada di tempat tidur

2. jelaskan prosedur pada pasien

Persiapan lingkungan Beri lingkungan yang aman

Pelaksanaan 1. Cuci tangan


2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan
di atas
3. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
Siapkan kursi roda dalam posisi 45o
terhadap tempat tidur pastikan kursi roda
dalam keadaan terkunci
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan
sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin
6. Renggangkan kedua kaki Anda
7. Fleksikan panggul dan lutut Anda,
sejajarkan lutut Anda dengan lutut klien
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah
atau rangkul aksila pasien dan tempatkan
tangan anda di skapula pasien
9. Angkat pasien sampai berdiri pada
hitungan ke-3 sambil meluruskan
panggul dan tungkai Anda, dengan tetap
mempertahankan lutut agar fleksi
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang
lemah atau paralisis dengan lutut
11. Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan
lengan yang memegang kursi untuk
menyongkong

17
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil
menurunkan pasien ke kursi
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat
untuk posisi duduk
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
16. Observasi pasien untuk menentukan
respons terhadap pemindahan. Observasi
terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan
adanya titik tekan
17. Buka kunci  roda pada kursi 
18. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
19. Catat prosedur dalam catatan
keperawatan

Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :


1. Menunjukkan sikap sopan danramah.
2. Menjamin Privacypasien.
3. Bekerja denganteliti.
4. Memperhatikan bodymechanism.
Evaluasi 1. Dokumentasikan hasil tindakan
2. Pastikan posisi pasien beradra pada posisi
paling aman dan nyaman
3. Mencuci tangan .
Dokumentasi 1. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
(waktu pelaksanaan, hasil tindakan, respon
objektif dan subjektif).
2. Dokumentasi dicatat dengan jelas/mudah
dibaca.
Dokumentasi ditandatangani dan diberi nama
lengkap dan jelas
Sumber a Aziz Alimul Hidayat 2004 Kebutuhan Dasar

18
Manusia Jakarta : Buku Kedokteran
Perry, Peterson,Potter; Buku Saku
Keterampilan dan Prosedur Dasar

BAB III
KESIMPULAN

19
A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel.  Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan
saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri
dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.

B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah
makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Daftar pustaka

20
Ambarwati, Eny Retna Dan Tri Sunarsih. KDPK Kebidanan Teori Dan Aplikasi.
Jogjakarta.     Nuha Medika Tahun 2009
Eko, Nurul. Dan Andriani Sulistiani. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)
Kebidanan. Yogyakarta.Pustaka Rihama Tahun 2010.
Syaifuddin. Anatomi Fisiologi.Buku Kedokteran EGC. Jakarta Tahun 2006
Uliyah, Musrifatul Dan Aziz Alimul Hidayat. Keterampilan Dasar
Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika Tahun
2008
Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : Salemba Mardika Tahun 2006.

21

Anda mungkin juga menyukai