Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 TINGKAT II B

1. LUTFI RIDWINNIDA R PO7120119054


2. M. ZULFA RAMADHANI PO7120119055
3. MAUDHINA PO7120119056
4. MAYANG KARTIKA PO7120119057

DOSEN PENGAMPU :
Ns. RATNA NINGSIH, S.Kep., Sp.Mat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns. Ratna
Ningsih, S.Kep,Sp,Mat selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang telah
membimbing kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dari jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Palembang, September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB I KONSEP DASAR ............................................................................... 3
2.1 Pengertian ............................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi.............................................................................................. 3
2.3 Etilogi ……………………………....................................................... 4
2.4 Manifestasi Klinik................................................................................. 4
2.5 Patofisiologi .......................................................................................... 5
2.6 WOC...................................................................................................... 5
2.7 Komplikasi ........................................................................................... 6
2.8 Penatalaksanaan dan Perawatan Medis................................................. 6
2.9 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil.................................................... 7
2.10 Respon Tubuh........................................................................................ 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATA SECARA TEORITIS........................ 9
3.1 Pengkajian............................................................................................. 9
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 9
3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 10
3.4 Rasionalisasi ........................................................................................ 14
3.5 Implementasi Keperawatan................................................................... 18
3.6 Evaluasi Keperawatan........................................................................... 18
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KASUS............................................ 19
4.1 Pengkajian............................................................................................. 19
4.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 22
4.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 22
4.4 Rasionalisasi Keperawatan................................................................... 24
4.5 Implementasi Keperawatan................................................................... 27
4.6 Evaluasi Keperawatan........................................................................... 29
4.1.1 Pembahasan Kasus ( Pengkajian) ........................................................ 32
4.1.2 Pembahasan Kasus ( Diagnosa) ........................................................... 33
4.1.3 Pembahasan Kasus ( Intervensi) .......................................................... 35
4.1.4 Pembahasan Kasus ( Implementasi dan Evaluasi) ............................... 36
BAB V PENUTUP........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 39

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik
serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat menyebabkan
ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan
produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan
mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai
minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil
dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Akibatnya, volume plasma bertambah dan
sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang
lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan, sehingga
tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna (Manuaba, Manuaba &
Manuaba, 2007). Sedangkan 51% penyebab anemia yang lain di seluruh dunia adalah
defisiensi zat besi yang terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil (Robson &Waung,2013).
Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada ibu hamil adalah
ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia, dan hasil penelitiannyamenunjukan
bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan
kurang (73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35 - 75 % ibu hamil di negara
berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Namun, banyak diantara
ibu hamil yang telah mengalami anemia 2 pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi
sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12% di negara
yang lebih maju (Prawirohardjo, 2010). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di
Indonesia tahun 2007 menunjukkan persentase anemia pada ibu hamil sebesar 24,5%
(Pratami, 2016). Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu
kesehatan.
Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi
infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Menurut
penelitian Putri, Rosalina & Trisnasari tahun 2015diketahui bahwa dari 224 ibu hamil dengan
anemia yang mengalami abortus sebanyak 91 orang (40,6%).
Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya
abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi
pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Menurut penelitian Budiastuti & Muhartati tahun 2012-2013 didapatkansebagian besar
(81,8%) ibu hamildengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR.
Sedangkan anemia sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi BBLR sebanyak
4 ibu hamil (12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak 2 ibu hamil dengan persentase
6,1%.
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka pencegahan
anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu mengkonsumsi nutrisi yang baik
selama kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu
tubuh menjaga pasokan besi yang yang diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu
pemberian vitamin C juga dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011). Ibu hamil
tersebut sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui data-data
dasarnya. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pemeriksaan laboratorium (Manuaba,dkk,
2007). Menurut penelitian Putri, Sulistyono 3 &Mahmuda Ibu hamil yang tidak teratur

1
melakukan pemeriksaan kehamilan kemungkinan anemia 4,421 kali lebih besar dibandingkan
dengan ibu hamil yang teratur melakukan pemeriksaan kehamilan.
Tablet Fe atau preparat besi telah disediakan pemerintah kepada masyarakat untuk
membantu mengatasi masalah anemia (Manuaba,dkk, 2007). Secara nasional cakupan ibu
hamil mendapatkan tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%. Data tersebut belum mencapai target
sebesar 95%, di Sumatera Barat berada pada urutan ke 22 dengan pemberian tablet Fe
81,1%.Menurut penelitian Kusuma & Susilawati mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 320 mg
yang mengandung zat besi 60 mg dapat meningkatkan nilai hemoglobin 60%.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan tentang konsep dasar dari anemia pada ibu hamil mulai dari pengertian,
klasifikasi, manifestasi klinik, patofisiologi, WOC, konplikasi, penatalaksanaan perawatan
dan medis, perubahan fisiologis, dan respon tubuh!
2. Jelaskan asuhan keperawatan secara teoritis mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
rasionalisasi, dan implementasi!
3. Jelaskan asuhan keperawatan kasus mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa,
intervensi dan rasionalisasi!

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang bagaimana konsep dasar anemia pada ibu hamil.
2. Mengetahui tentang asuhan keperawatan secara teoritis pada anemia yang dialami ibu
hamil
3. Mengetahui tentang asuhan keperawatan tentang kasus dari anemia pada ibu hamil

2
BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia
dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl
pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap
anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan Anemia adalah kondisi
dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin
sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan
(Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam kehamilan
didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0
g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap
anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan

2.2 Klasifikasi anemia dalam kehamilan


Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan sebagai berikut :
a. Defisiensi Besi Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang
cepat. Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian
perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi. Pencegahan anemia defesiensi zat besi
dapat dilakukan dengan suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selma
kehamilan. Namun, banyak literatur menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama
16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia
yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3 minggu postpartum.
b. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena
transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal.
Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi,
adanya nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan
tampaknya memeliki efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat
sangat umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab utama anemia megabolik
pada kehamilan.
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua
terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan
ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital janin,

3
tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects). Selain itu, defesiensi
asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, dan
organ lainya.
Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral
sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi
meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya
400 ug folat perhari.
c. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan,
tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia
aplastik yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi
kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh
pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki
fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif,
imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
d. Anemia Penyakit Sel Sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia, perdaraan
antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang
responsif dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkat
frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata,
dan kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari
sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal.
Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti efektifnya walaupun beberapa pasien
tampak memberi hasil yang memuaskan.

2.3 Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab anemia
dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi adalah
salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan tentang
pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja

2.4 Manifestasi Klinik


Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil sebagai berikut :
a. Kelelahan
b. Penurunan energi
c. Sesak nafas
d. Tampak pucat dan kulit dingin
e. Tekanan darah rendah
f. Frekuensi pernapasan cepat
g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah

4
h. Sakit kepala
i. Tidak bisa berkonsentrasi
j. Rambut rontok
k. Malaise

2.5 Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain; kurang zat
besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum
waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan
oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume
plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi
hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit
dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk
viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu
penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai maksimum
pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik
puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai ke 8
kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan
tercapai (Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma
meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah.
Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan
dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang
terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan
selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II
dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016).

2.6 WOC Anemia Pada Ibu Hamil

5
2.7 Komplikasi
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak
awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam
rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum,
atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan
seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung
lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan
tindakan operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat
atonia uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala
keempat.Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang
mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung segera
setelah persalinan, resiko infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko
terjadinya infeksi payudara.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu
hamil juga membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan
plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko
terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko
terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal,
atau tingkat intiligensi bayi rendah.

2.8 Penatalaksanaan Perawatan dan Medis


a. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi anemia
pada awal untuk mencegah atau meminimalkan konsekuensi serius perdarahan.
Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb
normal selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.

