Dosen pembimbing:
Yuniastini, SKM.,M.Kes
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya,
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Gerontik
pada semester 5, tahun ajaran 2022-2023, yang Berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Lansia Dengan Asama Urat di Panti Tresna Werdha”
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan
kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang mmenjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulis .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Gout Arthritis .............................................................................. 3
B. Etiologi Gout Arthiritis ............................................................................. 3
C. Patofisiologi Gout Arthiritis ..................................................................... 3
D. Manifestasi Klinis Gout Arthiritis ............................................................ 4
E. Komplikasi Gout Arthiritis ...................................................................... 5
F. Penatalaksanaan Medis Gout Arthiritis .................................................... 6
G. Pemeriksaan Penunjang Gout Arthiritis.................................................... 6
H. Pengkajian Gout Arthiritis ........................................................................ 6
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu
penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh.
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat
mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian
dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab
penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat dalam darah.
Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam
darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi.
Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan,
margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian
dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007).
Penyakit asam urat atau disebut dengan gout arthritis terjadi terutama pada laki-
laki, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada
perempuan, persentase asam urat mulai didapati setelah memasuki masa menopause.
Kejadian tingginya asam urat baik di negara maju maupun negara berkembang semakin
meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat
sejalan dengan peningkatan usia seseorang (Soekanto, 2012).
Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan menurunnya.
Berbagai kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada tingkat organ yang
dapat mengakibatkan terjadinya degenerasi sejalan dengan proses menua. Proses menua ini
dapat berpengaruh pada perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap
penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapannya pada kehidupan sehari-
hari.
1
B. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui definisi Gout Arthritis.
2. Untuk mengetahui etiologi Gout Arthritis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Gout Arthritis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis klinik Gout Arthritis.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Gout Arthritis.
6. Untuk mengetahui komplikasi Gout Arthritis.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Gout Arthritis.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia di Panti Tresna Werdha dengan
masalah Gout Arthritis.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
2. Menurunnya ekskresi asam urat.
3. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan
berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil
melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga
menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi
tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan
hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal. Serangan akut pertama
biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang
sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi
lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling
pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat
tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur. Periode intercritical
adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout. Kebanyakan pasien
mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama.
Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang
sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan
gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi
terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan
organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan
pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.
4
Gangguan akut :
1. Nyeri hebat
2. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
3. Sakit kepala
4. Demam.
Gangguan kronis :
1. Serangan akut
2. Hiperurisemia yang tidak diobati
3. Terdapat nyeri dan pegal
4. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium urat dalam jaringan)
5
F. Komplikasi Gout Arthritis
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
H. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status
perkawinan, alamat, Tgl MRS, No. Reg., dx medis.
2. Riwayat Penyakit
a) Keluahan Utama
Nyeri disertai pembengkakan dan kemerahan dari sendi yang sakit (terutama
pada sendi metatarsofalongeal) pertama dari ibu jari.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokatif / Pallatif / Penyebab
Kaji penyebab
Q : Quantitas / Quantitas Nyeri
Kaji seberapa sering px menyerangiai, tindakan apa yang dapat menyebabkan
nyeri.
R : Regional / area yang sakit
Sering mengenai sendi dipangkal ibu jari kaki, pergelangan kaki, lutut,
pergelangan tangan dan sikut.
6
S : Severtity / Tingkat Keparahan
Kaji derajat nyeri px
T : Time
Kapan keluhan dirasakan ?
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada klien apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit
yang sama seperti saat ini ?
4. Riwayat Penyakit / Kesehatan Keluarga
a) Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama
dengan klien ?
b) Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serius yang lain seperti
(HT, DM, TB, Pneumonia, dll.)
5. Riwayat Psikologis Spiritual
a) Psikologi : Tanyakan kepada klien apakah bisa menerima penyakit yang
dideritanya ?
b) Sosial : Bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan di Rumah Sakit
dan apakah klien bisa beradaptasi dengan klien yang lain ?
c) Spiritual : Apakah klien tetap beribadah dan melaksanakan ibadahnya
menurut agamanya ?
