Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

Y DENGAN GOUT
ARTHRITIS
DIWILAYAH PUSKESMAS RUMBAI

PRAKTIK KLINIK HOME CARE


SEMESTER V T.A. 2022/ 2023

NAMA : NAVISYA PUTRI


NIM : P032014401026

CLINICAL TEACHER CLINICAL INSTRUCTUR

( ) ( )

PRODI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RIAU
T. A. 2022/ 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Hasil laporan kasus oleh Navisya Putri, NIM. P032014401026 Dengan judul Asuhan
Keperawatan Home care Ny.Y dengan GOUT ARTHTISS di Jl.Perkasa I.

Pekanbaru,28 November 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
Homecare dengan Gout Arthritis.
Saya sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta
pengetahuan pembaca serta penulis mengenai asuhan keperawatan homecare dengan
Gout Arthritis. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik,saran, dan usulan demi perbaikan laporan ini.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi yang membacanya.
Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang lain. Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon
dengan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 28 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................................5
1. Latar Belakang........................................................................................................5
2. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................6
A. KONSEP MEDIK..................................................................................................6
1. Definisi...................................................................................................................6
2. Etiologi...................................................................................................................6
3. Manifestasi Klinis...................................................................................................7
4. Patofisiologi............................................................................................................7
5. Pathway..................................................................................................................9
6. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................10
7. Penatalaksanaan.......................................................................................................10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................11
1. Pengkajian............................................................................................................11
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12
3. Intervensi Keperawatan........................................................................................12
4.Implementasi Keperawatan......................................................................................15
5.Evaluasi Keperawatan..............................................................................................16
BAB III...........................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS......................................................................................................17
1. Pengkajian...............................................................................................................17
2.Analisa Data.............................................................................................................27
3.Diagnosis Keperawatan...........................................................................................28
4.Intervensi Keperawatan............................................................................................29
5.Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan................................................................32
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................40
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam uratmerupakan peradangan
persendian yang disebabkan olehtingginya kadar asam urat dalam tubuh
(hiperurisemia), sehingga terakumulasinya endapan kristal monosodium urat yang
terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan
metabolisme purin (Padila, 2013). Selain hal tersebut, konsumsi purin yang tinggi juga
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah (Huda Nurarif & Kusuma, 2015).
Rentang kadar asam urat pada pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8
mg/dL (LeFever Kee, 1997)
Kebiasaan konsumsi purin yang tinggi seperti (makanan atau minuman yang
mengandung alkohol, daging, dan beberapa jenis sayuran yang mengandung purin
seperti, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan) disertai dengan gangguan
metabolisme purin dalam tubuh, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat yang
akan menghasilkan akumulasi asam urat berlebih di plasma darah (hiperurisemia)
(Hamijoyo, 2011 ; Padila, 2013) . Kelebihan asam urat dalam tubuh, akan ditransfer ke
organ –organ tubuh tertentu dan diendapkan menjadi kristal-kristal monosodium asam
urat monohidrat pada persendian dan jaringan di sekitanya maka akan terjadi
peradangan dengan rasa nyeri yang bersifat akut pada persendian. Seringkali pada
pergelangan kaki, kadang-kadang pada persendian tangan, lutut, dan pundak atau jari-
jari tangan (Winasih, 2015). Jika nyeri akut yang dirasakan tidak ditangani dengan
segera, maka akan menimbulkan beberapa dampak terhadap aktivitas sehari-hari seperti
menurunnya aktivitas fisik

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medik dari gout artritis
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gout artritis
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Menurut American College of Rheumatology (2012), gout arthritis adalah suatu
penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak
lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout
arthritis adalah bentuk inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di
sendi besar jempol kaki. Namun, gout arthritis tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi.
Asam Urat adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon yang disebabkan
timbunan kristal urat. Timbunan kristal urat tersebut disebabkan karena deposit asam
urat yang lama kelamaan membentuk kristal pada sendi atau tendon yang terkena
sehingga mengakibatkan peradangan. Istilah lain asam urat adalah penyakit pirai atau
dalam bahasa Inggris disebut GOUT (Admin, 2009).
Asam Urat nilai normalnya 2,4 mg/dl hingga 6 mg/dl untuk wanita dan 3,0 mg/dl
hingga 7 mg/dl untuk pria (Zaenal, 2012)
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya penyakit Asam Urat (Gout) digolongkan menjadi yaitu:
1. Penyakit gout primer Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal
ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran
asam urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder Penyebab penyakit gout sekunder:
a) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak
terkontrol, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, yang
merupakan unsur pembentuk protein.
b) Produksi asam urat juga dapat meningkat karena penyakit pada darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan
(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam,
salisilat).
c) Obesitas (kegemukan)
d) Intoksikasi (keracunan timbal)
e) Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik. Dimana
akan ditemukan mengandung benda-benda (hasil buangan metabolisme
lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan kadar asam urat juga akan meninggi.
3. Manifestasi Klinis

