Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KLIEN DENGAN GOUT ATHRITIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Ns. Dewa ayu Sri saraswati,S.Kep., M.kes

Oleh Kelompok 6 :

Salsa Sabrina 202140048

Sari Ayu Ningsih 202140050

Sumiyati 202140057

Tika Fitria 202140060

Zulfa Ameera Balqis 202140068

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ICHSAN SATYA

TANGERANG SELATAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KLIEN DENGAN GOUT ATHRITIS” tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami khususnya Dosen mata kuliah
Ns. Dewa ayu Sri saraswati,S.Kep., M.kes dan terimakasih kepada teman-teman kelompok atas
kerjasamanya untuk menyelesaikan makalah ini hingga selesai. Kami harap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami juga menyadari bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
berharap adanya kritik dan saran, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun dan demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang. Demikian makalah ini
semoga bermanfaat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………….………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………………………..3

2.1 Pengertian ……………………………………………………………………………….4

2.2 Etiologi ….……………………………………………………………………………….5

2.3 Patofisiologi ……………..……………………………………………………...……….6

2.4 MANIFESTASI KELINIS ………………..………………………………..………….7

2.5 Komplikasi ………….……………………………………………………..……………8

BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………………….…………..…9

A. PENGKAJIAN …………………………………………………………………….10
B. ANALISA DATA ………………………………………………………………….11
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN ………………………………………………….12
D. INTERVENSI KEPERAWATAN ………………………………………………..13
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI …………………………………………….14
3.1 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi
pula keluarga–keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan (Kemenkes, 2013).
Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga adalah Artritis Gout. Artritis
Gout adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme purin yang ditandai
dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah
melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan
organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat ini yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang.
Apabila kadar asam urat dalam darah terus meningkat menyebabkan penderita penyakit ini tidak
bisa berjalan, penumpukan kristal asam urat berupa tofi pada sendi dan jaringan sekitarnya,
persendian terasa sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan
sampai menimbulkan kecacatan sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya (Susanto, 2013).
Prevalensi Artritis Gout cenderung memasuki usiasemakin muda yaitu usia produktif yang
nantinya berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Dampak yang terjadi jika kadar Artritis
Gout dalam tubuh berlebih dapat menimbulkan batu ginjal atau pirai di persendian. Walaupun
Artritis Gout tidak mengancam jiwa, namun apabila penyakit ini sudah mulai menyerang,
penderitanya akan mengalami nyeri yang sangat menyakitkan, terjadi pembengkakan, hingga
cacat pada persendian tangan dan kaki. Rasa sakit pada pembengkakan tersebut oleh endapan
kristal monosodium urat yang menimbulkan rasanyeri pada daerah tersebut. Untuk
menanggulangi masalah pada keluarga dengan penyakit Artritis Gout yaitu dengan memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual, guna meminimalkan
akibat yang ditimbulkan oleh Artritis Gout. Peran seorang perawat pun sangat penting dalam
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan menggunakan empat aspek
diantaranya peran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dalam upaya promotif perawat berperan dengan memberikan pendidikan kesehatan meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit Artritis Gout sehingga dapat mencegah
bertambahnya jumlah penderita. Dalam upaya preventif, merawat memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien yang sudah terkena penyakit Artritis Gout agar tidak terjadi komplikasi
yang tidak diinginkan, seperti gangguan pada ginjal, gangguan pada jantung, Hipertensi dan
Diabetes Mellitus, serta diharapkan untuk rajin mengontrol kadar asam uratuntuk menghindari
terjadinya komplikasi. Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu memberikan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah dan respon klien terhadap penyakit yang diderita, seperti
mengurangi rasa nyeri. Sedangkan peran perawat dalam upaya rehabilitatif, merupakan upaya
pemulihan kesehatan bagi penderita Artritis Gout yaitu dengan mengurangi makanan yang
mengandung tinggi purin.
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Artritis Gout atau Pirai merupakan penyakit komplikasi dari hiperurisemia yang dipicu oleh
kristal monosodium urat pada persendian maupun jaringan lunak didalam tubuh. Artritis Gout
merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat dalam inti sel tubuh (Susanto, 2013).
Artritis Gout merupakan sisa metabolisme tubuh dapat seringkali disebut penyakit sendi.
Penyakit sendi akibat asam urat adalah penyakit yang dapat muncul karena peningkatan kadar
asam urat dalam darah yang melebihi ambang batas, kemudian menumpuk dalam ruang sendi
dan menyebabkan gangguan pada struktur sendi (Soeroso, 2011). Sehingga dapat disimpulkan
Artritis Gout merupakan penyakit inflamasi sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar asam
urat dalam darah, yang ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun
di sekitar persendian berupa tofi. Perlu diketahui, kadar asam urat normal wanita dewasa 2,4 –
5,7mg/dl, pria dewasa 3,4 –7,0 mg/dl, dan anak-anak 2,8 – 4,0 mg/dl.

