Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEMINAR KASUS

PRAKTIK KLINIK GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DI PANTI TRESNA WERDHA
DENGAN ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)
Dosen pembimbing:

Yuniastini, SKM.,M.Kes

Disusun Oleh Kel 4 :


Rola Sintia Putri 2014401089
Tandok Andani 2014401092
Tara Febri Dinanti 2014401093
Tiara Puspita 2014401094
Viola Tantri Agustin 2014401095
Vunky Yessy Jesica 2014401096
Lekok Ernawat 2014401066
Widia Fatmawati 2014401098
Yuni Purnamasari 2014401099
Elita Yuri 2014401100
Olsa Maharani 2014401101

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya,
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Gerontik
pada semester 5, tahun ajaran 2022-2023, yang Berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Lansia Dengan Asama Urat di Panti Tresna Werdha”
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan
kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang mmenjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan Penulis...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Gout Arthritis...............................................................................6
B. Tanda dan Gejala Gout Arthiritis...............................................................6
C. Patofisiologi Gout Arthiritis......................................................................6
D. Gambaran Klinik Gout Arthiritis...............................................................7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Profil Insitusi..............................................................................................9
B. Pengkajian Keperawatan............................................................................9
C. Masalah Keperawatan..............................................................................15
D. Intervensi Keperawatan...........................................................................15
E. Implementasi Keperawatan......................................................................16
F. Evaluasi Keperawatan..............................................................................16

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu
penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam
tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam

3
urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di
daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya. Penyebab penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya
kadar asam urat dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi.
Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan, margarin
atau mentega dan buah-buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan
alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007).
Penyakit asam urat atau disebut dengan gout arthritis terjadi terutama pada
laki-laki, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun,
sedangkan pada perempuan, persentase asam urat mulai didapati setelah memasuki
masa menopause. Kejadian tingginya asam urat baik di negara maju maupun negara
berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam
urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia seseorang (Soekanto,
2012).
Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan
menurunnya. Berbagai kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada
tingkat organ yang dapat mengakibatkan terjadinya degenerasi sejalan dengan proses
menua. Proses menua ini dapat berpengaruh pada perubahan fisiologis yang tidak
hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan
tanggapannya pada kehidupan sehari-hari.

4
B. Tujuan Penulis
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan Indeks Massa
Tubuh (IMT), asupan purin dan olahraga dengan Kejadiangout arthritis pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari Pacitan.
Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan Indeks Massa Tubuh, asupan purin, olahraga dan kejadian gout
arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari Pacitan.
2. Menganalisis hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian gout
arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas TanjungsariPacitan.
3. Menganalisis hubungan antara asupan purin dengan kejadian gout arthritis pada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari Pacitan.
4. Menganalisis hubungan antara olahraga dengan kejadian gout arthritis pada lansia
di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari Pacitan.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Gout Arthritis


Asam urat atau arthritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus yaitu arthritis akut. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam
urat yaitu hiperurisemia. Arthritis gout disebabkan karena adanya proses peradangan
(inflamasi) jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
terbentuk dalam persendian, bursa dan sinovial (Mubin, 2010).

B. Tanda Dan Gejala Gout Arthiritis


Gejala dan keluhan gout akut, timbul gejala tanpa ada tanda sebelumnya. Gejala yang
timbul berawal dari trauma kecil dan terlalu banyak makan kesukaan, makanan yang
tinggi purin, minum alkohol, dan kurang olahraga. Tiba-tiba timbul nyeri sendi pada
suatu persendian biasanya awal sakit terjadi pada malam hari. Penyakit ini semakin
hari semakin berat. Sendi antara jari kaki dan telapak kaki sering diserang sakit gout
dan di sebut podagra (pod=kaki, agra=serangan berarti serangan pada ibu jari kaki).
Tetapi gout tidak hanya menyerang pada area jari kaki atau telapak kaki, bisa saja
sendi yang diserang seperti sendi pada lutut, tumit, pergelangan tangan, dan siku.
nyeri sendi tersebut disertai gejala antara lain: demam,menggigil, denyut jantung
cepat, badan lemah, jumlah sel darah putih meningkat. Pada minggu pertama serangan
biasanya mengenai satu sendi dan berakhir dalam beberapa hari. Tetapi semakin lama
menyerang sendi secara bersamaan. Mungkin serangan ini bisa berlalu dalam
beberapa minggu dengan gejala lokal berkurang dan sendi mulai tidak sakit serta bisa
digerakkan kembali meskipun tanpa pengobatan.