a) Sendi mendadak terasa sangat sakit.

b) Kesulitan untuk berjalan akibat sakit yang mengganggu, khususnya di malam


hari.

c) Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri
hebat, pembengkakan, rasa panas, serta muncul warna kemerahan pada kulit
sendi.

d) Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, kulit di sekitar sendi yang
terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.

4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat (gout) di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila konsentrasi asam
urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau
penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat
mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang-ulang, penumpukan
kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh
seperti ibu jari kaski, tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
secara sekunder dapat menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik, menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan
dengan reaksi inflasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa 1gG. Dimana igG akan meningkatkan
fagositosis kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas imunologik.
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a.    kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b.   kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
a) Penatalaksanaan Medik
1) Kolkisin Biasanya digunakan untuk mengobati serangan gout akut dan
mencegah gout akut dikemudian hari
2) Fenilbuzaton Suatu agen anti radang dan juga dapat digunakan untuk
mengobati artritis gout akut. Akan tetapi, karena fenilbutazon
menimbulkan efek samping, maka kolkisin diguanaakan sebaagaai terapi
pencegah
3) Allopurinol Dapat mengurangi pembentukan asam urat
4) Probenesid dan sulfinpirazon merupakan agen urikosuria yang dapat
menghambat proses reabsorbsi urat oleh tubulus ginjal sehingga
meningkatkan ekskresi asam urat.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung
purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan
herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan
berat badan.
3) Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
4) Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5) Anjurkan pasien untuk banyak minum.
6) Hindari penggunaan alkohol

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian dalam
mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang
diharapakan dari klien. Fokus pengkajian pada Lansia dengan Gout Arthritis:
a) Identitas
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan
terjadi peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
nyerinya umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri
yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan
sendi, keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu
pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada
sendi atau jaringan sekitar.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit
Gout Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan
sebelumnya dan umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.
f) Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien
dalam lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan
individu dengan rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan
berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik
akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan akan program pengobatan dan
perjalanan penyakit. Adanya perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri
dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang
maladaptif.
g) Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi Purin.
h) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari
ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah
sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan
mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan
posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada
kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah
sendi dan anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien melakukan
beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan
tersebut aktif, pasif atau abnormal.
2. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054).
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D. 0055)
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Hasil
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
dengan agen cedera biologis intervensi diharapkan (I.08238)
tingkat nyeri menurun, Observasi
dengan kriteria hasil:  lokasi, karakteristik,
1. Tekanan darah durasi, frekuensi, kualitas,
membaik intensitas nyeri
2. Keluhan nyeri  Identifikasi skala nyeri
menurun  Identifikasi faktor yang
3. Meringis memperberat dan
menurun memperingan nyeri
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi I.06171


berhubungan dengan nyeri intervensi diharapkan Observasi
persendian mobilitas fisik  Identifikasi adanya nyeri
meningkat dengan atau keluhan fisik lainnya
kriteria hasi  Identifikasi toleransi fisik
1. Pergerakan melakukan ambulasi
ekstremitas  Monitor frekuensi jantung
meningkat dan tekanan darah
2. kekuatan otot sebelum memulai
meningkat ambulasi
 Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk)
 Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan
ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi

3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur I.09265


berhubungan dengan nyeri intervensi diharapkan Observasi
pada persendian pola tidur membaik  Identifikasi pola aktivitas
dengan kriteria hasil dan tidur
1. Keluhan sulit  Identifikasi faktor
tidur menurun pengganggu tidur (fisik
2. Keluhan sering dan/atau psikologia)
terjaga menurun  Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
Terapeutik
 Modifikasi lingkungan
(mis pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
 Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur
rutin
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur

4.Implementasi Keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi,pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
5.Evaluasi Keperawatan
Perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN GERONTIK


1. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny.Y
Umur : 64 thn
Alamat : Jl.Perkasa I
Pendidikan : SMP
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Minang
Agama : Islam
Status Perkawinan : Cerai mati
Tanggal Pengkajian : 28 November 2022

2. Status Kesehatan Saat Ini


Pada saat pengkajian klien mengatakan lututnya terasa nyeri, ketika ingin berdiri
klien tampak kesulitan ditandai dengan klien bertumpu pada lantai saat ingin berdiri,
ketika ditanya dari rentang 1-10 skala nyeri klien berada diangka berapa, klien
mengatakan skala nyeri nya diangka 7. Klien mengatakan nyeri hilang timbul, nyeri
muncul selama ± 3-4 menit, nyeri berdenyut, dan klien mengatakan bahwa ia
dianjurkan oleh dokter untuk mengkonsumsi obat asam urat (voltadex) setiap nyeri
muncul. Pasien mengatakan kurang mengerti tentang asam urat dan masih bingung
terhadap penyebab nyerinya. Hasil pemeriksaan asam urat pada saat pengkajian 9,7
mg/dl (Normal : 4 – 6 mg/dl). Tekanan darah 130/90 mmhg. Klien tampak gelisah.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien mengeluh lutut nyeri, serta agak kesulitan untuk berdiri
P : Nyeri disebabkan kadar asam urat tinggi (9,7 mg/dl)
Q : Nyeri berdenyut-denyut
R : Nyeri pada lutut
S : Skala nyeri 7
T : Durasi nyeri ± 3-4 menit
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan dahulu tidak ada mengalami sakit lain. Namun klien mengatakan
bahwa dahulu ia kurang memperhatikan pola makannya.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada keluarganya

6. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. Sistem Integumen : Kulit keriput ,warna kulit sawo matang
c. Sistem Hemopoietik : Kadar asam urat (9,7 mg/dl)
d. Kepala : Bulat, bersih
e. Mata : Simetris ,sedikit agak kabur
f. Telinga : Tidak ada masalah (normal)
g. Mulut, Tenggorok, dan Leher : Gigi bersih, tidak ada pembengkakan
h. Payudara : Tidak ada masalah
i. Sistem Pernapasan : Normal, RR 20x/m
j. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada masalah
k. Sistem Gastrointestinal : Peristaltik usus 5x/m
l. Sistem Perkemihan : Tidak ada masalah
m. Sistem Genitoreproduksi : Tidak ada masalah
n. Sistem Muskuloskeletal : Kedua kaki sejajar
Kekuatan otot 4 5

4 4

o. Sistem Saraf Pusat


GCS : 15
NI : Penciuman normal
N II : Penglihatan sedikit agak kabur
N III, IV, VI : Mengangkat kelopak mata normal, menggerakkan bola mata
normal
NV : Menggerakkan rahang sesuai ekspresi wajah normal
N VII : Menutuk kelopak mata normal
N VIII : Pendengaran normal
N IX, X, XII : Pengecapan normal, menggerakkan bahu kurang
N XI : Menggerakkan lidah normal

7. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Perubahan psikologis, data yang dikaji:
1) Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan?
Klien mengatakan bahwa ia menerima dengan lapang dada terhadap proses
penuaan yang terjadi, walaupun mengalami sakit, klien tetap tabah dan
berusaha meningkatkan kualitas kesehatannya.

2) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak?


Klien mengatakan dirinya merasa dibutuhkan dalam keluarga

3) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan?


Klien mengatakan walaupun usia tua tetapi pasien selalu optimis dan
semangat dalam memandang serta menjalankan kehidupan.

4) Bagaimana mengatasi stres yang di alami?


Klien mengatakan banyak melakukan ibadah dan selalu sabar

5) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri?


Klien mengatakan bahwa ia mudah dan senang beradaptasi dengan
lingkungan, klien mengatakan lebih suka beraktivitas diluar ruangan seperti
memancing dan membersihkan perkarangan rumah.

6) Apakah lansia sering mengalami kegagalan?


Klien mengatakan tidak ada mengalami kegagalan.

7) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang?