6
Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang
normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui
tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi
beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami,
2016).
Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa pemberian zat besi
oral dapat menegurangi anemia defesiensi zat besi selama trimester II kehamilan dan
meningkatkan kadar Hb dan firitin seru dibandingkan dengan pemberian plasebo.
Penelitian tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian besar uji cobanya berfokus
pada hasil laboratorium tentang efek perlakuan berbeda terhadap ibu hamil yang
mengalami anemia defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu & bayi, parameter faal
darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak terkontrol yang menyatakan
bahwa pemberian zat besi oral harian selama empat minggu memiliki hasil yang lebih
baik dalam meningkatkan kadar Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron polymaltose
aman diberikan dan dapat meningkatkan kadar Hb dengan lebih efektif dibandingkan
dengan pemberian zat besi oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang
berkaitan dengan kehamilan (Pratami, 2016). Konsumsi suplemen zat besi setiap hari
berkaitan erat dengan peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain
itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak
menunjukan perbedaan efek yang signifikan.
Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali menimbulkan efek
samping mual dan sembelit. Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada
dosis pengobatan mengalami efek saamping, seperti mual, muntah, konstipasi atau diare.
Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin memerlukan tranfusi darah, yang
terkadang tidak memberi peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu, tranfusi darah
juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun janin (Pratami, 2016).
Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak menunjukan
tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi
dampak positif, yaitu prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb lebih dari 13,o g/dl
lebih sering terjadi pada ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap
hari dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam menagani anemia,
profesional kesehatan harus menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi yang
dialami oleh ibu hamil. Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah kebutuhan akan intervensi
lebih lanjut (Pratami, 2016).
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil,
makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging
merah, sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan bahwa tubuh
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian
vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi
dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu
dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi (Proverawati,
2011).

2.9 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

7
Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat
berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan
fisiologis yang terjadi adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas
cairan dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan trombosis jika
terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan hemostasis (Prawirohardjo, 2010).
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke
6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil
setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin -
angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan
eritrosit (Prawirohardjo, 2010)
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20 - 30%, tetapi
tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada
6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan
biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar
hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7
mg/hari. Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo, 2010). Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat
yakni berkisar antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan
masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon
yang sama juga diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat
(Prawirohardjo, 2010).
Selama kehamilan juga sirkumferensia torak akan bertambah lebih kurang 6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena
pengaruh diagfragma yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan
hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini akan mencapai
puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti sediakala dalam minggu ke
24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).

2.10 Respon Tubuh


a. Respon tubuh secara fisik Pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya disebabkan
karena penurunan konsentrase Hb dan asupan nutrisi yang kurang sehingga tubuh
menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang kunang, sering merasa pusing dan keluhan
saat hamil bertambah (Manuaba,dkk, 2007).
b. Respon tubuh secara psikologis Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita
anemia biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya
dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa menyebabkan abortus,
persalinan prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl. 9. Penatalaksana

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

3.1 Pengkajian
1) Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata
berkunang-kunang
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang
berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat
memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia
muda, dan kehamilan yang berdekatan
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisis
seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe.
b. Pola aktivitas/istirahat Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia
mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun, pernapasan
lambat.
1) Kepala
a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c. Mulut Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d. Abdomen Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan Palpasi
: tidak teraba jelas bagian janinya Auskultrasi : denyut jantung janin antara
120-130 kali/menit
2) Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
6) Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan labor dasar
- Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga kurang dari 11 g/dl dan
pada trimester dua < 10,5 g/gl
- Hematokrit : < 37 %(normal 37-41%)
- Eritrosit : < 2,8 juta/mm3(normal 4,2-5,4 juta/mm3)
- Trombosit : < 200.000 (normal 200.000-400.000/mel)

3.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makanan

9
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3.3 Perencanaan Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Risiko perdarahan NOC: Pencegahan perdarahan :
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejalah
dengan kurang keperawatan, pasien mampu perdarahan
pengetahuan tentang mengatasi resiko kehilangan 2. Lindungi pasien dari
kewaspadaan darah dengan kriteria hasil : trauma yang dapat
perdarahan 1. Tidak ada kehilangan darah menyebabkan perdarahan
Defenisi : Rentan yang terlihat 3. Hindari mengangkat benda
mengalami penurunan 2. Tidak ada distensi abdomen berat
volume darah, yang 3. Tidak ada perdarahan 4. Instruksikan pasien untuk
dapat mengganggu pervaginam meningkatkan makanan
kesehatan. 4. Tidak ada penurunan yang kaya vitamin K
tekanan darah sistolik 5. Cegah konstipasi
5. Tidak ada penurunan (misalnya, memotivasi
tekanan darah diastolik untuk meningkatkan asupan
6. Tidak ada kehilangan panas cairan dan mengkonsumsi
tubuh pelunan feses) jika
7. Tidak ada penurunan diperlukan
Hemoglobin (Hb) 6. Instruksikan pasien dan
8. Tidak ada penurunan keluarga untuk memonitor
Hematokrit (Ht) tanda-tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya melapor kepada
perawat)
7. Instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada
perawat)
Intoleran aktivitas NOC: Peningkatan Latihan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Gali hambatan individu
dengan keperawatan, pasien mampu terkait latihan fisik (seperti,
ketidakseimbangan menunjukkan toleransi senam hamil, dll)
antara suplai dan terhadap aktivitas dengan 2. Dukung ungkapan perasaan
kebutuhan oksigen kriteria hasil : mengenai latihan atau
Defenisi : 1. Frekuennsi nadi saat kebutuhan untuk
Ketidakcakupan beraktivitas tidak terganggu melakukan latihan
energi psikologis atau (80-100 kali/menit) 3. Dukung individu untuk
fisiologis untuk 2. Tekanan darah sistolik memulai atau melanjutkan

10
mempertahankan atau dalam beraktivitas tidak latihan
menyelesaikan terganggu (110- 140 4. Lakukan latihan bersama
aktivitas kehidupan mmHg) individu, jika diperlukan
sehari-hari yang harus 3. Tekanan darah diastolik 5. Libatkan keluarga/orang
atau yang ingin dalam beraktivitas tidak yang memberikan
dilakukan terganggu (75-85 mmHg) perawatan dalam
Batasan 4. Frekuensi pernapasan merencanakan dan
Karakteristik ketika beraktivitas tidak meningkatkan program
1) Ketidaknyamana terganggu (12-20 latihan
n setelah kali/menit) 6. Instruksikan individu
beraktivitas terkait frekuensi, durasi,
2) Keletihan dan intensitas prodram
3) Respon tekanan latihan yang diinginkan
darah abnormal 7. Monitor respon individu
terhadaap program latihan
8. Sediakan umpan balik
positif atau usaha yang
dilakukan individu
Ketidakseimbangan NOC: Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1) Tentukan jumlah kalori dan
kebutuhan tubuh keperawatan, pasien mampu jenis nutrisi yang
berhubungan menunjukkan keseimbangan dibutuhkan untuk
dengan kurang nutrisi tidak terganggu dengan memenuhi persyaratan gizi
asupan makanan kriteria hasil : 2) Monitor kalori dan asupan
Definisi: 1. Nafsu Makan : makanan
Asupan nutrisi tidak Indikator : 3) Monitor kecendrungan
cukup untuk a. Keinginan untuk makan terjadinya penurunan dan
memenuhi kebutuhan tidak terganggu kenaikan berat badan
metabolik. b. Rangsangan untuk 4) Berikan arahan bila
Batasan makan tidak terganggu diperlukan
Karakteristik: 2. Status Nutrisi : Monitor Nutrisi
a) Bising usus Asupan makanan & cairan 1) Timbang berat badan
hiperaktif Indikator : pasien
b) Cepat kenyang a. Asupan makanan secara 2) Monitor kecendrungan
setelah makan oral tidak terganggu turun dan naiknya berat
c) Kurang informasi b. Asupan cairan secara badan
d) Kurang minat oral tidak terganggu 3) Identifikasi pertumbuhan
pada makanan berat badan terakhir
e) Membran mukosa 4) Monitor tugor kulit dan
pucat mobilitas
f) Nyeri andomen 5) Monitor adanya mual
g) Penurunan berat muntah
badan dengan 6) Monitor adanya (warna)
asupan makanan pucat, kemerahan dan
adekuat jaringan konjungtiva yang
kering
7) Lakukan pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )
Mual berhubungan NOC : Manajemen mual :
dengan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Dorong pasien untuk