C. Patofisiologi Gout Arthiritis


Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari
7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam
serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium
urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan
secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap
dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan
gout. Dengan adanya serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal

6
monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh
seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu
ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis.
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari
depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan
hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan
patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Dengan demikian,
gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat peranan temperatur, pH, dan
kelarutan urat untuk timbul serangan gout.

D. Gambaran Klinik Gout Arthiritis


Menurut (Misnadiarly, 2007), Gambaran klinik gout pada umumnya melalui 4 fase,
yaitu sebagai berikut:
1. Artritis gout tipikal akut
Manifestasi serangan akut memberikan gambaran yang khas dan dapat langsung
menegakkan diagnosis. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi
metatarsophalangeal pertama (75%). Pada sendi yang terkena jelas lebih terlihat
gejala inflamasi yang lengkap.
2. Artritis gout interkritikal
Fase ini adalah fase antara dua serangan akut tanpa gejala klinik. Meskipun pada
pemeriksaan darah ditemukan kadar asam urat lebih tinggi dari normal (>7 mg/dl)
tetapi belum menunjukkan gejala penyakit sendi. Begitu juga topus dan batu
belum ada. Pada lelaki, resiko asam urat tinggi dan terjadi gout biasanya mulai
pada usia pubertas, sedangkan pada perempuan resiko biasanya lebih lama
sampai pada masa monopouse, asam urat tinggi karena gangguan enzim. Keadaan
asam urat tinggi dengan tanpa gejala gout biasanya berlangsung selama hidup
tanpa menunjukkan gejala apapun.resiko timbul batu ginjal biasanya karena
terjadi gangguan resiko pengeluaran asam urat melalui urine. Masa asam urat
tinggi tanpa gejala gout berakhir, bila timbul gejala nyeri sendi yang akut atau
terbentuk batu saluran air seni (urotlithiasis).

7
3. Hiperurekimia asimtomatis
Fase ini tidak identik dengan arthritis gout. Pada penderita dengan keadaan ini
sebaiknya diperiksa juga kadar kolestrol darah karena peninggian asam urat darah
hampir selalu disertai peninggian kolestrol.
4. Artritis gout menahun dengan tofi
Tofi adalah penimnunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi pada artritis gout
menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang lebih antara 5-10 tahun.
10 tahun setelah serangan topus pertama 1⁄2 penderita masih belum menunjukkan
terbentuk topus, setengahnya baru terjadi pengendapan sedikit kristal asam urat,
tidak terjadi pembentukan topus menjadi 28% setelah 29 tahun setelah serangan
pertama kali. Tidak semua penderita dengan kadar asam urat tinggi menderita
topus. Begitu juga penderita yang sudah mengalami serangan gout pertama, juga
tidak semua akan menderita gout.

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Profil Institusi (Posyandu/ Panti/ Wilayah)


UPTD PSLU Panti Tresna Werdha berada di diln.sutra No.1490,Muara Putih, Kec.
Natar, Kab. Lampung Selatan, Lamung. Dengan fasilitas 10 wisma, 1 Aula besar,
Dapur, Taman, setiap kamar terdapat kamar mandi, dan tersedia mushola.

B. Pengkajian
1. Demografi
a. Jumlah Lansia (Distribusi berdasarkan kelompok umur)
No Kelompok umur Jumlah presentase
1 Usia pertengahan 0 0%
(midie age)
45-59 tahun
2 Lanjut usia (eiderly) 8 73%
60-74 tahun
3 Lanjut usia (old) 2 18 %
75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very 1 9%
old ) diatas 90 tahun
Diketahui bahwa dari 7 lansia yang akan menjadi rsponde ,rentang usia yang
paling banyak adalah usia 60-74 tahun yaitu sebanyak (73%),usia 75-90 yaitu
(18%) usia di atas 90 tahun yaitu (9%).

b. Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Presentasi

1 Laki-laki 3 27%
2 perempuan 8 73%
jumlah 11 100%
Diketahui bahwa dari 11 lansia ,jenis kelaminyang paling adalah perempuan
sebanyak 8 (73%) dan laki – laki sebanyk 3 (27 %).