Klien mengatakan bahwa harapannya ingin sehat selalu
8) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
Saat pengkajian semua fungsi kognitif masih normal

b. Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji:


1) Darimana sumber keuangan lansia?
Klien mengatakan dibiayai oleh anak-anaknya
2) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang?
Klien mengatakan mengisi waktu luang dengan mengobrol Bersama
tetangga – tetangga, membersihkan perkarangan rumah
3) Dengan siapa dia tinggal?
Klien tinggal bersama anaknya
4) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia?
Klien mengatakan mengikuti pengajian mingguan
5) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya?
Klien mengatakan lignkungannya baik
6) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah?
Klien mengatakan sering berhubungan dengan orang lain
7) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada?
Klien mengatakan hobinya tersalurkan

c. Perubahan spiritual, data yang dikaji :


1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya,
Klien mengatakan beliau beribadah dengan teratur dan sesuai dengan
keyakinan
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir
miskin?
Klien mengatakan rutin mengikuti pengajian
3) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa?
Klien mengatakan selain berdoa menyelesaikan masalah juga dengan
bermusyawarah dengan keluarganya
4) Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal?
Iya, klien terlihat tawakkal
8. Pengkajian Fungsional Klien (KATZ Indeks)

Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar
kecil, dan satu fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
lain sebagai C, D, E atau F
Keterangan: A
iIndex Katz di atas untuk mencocokkan kondisi lansia dengan skor yang diperoleh

9. Modifikasi dari Barthel Indeks

N
KRITERIA Nilai
o
1 Makan 0. Tidak mampu
1. Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega dll.
2. Mandiri 

2 Mandi 0. Tergantung orang lain


1. Mandiri 

3 Perawatan diri 0. Membutuhkan bantuan orang lain


1. Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur 

4 Berpakaian 0. Tergantung orang lain


1. Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2. Mandiri 

5 Buang air kecil 0. Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak


terkontrol
1. Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2. Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)

6 Buang air besar 0. Inkontinensia (tidak teratur atau perlu


enema)
1. Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2. Kontinensia (teratur) 

7 Penggunaan toilet 0. Tergantung bantuan orang lain


1. Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2. Mandiri 

8 Transfer 0. Tidak mampu


1. Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2. Bantuan kecil (1 orang)

9 Mobilitas 0. Immobile (tidak mampu)


1. Menggunakan kursi roda
2. Berjalan dengan bantuan satu orang
3. Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat) 

10 Naik turun tangga 0. Tidak mampu


1. Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2. Mandiri 

Score Total 20

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri 
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

10. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
01 Tanggal berapa hari ini?

28 November 2022
02 Hari apa sekarang ini?

Senin
03 Apa nama Tempat ini

Jl. Perkasa Gg.Perkasa 1
04 Dimana alamat anda?

Jl. Perkasa Gg.Perkasa 1
05 Berapa umur anda?

64 thn
06 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)

1958
07 Siapa presiden Indonesia sekarang?

Jokowidodo
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

Sulilo Bambang Yudhoyono
09 Siapa nama ibu anda?

Icah
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap

angka baru, semua secara menurun

∑= ∑= 20
17
14
11
5

Kesimpulan:
Kesalahan 0-2: fungsi intelekrual utuh
Kesalahan 3-4: keruskan intelektual ringan
Kesalahan 5-7: kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10: kerusakan intelektual berat

b. Mini Mental Status Exam (MMSE)


ASPEK NILAI NILAI
NO KRITERIA
KOGNITIF MAKS. KLIEN
1 Orientasi Menyebutkan dengan benar:
Tahun : 2022
Musim : Hujan
5 5
Tanggal : 28
Hari : Senin
Bulan : November
Orientasi Dimana kita sekarang berada?
Negara : Indonesia
5 5
Propinsi : Riau
Kota : Pekanbaru
2 Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi (untuk disebutkan)
Kertas
Meja
TV
3 Perhatian Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
kalkulasi 93
5 5 86
79
72
65
4 Mengingat Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada no.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing obyek
3 3

5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan namanya pada klien
Kertas
TV
Meja

Minta klien untuk mengulang kata berikut:


”tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 point.
Tak ada jika
Dan, atau
tetapi
Minta klien uuntuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah:
”ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan
taruh di lantai”
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
”tutup mata anda”

Perintahkan pada klien untuk menulis satu


kalimat atau menyalin gambar
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 30 Tidak ada kelainan kogniti