6. Pemenuhan Kebutuhan
a) Pola Nutrisi
Makan : Pada umumnya pasien gout artritis diberikan diit rendah putin
pantangan makanan kaya protan.
Minum : Kaji jenis dan frekuensi minum sesuai dengan indikasi
b) Pola Eliminasi
BAK : Kaji frekwensi, jumlah, warna dan bau.
BAB : Kaji frekwensi, konsistensi dan warna
c) Pola Aktivitas
Biasanya pasien gout artritis pada saat melakukan aktivitas mengalami
keterbatasan tentang gerak, kontrktur / kelainan pada sendi.
d) Istirahat tidur
Kaji pola kebiasaan pasien pada saat istirahta tidur dirumah maupun di rumah
sakit.
7
e) Personal Hygiene
Kaji kebiasaan pasien dalam kebiasaan diri. (Mandi, gosok gigi, cuci tangan,
kebersihan rambut, dll.)
7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
b) TTV
c) Kesadaran
d) GCS
8. Pemeriksaan Persistem
a) Otot, Tulang, integument
1) Mengalami atrofi pada otot.
2) Kontraktur / kelainan pada sendi.
3) Kaji tumor kulit.
4) Kulit tampak merah, keunguan, kencang, licin, teraba hangat pada waktu
sendi membengkak.
b) Pulmonal
1) Kaji bentuk dada, frekwensi pernafasan.
2) Apakah ada nyeri tekan.
3) Dan apakah ada kelainan pada bunyi nafas.
c) Cardiovaskuler
1) Inspeksi : terjadi distensi vena
2) Palpasi : Takhikardi
3) Auskultasi : Apakah ada suara jantung normal S1 dan S2 tunggal
d) Abdomen
Pada penderita Gout Artritis biasanya terjadi anoreksia dan konstipasi.
e) Urologi
Hampir pada 20 % penderita Gout Artritis memiliki batu ginjal.
f) Muskuluskeletal
1) Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
2) Tofi dengan gout kronik, ini temuan paling bermakna. Tofi adalah
pembesaran jaringan permanen diakibatkan dari deposit kristal urat natrium,
dapat terjadi dimana saja pada tubuh tetapi umum ditemukan pada sendi
sinovial, bursa alecranon dan vertebrate.
8
3) Laporan episode serangan gout adalah nyeri berdenyut, berat dan tak dapat
ditoleransi.
g) Reproduksi
Biasanya mengalami gangguan pada saat melakukan aktivitas sexual akibat
kekauan sendi.
I.Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman b. D gejala penyakit
Definisi : perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikososial, lingkungan dan social
DS :
Mengeluh tidak nyaman
Mengeluh sungguh tidur
Mengeluh lelah
DO :
Gelisah
Tanpa merintih
Postur tubuh berubah
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 7 jam diharapkan status kenyamanan
meningkat dengan kriteria hasil :
Keluhan tidak nyaman menurun
Gelisah menunggu
Keluhan sulit tidur menurun
Merintih menurun
Postur tubuh yang baik
Rencana keperawatan
Intervensi : kompres panas/hangat
Observasi
1) Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres
2) Periksa suhu alat kompres
3) Monitor iritasi kulit/kerusakan jaringan selang 5 menit per jam
Terapeutik
9
1) Pilih lokasi kompres
2) Lakukan kompres hangat pada daerah yang nyeri
Edukasi
1) Jelaskan prosedur penggunaan kompres
10
2) Berikan postur tubuh optimal untuk gerakan sendi pasif/aktif
Edukasi
1) Ajarkan duduk di tempat tidur, di sisinya
2) Anjurkan ambulasi
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum Pasien
Nama : Ny. S
No Register Panti : 1171
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Alamat : Branti
Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
Pekerjaan terakhir : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 17 Desember 2015
12
6. Riwayat Allergi (makanan/ obat/ lainnya)
Ny. S tidak ada alergi makanan ataupun obat.