9
c. Suku
No suku Jumlah Presentasi
1. jawa 8 73%
2. Lampung 2 18%
Palembang 1 9%
Sunda 0 0%
Berdasarkan bahwa tabel berikut bahwa dari 11 lansia , suhu yang paling
banyak yaitusuku jawa sebanyak 8 0rang,lampung 2 orang,dan palembang 1
orang.

d. Agama
No Agama Jumlah Presentasi
1. islam 10 91 %
2. kristen 1 9%
Berdasarkan tabel diketahui bahwa 11 orang lansia , agama yang paling
banyak yaitu islam 10 orang (91%) dan 1 orang kristen (9%).

e. Pendidikan
No pendidikan Jumlah presentasi
1. Tidak sekolah 3 27%
2. SD 5 46%
3. SMP 3 27%
4. SMA 0 0%
Berdasarkan tabel diketahui bahwa pendidikan paling banyak yaitu SD
sebanyak 5 orang (46%),tidak sekolah 3 orang (27%),SMP sebanyak 3 orang
(27%) dan SMA sebanyak 0 (0%).

f. Alamat
No. Alamt Jumlah prsentasi
1. Panti tresna werdha 11 100%

2. Masalah kesehatan Lansia secara umum

10
Berdasarka dari hasil wawancara dengan lansia di panti Tresna Werdha :
DS:
 Lansia mengatakan tututnya terasa nyut-nyut/nyeri kronis
 Lansia mengatakan kambuh pada pagi hari
 Lansia mengatakan mudah lelah saat berjalan
 Lansia mengatakan mengeluh tidak nyaman pada lutut sebelah kanan

a. Masalah Fisik
no Masalah fisik jumlah presentase
1. Asam urat 6 60%
2. Rematik 1 20%
3. Hipertensi 1 10%
4. Lain-lain 1 10%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masalah fisik pada lansia
yang paling banyak yaitu asam urat sebanyak 6 prang ,sedangkan rematik 3
orang ,hipertensi 1 orang,dan lain lain 1 orang.

b. Masalah psikolog
n Masalah pskolog jumlah presntase
o
1. kecemasan 1 10%
2. Kesepian 5 30%
3. Nyeri kronis 6 60%
4. dimensia 0 0%

c. Masalah Sosial
n Masalah sosial jumlah presentase
o
1. Ganguan komunikasi 0 0%
2. Menarik diri 0 0%
3. Isolasi sosial 0 0%

11
d. Masalah spritual
no Masalah spritual jumlah Presentase
1. Ganguan beribadah 3 3%
2. Distres spritual 0 0%

3. Masalah kesehatan Lansia secara khusus


a. Gangguan kognitif : 6( 60%)
b. Gangguan Depresi : 0 (0%)
c. Gangguan ADL : 4 (58%)

4. Pola Kebiasaan Lansia sehari hari


No Kebiasaan YA TIDAK

1. Makan teratur (minimal 2x/hr) 100% 0%

2 Olah raga tertaur ( minimal 30 menit/hr) 30 % 70%

3 Kebiasaan merokok 20% 80%

4 Kebiaasaan minum kopi 20% 80%

5 Kebiasaan minum alkohol 0% 0%

6 Istirahat Tidur ( minimal 4-6 jam/ hr) 80% 20%

5. Pelayanan kesehatan
Berdasarkan hasil pemriksaan pengkajianpada lansia :
DS:
 Sebagian lansia mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang penyakit yang di
deritanya
 Sebagian lansia mengatakan mengetahui dan memriksan kesehatannya
 Kesehatan lansia dilakukan oleh mahasiswa yang praktek di panti
 Lansia juga sering memeriksa kesehatan di klinik panti werdha

12
a. Pengetahuan lansia tentang Kesehatan : 30 %
b. Pemeriksaan Kesehatan :
a) Teratur 1bulan/sekali : 30 %
b) Tidak teratur : 70 %
c. Terapi yang digunakan
a) Terapi medis
- ADA : 2
- TIDAK ADA : 9
b) Terapi Keperawatan
- ADA : 2
- TIDAK ADA : 9

13
Analisis Data

No Data Fokus Masalah Kelompok Penyebab Masalah

Data Angket :
DS:
Berdasarkan pengkajian oleh
kelompok sebagian besar
lansia mengatakan nyeri pada
lututnya sudah terasa sejak
lama.