Interpretasi:
Nilai 24-30 : tidak ada kelainan kognitif
Nilai 18-23 : kelainan kognitif ringan
Nilai 0-17 : kelainan kognitif berat
2.Analisa Data
NO MASALAH
DATA KLIEN ETIOLOGI
. KEPERAWATAN
1. DS:
- Klien mengatakan Nyeri Akut b.d Agen
nyeri pada lutut, Asam urat Pencedera Fisiologis
nyeri berdenyut- ↓ d.d Kadar Asam Urat
Gangguan filtrasi Tinggi
denyut, nyeri hilang
timbul, durasi nyeri diginjal

± 3-4 menit.
- Ketika ditanya dari Darah
rentang 1-10 skala ↓
nyeri klien berada
diangka berapa, klien Hyperuricemia
mengatakan skala ↓
nyeri nya diangka 7
Penumpukan di sendi
- Klien mengatakan

bahwa ia dianjurkan
oleh dokter untuk Pembentukan kristal
mengkonsumsi obat (thopi)
asam urat (voltadex) ↓
setiap nyeri muncul
Nyeri
DO :
- Klien tampak sedikit
meringis
- Kadar asam urat (9,7
mg/dl)
- Klien tampak
kesulitan berdiri
TD : 130/90 mmHg
N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5
2. DS : Asam urat Defisit Pengetahuan
- Pasien mengatakan b.d Kurang terpapar
kurang tau tentang informasi d.d
asam urat Darah menanyakan masalah
yang dihadapi
- Pasien mengatakan
tidak tahu apa yang Hyperuricemia
menyebabkan nyeri
di lututnya
Penumpukan di sendi
DO :
- Pasien masih tampak
bingung dengan
penyakitnya. Kurang terpapar
TD : 130/90 mmHg informasi
N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
Defisit pengetahuan
S : 36,5

3.Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d kadar asam urat tinggi
2) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi
4.Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen pencedera fisiologis Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 MANAJEMEN NYERI
d.d kadar asam urat tinggi
jam, diharapkan keluhan nyeri Observasi
menurun.. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri identifikasi
3. Gelisah menurun respon nyeri non verbal
3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
4. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnotis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imaginasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.

2. Defisit pengetahuan b.d kurang Setelah dilakukan tindakan EDUKASI KESEHATAN


terpapar informasi d.d menanyakan keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
masalah yang dihadapi diharapkan tingkat pengetahuan  Identifikasi kesiapan dan
meningkat. kemampuan menerima
Dengan kriteria hasi: informasi.
1) Perilaku sesuai anjuran  Identifikasi faktor-faktor yang
meningkat dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
2) Pertanyaan tentang masalah hidup bersih dan sehat.
yang dihadapi menurun
Terapeutik
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan.
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan.

 Berikan kesempatan untuk


bertanya.
Edukasi:
 Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
 Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

5.Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Jam Keperawatan Keperawatan
28 Nyeri akut b.d  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S: Navisya
November agen pencedera durasi, frekuensi, kualitas, intensitas - Klien mengatakan bahwa nyeri pada
2022 fisiologis d.d kadar nyeri,dan skala nyeri lutut, nyeri hilang timbul, nyeri
11.00 – asam urat tinggi Hasil : Klien mengatakan nyeri pada lutut, nyeri berdenyut-denyut
12.30 hilang timbul, nyeri muncul selama ± 3-4 - Klien mengatakan skala nyeri 7
menit, nyeri berdenyut, klien tampak sedikit - Klien mengatakan tidak tahu bahwa
meringis dan gelisah. tari nafas dalam merupakan salah
P : Nyeri disebabkan kadar asam urat tinggi satu cara meredakan nyeri
9,7 mg/dl (Normal 4 – 6 mg/dl) - Klien mengatakan setelah latihan
Q : Nyeri berdenyut-denyut nafas dalam nyerinya belum hilang,
R : Nyeri pada lutut namun dirinya merasa lebih rileks
S : Skala nyeri 7 dan gelisah berkurang
T : Durasi nyeri ± 3-4 menit
O:
TD : 130/90 mmHg
N : 106 x/ m - Klien tampak mengerti dengan
RR : 20 x/ m penjelasan yang diberikan
S : 36,5 - Klien mengikuti teknik nafas dalam
sesuai dengan yang diajarkan
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Setelah dilakukan teknik nafas dalam
dan teknik nonfarmakologis (Teknik
klien tampak lebih rileks
relaksasi nafas dalam) kepada ny. Y
- Asam urat tinggi 9,7 mg/dl (Normal 4
untuk mengurangi nyeri ny.Y
– 6 mg/dl)
Hasil :
1. ny. Y mengatakan tidak tahu bahwa teknik TD : 130/90 mmHg
relaksasi nafas dalam merupakan cara untuk N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
meredakan nyeri.
S : 36,5
2. Klien tampak paham ketika dijelaskan
A : Masalah teratasi sebagian
tentang cara relaksasi nafas dalam , klien
P: Intervensi dilanjutkan :
mengikuti serta melatih terus nafas dalam
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
hingga merasa enakan.
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
3. Klien mengatakan sekarang nyerinya belum
nyeri,dan skala nyeri
berkurang, namun ia merasa lebih relaks
2. Melakukan teknik relaksasi nafas
gelisahnya juga berkurang.
dalam ketika nyeri
3. Melakukan terapi non farmakologis
 Mengannjurkan klien untuk memonitor
(kompres hangat )
nyeri secara mandiri
Hasil : klien mengatakan akan melakukan
teknik nonfarmakologis (teknik relaksasi nafas
dalam) kapanpun ketika merasa nyeri.