8. Pemeriksaan Vital:
BB : 70 Kg TD : 150/100mmHg Nadi : 88 x/mnt
9. PemeriksaanFisik
a. Keadaan Umum: sedang, compos mentis, gcs : 15
b. Status Gizi : Kurang / Normal /Lebih (imt : 29,16)
c. Sistem Persepsi Sensori
Baik Tidak Penggunaan alat bantu
1) Pendengaran. ✓.........., Ya/Tidak
2) Penglihatan. ✓.........., Ya/Tidak
3) Pengecapan ✓ .........., Ya/Tidak
4) Penciuman ✓.........., Ya/Tidak
5) Perabaan ✓.........., Ya/Tidak
d. Sistem Pernafasan : Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan
e. Sistem Kardiovaskular : Capillary Refill : 3 x/detik
f. Sistem Saraf Pusat
Kesadaran : Sedang, GCS :15
13
Orientasi waktu : kalian tidak dapat melihat hari, tanggal dan jam
Orientasi orang : sekalian mudah lupa nama-nama orang yang ada di sekitarnya
g. Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan : Baik/ Tidak, kalau masalah jelaskan..........................
Nyeri tekan : Ada/ Tidak, kalau ada jelaskan.................................
Pembesaran hati : Ada/ Tidak, kalau ada jelaskan..................................
Asites : Ada/ Tidak, kalau ada jelaskan...................................
h. Sistem Muskuloskeletal:
Nyeri : Ada/ Tidak, kalau adajelaskan...................................
Deformitas : Ada/ Tidak, kalau adajelaskan.......................
Peradangan : Ada/ Tidak, kalau adajelaskan.......................
Kekuatan otot : Bagian kiri. 5 5 Bagian kanan
4 4
i. Sistem Integumen
Kelembaban kulit : Kering/ Lembab/ Biasa
Bercak kemerahan : Ada/ Tidak,kalau ada jelaskan.............................
Lesi/luka : Ada/ Tidak, kalau adajelaskan..............................
j. Sistem Reproduksi
Kelainan : Ada/ Tidak, kalau adajelaskan..............................
Kebersihan : Bersih/kotor
k. Sistem Perkemihan
Pola berkemih : 2-3 x/hari
Kelainan : Inkontinensia/ Disuria/ Oliguria/ lainnya,jelaskan tidak ada
14
12. Aspek Psikologis
Kondisi perasaan saa ini : Ny.S mengatakan merasa tidak nyaman dan ingin pulang
Masalah : Ada / Tidak, kalau ada jelaskan : Ny.S mengatakan dirinya tidak senangdi
panti.
Cara mengatasi masalah : motivasi untuk tetap semangat dan mengajak Ny. S
mengobrol.
15
(ruang, rumah, alamat)
2. Kondisi Depresi
NO KONDISI DEPRESI
PERNYATAAN Depresi Risiko (1) Tidak (0)
(2)
1 Merasa tidak puas dengan 2
kehidupan saat ini
2 Merasa tidak bahagia 1
3 Merasa hampa/ kosong/kesepian 2
4 Merasa tidak punya semangat hidup 1
5 Merasa tidak berdaya 0
6 Merasa diri selalu punya masalah 0
7 Merasa tidak berharga 0
8 Merasa tidak ada harapan hidup 0
9 Merasa tidak ada minat untuk 2
mengerjakan apapun
16
10 Merasa tidak ingin hidup 0
Total : 8
Ket : 16–20:Depresi 11–15: Risiko 0 – 10 :Tida k
3. Kemampuan ADL (Aktifitas sehari-hari)
NO KEMANDIRIAN
AKTIFITAS Mandiri Sebagian Bergantung
(2) (1) (0)
1 Memelihara kebersihan diri (mandi, gosok 1
gigi, cuci rambut, potong kuku, cukur
kumis)
2 Memelihara kebersihan lingkungan 0
(tempat tidur, lemari, kursi, meja)
3 Membuang air kecil dan air besar 2
di kamar mandi (membersihkan,
mengeringkan)
4 Mengkonsumsi makanan minuman yang 2
telah disediakan
5 Mengelola keuangan untuk kebutuhan 0
sehari-hari
6 Mengkonsumsi obat sesuai aturan 0
( )
17
B. ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS : Gangguan rasa nyaman
- Ny.S mengatakan lututnya terasa nyut-nyutan
- Ny. S mengatakan lututnya nyut-nyutan pada
