Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

PADA Ny. A.W DENGAN


GOUT ARTRITIS
UNIT INTERNA MARIA JOSEPH
RUMAH SAKIT UMUM HERMANA LEMBEAN

Disusun Oleh:
Semester V

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIKA DE LA SALLE MANADO

2014
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
PADA Ny. A.W DENGAN
GOUT ARTRITIS
UNIT INTERNA MARIA JOSEPH
RUMAH SAKIT UMUM HERMANA LEMBEAN

Disusun Oleh:
Angga Walangare 12061151

Angelina M. Costa 12061142

Cicilya Puasa 12061138

Erick Huwae 12061152

Fidelis Hendra 12061148

Indryani Wowor 12061146

Jenaete Parangka 11061165

Jois Nyke 12061137

Juliet Apitalau 11061168

Lauria Potu 12061141

Lea Rahel Kereh 12061136

Lia Kapantow 12061144

Rafly Lengkong 12061147

Trisna Awalinda 12061143

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIKA DE LA SALLE MANADO
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas

berkat dan tuntunannya kami kelompok boleh menyelesaikan asuhan keperawatan dengan

gout arthritis pada Ny. A. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang dengan

senang hati telah membantu kami dalam pembuatan tugas ini, sehingga boleh selesai

dengan baik.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan

makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Penulis

Kelompok

1|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
GOUT ARTRITIS......................................................................................................................2
2.1 Defenisi Arthritis Gout.....................................................................................................2
2.2 Etiologi............................................................................................................................2
2.3 Anatomi Fisiologi............................................................................................................4
2.4 Klasifikasi........................................................................................................................7
2.5 Manifestasi Klinik...........................................................................................................9
2.6 Komplikasi.....................................................................................................................10
2.7 Pemeriksaan mendis.......................................................................................................10
2.8 Penatalaksanaan Medis..................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULOSKELETAL...........................................................14
3.1 Pengkajian......................................................................................................................14
3.2 Patoflow Fisiologi..........................................................................................................22
3.3 Klasifikasi Data..............................................................................................................24
3.4 Analisa Data...................................................................................................................25
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................................................28

2|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gout Arthritis telah di identifikasi lebih dari 2 abad yang lalu namun beberapa aspek
patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum di pahami dengan baik. Selama beberapa
tahun heperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau di anggap sama dengan
gout, namun sekarang gout arthritis di identifikasi sebagai marker untuk sejumlah
kelainan metabolik dan hemodinamik.
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di indonesia adalah penyakit
asam urat. Asam urat sering di alami oleh banyak orang sekarang ini bahkan orang yang
masih tergolong muda juga sering di timpa penyakit ini.

1.2 Masalah
a. Apa definisi gout arthritis?
b. Apa etiologi gout arthritis ?
c. Apa klasifikasi gout arthritis ?
d. Apa manisfestasi klinis dari gout arthritis ?
e. Bagaimana patoflow dari gout arthritis ?
f. Apa komplikasi dari gout arthritis ?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari gout arthritis ?
h. Bagaimana penatalaksanaan pada gout arthritis ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi gout arthritis
b. Untuk mengetahui etiologi gout arthritis
c. Untuk mengetahui klasifikasi gout arthritis
d. Untuk mengetahui manisfestasi klinis dari gout arthritis
e. Untuk mengetahui patoflow dari gout arthritis
f. Untuk mengetahui komplikasi dari gout arthritis
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari gout arthritis
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada gout arthritis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GOUT ARTRITIS

2.1 Defenisi Arthritis Gout


Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan

1|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme
purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme
purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya
melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah
penyakit inflamasi yang menyerang persendian yang disebabkan oleh penimbunan asam urat
(kristal monosodium urat) suatu produk akir metabolisme purin dalam jumlah berlebihan di
jaringan .
2.2 Etiologi
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer
adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan ekskresi
tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau
bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya serangan
akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan Kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat
yaitu hiperurisemia. hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a) Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b) Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a) Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b) Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan, jerohan,
udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-
benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Factor predisposisi :
usia

2|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


genetik

Factor prespitasi :
obesitas
obat-obatan
alkohol
Stress emosional

2.3 Anatomi Fisiologi


Muskuloskelatal terdiri dari tulang,otot,kartiolago, ligament, tendon,fasia,bursae,
dan persendian.
a) Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari
Embryonic Hyaline Cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi tulang.
Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat
menimbunnya garam kalsium. Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
- Mendukung jaringan tubuh dan membentuk tubuh.
- Melindungi organ tubuh (jantung,otak,paru-paru) dan jaringan lunak.
- Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
- Membuat sel-sel darah merah di dalam susum tulang (Hematopiesis).
- Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium fosfor.
Tulang dapat di klasifikasikan dalam lime kelompok berdasarkan bentuknya:
- Tulang panjang (Femur humerus) terdiri dari batang dan dua epifisis. Bidang dibentuk
oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cencellous atau
Frebecular).
- Tulang pendek (Carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
- Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan
luar adalah tulan cancellous.
- Tulang tidak beraturan (Vertebrata) sama seperti tulang pendek.
- Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian dan di dukung oleh tendon dan jaringan fasial, missal
patella (kap lutut).
b) Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.