28 Defisit 1) Memeriksa kadar asam urat S:


November pengetahuan b.d Hasil : - Klien mengatakan tidak mengetahui
2022 kurang terpapar Asam urat 9,7 mg/dl (Normal 4 – 6 secara mendalam apa itu asam urat
11.00 – informasi d.d mg/dl) - Klien menanyakan berapa kadar asam
12.30 menanyakan 2) Mengidentifikasi pengetahuan klien urat yang normal
masalah yang tentang asam urat : - Klien mengatakan tidak tahu apa
dihadapi penyebab terjadinya asam urat
Hasil : klien tidak mengetahui secara mendalam
apa itu asam urat, dan berapa kadar asam urat O :
yang normal . Klien tidak mengetahui penyebab - Klien tampak bingung
terjadi nya asam urat. - Asam urat tinggi 9,7 mg/dl (Normal 4
– 6 mg/dl)
TD : 130/90 mmHg
N : 106 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5
-

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan :
1. Memberikan pendidikan kesehatan
terkait asam urat

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf


Jam Keperawatan Keperawatan
29 Nyeri akut b.d 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S: Navisya
November agen pencedera durasi, frekuensi, kualitas, intensitas - Klien mengatakan sudah melakukan
fisiologis d.d kadar teknik nonfarmakologis (teknik
2022 asam urat tinggi nyeri,dan skala nyeri relaksasi nafas dalam) saat merasa
11.00 – Hasil : Klien mengatakan nyeri pada lutut, nyeri nyeri.
12.30 hilang timbul, nyeri muncul selama ± 3-4 - Klien mengatakan paham dan akan
menit, nyeri berdenyut, klien tampak sedikit melakukan kompres hangat ketika
meringis dan gelisah. nyeri timbul
P : Nyeri disebabkan kadar asam urat tinggi - Klien mengatakan setelah kompres
8,7 mg/dl (Normal 4 – 6 mg/dl) hangat sekarang nyerinya sedikit
Q : Nyeri berdenyut-denyut berkurang, dan sudah tidak terlalu
R : Nyeri pada lutut gelisah lagi
S : Skala nyeri 6
O:
T : Durasi nyeri ± 2-3 menit
TD : 120/84 mmHg - Klien tampak mengerti dengan
N : 100 x/ m penjelasan yang diberikan tentang
RR : 20 x/ m kompres hangat
S : 36,5
- Klien melakukan kompres hangat
sesuai anjuran
2. Melakukan teknik relaksasi nafas dalam
- Kalian tampak rileks
ketika nyeri
- Klien mengikuti teknik nafas dalam
Hasil : klien mengatakan sudah melakukan
sesuai dengan yang diajarkan
teknik nonfarmakologis (teknik relaksasi nafas
dalam) saat merasa nyeri.
- Asam urat tinggi 8,7 mg/dl (Normal 4
– 6 mg/dl)