2.2 Etiologi

Secara garis besar penyebab terjadinya Artritis Gout disebabkan oleh faktor primer dan
faktorsekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui (idiopatik).
Namun, diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan peningkatan produksi asam
urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Faktor
sekunder, meliputi peningkatan produksi asam urat, terganggunya proses pembuangan asam urat
dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang terserang Artritis Gout adalah pria,
sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah Menopause.
Artritis Gout lebih umum terjadi pada lakilaki,terutama yang berusia 40-50 tahun (Susanto,
2013).

2.3 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari 7 mg/dl
dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila konsentrasi kadar asam urat dalam serum lebih
besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium. Serangan Artritis
Gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar
asamurat dalam serum.
Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan diteruskan
dengan terjadinya serangan Artritis Gout. Dengan adanya serangan yang berulang-ulang,
penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan tofi akan mengendap dibagian perifer
tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat menimbulkan Nefrolitiasis
urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan
sinovial sendi yang asimtomatik, menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin
berhubungan dengan reaksi inflamasi.
Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama
berupa1gG. Dimana IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian
dapatmemperlihatkan aktifitas imunologik (Brunner & Suddarth, 2010).

Pathway gout athritis


2.4 MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Sapti, 2019), tanda dan gejala yang biasa dialami oleh penderita gout arthritis yaitu
sebagai berikut :

a. Kesemutan dan linu


b. Nyeri, terutama pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
c. Sendi yang terkena gout arthritis terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa
d. Menyerang satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari, gejalanya menghilang
secara bertahap dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi
serangan berikutnya
e. Urutan sendi yang terkena serangan gout berulang adalah ibu jari kaki (podagra), sendi
tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakang pergelangan tangan, lutut, dan bursa
elekranon pada siku
f. Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit biasanya akan berwarna merah
atau kekuningan, serta terasa hangat dan nyeri saat digerakkan serta muncul benjolan
pada sendi (tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima. Kulit di atasnya akan berwarna
merah kusam dan terkelupas (deskuamasi)
g. Muncul tofus di bagian helix telinga/pinggir sendi/tendon
h. Gejala lain yaitu demam, menggigil, tidak enak badan dan jantung berdenyut lebih cepat

2.5 Komplikasi
Menurut Novianti (2015) ada banyak penyakit persendian yang menyerang manusia.
Diantara ratusan jenis penyakit persendian, penyakit Artritis Gout adalah satu satunya
penyakit persendian yang disebabkan oleh kondisi hiperurisemia. Beberapa komplikasi
Artritis Gout antara lain : gangguan pada ginjal, gangguanpada jantung, hipertensi dan
diabetes mellitus.
2.6 Pemeriksaan penunjang
Ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis gout
arthritis, antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium (Mary DiGiulio, 2014)
a. Pemeriksaan cairan sinovial didapatkan adanya Kristal monosodium urat intraseluler
b. Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7 mg/dL
c. Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg/dL
d. Urinalisis untuk mendeteksi resiko batu asam urat
e. Pemeriksaan kimia darah untuk mendeteksi fungsi ginjal, hati, hipertrigliseridemia,
tingginya LDL, dan adanya diabetes mellitus
f. Leukositosis didapatkan pada fase akut

2. Pemeriksaan Radiodiagnostik (Mary DiGiulio, 2014)

a. Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi

b. Radiografi didapatkan adanya pada permukaan sendi dan kapsul sendi.

2.7 Penatalaksanaan
Bagi penderita Artritis Gout bisa mengonsumsi obat allopurinol karena allopurinol
bekerja menurunkan produksi asam urat dengan cara penghambatan kerja enzim yang
memproduksinya, yaitu enzim xantin oksidase. Selain bermanfaat menekan produksi
asam urat, allopurinol jugamemiliki efek positif dalam melawan kolesterol jahat dalam
tubuh. Selain tersebut langkah pertama untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan cara
mengendalikan peradangan, baik dengan obat-obatan maupun dengan mengistirahatkan
sendi yang sedang meradang (Junaidi, 2012)

2.8 PENCEGAHAN

Menurut Nurarif, kusuma (2015) Untuk pencegahan asam urat ialah :


A. mengistirahatkan sendi yang nyeri.
B. pemberian obat anti inflamasi.
C. menghindari faktor pencetus.
D. minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalis.
Serta menghindari makanan yang mengandung purin tinggi.
E. hindari minuman berakohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 69 Tahun
c. Status perkawinan : Cerai mati
d. Agama : IslaM
e. Suku : Bugis
f. Alamat : jln. Parit Keladi II RT.80
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama
Klien mengatakan sering terasa nyeri Klien mengatakan nyeri pada sendi lutut
kanan P: Nyeri bertambah saat beraktivitas Q: Seperti tertusuk-tusuk R: sendi
lutut kaki kanan S: Skala 6 T: Hilang datang, biasanya pagi dan malam hari.
Klien mengatakan susah tidur saat timbul nyeri klien mengatakan sulit
beraktivitas saat timbul nyeri dan sulit menggerakkan sendi lutut kaki kanan
karena terasa kaku, saat berjalan pasien tampak sesekali meringis, dan saat
duduk pasien biasanya memegang sendi yang terasa nyeri, klien mengatakan
sulit tidur di malam hari saat nyeri timbul. Klien juga tidak pernah melakukan
latihan pergerakan dan tidak pernah berolahraga hanya beres-beres rumah
saja. Klien tampak perlahan-lahan ketika mengubah posisi duduk dan tidak
mampu untuk berjalan jauh. Tampak sedikit bengkak sendi sebelah kaki
kanan.
2) Gejala yang dirasakan
Klien merasakan nyeri dibagian sendi lutut sebelah kanan, nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Klien juga mengatakan pergelangan kaki
sebelah kirinya sulit untuk digerakkan dan terasa kaku.
3) Timbulnya keluhan
Klien mengtakan nyeri yang dirasakan hilang datang dan bisanya dipagi dan
malam hari.
4) Pemahaman & Penatalaksanaan masalah kesehatan
Klien mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya dan belum juga
mengetahui teknik non farmakologi untuk meredakan nyeri, selain itu Ny.S
juga belum mengetahui diit dengan Artritis Gout.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Saat dilakukan pengkajian keadaan umum klien tampak baik dan kesadaran klien
compos mentis
b. TTV : TD : 138/100 mmHg RR : 24 x/menit N : 98 x/menit Suhu : 36,4 oC
c. BB/TB BB : 65 Kg TB : 151 cm
d. Kepala
Rambut klien tampak pendek sebahu, berwarna hitam dan ada yang sudah
beruban, saat diraba tidak teraba nyeri tekan pada kepala klien
e. Mata
Pergerakan bola mata klien baik, tidak ada masalah pada penglihatan, dan tidak
terdapat anemia
f. Hidung
Bentuk hidung klien tampak simetris dan tidak terdapat benjolan, penciuman
pasien masih baik dan dapat membedakan bau kopi dan minyak kayu putih
g. Telinga
Tidak ada masalah pada pendengaran, dan tidak ada cairan yang keluar dari
telinga
h. Mulut, gigi dan bibir
Mukosa tampak bibir tampak sedikit kering, mulut tampak bersih, keadaan gigi
klien sudah tidak lengkap
i. Dada
Pasien mengatakan didadanya tidak terdapat luka, dan tidak terdapat nyeri tekan,
suara jantung S1 dan S2
j. Abdomen
Tidak ada nyeri tekan saat dipalpasi, perut klien tampak sedikit membuncit, tidak
teraba masa pada perut, bising usus 7 x/menit.
k. Kulit
Turgor kulit klien sudah menurun, warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput
dan tidak terdapat lesi atau lebam
l. Ekstremitas atas
Anggota tubuh atas klien lengkap, kekuatan otot tangan kanan dan kiri (5 - 5),
kedua tangan klien dapat berjabat tangan dengan kekuatan penuh dan dapat
mengikuti instruksi
m. Ekstremitas bawah
Anggota tubuh bawah klien lengkap, sendi pergelangan kaki sebelah kiri sedikit
bengkak, kekuatan otot kaki kanan dan kiri (3 - 4), kaki kanan klien dapat
diangkat tetapi saat diberi tekanan klien tidak bisa menahannya terlalu lama,
sedangkan kekuatan kaki kiri klien dapat melawan gravitasi (kaki bisa diangkat)
tetapi tidak dapat melawan tahanan pemeriksa
B. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O KEPERAWATAN
1 Data Subjektif : Klien mengatakan kondisi kronis Nyeri Kronis
nyeri pada sendi lutut kanan, nyeri (artritis gout)
yang dirasakan sudah sejak lebih
dari 3 bulan.
P: Nyeri bertambah saat
beraktivitas Q: seperti tertusuk-
tusuk
R: sendi lutut kaki kanan
S: Skala 6
T: Hilang datang, biasanya pagi
dan malam hari, Klien
mengatakan susah tidur saat
timbul nyeri.
Data Objektif : wajah klien
tampak sesekali meringis saat
berjalan, klien tampak mengelus
sendi yang nyeri, nilai UA : 16,3
mg/dl.
TTV : TD : 138/100 mmHg, N :
98 x/menit, RR : 24 x/menit, S :
36,4 o C.
2 Data Subjektif : Klien mengatakan kekakuan pada Gangguan Mobilitas
sulit beraktivitas saat timbul sendi Fisik.
nyeri,sulit menggerakkan sendi
lutut kaki kanan karena terasa
kaku.
Data Objektif : klien tampak
perlahan-lahan ketika ingin
mengubah posisi duduk, klien
tampak tidak mampu untuk
berjalan jauh dan kadang-kadang
berpegang pada dinding, Nilai
kadar UA : 16,3 mg/dl, gerakan
klien tampak terbatas,
3 Data Subjektif : klien mengatakan kurang terpapar Defisit Pengetahuan
tidak tahu tentang asam urat, klien informasi kesehatan
mengatakan nyeri yang ia rasakan
terjadi didalam kakinya bukan
diluar, klien mengatakan sering
makan makanan yang tinggi purin
seperti kangkung,tempe,kacang-
kacangan, klien mengatakan
sebelumnya ia belum pernah
mendapatkan penyuluhan
kesehatan mengenai asam urat dan
diit asam urat.
Data Objektif : klien tampak diam
dan bingung saat ditanya tentang
penyakitnya.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi kronis (artritis gout)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi kesehatan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN
Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan sebanyak 3x (I.08238)
kondisi kronis pertemuan diharapkan tingkat Observasi:Identifikasi
(artritis gout) nyeri klien berkurang dengan karakteristik nyeri (PQRST)
Kriteria Hasil : Terapeutik: Berikan teknik
Keluhan nyeri yang dirasakan non farmakologis (kompres
menurun (skala 2/3), Tidak hangat Jahe)
Meringis, Klien dapat tidur di Ajarkan teknik relaksasi
malam hari napas dalam
Edukasi:Anjurkan
meningkatkan istirahat
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi
fisik berhubungan keperawatan sebanyak 3x (I.05173)
dengan kekakuan pertemuan diharapkan Observasi : Identifikasi
pada sendi mobilitas fisik pasien adanya nyeri atau keluhan
meningkat dengan Kriteria fisik lainnya
hasil: Kekuatan otot meningkat Terapetik : Bantu mobilisasi
(4) , keluhan nyeri yang klien, berikan klien latihan
dirasakan menurun (skala 2/3) ROM secara perlahan.
Edukasi: Anjurkan untuk
tidak terlalu banyak
melakukan aktivitas
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan keperawatan sebanyak 3x (I.12333)
kurang terpapar pertemuan diharapkan tingkat Observasi: Kaji tingkat
informasi kesehatan pengetahuan klien meningkat pengetahuan klien
dengan Kriteria hasil: Klien Terapeutik : sediakan
mengatakan paham mengenai materi dan media pendidikan
penyakit, klien paham kesehatan, berikan informasi
mengenai cara penanganan mengenai penyakit klien.
penyakit, mampu menjawab Edukasi :Anjurkan klien
saat dievaluasi menghindari makanan
pemicu asam urat (diit
artritis gout), evaluasi materi
yang telah disampaikan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


tanggal
1 senin Nyeri Kronis 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan masih
tanggal 13 berhubungan karakteristik nyeri terasa nyeri
Juni 2022 dengan kondisi dan malam hari. P: Nyeribertambah saat
pada jam kronis (artritis 2. mengajarkan beraktivitas
09: 20 – gout) teknik Q: Seperti tertusuk-tusuk R:
09:31 nonfarmakologis Pergelangan sendi lutut
(kompres hangat sebelah kanan
jahe) S: Skala 6
T: Hilang datang, biasanya
pagi dan malam hari.

O : Klien masih sesekali


meringis, klientampak
mengelus sendi yang terasa
nyeri, klien tampak tenang
saat diberikan kompres
hangat jahe.
TTV :TD: 138/100 mmHg,
RR: 20x/menit,
N: 90 x/menit, S: 36,1oC
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2 Senin Gangguan 1. Mengindentifi S : Klien mengatakan terasa
tanggal 13 mobilitas fisik kasi adanya nyeri, skala 6 Sendi lutut
Juni 2022 berhubungan nyeri atau sebelah kanan sedikit sulit
dengan keluhan fisik untuk digerakkan.
kekakuan pada lainnya. O: Klien dibantu duduk
sendi Digerakkan dikursi secara perlahan,
2. Memfasilitasi Gerakan klien masih
melakukan tampakterbatas
pergerakan A : Masalah belum teratasi
(ROM). P : Lanjutkan Intervensi
3 Senin Defisit 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan mulai
tanggal 13 Pengetahuan kesiapan dan paham mengenai penyakit
Juni 2022 berhubungan kemampuan yang dideritanya
dengan kurang menerima informasi O : Saat diberikan informasi
terpapar 2. Menjadwalkan mengenai penyakit asam
informasi pendidikan kesehatan urat klien tampak
kesehatan sesuai kesepakatan. menyimak, Klien masih
3. Mengajarkan kesulitan menjawab
perlaku hidup bersih pertanyaan saat dievaluasi.
dan sehat(mengurangi A: Masalah belum teratasi
manakan yang dapat P: Lanjutkan Intervensi
memicu asam urat)
1 Rabu Nyeri Kronis 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan nyeri
15 juni berhubungan karakteristik nyeri sudah berkurang
2022 dengan kondisi (PQRST) saat pagi P: Nyeri bertambah saat
kronis (artritis dan malam hari. beraktivitas
gout) 2. Memberikan teknik Q: Seperti tertusuk-tusuk
nonfarmakologis R: sendi lutut sebelah kanan
(kompres hangat S: Skala 4
jahe). Respon : klien T: Hilang datang, biasanya
mengatakan nyeri pagi dan malam.
sudahberkurang, O: Klien masih sesekali
skala 4 meringis, Klien tampak
3. Mengajarkan tenang dan rileks saat
tekhnik relakasasi diberikan kompres hangat
napas dalam jahe,
TTV: TD:130/100 mmHg
RR: 22 x/menit, N: 82
x/menit, S: 36 oC
A :Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2 Rabu Gangguan 1. Mengindentifi S: Klien mengatakan nyeri
15 juni mobilitas fisik kasi adanya mulai berkurang, skala 4,
2022 berhubungan nyeri atau sendi lutut sudah mulai
dengan keluhan fisik enak saat digerakkan
kekakuan pada lainnya. O: Klien masih tampak sulit
sendi Digerakkan berjalan, Klien perlahan
2. Memfasilitasi mulai bisa duduk dikursi
melakukan seperti biasa, Rentang gerak
pergerakan klien mulai meningkat
(ROM). A :Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 Rabu Defisit 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan sudah
15 juni Pengetahuan kesiapan dan paham mengenai penyakit
2022 berhubungan kemampuan asam urat dan diit asam urat
dengan kurang menerima informasi O: Saat diberikan informasi
terpapar 2. Menjadwalkan mengenai penyakit asam
informasi pendidikan kesehatan urat klien tampak
kesehatan sesuai kesepakatan. menyimak, klien sedikit
3.Mengajarkan ragu menjawab pertanyaan
perlaku hidup bersih saat dievaluasi
dan sehat(mengurangi A: masalah belum teratasi
manakan yang dapat P : lanjutkan intervensi
memicu asam urat)

1 Jum’at Nyeri Kronis 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan


tanggal berhubungan karakteristik nyeri nyeri berkurang,
17 Juni dengan 2. Menganjurkan untuk P: Nyeri bertambah saat
2022 kondisi kronis melakukan teknik beraktivitas
(artritis gout) nonfarmakologis Q: Seperti tertusuk-tusuk
(kompres hangat jahe) R: sendi lutut sebelah
kanan,
S: Skala 3
T: Hilang datang, Klien
mengatakan tadi malam
dapat tidur
O : Klien tidak tampak
meringis
TTV: TD: 130 /90
mmHg, RR: 20 x/menit,
N: 86 x/menit, S: 36,1°c
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
2 Jum’at Gangguan 1. Mengindentifikasi S: Klien mengatakan
tanggal mobilitas fisik adanya nyeri atau nyeri berkurang, skala 3,
17 Juni berhubungan keluhan fisik sendipergelangan kaki
2022 dengan lainnya. kiri sudah bisa
kekakuan Digerakkan digerakkan
pada sendi 2. Memfasilitasi O: Klien dapat duduk
melakukan diatas kursi secara
pergerakan mandiri , rentang gerak
(ROM) klien meningkat,
kekuatan otot
ekstermitas bawah
meningkat
A: Masalah terasi
P : Intervensi dihentikan
3 Jum’at Defisit 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan
tanggal Pengetahuan kesiapan dan kemampuan sudah tahu mengenai
17 Juni berhubungan menerima informasi penyakit
2022 dengan kurang 2. Menjadwalkan asam urat dan diit asam
terpapar pendidikan kesehatan urat
informasi sesuai kesepakatan. O : Klien masih
kesehatan 3.Mengajarkan perlaku mengingat
hidup bersih dan materi yang telah
sehat(mengurangi disampaikan, klien dapat
manakan yang dapat menjawab pertanyaan
memicu asam urat) yang diajukan
A: masalah sudah
teratasi
P: intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Downloads/KIA%20DHIKA%20ANDRIANI.pdf
https://eprints.untirta.ac.id/15085/5/BAB%202_KTI_Maimunah_8801190091.pdf

Anda mungkin juga menyukai