Kelompok otot terdiri dari:


- Otot rangka (otot lurik) di dapatkan pada system Skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrakan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan
panas.

3|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


- Otot visceral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan ,
dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh system saraf otonomi dan kontraksinya tidak
dibawah kontril keinginan.
- Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.
c) Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago
sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervasculer. Nutrisi mencapai ke sel-sel kartilago
dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kepiler yang berada di parichondrium
(fibros menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kalogen di dapatkan pada kartilago.
d)Ligamen
Ligamen adalah setumpukan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan othri
dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e)Tendon
Tendon adalah suetu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus
setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyumbang yang mengelilingi
tendon tertentu, khususnya pade pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi
oleh membrane Synofral yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan
tendon.
f)Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyumbang
yang menbungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Bagian akhir
diketahui sebagai fasia dalam.

g) Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dan jaringan penyumbang dari suatu tempat
dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, masalnya terjadi pada kulit dan tulang,
antara tendon dan tulang antara otot.
h) Persendian
Prgerakan tidan akan mungkin terjadi bila ketentuan dalam rangka tulang tidak ada.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
- Sendi Synarthroses (sendi yang tidak bergera)
- Sendi Amphiarthroses (sendi yang sedikit pergerakanya)
- Sendi Diarthroses (sendi yang banyak pergerakanya)

*Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua:


Ada jangka periode waktu tertentu diman individu paling mudah mengalami perubahan
musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak- kanaka tau remaja karena

4|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


pertumbuhan atau perkembangannya yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua.
Perubahan struktur sistem muskulokeletal dan fungsinya sangat bervariasi di antara individu
selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu
kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel
bertanbah berkurang akibat perubahan jaringan penyambung, penurunan pada jumlah dan
elastisitas dari jaringan subkutan oleh hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.
*Perubahan fisiologis yang umum adalah:
- Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia
tua.
- Lebar bahu menurun.

2.4 Klasifikasi

klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:


1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari.
Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau
kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan
pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat
hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi
purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau
penurunan dan peningkatan asam urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu
tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang
hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2
tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia
pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali
dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang
tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan
pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap
ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang
disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti
kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini

5|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang
menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras
dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa
terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar
sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan
massa kristal yang menyerupai kapur.

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:


1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat
parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih
lazim hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak
akan meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila
ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti
nefpropati karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat
diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

2.5 Manifestasi Klinik


Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan
denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan
didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut
menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat
sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

2.6 Komplikasi
a. Penyakit ginjal

6|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


b. Batu ginjal (endapan kristal)
c. Hipertensi

2.7 Pemeriksaan mendis


1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada
wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan
produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui
apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau
hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta
pada pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan
yang cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan
jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam
darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka
leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm 3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal
yaitu 5000-10.000/mm3.
2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
3. Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan
asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat
di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue
toilet selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan
selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitive gout
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan
hiperusemia dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu
asam urat.

2.8 Penatalaksanaan Medis


1. Tindakan keperawatan

7|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


a) Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk.
Hindari makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan
sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan
(banyak minum).
b) Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid,
diuretic, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam
urat dari ginjal.
c) Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
d) Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah
serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat
bergerak.
2. Penatalaksanaan medis
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a) Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual
atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap
kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-
0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat
dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b) OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin.
Dosis awal 25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala
menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika terdapat ulkus
peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi terhadap
OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
c) Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular
sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk
gout poliartikuar, dapat diberikan secara intravena (metilprednisolon
40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).
d) Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena
dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal
dan memperberat hiperurisemia

8|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULOSKELETAL
DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL GOUT ARTRITIS
PADA NY. A.W DI MARIA JOSEPH
RSU HERMANA LEMBEAN

Unit : Maria Joseph Auto Anamnese :


Kamar : 107-5 Allo Anamnese :
Tgl msk RS : 21-11-2014 (17.35) Tgl Pengkajian : 22-11-2014 (08.45)

3.1 Pengkajian
1. Identitas
a). Pasien
Nama : Ny. A.W
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Jumlah Anak :4
Agama/ Suku : Kristen Protestan/ Minahasa Utara
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SLTA
Alamat Rumah : Paslaten, Jaga III

b). Penangguang Jawab


Nama : Ny. M. R
Umur : 30 tahun
Alamat : Paslaten, Jaga III
Hub dengan Klien : Anak

c). Data Medik

9|Fakep UNIKA De La Salle Manado 2014


Diagnosa Medik
Saat Masuk : Gout Artritis
Saat pengkajian : Gout Artritris

2. Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit sedang
Alasan: Klien masih bisa sedikit diajak bicara, keadaan umum
Lemah,terpasang ivfd
b. Tanda- Tanda Vital
1) Kesadaran
a. Kuantitaif : Composmentis
b. Kualitatif :

a) Respon Motorik : 4(klien mengatakan nyeri saat


bergerak)
b) Respon bicara/verbal : 5 (klien menanggapi pertanyaan
yang di tanyakan pada klien )
c) Respon Membuka mata : 4 (klien membuka mata dengan
spontan ).
13

2) Tekanan Darah : 140/90 mmHg


Posisi : Berbaring
MAP : Sistol + 2xDiastol /3= 320/3=109 mmHg
Kesimpulan : Perfusi darah ke ginjal dalam batas normal
3) Suhu : 36,2 0C
Lokasi : Axilla
4) Pernapasan : 20x/menit
Irama : Teratur
Jenis : Dada
5) Nadi : 88x/menit
Irama :Reguler

10 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
Volume :kuat
3. Genogram

Meninggal

Laki-Laki

Perempuan

Tinggal Serumah

Klien

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit
Setelah di lakukan inspeksi, Warna kulit klien sawo matang, keadaan kulit
kriput, tidak ada hidrasi, kedua kaki odem, terdapat tofi pada tangan dan
kakinya serta tofi yang pecah pada jari tengah tangan kanan dan kaki kanan.
Setelah dipalapasi terdapa nyeri tekan luka tofi yang pecah di jari tengah
tangan kanan dan kaki kanan.

11 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
b. Kepala
Setelah diinspeksi dan dipalpasi bentuk kepala klien Mesosepha dan tidak ada
nyeri tekan.
c. Rambut
Setelah diinspeksi warna rambut pirang beruban, pendek, dan tidak merata.
d. Mata
Setelah dinspeksi daerah disekitar mata berwarna hitam dan tidak odem, sclera
tidak icterik, refleks pupil baik, konjungtiva berwarna pink, fungsi penglihatan
baik.
Setelah dipalpasi bagian sekitar mata tidak ada nyeri tekan.
e. Telinga
Setelah diinspeksi telinga kllien tidak terdapat serumen, telinga simetris kiri
dan kanan, fungsi pendengaran baik.
f. Hidung
Setelah diinspeksi septum hidung klien lurus,tampak tidak ada secret,fungsi
penciuman baik setelah setelah dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan
g. Mulut
Setelah diinspeksi mukosa bibir kering ,fungsi mengunyah kurang baik

h. Leher
Setelah diinspeksi fungsi menelan kurang baik.
Setelah dipalpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
i. Thoraks & Pernapasan
Setelah diinspeksi bentuk toraks normal, pernapasan 20x/menit.
Setelah dipalpasi vocal fremitus bergetar
Setelah diauskultasi Suara napas vesikuler, tidak ada suara tambahan
j. Abdomen
Setelah diinspeksi bentuk perut cembung dan lemas
Setelah dipalpasi tidak ada nyeri tekan atau benjolan
Setelah diauskultasi peristaltik usus 10x/m
k. Ekstremitas atas
Setelah diinspeksi rentang gerak kurang baik, uji kekuatan otot kurang baik,
lesi pada jari tengah tangan kanan, rentang gerak terbatas, terdapat tofi pada
tangan dan tofi yang pecah pada jari tengah tangan kanan.

12 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
Setelah dipalpasi terdapat nyeri tekan pada tofi yang pecah di jari tengah
tangan kanan.
l. Ekstremitas bawah
Setelah diinspeksi terdapat pembengkakan pada kaki kanan dan lesi pada jari
tengah tofi kaki kanan akibat pecahnya.
Setelah dipalpasi terdapat nyeri tekan didaerah sekitar tofi dan lesi.

m. Genitalia
Tidak terdapat kelainan, dan klien sudah menopause.

5. Pain Management
P : keluarga mengatakan klien sering mengkonsumsi minuman
beralkohol
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada luka jari tangan kanan dan kaki kanan
S :dari skala 0-10 dengan 5 yang sedang dan 10 yang berat klien
mengatakan skala nyeri dari 7-9
T : klien mengatakan nyeri dirasakan ketika bergerak kurang lebih 3
menit

6. Pengkajian Pola Kesehatan


1) Pola Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
a. Keadaan Sebelum sakit
Bila mengalami sakit klien beristirahat atau menggunakan obat-obat toko.
Terkadang klien pergi ke RS.
b. Riwayat penyakit saat ini
- Keluhan utama : Nyeri pada tulang serta luka ditangan
dan kaki
- Riwayat keluhan Utama : Klien mengatakan memiliki asam urat

c. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Hipertensi, gout artritis, DM tipe


II

d. Riwayat kesehatan keluarga

13 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
Keluarga klien menjelaskan tidak memiliki riwayat penyakit

2) Pola Nutrisi dan Metabolik


a. Keadaan sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan klien makan 3 kali sehari , jenis makanan
nasi,ikan dan daging. Minum klien air mineral 4-5 gelas sehari (1000-1500
cc).
b. Keadaan sejak sakit
Keluarga klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit
tapi tidak dihabiskan dengan jenis makanan bubur dan sup. Minum air
mineral 6-7 gelas sehari.

3) Pola eleminasi
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan BAB 1 kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak masuk RS (21-22/11/2014) belum pernah BAB ,
BAK 3-4 kali sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas dengan sendirinya.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan karena sakitnya sebagian aktivitas di bantu oleh
perawat dan keluarga,klien mengatakan nyeri seperti ditusuk- tusuk, klien
mengatakan sulit beraktifitas karena nyeri
5) Pola tidur dan istirahat
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan biasa tidur 6-7 jam sehari , dan istirahat kurang lebih 1-
2 jam istirahat.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan aktivitas tidur dan istirahat terganggu, oleh karena
adanya nyeri. Selama diRS Klien tidak pernah istirahat siang. Klien
mengatakan Tidur dari pukul 22.00 00.30, karena nyeri kemudian tidur
lagi dari pukul 03.00 -05.00.

14 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
6) Pola persepsi Kognitif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan selalu menjaga kesehatannya
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat pulang kerumahnya dan
beraktivitas dengan baik.
7) Pola persepsi dan Konsep diri
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan identitas diri dan anaknya dengan baik
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan identitas diri dan anaknya dengan baik

8) Pola peran dan hubungan dengan sesama


a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan hubungan dengan masyarakat sekitar baik.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak masuk RS klien dapat menjalin hubungan yang
baik dengan klien di sekitar dan perawat yang ada.
9) Pola reproduksi dan sekssualitas
a. Keadaan sebelum sakit
Menopause, dan klien mengatakan selalu mendapat kasih sayang dari
anaknya
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit masih mendapat perhatian dari anaknya
10) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
a. Keadaan sebelum sakit
Bila stres klien mengatakan biasa bercerita pada keluarganya terutama
pada anaknya yang perempuan ke 3.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan dia percaya bahwa dia akan sembuh.
11) Pola sistem nilai kepercayaan
a. Keadaan sebelum sakit

15 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
Klien mengatakan klien menganut agama kristen protestan , dan mengikuti
ibadah mingguan dan kolom/bipra.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan pada saat dia sakit , klien selalu berdoa.
7. Therapy
a. Methylprednis 3x 200 mg
Indikasi
- Kelainan endokrin : Insufisiensi adrenokortikal (hydrocortisone atau
cortisone merupakan pilihan pertama kombinasi methylprednisolone
dengan mineralokortikoid dapat digunakan); adrenal hiperplasia
kongenital; tiroid non-supuratif; hiperklemia yang berhubungan
dengan penyakit kanker.
- Penyakit rheumatik : Sebagai terapi tambahan dengan pemberian
jangka pendek pada athritis sporlatik, athritis rheumatoid, ankylosing
spondilitis, bursitis akut dan subakuat, non spesifik tenosynovitisakut,
gouty arthritis akut, osteoarthritis post-trauma dan epikondilitis.
- Penyakit kolagen : Systemiklupus eritematosus, karditis rheumatik
akut dan sistemik dermatomitosis sebaroik.
- Alergi : Seasonal atau perenial rhinitis alergi, penyakit serum, asma
bronkhial, reaksi hipersensitif terhadap obat, dermatitis kontak dan
dermatitis atopik.
- Penyakit mata : Corneal marginal alergi, herpes zooster opthalmikus,
konjungtivitis alergi, keratitis, chorioretinitis, neuritis optik, iritis, dan
iridoskilitis.
- Penyakit pernapasan : Sarkoidosis simptomatik, pulmonary
tuberkolosis pulminan atau diseminasi.
- Kelainan darah : Idiopatik purpura trombositopenia, tombositopenia
sekunder pada orang dewasa dan leukimia akut pada anak.
- Edema : Menginduksi diuresis atau remisi proteinuria pada syndrom
nefrotik.
- Gangguan saluran pencernaan : Kolitis ulaseratif dan regional enteritis.
- Sistem syaraf : Ekaserbasi akut pada multipel sklerosis.
- Lain lain : Meningitis tuberkolosa

` Kontraindikasi

- Methylprednisolone : Dikontraindikasikan pada infeksi jamur sistemik


da pasien yang hipersensitif terhadap komponen obat.

Efek Samping

- Efek samping berikut adalah tipikal untuk semua kortikosteroid


sistemik. Hal hal yang tercantum di bawah ini tidaklah menunjukkan
bahwa kejadian yang spesifik telah diteliti dengan menggunakan
formula khusus.

16 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
- Gangguan pada cairan dan elektrolit : Retensi sodium, retensi cairan,
gagal jantung kongestif, kehilangan kalium pada pasien yang rentan,
hipoklemia alkalosis, hipertensi.
- Jaringan otot : steroid miopati, lemah otot, osteoporosis, nekrosis
aseptik, keretakan tulang belakang, keretakan pathologi.
- Saluran pencernaan : Ulserasi peptik dengan kemungkinan perforasi
dan pendarahan, pankretitis, ulerasi esofagitis, perofasi pada perut,
perdarahan gastrik,kembung perut. Peningkatan alanin transminase
(ALT, SPGT) Aspartat Transminase (AST, SGOT) dan Alkaline
Phospatase telah diteliti pada pengobatan dengan kortikosteroid.
Perubahan ini biasanya kecill, tidak berhubungan dengan gejala klinis
lain, bersifat reversibel apabila
b. Ranitidine (Injeksi)
Indikasi
- Pengobatan jangka pendek tukak 12 jari aktif, tukak lambung aktif,
mengurangi gejala refluks esofagitis.
- Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak 12 jari, tukak
lambung.
- Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (Misalnya : sindroma
Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik).
- Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di Rumah
Sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang
sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek
pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
Kontraindikasi
- Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidine.
Efek Samping
- Sakit kepala.
- Susunan saraf pusat, jarang terjadi : Malaise, pusing, mengantuk,
insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.
- Kardivaskuler, jarang dilaporkan; aritmia seperti takikardia,
bradikardia, atrioventicular beats.
- Gastrointestinal: Konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jrang
dilaporka: pankreatitis.
- Muskuloskeletal jarang dilaporkan : Artralgia dan mialgia.
- Hematologik : Pensitopenia, granulositopenia, pansitopenia,
trombositopenia (pada beberapa penderita). Kasus jarng terjadi seperti
agranulostiopenia, trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.
- Lain lain : Kasus hipersensitivitas yang jarang (contoh : bronkospasme, demam,
eosinofilia), anafilaksis, edema angioneurotik, sedikit peningkatan kadar dalam
kreatinin serum.

c. BIO ATP
Indikasi:
1. Kelelahan ,lelah otot, atrovi otot degenerasi
2. Dosis : 2-4 tablet > hari

17 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
18 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
3.2 Patoflow Fisiologi
Etiologi :

Faktor Genetik Menurunkan Sekresi Asam Urat Produksi Asam Urat

Grout (Gangguan Metabolisme Purni)

Hiperuricemia dalam darah dan cairan tubuh

Terbentuk Kristal dan garam urat pada jaringan konective

Akumulasi Kristal dan garam urat pada jaringan dan organ

Penimbunan Kristal dikorteks Penimbunan Kristal dalam sendi


membrane
Dan sendi sinovral

Reaksi Inflamasi

Netrofil Melepaskan Lisosom Erosi tulang rawan


ploriferasi

Lisosom merusak jaringan


Terbentuknya tofi serta
ankilosis
Menghambat asam urat Aliran tulang dan sendi
Dalam darah ke seluruh tubuh
Trjadi Hialinisahi kronis
Sekresi asam urat lewat urin tersumbat
Perubahan bentuk tubuh
pada
Penumpukan asam urat di ginjal sendi kaki (Bengkok)

Membentuk baut urat ginja GANGGUAN Penurunan rentang gerak


CITRA TUBUH

Terjadi Nefritis kronis


GANGGUAN
MOBILITAS FISIK
Fungsi ginjal terganggu

Endapan Kristal monosodium urat

19 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
Penumpukan Kristal dalam sendi

Merangsang reseptor nyeri

Terjadiunya sensasi nyeri

Nyeri sendi pada kaki


NYERI

Kesulitan Tidur Klien Gelisah

GANGGUAN
POLA TIDUR ANSIETAS

20 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
3.3 Klasifikasi Data

DS:

- Klien mengatakan Nyeri pada Luka dijari tangan kanan dan dijari kaki kanan
- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Klien mengatakan nyeri diraskan ketika bergerak kurang lebih 3 menit
- Klien mengatakan sulit bergerak atau beraktifitas
- Klien mengatakan sebagian aktifitas yang dibantu oleh keluarga/ pasien
- Klien mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari oleh karena adanya nyeri
- Klien mengatakan sering gelisah karena nyeri yg dirasakan

DO:

- Keadaan umum lemah


- Ekspresi wajah meringis
- Sebagian aktifitas dibantu oleh perawat dan keluarga
- TTV : TD : 140/90 mmHg
N : 88x/menit
SB : 36,50C
R : 20x/menit
- nyeri seperti ditusuk-tusuk
- terdapat luka tofi jari tangan kanan dan kaki kanan
- Tofi ditangan dan kaki
- skala 7-9 (nyeri hebat)
- nyeri sekitar 3-5 menit
- Tidur malam klien kurang lebih 4 jam 30 menit.
- Palpabrea tampak berwarna hitam
- Terdapat tofi dikaki kanan dan tangan kanan
- Terpasaang IVFD RL 20 gtt/ menit

21 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
3.4 Analisa Data

Nama : Ny. A. W

Unit : Interna Maria Joseph

No Data Etiologi Masalah


.
1. DS: Grout (Gangguan Metabolisme Nyeri
- Klien mengatakan Purni)
nyeri pada luka
ditangan kanan dan Hiperuricemia dalam darah dan
kaki kanan cairan tubuh
- Klien mengatakan
nyeri seperti Terbentuk Kristal dan garam
ditusuk-tusuk urat pada jaringan konective
- Klien mengatakan
nyeri dirasakan Akumulasi Kristal dan garam
saat bergerak urat pada jaringan dan organ
dalam durasi 3
Penimbunan Kristal dalam sendi
menit
membrane
DO:
- keadaan umum
Reaksi Inflamasi
lemah
- Ekspresi wajah
meringis Erosi tulang rawan
- Skala nyeri 7-9
- Tofi pecah jari Endapan Kristal monosodium urat
tengah dikaki
kanan dan tangan Penumpukan Kristal dalam sendi
kanan Merangsang reseptor nyeri
- Tofi di tangan dan
kaki. Terjadiunya sensasi nyeri
- Nyeri dirsakan
seperti tertusuk-
- tusuk Nyeri sendi pada kaki NYERI
- Nyeri dirasakan
saat bergerak NYERI
dalam durasi 3
menit.
- Terpasang IVFD
RL 20 gtt\m
- TTV TD 140\90
N 88x\m
R 20xm

22 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
SB 36,2 0C

2 DS: Grout (Gangguan Metabolisme Gangguan Mobilitas


- Klien mengatakan Purni) Fisik
sulit
beraktifitas\bergera Hiperuricemia dalam darah dan
k cairan tubuh
- Klien mengatakan
sebagian aktivitas Terbentuk Kristal dan garam
dibantu oleh urat pada jaringan konective
perawat dan
Akumulasi Kristal dan garam
keluarga
urat pada jaringan dan organ
DO :
- KU lemah
Penimbunan Kristal dalam sendi
- Sebagian aktivitas
membrane
klien tampak
dibantu oleh
Reaksi Inflamasi
perawat dan
keluarga
- Terdapat tofi pada Erosi tulang rawan
tangan dan kaki
- TTV TD 140\90 Penurunan rentang gerak
N 88x\m
R 20xm sendi kaki (Bengkok)
SB 36,2 0C
Perubahan bentuk tubuh

tulang dan sendi Terbentuknya


tofi serta

Terjadi hialinisahi Kronis

Penurunan Rentang gerak

Gangguan Mobilitas Fisik

3 DS: Grout (Gangguan Metabolisme Gangguan Pola Tidur


- Klien Mengatakan Purni)
sulit tidur pada
malam hari Hiperuricemia dalam darah dan
- Klien mengatakan cairan tubuh
sering Gelisah dan
23 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
tak bisa beristirahat Terbentuk Kristal dan garam
DO: urat pada jaringan konective
- Klien tampak
menguap Akumulasi Kristal dan garam
- Daerah sekitar urat pada jaringan dan organ
mata tampak gelap
- Terdapat tofi di Penimbunan Kristal dalam sendi
tangan dan kaki membrane
- Tofi pecah pada
jari tengah tangan Reaksi Inflamasi
kanan dan kaki
- TTV TD 140\90 Erosi tulang rawa
N 88x\m
R 20xm
SB 36,2 0C
-
Endapan Kristal monosodium urat