3. Melakukan terapi non farmakologis TD : 120/84 mmHg

(kompres hangat )
Hasil : N : 100 x/ m
1. Klien mengatakan paham dan akan RR : 20 x/ m
S : 36,5
melakukan kompres hangat ketika nyeri
timbul. A: Masalah teratasi sebagian

2. Klien mengatakan setelah kompres hangat P : Intervensi dilanjutkan :


sekarang nyerinya sedikit berkurang, dan 1. Melakukan terapi non farmakologis

sudah tidak terlalu gelisah lagi. (kompres hangat )


2. Mengidentifikasi skala nyeri

29 Defisit 1) Memberikan pendidikan kesehatan S:


November pengetahuan b.d tentang asam urat - Klien mengatakan setelah diberikan
2022 kurang terpapar penkes klien mengetahui apa itu asam
Hasil :
11.00 – informasi d.d Klien mengatakan setelah diberikan penkes urat
12.30 menanyakan tentang asasm urat pasien jadi mengetahui apa - Klien mengatakan akan mengatur dan
masalah yang itu asam urat , kadar normalnya , dan pasien menjaga pola makannnya sesuai
dihadapi mengatakan akan menjaga dan mengatur pola anjuran
makannya.

O:
- Klien tampak mengerti
- Klien mengkuti anjuran
- Asam urat tinggi 8,7 mg/dl (Normal 4
– 6 mg/dl)
TD : 120/84 mmHg
N : 100 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
- Mereview / menanyakan kembali
tentang pengetahuan klien

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf


Jam Keperawatan Keperawatan
30 Nyeri akut b.d 1) Melakukan terapi non farmakologis S: Navisya
November agen pencedera (kompres hangat ) - Klien mengatakan setelah kompres
2022 fisiologis d.d kadar hangat sekarang nyerinya berkurang,
Hasil :
11.00 – asam urat tinggi dan sudah tidak terlalu gelisah lagi,
Klien mengatakan setelah kompres hangat
12.30 klien tampak sudah tenang , dan
sekarang nyerinya berkurang, dan sudah tidak
gelisah berkurang
terlalu gelisah lagi, klien tampak sudah tenang ,
- Klien mengatakan setelah dilakukan
dan gelisah berkurang
kompres hangat skala nyerinya
menurun , dari skala nyeri 7 menjadi
2) Mengidentifikasi skala nyeri
skala nyeri 4
Hasil :
Pasien mengatakan setelah dilakukan kompres O:
hangat skala nyerinya menurun , dari skala
- Klien tampak rileks
nyeri 7 menjadi skala nyeri 4
Asam urat : 8,3 (Normal 4-6 mg/dl) - Wajah meringis menurun
TD : 120/80 mmHg
- Gelisah menurun
N : 90 x/ m
RR : 20 x/ m - Asam urat tinggi 8,3 mg/dl (Normal 4
S : 36,5 – 6 mg/dl)
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, dilanjutkan secara
mandiri

30 Defisit 1.Mereview / menanyakan kembali tentang S:


November pengetahuan b.d pengetahuan klien - Klien mengatakan sudah mulai
2022 kurang terpapar Hasil : mengikuti anjuran
11.00 – informasi d.d - Klien dapat menjelaskan ulang terkait - Klien mengatakan definisi dari asam
12.30 menanyakan apa itu asam urat, berapa kadar normal urat yaitu penyakit yang disebabkan
masalah yang asam urat, dan klien dapat menjelaskan oleh tinggi nya kadar asam urat
dihadapi kembali penyebab terjadinya asam urat . dalam darah
- Klien mengakatakan sudah mulai
O:
mengikuiti anjuran untuk menjaga pola
makan - klien dapat menjelaskan kembali
- klien sudah mengikuti anjuran
- klien tampak tidak bingung lagi
- Asam urat tinggi 8,3 mg/dl (Normal 4
– 6 mg/dl)
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/ m
RR : 20 x/ m
S : 36,5

A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, dilanjutkan secara
mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Goretta, Maria. 2017. Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri

Pada Keluarga Tn.S di Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2019. Standar luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Andy Wiraputra.2017, Asuhan keperawatan pada klien Gouth Artritis. Bali Universitas udyana
Rukhiyatun, N. (2019, September 20). Asam Urat Gout Arthritis. Retrieved from Repository Unmuha : http://eprints.umpo.ac.id
Sari, Y. (2019, September 23). Definisi Gout Arthritis . Retrieved from Repository Unimus: http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai