Y DENGAN GOUT
ARTHRITIS
DIWILAYAH PUSKESMAS RUMBAI
( ) ( )
Hasil laporan kasus oleh Navisya Putri, NIM. P032014401026 Dengan judul Asuhan
Keperawatan Home care Ny.Y dengan GOUT ARTHTISS di Jl.Perkasa I.
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
Homecare dengan Gout Arthritis.
Saya sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta
pengetahuan pembaca serta penulis mengenai asuhan keperawatan homecare dengan
Gout Arthritis. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik,saran, dan usulan demi perbaikan laporan ini.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi yang membacanya.
Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang lain. Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon
dengan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................................5
1. Latar Belakang........................................................................................................5
2. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................6
A. KONSEP MEDIK..................................................................................................6
1. Definisi...................................................................................................................6
2. Etiologi...................................................................................................................6
3. Manifestasi Klinis...................................................................................................7
4. Patofisiologi............................................................................................................7
5. Pathway..................................................................................................................9
6. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................10
7. Penatalaksanaan.......................................................................................................10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................11
1. Pengkajian............................................................................................................11
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12
3. Intervensi Keperawatan........................................................................................12
4.Implementasi Keperawatan......................................................................................15
5.Evaluasi Keperawatan..............................................................................................16
BAB III...........................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS......................................................................................................17
1. Pengkajian...............................................................................................................17
2.Analisa Data.............................................................................................................27
3.Diagnosis Keperawatan...........................................................................................28
4.Intervensi Keperawatan............................................................................................29
5.Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan................................................................32
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam uratmerupakan peradangan
persendian yang disebabkan olehtingginya kadar asam urat dalam tubuh
(hiperurisemia), sehingga terakumulasinya endapan kristal monosodium urat yang
terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan
metabolisme purin (Padila, 2013). Selain hal tersebut, konsumsi purin yang tinggi juga
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah (Huda Nurarif & Kusuma, 2015).
Rentang kadar asam urat pada pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8
mg/dL (LeFever Kee, 1997)
Kebiasaan konsumsi purin yang tinggi seperti (makanan atau minuman yang
mengandung alkohol, daging, dan beberapa jenis sayuran yang mengandung purin
seperti, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan) disertai dengan gangguan
metabolisme purin dalam tubuh, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat yang
akan menghasilkan akumulasi asam urat berlebih di plasma darah (hiperurisemia)
(Hamijoyo, 2011 ; Padila, 2013) . Kelebihan asam urat dalam tubuh, akan ditransfer ke
organ –organ tubuh tertentu dan diendapkan menjadi kristal-kristal monosodium asam
urat monohidrat pada persendian dan jaringan di sekitanya maka akan terjadi
peradangan dengan rasa nyeri yang bersifat akut pada persendian. Seringkali pada
pergelangan kaki, kadang-kadang pada persendian tangan, lutut, dan pundak atau jari-
jari tangan (Winasih, 2015). Jika nyeri akut yang dirasakan tidak ditangani dengan
segera, maka akan menimbulkan beberapa dampak terhadap aktivitas sehari-hari seperti
menurunnya aktivitas fisik
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medik dari gout artritis
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gout artritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Menurut American College of Rheumatology (2012), gout arthritis adalah suatu
penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak
lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout
arthritis adalah bentuk inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di
sendi besar jempol kaki. Namun, gout arthritis tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi.
Asam Urat adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon yang disebabkan
timbunan kristal urat. Timbunan kristal urat tersebut disebabkan karena deposit asam
urat yang lama kelamaan membentuk kristal pada sendi atau tendon yang terkena
sehingga mengakibatkan peradangan. Istilah lain asam urat adalah penyakit pirai atau
dalam bahasa Inggris disebut GOUT (Admin, 2009).
Asam Urat nilai normalnya 2,4 mg/dl hingga 6 mg/dl untuk wanita dan 3,0 mg/dl
hingga 7 mg/dl untuk pria (Zaenal, 2012)
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya penyakit Asam Urat (Gout) digolongkan menjadi yaitu:
1. Penyakit gout primer Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal
ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran
asam urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder Penyebab penyakit gout sekunder:
a) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak
terkontrol, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, yang
merupakan unsur pembentuk protein.
b) Produksi asam urat juga dapat meningkat karena penyakit pada darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan
(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam,
salisilat).
c) Obesitas (kegemukan)
d) Intoksikasi (keracunan timbal)
e) Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik. Dimana
akan ditemukan mengandung benda-benda (hasil buangan metabolisme
lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan kadar asam urat juga akan meninggi.
3. Manifestasi Klinis
c) Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri
hebat, pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit
sendi.
d) Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, kulit di sekitar sendi yang
terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat (gout) di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila konsentrasi asam
urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau
penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat
mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang-ulang, penumpukan
kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh
seperti ibu jari kaski, tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
secara sekunder dapat menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik, menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan
dengan reaksi inflasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa 1gG. Dimana igG akan meningkatkan
fagositosis kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas imunologik.
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
a) Penatalaksanaan Medik
1) Kolkisin Biasanya digunakan untuk mengobati serangan gout akut dan
mencegah gout akut dikemudian hari
2) Fenilbuzaton Suatu agen anti radang dan juga dapat digunakan untuk
mengobati artritis gout akut. Akan tetapi, karena fenilbutazon
menimbulkan efek samping, maka kolkisin diguanaakan sebaagaai terapi
pencegah
3) Allopurinol Dapat mengurangi pembentukan asam urat
4) Probenesid dan sulfinpirazon merupakan agen urikosuria yang dapat
menghambat proses reabsorbsi urat oleh tubulus ginjal sehingga
meningkatkan ekskresi asam urat.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung
purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan
herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan
berat badan.
3) Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
4) Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5) Anjurkan pasien untuk banyak minum.
6) Hindari penggunaan alkohol
4.Implementasi Keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi,pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
5.Evaluasi Keperawatan
Perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
6. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. Sistem Integumen : Kulit keriput ,warna kulit sawo matang
c. Sistem Hemopoietik : Kadar asam urat (9,7 mg/dl)
d. Kepala : Bulat, bersih
e. Mata : Simetris ,sedikit agak kabur
f. Telinga : Tidak ada masalah (normal)
g. Mulut, Tenggorok, dan Leher : Gigi bersih, tidak ada pembengkakan
h. Payudara : Tidak ada masalah
i. Sistem Pernapasan : Normal, RR 20x/m
j. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada masalah
k. Sistem Gastrointestinal : Peristaltik usus 5x/m
l. Sistem Perkemihan : Tidak ada masalah
m. Sistem Genitoreproduksi : Tidak ada masalah
n. Sistem Muskuloskeletal : Kedua kaki sejajar
Kekuatan otot 4 5
4 4
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar
kecil, dan satu fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
lain sebagai C, D, E atau F
Keterangan: A
iIndex Katz di atas untuk mencocokkan kondisi lansia dengan skor yang diperoleh
N
KRITERIA Nilai
o
1 Makan 0. Tidak mampu
1. Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega dll.
2. Mandiri
Score Total 20
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
∑= ∑= 20
17
14
11
5
Kesimpulan:
Kesalahan 0-2: fungsi intelekrual utuh
Kesalahan 3-4: keruskan intelektual ringan
Kesalahan 5-7: kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10: kerusakan intelektual berat
Interpretasi:
Nilai 24-30 : tidak ada kelainan kognitif
Nilai 18-23 : kelainan kognitif ringan
Nilai 0-17 : kelainan kognitif berat
2.Analisa Data
NO MASALAH
DATA KLIEN ETIOLOGI
. KEPERAWATAN
1. DS:
- Klien mengatakan Nyeri Akut b.d Agen
nyeri pada lutut, Asam urat Pencedera Fisiologis
nyeri berdenyut- ↓ d.d Kadar Asam Urat
Gangguan filtrasi Tinggi
denyut, nyeri hilang
timbul, durasi nyeri diginjal
↓
± 3-4 menit.
- Ketika ditanya dari Darah
rentang 1-10 skala ↓
nyeri klien berada
diangka berapa, klien Hyperuricemia
mengatakan skala ↓
nyeri nya diangka 7
Penumpukan di sendi
- Klien mengatakan
↓
bahwa ia dianjurkan
oleh dokter untuk Pembentukan kristal
mengkonsumsi obat (thopi)
asam urat (voltadex) ↓
setiap nyeri muncul
Nyeri
DO :
- Klien tampak sedikit
meringis
- Kadar asam urat (9,7
mg/dl)
- Klien tampak
kesulitan berdiri
TD : 130/90 mmHg
N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5
2. DS : Asam urat Defisit Pengetahuan
- Pasien mengatakan b.d Kurang terpapar
kurang tau tentang informasi d.d
asam urat Darah menanyakan masalah
yang dihadapi
- Pasien mengatakan
tidak tahu apa yang Hyperuricemia
menyebabkan nyeri
di lututnya
Penumpukan di sendi
DO :
- Pasien masih tampak
bingung dengan
penyakitnya. Kurang terpapar
TD : 130/90 mmHg informasi
N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
Defisit pengetahuan
S : 36,5
3.Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d kadar asam urat tinggi
2) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi
4.Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen pencedera fisiologis Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 MANAJEMEN NYERI
d.d kadar asam urat tinggi
jam, diharapkan keluhan nyeri Observasi
menurun.. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri identifikasi
3. Gelisah menurun respon nyeri non verbal
3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
4. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnotis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imaginasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
(kompres hangat )
Hasil : N : 100 x/ m
1. Klien mengatakan paham dan akan RR : 20 x/ m
S : 36,5
melakukan kompres hangat ketika nyeri
timbul. A: Masalah teratasi sebagian
O:
- Klien tampak mengerti
- Klien mengkuti anjuran
- Asam urat tinggi 8,7 mg/dl (Normal 4
– 6 mg/dl)
TD : 120/84 mmHg
N : 100 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
- Mereview / menanyakan kembali
tentang pengetahuan klien
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, dilanjutkan secara
mandiri
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, dilanjutkan secara
mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Goretta, Maria. 2017. Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
Pada Keluarga Tn.S di Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2019. Standar luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Andy Wiraputra.2017, Asuhan keperawatan pada klien Gouth Artritis. Bali Universitas udyana
Rukhiyatun, N. (2019, September 20). Asam Urat Gout Arthritis. Retrieved from Repository Unmuha : http://eprints.umpo.ac.id
Sari, Y. (2019, September 23). Definisi Gout Arthritis . Retrieved from Repository Unimus: http://repository.unimus.ac.id