DO:
Berdasarkan pengkajian pada
data angket pada lansia
mereka mengeluh nyeri pada
lututnya

Data Wawancara :
Lansia diperiksa kesehatannya
oleh mahasiswa yang praktek
di panti werdha

Data Observasi :
Nyeri pada persedian, yaitu
lutut

Data Sekunder :
Dari hasil pengkjian
didapatkan bahwa banyak
lasnia yang memiliki keluhan
nyeri di sendi-sendi kaki dan
pergelangan tangan

14
B. Masalah Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskletal kronis

C. Rencana Tindakan
1. Hari, tanggal :kamis,06 oktober 2022
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tempat : PSCU trensa Werdha Natar
4. Sasaran : Lansia dengan asam urat di PSCU Tresna Werdha
Masalah Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi
Nyeri kornis b.d Menurunnya tingkat Lansia dapat Manajemen nyeri :
kondisi nyeri pada lansia manajemen nyeri Observasi
muskulokletal dengan melakukan - Identifikasi
kronis latihan ROM lokasi,karakteritis,
durasi, frekuensi,
kuditor, skala
nyeri

Terapuetik
- Berikan teknik
non farmokologis
untruk
mengurangi rasa
nyeri (napas
dalam, kompres
hanagat, latihan
rom)

Edukasi
- Jelaskan
penyebab,periode
dan pemicu nyeri

D. Implementasi

15
No Masalah Hari, tanggal, Tindakan Paraf
waktu
1 Nyeri kornis b.d Jumat ,07 okt Melakukan ROM aktif
kondisi 2022 pada lansia
muskuloskletal 10.00 wib
kronis

E. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruangan yang digunakan : indor ( ruang nusa indah)
b. Setting tempat kegiatan
c. Pelaksana Kegiatan: Jumat,07 oktober 2022
d. Jumlah peserta yang diundang : 6 peserta
e. Alat dan bahan yang akan digunakan : tidak menggunakan alat
f. Media yang akan digunakan : tidak menggunakan media

2. Proses
a. Antusiasme peserta : peserta aktif dalam mengkuti kegiatan
b. Kontribusi peserta dalam kegiatan :100%peserta mengikuti kegiatan dengan
benar
c. Peran dari pelaksana selama kegiatan :tugasr leader dan co leader sudah
terpenuhi , serta fasilitator dapat membingbing lansia dalam melakukan ROM
d. Respon peserta selama kegiatan :100% semangat mengkuti kegiatan

3. Hasil

16
NO Kegiatan Hasil
1. Melakukan kegiatan rom aktif dan pasif a. Jumlah peserta yang
mengikuti kegiatan
- 6 orang
b. Jumlah peserta yang dapat
mencapai tujuan kegiatan
- 6 orang (semua dapat
melakukan)
c. Kendala yang ditemukan
selama kegiatan
- T idak terdapat kendala
d. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi
kendala
- Semua lansia kooperatif
semua dapat melakukan
ROM dengan benar dan
dipandu oleh fasilitator
masing masing

17
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Asam urat (gout) merupakan penyakit kelainan metabolisme dimana terjadi produksi
asam urat berlebihan atau penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan.
Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan pada sendi dan pembengkakan
sendi. Asam urat dihasilkan dari pemecahan sisa-sisa pembuangan bahan makanan tertentu
yang mengandung nukleotida purin yang diproduksi oleh tubuh. Zat asam urat dikeluarkan
oleh ginjal melalui urin dalam kondisi normal.
Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara
seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah (hiperurisemia) ada saat terjadinya
penumpukan kristal pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya kristal-kristal berbentuk seperti
jarum ini akan mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri
hebat, terjadi pembengkakan terkonsentrasi pada sendi terutama sendi perifer (jempol kaki
atau tangan). Sendi-sendi tersebut akan menjadi bengkak, kaku, kemerahan, terasa panas, dan
nyeri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi.(2012). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Diagnostik Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Syukuri, M (2015). Asam Urat dan Hiperurisemia: Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok: Majalah Kedokteran Nusantara

19

Anda mungkin juga menyukai