pagi hari dan saat berjalan
- Ny. S mengatakan mudah capek dan saat
berjalan mudah
- Ny. S mengatakan tidak nyaman pada lutut
sebelah kanan karena nyut-nyutan
DO :
- Ny. S tampak gelisah
- postur tubuh Ny.S agak membungkuk
- P: kadar asam urat tinggi
- Q : nyeri seperti tertimpa benda dan tidak
menjalar
- R : lutut kanan
- S : skala 5
- T : nyeri muncul saat berjalan dan pada saat
bangun tidur
- kadar urin acid 9.0 mg/dl
2 DS : Gangguan mobilitas fisik
- Ny. S mengeluh susah menggerakkan kaki
kanan nya
- Ny.s mengatakan kaki nya nyeri saat berjalan
DO :
- Kekuatan otot kaki menurun
- Sendi bagian lutut kaku dan saat di gerakan
Ny. S tampak kesakitan
- Lutut tampak ada benjolan
- Fisik Ny. S lemah
18
- Ny. S berjalan hanya saat ingin kencing dan
sangat pelan
DO :
- Ny. S tampak rapi
- Kuku Ny.s tampak panjang-panjang apalagi
kuku kaki
- Kuku nya tampak kecoklatan
19
C. DIAGNOSIS/ MASALAH KEPERAWATAN
1. Masalah keperawatan : Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
2. Masalah keperawatan : Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri b.d kelemahan
D. RENCANA KEPERAWATAN
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DX KRITERIA
1 Setelah dilakukan Observasi: Observasi :
asuhan keperawatan - identifikasi kontra - agar tidak terjadi
selama 2 kali 7 jam indikasi kompres hangat masalah saat
maka diharapkan status - identifikasi kondisi kulit dilakukannya kompres
kenyamanan meningkat yang akan dilakukan - untuk mengetahui
dengan kriteria hasil: kompres hangat apakah bisa dilakukan
- keluhan tidak - periksa suhu kompres atau tidak
nyaman menurun - Terapeutik : - untuk menyesuaikan
- mudah lelah - pilih lokasi kompres suhu yang akan
- gelisah menurun - -lakukan kompres pada digunakan
daerah yang nyeri Terapeutik :
- Edukasi : - kompres dilakukan
- jelaskan prosedur pada daerah yang nyeri
penggunaan kompres untuk mengurangi
- identifikasi pengetahuan Edukasi :
klien tentang obat - agar pasien bisa
tradisional (rebusan melakukan secara
daun salam) mandiri saat terjadinya
- berikan penjelasan
tentang manfaat, cara
membuat dan cara
penggunaannya
20
2 Setelah dilakukan Observasi : Observasi:
asuhan keperawatan - identifikasi adanya nyeri - untuk mengetahui
selama dua kali tujuh atau keluhan fisik mobilisasi seperti apa
jam maka mobilitas - identifikasi toleransi fisik yang akan dilakukan
fisik meningkat dengan melakukan pergerakan - untuk mengetahui
kriteria hasil: - monitor frekuensi jantung kemampuan fisik
- pergerakan dan tekanan darah dalam melakukan
ekstremitas sebelum memulai pergerakan
meningkat mobilisasi - agar tetap terkontrol
- nyeri menurun Terapeutik: Terapeutik:
- kekuatan otot - fasilitasi aktivitas - agar pasien dapat
meningkat mobilisasi dengan alat melakukan aktivitas
- rentang gerak bantu mobilisasi dengan alat
meningkat Edukasi: bantu
- kelemahan fisik - jelaskan tujuan dan Edukasi :
menurun prosedur - agar pasien tahu tujuan
- ajarkan mobilisasi dan tindakan seperti
sederhana yang harus apa yang akan
dilakukan dilakukan
21
Edukasi: - agar pasien dapat
- anjurkan memotong dan memotong kuku secara a
membersihkan kuku mandiri dan rutin
secara rutin
22
- kukunya berwarna agak
kecoklatan
- P : asam urat tinggi
- Q : seperti tertimpa
benda
- R : lutut
- S : skala 5
- T : tiba-tiba dan terjadi
pada pagi dan saat
berjalan
- Td : 150/100 mmHg
- Rr : 22 x/menit
- N : 88 x/menit
- urine acid 9,0 mg/dl
A : gangguan rasa nyaman,
gangguan mobilitas fisik,
defisit perawatan diri
P : lanjutkan intervensi
perawatan diri
23
- anjurkan ny.s untuk
memotong dan
membersihkan kuku
secara rutin
24
Selasa - mengidentifikasi adanya 14. 00 S :
nyeri atau keluhan fisik - klien mengatakan hanya
13.30 lainnya nyeri di bagian lutut
- mengidentifikasi - ny.s mengatakan mudah
toleransi fisik melakukan lelah padahal hanya
pergerakan berjalan dari tempat
- mengecek tanda-tanda tidur ke kamar mandi
vital - ny.s mengatakan suka
duduk di tepi tempat
tidur dan bisa berjalan
sampai kamar mandi
O:
- ny.s tampak sakit
berjalan
- ny.s tampak
- Td : 145/ 90 mmHg
- N : 89 x/m
- RR : 22 x/m
A : gangguan mobilitas fisik
P : intervensi dilanjutkan
- fasilitasi aktivitas
mobilisasi
- jelaskan tujuan dan
prosedur tindakan
- anjurkan mobilisasi
sederhana
25
Rabu - mengidentifikasi keluhan 10.00 S :
09.00 nyeri - ny. s mengatakan
- mengecek tanda-tanda lututnya masih nyeri
vital - ny.s mengatakan tidak
- memberi penjelasan pusing
tentang manfaat dan cara - ny.s mengatakan enak
membuka dan obat saat lututnya dikompres
tradisional untuk asam O:
urat yaitu rebusan daun - ny.s meminum jamu
salam tradisional dari daun
- memberikan kompres salam
hangat pada lutut yang - Td : 140/80 mmhg
nyeri - N : 85x/m
- RR : 21x/m
A : gangguan rasa nyaman
P : Intervensi dihentikan
- anjurkan ny. S untuk
melakukan secara mandiri
11. 00 - mengidentifikasi keluhan 12.00 S :
nyeri - ny.s mengatakan saat
- menjelaskan tujuan dan diam lututnya tidak
prosedur ROM aktif begitu sakit
- - mengecek tanda-tanda O:
vital - ny.s mendengarkan
penjelasan
- TD : 140/90 mmHg
- N : 86x/m
- -RR : 22 x/m
A : gangguan mobilitas fisik
P : intervensi dihentikan
- anjurkan untuk
mengulangi ROM secara
mandiri
26
13.00 - memonitor kebersihan 15.00 S :
dari ny.s - ny. S mengatakan sudah
- memberikan penjelasan mandi
kepada ny.s untuk - ny.s mengatakan dirinya
memotong kuku tiap akan memotong kuku
minggu dengan meminta tiap minggu
tolong pengasuh O:
- kuku tanpa pendek dan
bersih
- ny.s tampak segar
A : defisit perawatan diri
P : intervensi dihentikan
27
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit asam urat atau dalam kesehatan disebut gout arthritis adalah senyawa nitrogen
yang dihasilkan dari proses katabolisme (Pemecahan) urine baik secara diet maupun dari asam
nukleat endogen. (Syukri, 2007). Gout arthritis adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang
disebabkan karena adanya penumpukan kristal monosodium urat pada tubuh titik penyakit
asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat atau kristal urat pada
jaringan terutama pada jaringan sendi (junaidi. 2012).
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Tanda dan Gejala Gout Arthritis, Nyeri tulang sendi, Kemerahan dan
bengkak pada tulang sendi, Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga, Peningkatan suhu
tubuh.
28
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi.(2012). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Diagnostik Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Syukuri, M (2015). Asam Urat dan Hiperurisemia: Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok: Majalah Kedokteran Nusantara
29