11
makan/minuman keperawatan, pasien mampu memantau pengalaman diri
yang tidak enak mengontrol mual & muntah, terhadap mual
Defenisi: dibuktikan kriteria hasil : 2. Dorong pasien untuk belajar
Suatu fenomena 1. Mampu mengenali onset strategi mengatasi mual
subjektif tentang rasa muntah sendiri
tidak nyaman pada 2. mengenali pencetus 3. Kurangi atau hilangkan
bagian belakang stimulus (muntah) faktor-faktor yang bersifat
tenggorok atau 3. Mampu menghindari bau personal yang memicu atau
lambung, yang dapat yang tidak menyenangkan meningkatkan mual
atau tidak dapat 4. Melaporkan mual, muntah- (kecemasan, takut,
mengakibatkan muntah, dan muntah yang kelelahan, dan kurangnya
muntah terkontrol pengetahuan)
Batasan 4. Lakukan penilaian lengkap
karakteristik: terhadap mual, termasuk
1. Keengganan frekuensi, durasi, tingkat
terhadap keparahan, dan faktor-
makanan faktor pencetus
2. Mual 5. Dorong penggunaan teknik
3. Rasa asam nonfarmakologis sebelum
didalam mulut mual
4. Sensasi muntah 6. Monitor asupan makanan
terhadap kandungan gizi
dan kalori
7. Timbang berat badan secara
teratur
8. Monitor efek dari
manajemen mual secara
keseluruhan
9. Tingkatkan istirahat dan
tidur yang cukup untuk
pengurangan mual
Keletihan NOC : Manajemen Energi :
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jenis dan
dengan kelesuan keperawatan, pasien mampu banyaknya aktivitas yang
fisiologis (anemia mengurangi tingkat kelelahan dibutuhkan untuk menjaga
dalam kehamilan) dengan kriteria hasil : ketahanan
Defenisi : 1. Tidak terjadi kelelahan 2. Bantu pasien untuk memilih
keletihan terus 2. Tidak ada kelesuan aktivitasaktivitas yang akan
menerus dan 3. Tidak ada kehilangan selera dilakukan
penurunan kapasitas makan 3. Anjurkan tidur siang bila
untuk kerja fisik dan 4. Tidak ada penurunan diperlukan
mental pada tingkat motivasi 4. Bantu pasien untuk
yang lazim 5. Tidak ada sakit kepala menjadwalkan priode
Batasan 6. Tidak terjadi nyeri otot istirahat
Karakteristik 7. Kuliatas tidur tidak 5. Instruksikan pasien/orang
1. Gangguan terganggu yang terdekat dengan pasien
konsentrasi 8. Kualitas istirahat tidak mengenai kelelahan (gejala
2. Kelelahan terganggu yang mungkin muncul dan
3. Kurang energi kekambuhan yang mungkin
4. Mengantuk nanti akan muncul

12
5. Peningkatan kembali).
kebutuhan 6. Monitor intake/asupan
istirahat nutrisi untuk mengetahui
6. Peningkatan sumber energi yang adekuat
keluhan fisik Manajemen Nutrisi
7. Tidak mampu 1) Tentukan jumlah kalori
mempertahankan dan jenis nutrisi yang
aktivitas fisik dibutuhkan untuk
pada tingkat yang memenuhi persyaratan gizi
biasanya 2) Monitor kalori dan asupan
makanan
3) Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
Risiko infeksi NOC: a. Kontrol infeksi
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Cuci tangan setiap
dengan penurunan keperawatan, pasien mampu sebelum dan sesudah
hemoglobin mengontrol infeksi, dengan tindakan keperawatan
Definisi: kriteria hasil : 2) Tingkatkan intake nutrisi
Rentan mengalami 1) Mampu mengidentifikasi 3) Monitor tanda dan gejala
invasi dan faktor risiko infeksi infeksi sistemik dan lokal
multiplikasi 2) Mengetahui konsekuensi 4) Inspeksi kulit dan
organisme patogenik terkait infeksi membran mukosa
yang dapat 3) Mampu mengidentifikasi terhadap kemerahan,
mengganggu tanda dan gejalah infeksi panas, drainase
kesehatan. 4) Mempu menunjukan 5) Monitor adanya luka
mencuci tangan untuk 6) Dorong masukan cairan
pencegahan infeksi 7) Dorong istirahat
5) Tidak ada kemerahan 8) Ajarkan pasien dan
6) Tidak ada demam keluarga tanda dan gejala
7) Tidak ada hipotermia infeksi
8) Tidak ada kestabilan suhu
9) Tidak ada kehilangan nafsu
makan
10) Tidak ada malaise
Ansietas NOC: Terapi Relaksasi :
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan apakah ada
dengan perubahan keperawatan, pasien intervensi relaksasi dimasa
status kesehatan menunjukkan tanda-tanda vital lalu yang sudah
Definisi : dalam rentang normal dengan memberikan manfaat
Perasaan tidak kriteria hasil : 2. Berikan deskripsi detail
nyaman atau 1. Suhu tubuh dalam rentang terkait intervensi relaksasi
kekhawatiran yang normal yang dipilih
samar disertai respon 2. Tingkat pernapasan dalam 3. Ciptakan lingkungan yang
autonom (sumber rentang normal tenang dan tanpa distraksi
sering kai tidak 3. Tekanan darah sistolik dengan lampu yang redup
spesifik) perasaan dalam rentang normal dan suhu lingkungan yang
takut yang disebabkan 4. Tekanan darah diastolik nyaman, jika
oleh antisipasi dalam rentang normal memungkinkan
terhadap bahaya. 5. Kedalaman inspirasi dalam 4. Dapatkan perilaku yang

13
Perasaan ini rentang normal menungjukan terjadinya
merupakan isyarat relaksasi, misalnya
kewaspadaan yang bernapas dalam, menguap,
memperingatkan pernapasan perut, atau
bahaya yang akan banyangan yang
terjadi dan menyenangkan
memampukan 5. Minta klien untuk rileks
individu melakukan dan merasakan sensasi
tindakan untuk yang terjadi
menghadapi ancaman 6. Tunjukan dan praktekan
Batasan teknik relaksasi pada
Karakteristik pasien
Perilaku 7. Evaluasi dan
1. Penurunan dokumentasikan respon
produktivitas terhadap terapi relaksasi
2. Mengekspresikan
kekhawatiran
akibat perubahan
dalam peristiwa
hidup
3. Gelisah
4. Kontak mata
buruk
Fisiologis
1. Peningkatan
keringat
2. Gemetar/tremor
3. Suara bergetar
Sumber : NANDA International, (2015-2017), NIC-NOC (2016)

3.4 Rasional
1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons
inflamasi tertekan).

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a) mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.

b) meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan


demam.

TINDAKAN RASIONAL

1. Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh 1. Mencegah kontaminasi


pemberi perawatan dan pasien. silang/kolonisasi bacterial.

14
2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada Catatan : pasien dengan anemia
prosedur/perawatan luka. berat/aplastik dapat berisiko

3. Berikan perawatan kulit, perianal dan akibat flora normal kulit

oral dengan cermat. 2. menurunkan risiko

4. Motivasi perubahan posisi/ambulasi kolonisasi/infeksi bakteri

yang sering, latihan batuk dan napas 3. menurunkan risiko kerusakan


dalam. kulit/jaringan dan infeksi.

5. Tingkatkan masukkan cairan adekuat 4. meningkatkan ventilasi semua

6. Pantau/batasi pengunjung. Berikan segmen paru dan membantu

isolasi bila memungkinkan memobilisasi sekresi untuk


mencegah pneumonia.
7. Pantau suhu tubuh. Catat adanya
menggigil dan takikardia dengan atau 5. membantu dalam pengenceran

tanpa demam. secret pernapasan untuk


mempermudah pengeluaran dan
8. Amati eritema/cairan luka
mencegah stasis cairan tubuh
9. Ambil specimen untuk misalnya pernapasan dan ginjal.
kultur/sensitivitas sesuai indikasi
6. membatasi pemajanan pada
(kolaborasi)
bakteri/infeksi. Perlindungan
10. Berikan antiseptic topical ; antibiotic isolasi dibutuhkan pada anemia
sistemik (kolaborasi). aplastik, bila respons imun sangat
terganggu.

7. adanya proses inflamasi/infeksi


membutuhkan
evaluasi/pengobatan.

8. indikator infeksi lokal. Catatan :


pembentukan pus mungkin tidak
ada bila granulosit tertekan.

9. membedakan adanya infeksi,


mengidentifikasi pathogen khusus
dan mempengaruhi pilihan
pengobatan.

15
10. mungkin digunakan secara
propilaktik untuk menurunkan
kolonisasi atau untuk pengobatan
proses infeksi local.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

a) Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai


laboratorium normal.

b) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

c) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau


mempertahankan berat badan yang sesuai.

TINDAKAN RASIONAL

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan 1. mengidentifikasi defisiensi,


yang disukai. mengawasi masukkan kalori atau

2. Observasi dan catat masukkan makanan kualitas kekurangan

pasien. 2. konsumsi makanan.

3. Timbang berat badan setiap hari memudahkan intervensi

4. Berikan makan sedikit dengan 3. mengawasi penurunan berat badan

frekuensi sering dan atau makan atau efektivitas intervensi nutrisi.

diantara waktu makan. 4. menurunkan kelemahan,

5. Observasi dan catat kejadian meningkatkan pemasukkan dan

mual/muntah, flatus dan dan gejala lain mencegah distensi gaster.

yang berhubungan 5. gejala GI dapat menunjukkan efek

6. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang anemia (hipoksia) pada organ.

baik ; sebelum dan sesudah makan, 6. meningkatkan nafsu makan dan


gunakan sikat gigi halus untuk pemasukkan oral. Menurunkan

16
penyikatan yang lembut. Berikan pertumbuhan bakteri,
pencuci mulut yang di encerkan bila meminimalkan kemungkinan
mukosa oral luka. infeksi. Teknik perawatan mulut

7. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana khusus mungkin diperlukan bila

diet. jaringan rapuh/luka/perdarahan


dan nyeri berat.
8. Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan
laboraturium. 7. membantu dalam rencana diet
untuk memenuhi kebutuhan
9. Kolaborasi ; berikan obat sesuai
individual.
indikasi
8. meningkatakan efektivitas
program pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi yang
dibutuhkan.

9. kebutuhan penggantian tergantung


pada tipe anemia dan atau
adanyan masukkan oral yang
buruk dan defisiensi yang
diidentifikasi.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


(pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.


Kriteria hasil :

a) melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

b) menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan,


dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

TINDAKAN RASIONAL

1. Kaji kemampuan ADL pasien. 1. mempengaruhi pilihan

2. Kaji kehilangan atau gangguan intervensi/bantuan.

keseimbangan, gaya jalan dan 2. menunjukkan perubahan


kelemahan otot. neurology karena defisiensi

17
3. Observasi tanda-tanda vital sebelum vitamin B12 mempengaruhi
dan sesudah aktivitas. keamanan pasien/risiko cedera.

4. Berikan lingkungan tenang, batasi 3. manifestasi kardiopulmonal dari


pengunjung, dan kurangi suara bising, upaya jantung dan paru untuk
pertahankan tirah baring bila di membawa jumlah oksigen adekuat
indikasikan. ke jaringan.

5. Gunakan teknik menghemat energi, 4. meningkatkan istirahat untuk


anjurkan pasien istirahat bila terjadi menurunkan kebutuhan oksigen
kelelahan dan kelemahan, anjurkan tubuh dan menurunkan regangan
pasien melakukan aktivitas jantung dan paru.
semampunya (tanpa memaksakan diri). 5. meningkatkan aktivitas secara
bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina
tanpa kelemahan. Meingkatkan
harga diri dan rasa terkontrol.

3.5 Implementasi Keperawatan


Yang dapat dilakukan pada Implementasi Keperawatan merupakan pelaksanaan
tindakan dari rencana asuhan keperawtaan yang telah dibuat dengan harapan hasil yang
dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.

3.6 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah suatu proses yang kontinyu karena setiap intervensi dikaji
efektifiktasnya dan intervensi alternatif digunakan sesuai kebutuhan setiap ada perubahan
pada kondisi atau keluhan pasien , rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan
kembali,hasil akhir yang diharapkan untuk ibu,pasangan,atau janin dievaluasi secara
kontinyu menurut kriteri yang dapat diukur.

18
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

4.1 Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : Ny.M
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Caniago
Pekerjaan : RT
Alamat : Jln. Rambutan 6 no 74
Agama : Islam

2. Suami
Nama : Tn.R
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Piliang
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln.Rambutan 6 no 74
Agama : Islam

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan Saat dikaji : Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 Wib
didapatkan pasien mengeluh sering terasa sakit pada pinggang dan sering pusing, badan terasa
cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah, ibu
mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak mengerti dengan manfaat sayuan
dan buah-buahan, dan ibu juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya. Ibu juga mengatakan takut dengan keadaan janinya apabila tubuhnya mengalami
penambahan berat badan. Ibu juga mengatakan sering terasa buang air kecil.

b. Riwayat Kesehatan Lalu : pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit kurang darah
sebelumnya dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan.
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit kurang darah sebelumnya dan tidak ada menderita penyakit keturunan seperti hipertensi
dan DM.

d. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
• Umur : 12 tahun
• Siklus : teratur (28 hari)
• Lamanya : 6 hari
• Banyaknya : 3x ganti pembalut dalam sehari
• Konsistensi : merah encer
• Keluhan (disminore,dll) : sakit perut
• HPHT : 13-09-2016

19
• Taksiran Persalinan : 20-06-2017
- Perkawinan
• Lamanya Perkawinan : 1 tahun 5 bulan
• Berapa Kali Kawin : 1 kali

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu : G1 A0 P0 H0

f. Data Keluarga Berencana


Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelumnya dan ada rencana untuk ikut KB
Sekarang karena ingin membesarkan anak terlebih dahulu.

g. Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil muda kemarin ibu sering merasa mual dan muntah, dan saat hamil
tua yang sering terasa hanya pusing pandangan mata kabur.

4. Data psikologi
Ibu mengatakan kehamilan Sekarang adalah kehamilan yang diinginkan,dan anak yang lahir
sekarang disusui selama 6 bulan, dan adanya dukungan suami untuk menyusui, selama interaksi
antara ibu dengan bayi serta suami sangat baik.

5. Data Spiritual : pasien merupakan seorang beragama islam dan percaya dengan adanya tuhan
.
6. Data Sosial Ekonomi : pasien dari ekonomi rendah tinggal bersama keluarga perempuan
belum mempunyai rumah, sehingga tidak mampu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

7. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3x sehari tidak mengkonsumsi sayur
- Istirahat dan pola tidur : tidur 8 jam per hari tidak ditambah tidur siang

8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
- Tinggi / Berat badan : 146 cm / 56 kg
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,60C
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit

2) Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rambut rontok

3) Muka : wajah tampak pucat, tidak tampak bintik-bintik hitam pada wajah.
- Mata : konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik
- Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung
- Mulut : bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab

4) Telingga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari telinga

20
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena jugularis

6) Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae menonjol, tidak ada lecet, tidak ada
pembengkakan dan tampak bersih

7) Palpasi
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar, keras, tidak rata dan tidak melenting
kemungkinan bokong janin
- Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan keras seperti papan kemungkinan
punggung janin dan bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas
janin.
- Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan masih bisa digoyangkan,
kepala janin belum masuk PAP.
- Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, melenting dan belum masuk PAP.

8) Auskultrasi
Pada perut ibu bagian kanan terdengar detak jantung janin (140 x/menit)

9) Perkusi
Reflek patela : positif kiri dan kanan

9. Data Penunjang (22 Februari 2017)


a. Data Laboratorium
Darah :
Hb : 9,6 gr%

10. Program Terapi Dokter : Obat Oral : Sf, vit.C,

2. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif : Penurunan kadar Hb Resiko perdarahan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya :
- Hb 9,7 gr/dl
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektif : Kelesuan fisik Keletihan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya :
- Hb 9,7 gr/dl
- Ibu terlihat susah untuk beraktivitas
karena kehamilan sudah mulai tua

21
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektifnya : Kurangnya minat untuk Defisiensi pengetahuan
- Ibu mengatakan tidak mengerti belajar
dengan penyebab kurang darah yang
terjadi pada kehamilanya
- Ibu juga mengatakan hampir tidak
pernah mengkonsumsi buah dan sayur
karena tidak tahu dengan manfaat dari
buah dan sayur
Data objektifnya :
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
penyebab anemia pada kehamilanya
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
manfaat dari buah dan sayur.
Data subjektif : Perubahan status Ansietas
- Ibu mengatakan takut apabila janinya kesehatan
besar
- Ibu mangatakan mengurangi
makananya supaya berat badanya tidak
naik
Data objektifnya :
- Ibu terlihat takut dengan perubahan
yang terjadi pada janinya
- Ibu juga terlihat banyak bertanya
tentang perubahan yang terjadi pada
janinnya

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
Resiko perdarahan 16 Mei 2017
berhubungan dengan
penurunan kadar Hemoglobin
Keletihan berhubungan 16 Mei 2017
dengan kelesuan fisik
Defisiensi pengetahuan 16 Mei 2017
berhubungan dengan
kurangnya minat untuk belajar
Ansietas berhubungan dengan 16 Mei 2017
perubahan status kesehatan

4.3 Intervensi Keperawatan


Dx Keperawatan NOC NIC
Resiko perdarahan NOC: Pencegahan perdarahan :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 8. Monitor tanda dan gejalah
penurunan Hb keperawatan, pasien mampu perdarahan
mengatasi resiko kehilangan 9. Lindungi pasien dari trauma
darah dengan kriteria hasil : yang dapat menyebabkan
9. Tidak ada kehilangan darah perdarahan
yang terlihat 10. Hindari mengangkat benda

22
10. Tidak ada perdarahan berat
pervaginam 11. Instruksikan pasien untuk
11. Tidak ada penurunan meningkatkan makanan yang
tekanan darah sistolik kaya vitamin K
12. Tidak ada penurunan 12. Cegah konstipasi (misalnya,
tekanan darah diastolik memotivasi untuk meningkatkan
13. Tidak ada kehilangan panas asupan cairan dan mengkonsumsi
tubuh pelunan feses) jika diperlukan
14. Tidak ada penurunan 13. Instruksikan pasien dan
Hemoglobin (Hb) keluarga untuk memonitor tanda-
15. Tidak ada penurunan tanda perdarahan dan mengambil
Hematokrit (Ht) tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya melapor
kepada perawat)
14. Instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor tanda
perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat)
Keletihan berhubungan NOC : Manajemen Energi :
dengan anemia dalam Setelah dilakukan tindakan 7. Tentukan jenis dan banyaknya
kehamilan keperawatan, pasien mampu aktivitas yang dibutuhkan untuk
mengurangi tingkat kelelahan menjaga ketahanan
dengan kriteria hasil : 8. Bantu pasien untuk memilih
9. Tidak terjadi kelelahan aktivitas-aktivitas yang akan
10. Tidak ada kelesuan dilakukan
11. Tidak ada kehilangan selera 9. Anjurkan tidur siang bila
makan diperlukan
12. Tidak ada penurunan 10. Bantu pasien untuk
motivasi menjadwalkan priode istirahat
13. Tidak ada sakit kepala 11. Instruksikan pasien/orang
14. Tidak terjadi nyeri otot yang terdekat dengan pasien
15. Kuliatas tidur tidak mengenai kelelahan (gejalah yang
terganggu mungkin muncul dan
16. Kualitas istirahat tidak kekambuhan yang mungkin nanti
terganggu. akan muncul kembali)

Manajemen Nutrisi :
5) Tentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi
6) Monitor kalori dan asupan
makanan
7) Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
8) Berikan arahan bila diperlukan
Defisiensi pengetahuan NOC : Proses penyakit :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan mengenai proses

23
kurangnya sumber keperawatan, pasien mampu penyakit,
pengetahuan memahami proses penyakit 2. Jelaskan tanda dan gejalah
dengan kriteria hasil : yang umum dari penyakit
1. Mengetahui faktor risiko 3. Edukasi pasien mengenai
2. Mengetahui tanda dan gejalah tindakan untuk
dari penyakit mengontrol/meminimalkan gejala
3. Mengetahui faktor-faktor 4. Edukasi pasien mengenai tanda
penyebab dan faktor yang dan gejalahyang harus dilaporkan
berkontribusi kepada petugas kesehatan
4. Mengetahui karakter spesifik 5. Beri informasi kepada keluarga
penyakit mengenai perkembangan pasien,
5. Mengetahui strategi untuk sesui kebutuhan
meminimalkan perkembangan 6. Diskusikan pilihan terapi
penyakit penanganan
7. Jelaskan komplikasi kronik
yang mungkin ada, sesuai
kebutuhan
Ansietas berhubungan NOC: Terapi Relaksasi :
dengan perubahan status Setelah dilakukan tindakan 8. Tentukan apakah ada intervensi
kesehatan keperawatan, pasien relaksasi dimasa lalu yang sudah
menunjukkan tanda-tanda vital memberikan manfaat
dalam rentang normal dengan 9. Berikan deskripsi detail terkait
kriteria hasil : intervensi relaksasi yang dipilih
6. Suhu tubuh dalam rentang 10. Ciptakan lingkungan yang
normal tenang dan tanpa distraksi dengan
7. Tingkat pernapasan dalam lampu yang redup dan suhu
rentang normal lingkungan yang nyaman, jika
8. Tekanan darah sistolik dalam memungkinkan
rentang normal 11. Dapatkan perilaku yang
9. Tekanan darah diastolik menungjukan terjadinya relaksasi,
dalam rentang normal misalnya bernapas dalam,
10. Kedalaman inspirasi dalam menguap, pernapasan perut, atau
rentang normal banyangan yang menyenangkan
12. Minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi
13. Tunjukan dan praktekan
teknik relaksasi pada pasien
14. Evaluasi dan dokumentasikan
respon terhadap terapi relaksasi

4.4 Rasionalisasi
1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit
(respons inflamasi tertekan)).

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

24
c) mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.

d) meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan


demam.

Tindakan Rasional

1. Tingkatkan cuci tangan yang baik ; 1. Mencegah kontaminasi


oleh pemberi perawatan dan pasien. silang/kolonisasi bacterial. Catatan :

2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada pasien dengan anemia berat/aplastik

prosedur/perawatan luka. dapat berisiko akibat flora normal kulit

2. Menurunkan risiko kolonisasi/infeksi


3. Berikan perawatan kulit, perianal dan
bakteri
oral dengan cermat.
3. Menurunkan risiko kerusakan
4. Motivasi perubahan posisi/ambulasi
kulit/jaringan dan infeksi.
yang sering, latihan batuk dan napas
dalam. 4. Meningkatkan ventilasi semua segmen
paru dan membantu memobilisasi
5. Tingkatkan masukkan cairan adekuat
sekresi untuk mencegah pneumonia.
6. Pantau/batasi pengunjung. Berikan
5. Membantu dalam pengenceran secret
isolasi bila memungkinkan
pernapasan untuk mempermudah
7. Pantau suhu tubuh. Catat adanya
pengeluaran dan mencegah stasis cairan
menggigil dan takikardia dengan atau
tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.
tanpa demam.
6. Membatasi pemajanan pada
8. Amati eritema/cairan luka
bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi
9. Ambil specimen untuk dibutuhkan pada anemia aplastik, bila
kultur/sensitivitas sesuai indikasi respons imun sangat terganggu.
(kolaborasi)
7. Adanya proses inflamasi/infeksi
10. Berikan antiseptic topical ; antibiotic membutuhkan evaluasi/pengobatan.
sistemik (kolaborasi).
8. Indikator infeksi lokal. Catatan :
pembentukan pus mungkin tidak ada
bila granulosit tertekan.

9. Membedakan adanya infeksi,


mengidentifikasi pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan pengobatan.

25
10. Mungkin digunakan secara propilaktik
untuk menurunkan kolonisasi atau
untuk pengobatan proses infeksi local.

2) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah


interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.

Kriteria hasil :

a) Pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan


penyakit.

b) Mengidentifikasi factor penyebab.

c) Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

Intervensi Rasional

1. Berikan informasi tentang anemia 1. Memberikan dasar pengetahuan


spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa sehingga pasien dapat membuat pilihan
terapi tergantung pada tipe dan yang tepat. Menurunkan ansietas dan
beratnya anemia. dapat meningkatkan kerjasama dalam

2. Tinjau tujuan dan persiapan untuk program terapi.

pemeriksaan diagnostic. 2. Ansietas/ketakutan tentang

3. Kaji tingkat pengetahuan klien dan ketidaktahuan meningkatkan stress,

keluarga tentang penyakitnya. selanjutnya meningkatkan beban


jantung. Pengetahuan menurunkan
4. Berikan penjelasan pada klien tentang
ansietas.
penyakitnya dan kondisinya sekarang
3. Megetahui seberapa jauh pengalaman
5. Anjurkan klien dan keluarga untuk
dan pengetahuan klien dan keluarga
memperhatikan diet makanan nya.
tentang penyakitnya.
6. Minta klien dan keluarga mengulangi
4. Dengan mengetahui penyakit dan
kembali tentang materi yang telah
kondisinya sekarang, klien dan
diberikan.
keluarganya akan merasa tenang dan
mengurangi rasa cemas.

26
5. Diet dan pola makan yang tepat
membantu proses penyembuhan.

6. Mengetahui seberapa jauh pemahaman


klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan.

4.5 Implementasi Keperawatan


Dx Implementasi
1 Kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan
penatalaksanaan
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung vit k dan
zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan cairan
yang adekuat dan tinggi serat.
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat).

Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- Hindari mengangkat benda berat
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin k
- Cegah konstipasi
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan.
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB
- Evaluasi pekerjaan pasien
- Hindari mengangkat beban berat
- Suruh pasien banyak istirahat
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin k
- Cegah konstipasi
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan.

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- Evaluasi pekerjaan pasien
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia
- Evaluasi Hb pasien
2 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 Wib
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
- Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang
bila diperlukan
- Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasienmengenai kelelahan (gejalah yang
mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul kembali).

Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB


- membantu ibu memilih tindakan yang bisa dilakukan, menganjurkan ibu banyak istirahat
- mengindari ibu mengangkat beban berat.

27
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan
- Menganjurkan ibu banyak istirahat
- Mengindari ibu mengangkat beban berat
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
- Monitor kalori dan asupan makanan
- Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan
- Menganjurkan ibu banyak istirahat
- Mengindari ibu mengangkat beban berat

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- Evaluasi pekerjaan pasien
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia
- Evaluasi Hb pasien
- Monitor kalori dan asupan makanan
- Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan
3 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 Wib
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan
penatalaksanaan
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung vit k dan
zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan cairan
yang adekuat dan tinggi serat.

Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung vit K dan
zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan cairan
yang adekuat dan tinggi serat
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan sayur.

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


- Mengevaluasi pengertian anemia, penyebab anemia, dan tanda gejalah dari anemia
- Menganjurkan mengkonsumsi buah dan sayur
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung vit K dan
zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- Mengevaluasi tentang penyuluhan anemia
- Mengevaluasi kadar Hb pasien
- Selalu menganjurkan banyak mengkonsumsi buah dan sayur
4 Pada kunjungan kedua tanggal 16 mei 2017 pukul 08.30 WIB
- mengkaji faktor penyebab ansietas
- mengkaji intervensi masa lalu yang membuat rileks
- minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi

28
- tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien

Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB


- Mengevaluasi cara teknik relaksasi dan minta pasien untuk rileks
- Meminta pasien untuk bertanya masalah kesehatan yang membuat pasien ansietas
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan meminta pasien untuk rileks.

Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


- mengevaluasi tingkat kecemasan
- mengeveluasi cara teknik relaksasi
- mengajarkan kembali teknik relaksasi
- menciptakan lingkungan yang tenang dan meminta pasien untuk rileks

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


- mengevaluasi tingkat kecemasan
- mengeveluasi cara teknik relaksasi
- mengajarkan kembali teknik relaksasi

4.6 Evaluasi Keperawatan


Dx Evaluasi
1 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017pukul 09.00 WIB
S:
- ibu mengatakanan sudah mengerti tentang anemia penyebab anemia
- ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
O:
- ibu terlihat mengerti tentang anemia, penyebab anemia serta penanganan dari anemia
walaupun belum lancar tetapi Ibu sudah bisa mengulang kembali
A : Masalah belumteratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 Pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah memakan sayur
- Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan pada janinya
O : Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa menghindari faktor risiko
terjadinya perdarahan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah memakan sayur bayam kemarin
- Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan pada janinya
O : Ibu terlihat sudah menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan dan sudah mulai
makan sayur dan buah
A : Masalah teratasi sebagian yaitu pada risiko perdarahan
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB

29
S : Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia dan selalu menghindari terjadinya
benturan dan mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl normal dibawah 11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
2 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 WIB
S:
- ibu mengatakan akan banyak istirahat
- Ibu mengatakan akan mengurangi faktor kelelahan
- Ibu mengatakan akan mengupayakan tidur siang
O : Ibu terlihat mengerti tentang penyebab kelelahan dan terlihat sudah rileks
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan masih terasa letih saat beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
O:
- ibu terlihat paham tentang kelelahan
- konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 82 x/i, pernapasan 19 x/i, suhu 36,5oC.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan ketiga tanggal 20.00 pukul 19.00 WIB


S : - Ibu mengatakan masih terasa letih saat beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
- Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan keletihan
O:
- konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan20 x/i, suhu 36,5oC.
A : Masalah belumteratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah tidak terasa letih saat beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat
- Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan keletihan
O:
- konjungtiva anemis, wajah sudah tidak tampak pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC.
A : Masalah teratasi sebagian pada keletihan
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S : Pasien mengatakan sudah mulai istirahat, tidak merasa cepat pusing dan selalu

30
menghindari terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Pasien disuruh ke pelayanan kesehatan
3 Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB
S:
- Ibu mengatakanan sudah mengerti tentang anemia, penyebab anemia dan akan memakan
sayur
- Ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
O:
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia, penyebab anemia serta penanganan dari
anemia walaupun belum lancar tetapi Ibu sudah bisa mengulang kembali
A : Masalah belumteratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjunga ketiga tanggal 20.00 pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang terjadi pada kehamilanya
- Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur
O:
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia, penyebab anemia serta penanganan dari
anemia
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat buah dan sayur
A : Masalah teratasi sebagian pada difesiensi pengetahuan
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang terjadi pada kehamilanya
- Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur
O:
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia, penyebab anemia serta penanganan dari
anemia
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat buah dan sayur
A : Masalah teratasi sebagian pada difesiensi pengetahuan
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S : Pasien mengatakan sudah banyak istirahat dan sudah mengkonsumsi buah dan sayur
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
4 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 WIB
S:
- Ibu mengatakan cemas dengan penambahan berat badan janinya
- Ibu mengatakan akan mengurangi makananya supaya tidak bertambah berat badan

31
janinya
O:
- Ibu terlihat masih cemas
- Ibu mampu mempraktekan teknik napas dalam.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A : Masalah teratasi sebagian pada ansietas
P : Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A : Masalah teratasi sebagian pada ansietas
P : Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Pembahasan Kasus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ibu. M berusia 24 tahun dengan anemia di
wilayah kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang, maka pada BAB ini peneliti
akanmembahasperbedaan atau kesenjangan antara asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
anemia. Pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari proses
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pengidentifikasian intervensi keperawatan,
pelaksanaan implementasi dan proses evaluasi.

4.1.1 Pengkajian

32
Hasil pengkajian yang dilakukan penulis tanggal 16 Mei 2016 didapatkan Ibu. M hamil anak
pertama dengan usia kehamilan 39-40 minggu. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
tekanan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60Cdan hasil
laboraturium menunjukkan kadar Hb ibu 9,7 gr/dl termasuk anemia ringan pada Trimester III.
Sedangkan pada pengkajian yang dilakukan tanggal 16 Mei 2017 didapatkan Ibu.D hamil anak
kedua dengan usia kehamilan 37-39 minggu. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan 120/80
mmHg, nadi 86 x/i, pernafasan 18 x/i, suhu 36,60C dan hasil laboratorium menunjukkan kadar
Hb ibu 10,5 gr/dl termasuk anemia ringan pada Trimester III.
Menurut Prawirohardjo anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai
perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu, Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut
dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin Peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).
Menurut Budiastuti dan Muhartati “Hubungan Anemia Kehamilan Trimester III dengan
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Purwanegara I Banjarnegara Tahun
2012-2013” didapatkan pada kehamilan trimester III sebagian besar anemia ringan, kejadian
tahun 2012 sebanyak 15 dan tahun 2013 sebanyak 12, jumlah total 27 (81,8%), anemia sedang
kejadian tahun 2012 sebanyak 2 dan tahun 2013 sebanyak 4, jumlah total 6 (1,2%) ibu hamil
mengalami anemia, kejadian anemia berat tidak ada (0%).
Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas tidak ada perbedaan antara kasus
dengan teori dan penelitian terdahulu. Pada kasus Ibu. M sesuai dengan teori, pemeriksaan
laboratorium Ibu.M didapatkan kadar Hb 9,7 gr/dl.
Pada saat peneliti melakukan pemeriksaan fisik pada Ibu. M ditemukan wajah dan bibir
tampak pucat, konjungtiva anemis. Respon tubuh yang dialami pasien yaitu Ibu mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, Ibu juga mengatakan cepat lelah saat melakukan
aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah. Dan ibu juga tidak mengerti dengan
penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya.
Menurut teori Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia dalam kehamilan adalah
kelelahan, penurunan energi, tampak pucat dan tekanan darah rendah. Sedangkan teori Menurut
Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab anemia dalam
kehamilan salah satunya adalah ekonomi sehingga tidak mampu memenuhi asupan gizi dan
nutrisi dan ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.
Sedangkan menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada ibu
hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia, dan hasil
penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan
tingkat pengetahuan kurang (73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik
(26,9%). hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak terjadi
pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%), dibandingkan denganibuyang
berpengetahuan baik (26,9%). Menurut teori dan hasil penelitian diatas, terdapat keseimbangan
antara teori dengan hasil penelitian dimana penyebab umum anemia yang yerjadi pada Ibu.M

4.1.2 Diagnosis Keperawatan


Berdasarkan teori (NANDA, 2015-2017), diagnosis keperawatan untuk Ibu Hamil dengan
Anemia ada 7, yaitu: risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan,Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan, Mual berhubungan dengan rasa makan/minum
yang tidak enak, Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan),

33
Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin, Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
Menetapkan diagnosa berdasarkan masalah utama dan kebutuhan klien yang didapatkan dari
hasil pengkajian klien. Dalam menetapkan diagnosa terdapat perbedaan antara diagnosa teori
dengan kasus yang dialami pasien dilapangan. Terdapat empat diagnosis keperawatan yang tidak
diangkat yaitu intoleransi aktivitas ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
karenatidak ada data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnosis yang sesuai dengan
diagnosis intoleransi aktivitas.
Diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak ditemukan karena
tidak ditemukan tanda-tanda penurunan berat badan, tidak ada mual muntah, berat badan klien
dalam batas normal, berat badan klien ideal dan sesuai dengan tinggi badan.Diagnosis mual
berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak tidak ditemukan karena pada ibu hamil
trimester III tidak ditemukan lagi mual dan muntah karena mual biasanya mual ditemukan pada
ibu hamil trimester I.
Diagnosis risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin tidak ditemukan
karena tidak ada data-data yang mendukung untuk menengakkan diagnosis risiko infeksi, dari
teori menemukan diagnosis risiko infeksi karena pada ibu hamil yang mengalami anemia berat
biasadiberikan tranfusi darah, apabila diberikan tranfusi darah maka membutuhkan waktu lama
dan menyebabkan risiko infeksi, sedangkan dari yang peneliti temui dilapangan yaitu ibu hamil
dengan anemia ringan. Sesuai dengan hasil pengkajian di lapangan, peneliti menemukan 4
diagnosis keperawatan pada partisipan I yaitu:pada pasien I menemukan diagnosis pertama yaitu
risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan.
Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pasien yang tidak tehu penyebab anemia
sementara Hb pasien 9,6 gr/dl dan usia kehamilan pasien sudah mulai tua 39-40 minggu.
Diagnosis yang pertama ini sesuai dengan teori yang menjelaskan apabila ibu hamil
mengalami anemia selama kehamilan maka banyak ancaman yang terjadi pada ibu hamil
tersebut salah satunya abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam
rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi dan ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang
dari 6,0 g/dl(Pratami, 2016).
Diagnosis kedua pada pasien yaitu keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis
(anemia dalam kehamilan). Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pasien yang
mengalamisering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, cepat lelah saat melakukan aktivitas
seperti mencuci dan membersihkan rumah, sementara data mendukung lainya Hb 9,7 gr/dl, Ibu
terlihat susah untuk beraktivitas karena kehamilan sudah mulai tua, Wajah terlihat pucat,
konjungtiva anemis.
Diagnosis kedua ini sesuai dengan teori Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia dalam
kehamilan adalah kelelahan, penurunan energi, tampak pucat dan tekanan darah rendah. Menurut
Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) jika ibu hamil kurang
mengkonsumsi buah dan sayur (kekurangan zat besi) maka akan sering merasa keletihan karena
salah satu penyebab anemia dalam kehamilan adalah defesiensi zat besi, maka akan
mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dimana zat besi adalah salah satu
pembentuk hemoglobin.
Diagnosis ketiga ditemukan pada partisipan yaitu defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber pengetahuan. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
pada pasien yang mengatakan tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya, dan ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak tahu
dengan manfaat dari sayuran dan buah-buahan.
Diagnosis ketiga ini juga sesuai dengan teori yang menjelaskan tanda dan gejalah anemia
dalam kehamilan adalah kelelahan, kurangnya energi sehingga pada ibu mengalami penurunan

34
pola pikir dan pada kasus diatas ibu tidak mengerti dengan penyebab anemia dalam kehamilanya
serta tidak mengetahui manfaat buah dan sayur (Proverawati, 2010).
Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada ibu hamil
adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia, dan hasil
penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan
tingkat pengetahuan kurang (73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik
(26,9%).
Diagnosis keempat ditemukan pada partisipan I yaitu Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien
Ibu mengatakan cemas apabila janinya besar, ibu juga mangatakan mengurangi makananya
supaya berat badanya tidak naik.
Diagnosis keempat juga sesuai dengan teori yang menjelaskan tanda dan gejalah anemia
adalah mengalami penurunan pola pikir atau penurunan tekanan darah, maka apabila pasien
mengalami penurunan tekanan darah dan penurunan pola pikir maka akan terjadi suatu gejalah
ansietas (kecemasan) (Proverawati, 2011).

4.1.3 Intervensi Keperawatan


Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penerapan asuhan keperawatan Ibu. M esuai
dengan diagnosis yang telah ditetapkan. Perencanaan keperawatan telah disusun sesuai dengan
teori Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., dan Wagner, C. (2013) dalam
Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition, sebagai berikut:
Diagnosis pertama yaitu risiko perdarahan berhubungan dengan kurang kurangnya kadar
Hb. Rencana keperawatan pada kunjungan 2 yaitu : Melakukan penyuluhan tentang anemia.
Kunjungan ke 3 terapi aktivitas : Lindungi ibu dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan,
hindari mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya
vitamin K, cegah konstipasi dengan menyuruh pasien untuk banyak mengkonsumsi buah dan
sayur. Kunjungan ke 4 yaitu : evaluasi pengetahuan ibu tentang anemia, instruksikan ibu dan
keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan, instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat).
Kunjungan ke 5 yaitu evaluasi pengetahuan ibu tentang anemia, evaluasi Hb ibu, dan evaluasi
aktivitas ibu yang menyebabkan risiko perdarahan.
Diagnosis kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik. Rencana keperawatan
pada kunjungan 2 yaitu terapi aktivitas : Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan, anjurkan tidur siang. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi. Kunjungan ke 3 yaitu : monitor kalori dan asupan makanan, monitor
kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan, bantu pasien untuk menjadwalkan
priode istirahat, instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai kelelahan
(gejalah yang mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul kembali).
Kunjungan ke 4 yaitu evaluasi pekerjaan ibu, anjurkan ibu banyak istirahat, bantu memilih
aktivitas yang menyebabkan keletihan. Kunjungan ke 5 yaitu evaluasi pekerjaan ibu, evaluasi
keletihan yang terjadi pada ibu, evaluasi perasaan ibu, evaluasi aktivitas ibu.
Diagnosa ketiga yaitu konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup. Rencana
tindakan keperawatan pada kunjungan ke 2 yaitu : monitor bising usus, monitor tanda dan
gejalah konstipasi, istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat, ajarkan pasien
mengenai makanan-makanan tertentu yang membantu mendukung aktifitas usus. Kunjungan ke
3 yaitu monitor tanda dan gejalah konstipasi, anjurkan pasien memakan makanan yang tinggi
serat seperti buah dan sayur. Kunjungan ke 4 yaitu mengevaluasi terjadinya konstipasi,
menganjurkan pasien memakan makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayur. Kunjungan ke