Penumpukan Kristal dalam sendi

Merangsang reseptor nyeri

Terjadiunya sensasi nyeri

Nyeri sendi pada kaki

Kesulitan Tidur

Gangguan Pola Tidur

24 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL TGL\ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
. KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Nyeri 22-11-2014 1. Mengkaji Hari sabtu 22nov-
dengan Peradangan tindakan keperawatan penyebab, merupakan 08.00 penyebab, lokasi, 2014 (jam 12.30)
Sendi, penimbunan selama 2x24 jam lokasi, skala, respon subjektif skala, durasi dan S:
kristal pada membran diharapkan nyeri durasi dan yang dapat karakteristik nyeri Klien mengatakan
sinovial, tulang rawan, berkurang bahkan karakteristik dikaji - Hasil: masih nyeri
prolifera sinovia dan hilang. Dengan kriteria nyeri menggunakan lokasi:tangan O:
pembentukan pannus. hasil: skala nyeri kanan dan kaki Klien tampak
Yang ditandai dengan: - KU membaik kanan. Skala: 6-8, meringis, tampak
DS: - Skala Nyeri 3-4 durasi: 2 menit, lemah, skala nyeri
- Klien bahkan teratasi karakteristik: 6-8
mengatakan - Tanda Tanda seperti di tusuk- A:
nyeri pada luka Vital dalam tusuk Masalah belum
ditangan kanan batas Normal 2. Observasi 2. Tanda-tanda teratasi
TD: 120/80 mmHg TTV yakni vital diperlukan 08.20 2. Mengobservasi P:
dan kaki kanan
- Klien N : 80x/menit mengukur untuk mengukur TTV yakni Intervensi Lanjut
mengatakan R : 20 x/ menit Tekanan adanya mengukur
nyeri seperti SB : 360C darah, inflamasi Tekanan darah, Hari senin 24 -11-
ditusuk-tusuk - Ekspresi wajah frekwensi frekwensi nadi, 2014 (jam 13.00)
- Klien Ceria nadi, respirasi, dan suhu S:
mengatakan - Klien tidak lagi respirasi, dan badan. Klien mengatakan
nyeri dirasakan mengatakan - Hasil: TD: 150\90,
suhu badan. nyeri sudah
saat bergerak nyeri R 20x\m, SB 360C,
berkurang dan bisa
dalam durasi 3 N
dikontrol
menit O:
DO: 3. Lakukan 3. Untuk 3. Melakukan teknik
09.00 Klien tampak ceria
25 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
- keadaan umum teknik mengalihkan distraksi dengan dan tersenyum,
lemah Distraksi perhatian cara(mengajak skala nyeri 2-3
- Ekspresi wajah meningkatkan klien mengobrol A:
meringis kontrol rasa, tentang hal-hal Masalah teratasi
- Skala nyeri 7-9 serta yang di sukai P: Intervensi stop
- Tofi dikaki meningkatkan pasien)
kanan dan kemampuan - hasil: pasien
tangan kanan dalam mengatakan nyeri
- Tofi pecah pada berkurang
mengatasi rasa
jari tengah
4. Berikan nyeri dan stress.
tangan kanan 4. Teknik relaksasi 4. Memberikan
teknik 09.15
dan kaki nafas dalam teknik relaksasi
- Nyeri dirsakan relaksasi
yaitu teknik dapat seperti tarik nafas
seperti tertusuk-
nafas dalam. membantu dalam dari hidung
- tusuk
- Nyeri dirasakan dalam dan buang lewat
saat bergerak menurunkan mulut secara
dalam durasi 3 rasa nyeri serta berlahan lahan
menit. membuat rasa dilakukan
- Terpasang IVFD nyaman. sebanyak 3x ketika
RL 20 gtt\m nyeri dirasakan.
- TTV TD 140\90 - Hasil: klien
N 88x\m melakukan
R 20xm instruksi yang
SB 36,2 0C diajarkan.
5. Ciptakan
lingkungan 09.30 5. Menciptakan
yang tenang 5. Lingkunan yang linkungan yang
dan nyaman nyaman dapat tenang dan nyaman

26 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
membntu dalam seperti membatasi
proses jumlah pengunjung
penyembuhan diruangan,
pasien mengontrol
keributan dengan
meminta
pengunjung atau
keluarga pasien
lain untuk tidak
membuat
keributan.
- Hasil:pengunjung
dibatasi. Klien
tampak beristirahat
6. Kolaborasi dengan nyaman.
dengan dokter
dalam 6. Mengkolaborasi
pemberian 6. Methylpred dengan dokter
terapi nisolone dalam pemberian
Methylpredni berindikasi terapi
solone 3x 200 memberika Methylprednisolon
mg n terapi e 3x2mg.
dalam - Hasil: klien
mengurangi meminum obat
nyeri. ketika sehabis
makan
7. Anjurkan
klien untuk
7. Menganjurkan

27 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
selalu berdoa 7. Dengan klien untuk selalu
berdoa berdoa.
klien -Hasil: Klien
merasa mengatakan bahwa
lebih berdoa
tenang dan dilakukannya tiap
dapat harinya.
mengontrol
stress

2. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan 1. Kaji faktor 1. mengetahui 10.00 1. Mengkaji faktor Hari Sabtu 22 -11-
Fisik berhubungan tindakan keperawatan penyebab tingkat penyebab 2014 (jam 12.30)
dengan penurunan selama 2x24 jam kemampuan - hasil: klien S:
rentang gerak, diharapkan sebagian klien dalam mengatakan nyeri Klien mengatakan
kelemahan otot, dan aktifitas klien dapat dalam ketika beraktifitas sulit beraktivitas
kekakuan sendi. Yang dilakukan secara melakukan dan bergerak
ditandai dengan: mandiri. Dengan aktivitas O:
DS: kriteria hasil : 2. observasi 2. nyeri yang 11.00 2. Mengobservasi Aktivitas klien
- Klien - KU membaik TTV yakni timbul dapat TTV yakni dibantu sebagian
mengatakan - Klien mengukur merangsang mengukur oleh
sulit mengatakan Tekanan tekanan Tekanan darah, perawat/keluarga.
beraktifitas\berg sebagian darah, darah dan frekwensi nadi, Klien tampak
erak aktifitasnya frekwensi juga nadi respirasi, dan lemah
- Klien dilakukan secara nadi, menigkat. suhu badan. A:
mengatakan mandiri respirasi, - Hasil: TD 150\90, Masalah belum
sebagian - TTV dalam dan suhu R 20x\m, SB 360C, teratasi