35
5 yaitu evaluasi BAB pasien, evaluasi istirahat ibu, instruksikan selalu mengkonsumsi buah dan
sayur.
Diagnosa keempat yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat
untuk belajar. Rencana tindakan keperawatan pada kunjungan ke 2 yaitu melakukan penyuluhan
tentang anemia pada ibu hamil : Jelaskan mengenai proses penyakit, jelaskan tanda dan gejalah
yang umum dari penyakit. Kunjungan ke 3 yaitu evaluasi pengetahuan ibu tentang anemia dalam
kehamilan, edukasi pasien mengenai tindakan untuk mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi
pasien mengenai tanda dan gejalah yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan. Kunjungan
ke 4 yaitu anjurkan ibu banyak mengkonsumsi buah dan sayur, evaluasi pengetahuan ibu ibu
tentang penyebab anemia, tanda dan gejalah anemia dalam kehamilan, menganjurkan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vit.k dan zat besi seperti kacang kacangan
dan sayuran hijau. Kunjungan ke 5 yaitu mengevaluasi kadar Hb ibu, mengevaluasi pengetahuan
ibu tentang anemia dalam kehamilan, selalu anjurkan ibu mengkonsumsi buah dan sayur.
Diagnosa kelima yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Rencana
tindakan keperawatan pada kunjungan ke 2 : Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman,minta klien untuk rileks
dan merasakan sensasi yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien.
Kunjungan ke 3 yaitu mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan banyak istirahat, meminta
pasien mempaktekan teknik napas dalam. Kunjungan ke 4 yaitu mengevaluasi cara teknik napas
dalam, beri informasi pada pasien tentang anemia dan manfaat buah dan sayur. Kunjungan ke 5
yaitu mengevaluasi cara teknik napas dalam, menganjurkan pasien banyak rileks, beri informasi
pada pasien tentang anemia dan manfaat buah dan sayur. Dalam penelitian tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus pada penyusunan rencana tindakan dalam memperiotaskan
masalah, merumuskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.

4.1.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada kasus Ibu.M berdasarkan rencana
intervensi yang sudah disusun, adalah sebagai berikut :
a. Pada tahap implementasi keperawatan penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan intervensi. Implementasi keperawatan pada diagnosis risiko perdarahan berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan, tindakan keperawatan yang
dilakukan peneliti sudah sesuai dengan intervensi, dari 6 rencana tindakan, semuanya dapat
dilakukan oleh peneliti.
b. Implementasi keperawatan pada diagnosis Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik,
tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5
intervensi, rencana tindakan, semuanya dapat dilakukan oleh peneliti.
c. Implementasi keperawatan pada konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup
tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5
rencana tidakan, sudah terlaksana 4 tindakan, sedangkan 1 tindakan lagi yaitu monitor bising
usus tidak dilakukan karena bising usus pasien aktif tanpa serat.
d. Implementasi keperawatan pada diagnosisDefisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya minat untuk belajar, tindakan yang sudah dilakukan peneliti sesuai dengan rencana
intervensi, dari 5 rencana tindakan, semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.
e. Implementasi keperawatan pada diagnosisAnsietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, tindakan yang sudah dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5
rencana tindakan, semuanya dapat terlaksana oleh peneliti. Tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan pada partisipan I dengan masalah keperawatan yang pertama yaitu risiko
perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan adalah Melakukan penyuluhan tentang
anemia, Lindungi ibu dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan, hindari mengangkat
benda berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin K, cegah

36
konstipasi dengan menyuruh pasien untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Pada
kunjungan kelima Ibu.M mengatakan sudah mengerti penyebab anemia dan selalu
menghindari terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat. Sementara data yang terlihat
Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl, Pasien sudah tidak tampak pucat.
Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima Ibu.M
dapat mengatasi kehilangan darah yang berlebihan, tidak ada penurunan kadar Hemoglobin
(Hb), hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.pada Ibu.M menunjukkan
perkembangan terhadap masalah risiko perdarahan secara bertahap sampai hari kunjungan
kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis
ini adalah mampu mengatasi kehilangan darah, Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada
penurunan Hemoglobin (Hb).
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan masalah
keperawatan kedua yaitu keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik adalah tentukan jenis
dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang, instruksikan pasien/orang yang
terdekat dengan pasien mengenai kelelahan, tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi, monitor kalori dan asupan makanan, monitor
kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan. Pada kunjungan keempat,
Ibu.M mengatakan sudah tidak terasa letih saat beraktivitas. Ibu mengatakan sudah mulai
banyak istirahat, sementara ibu terlihat paham tentang penyebab kelelahan, konjungtiva
anemis, wajah sudah tidak tampak pucat, sementara pada kunjungan kelima Ibu.M
mengatakan tidak merasa cepat pusing, Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl,
Pasien sudah tidak tampak pucat.
Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima
Ibu.M dapat mengatasi mengurangi tingkat kelelahan hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil
yang ditetapkan pada Ibu.M menunjukkan perkembangan terhadap masalah keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisik secara bertahap sampai hari kunjungan kelima. Hal ini
sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah
mampu mengurangi tingkat kelelahan.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan masalah
keperawatan ketiga yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat untuk
belajar adalah penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil : Jelaskan mengenai proses
penyakit, jelaskan tanda dan gejalah yang umum dari penyaki, edukasi pasien mengenai tanda
dan gejalah yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan, anjurkan ibu banyak
mengkonsumsi buah dan sayur, menganjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vit.k dan zat besi seperti kacang kacangan dan sayuran hijau. Pada kunjungan
ketiga Ibu.M mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang terjadi pada kehamilanya, Ibu
juga mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur, dan pada kunjungan kelima Ibu.M Hb
pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl, pasien sudah tidak tampak pucat.
Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima
Ibu.M dan dapat mengatasi kurangnya pengetahuan yang ditetapkan pada Ibu.M
menunjukkan perkembangan terhadap masalah defesiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya minat untuk belajar secara bertahap sampai kunjungan kelima. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
memberikan pengetahuan pada ibu supaya tidak terjadi anemia pada saat melahirkan.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I yaitu masalah
keperawatan keempat Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan adalah
ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu
lingkungan yang nyaman,minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi,
tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien. Pada kunjungan ketiga Ibu.M

37
mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu mengatakan sudah rileks, dengan tekanan darah
10/80 mmHg, nadi 82 x/i, pernapasan 20 x/i. Sedangkan pada kunjungan kelima Ibu.M
terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam, Ibu terlihat sudah tampak rileks,
dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/i, napas 20 x/i.
Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau kunjungan kelima
Ibu.M dan dapat menunjukan tanda-tanda vital dalam rentang normal dengan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80 x/i, napas 20 x/i. Sesuai yang ditetapkan pada Ibu.M, hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
.

38
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, C.M, Butcher, H.K, Dochterman, J.M & Wangner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Clasification (NIC). Indonesia : CV. Mocomedia and is published by arrangements
with Elsevier Inc.

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
(Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGG

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika

Tarwono & Wasnidar. (2007).Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media

Poltekkes Kemenkes Padang(2017).


http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/ANDRY_HUTAMA_IHSAN_.pdf Diakses 10
September 2020

Poltekkes Kemenkes Kupang (2019).


http:// repository.poltekkeskupang.ac.id/1027/2/NURHAYATI.pdf Diakses 10 September 2020

Poltekkes Kemenkes Kupang (2019).


http:// repository.poltekkeskupang.ac.id/1024/1/MARSELINA.pdf Diakses 10 September 2020

39

Anda mungkin juga menyukai