28 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
aktivitas dibantu batas normal badan. N P:
oleh perawat 3. Tindakan ini Intervensi lanjut
dan keluarga 3. Ajarkan mencegah 11.30 3. Mengajarkan
DO : klien dan kontraktur klien dan anggota Hari Senin 24-11-
- KU lemah anggota keluarga untuk 2014 (jam 13.00)
- Sebagian keluarga melakukan ROM
aktivitas klien untuk aktif dan pasif S:
tampak dibantu melakukan yakni Melakukan Klien mengatakan
oleh perawat ROM aktif Fleksi dan sudah dapat
dan keluarga dan pasif ekstensi. bergerak/beraktivit
- Terdapat tofi - Hasil: Klien
as meski belum
pada tangan dan mengikuti instruksi sepenuhnya.
kaki dengan kooperatif. O:
- TTV TD 140\90 Saat melakukan Klien sudah tidak
N 88x\m instruksi fleksi lemah.
R 20xm klien mengeluh
SB 36,2 0C Klien sudah bisa
nyeri pada bagian beraktivitas meski
tangan dan kaki. masih dibantu
A:
4. Immobilitas 4. Mencatat respon Masalah teratasi
4. Catat yang 11.30 P:
emosi, atau
respon dipaksakan Intervensi stop
perilaku pada
emosi, atau dapat immobilisasi.
perilaku memperbesar Berikan aktifitas
pada kegelisahan , yang disesuaikan
immobilisas peka ransang. dengan pasien
i. Berikan Aktifitas yakni meminta
aktifitas pengalihan klien untuk

29 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
yang membantu seseringan duduk.
disesuaikan dalam - Hasil: Klien
dengan memfokuska terlihat sedikit
pasien. n kembali tenang, kadang
perhatian sedikit meringis
pasien dan pada saat bergerak.
meningkatka Ketika diminta
n koping untuk duduk klien
dengan berusaha dengan
keterbatasan ekspresi sedikit
tersebut. meringis tetapi
klien bisa duduk.

3 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan 1. Kaji faktor 1. Mengetahui 24-11-2014 1. Mengkaji respon Hari Sabtu 24 -11-
berhubungan dengan tindakan keperawatan penyebab keluhan klien 08.00 klien terhadap 2014 (jam 08.30)
Nyeri yang ditandai selama 2x 24 jam . dan penyakit yang di S:
dengan: diharapkan Klien dapat mempermud alami. Klien mengatakan
DS: tidur nyaman dan tidak ah - Hasil: Klien susah tidur
- Klien gelisah dimalam hari. melakukan mengatakan nyeri dimalam hari dan
Mengatakan Dengan kriteria hasil: asuhan pada luka dijari gelisah.
sulit tidur pada keperawatan kaki dan
malam hari - klien selanjutnya. tangan.sehingga O:
- Klien mengatakan susah untuk tidur Klien tampak
mengatakan tidak gelisah menguap.
sering Gelisah saat malam hari. 2. Observasi Daerah sekitar
TTV yakni 2. Dengan 2. Mengobservasi
dan tak bisa - TTV dalam 08.30 mata tampak
Tanda-tanda TTV yakni

30 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
beristirahat batas normal mengukur vital untuk mengukur gelap.
DO: - Tekanan mengetahui Tekanan darah, A:
- Klien tampak - klien darah, keadaan frekwensi nadi, Masalah belum
menguap tidak frekwensi dalam respirasi, dan teratasi
- Daerah sekitar mengel nadi, memberikan suhu badan. P:
mata tampak uh respirasi, intervensi - Hasil: TD 120\80, Intervensi lanjut
gelap susah dan suhu selanjutnya. R 20x\m, SB 360C,
- Terdapat rofi tidur. badan. N 70xm Hari senin 24 -11-
pada tangan dan DO 2014 (jam 13.00)
kaki :- S:
- Tofi pecah pada klie 3. Biarkan 3. Pada
3. Membiarkan klien Klien mengatakan
jari tengah n klien penyakit ini
10.00 mengambil posisi sudah bisa ridur
tangan dan k aki tam mengambil tirah baring
nyaman saat dimalam hari dan
kanan pak posisi diperluhkan
tidur/duduk. sudah tidak
- TTV TD 140\90 tida nyaman untuk - Hasil: Klien gelisah
N 88x\m k saat membatasi mencoba untuk
R 20xm O:
men tidur/duduk. nyeri/cedera seseringan duduk
SB 36,2 0C Klien tampak
gant sendi dan
- tidak gelisah.
uk. membuat
Kesadaran CM.
- klien tidur lebih
A:
tidak nyaman.
4. Dorong Masalah teratasi
sering 4. Mencegah
klien untuk 4. Mendorong klien P:
menguap. terjadinya
sering 11.00 untuk sering Intervensi stop
- kelelahan
mengubah mengubah posisi
dan
posisi. seperti miring kekiri
kekakuan
atau kekanan.
sendi,
memberikan
menstabilkan
lingkuungan yang
sendi dan

31 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
mengurangi aman. Dengan cara
rasa sakit. batasi pengunjung
5. Anjurkan - hasil: pengunjung
pada klien 5. Dengan dibatasi
sebelum berdoa klien 5. menganjurkan pada
tidur harus merasa lebih 11.20 klien sebelum tidur
berdoa tenang baik harus berdoa
batin - Hasil: Klien
maupun jiwa mengatakan merasa
lebih nyaman jika
berdoa dan
merupakan kegiatan
harian yang bisa
dilakukan

32 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4
33 | F a k e p U N I K A D e L a S a l l e M a n a d o 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai