Anda di halaman 1dari 55

PENERAPAN NEBULIZER UNTUK MENGATASI

SESAK NAFAS PADA Tn. A DENGAN


ASMA BRONKHIAL

Di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang Tahun 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Program Ahli Madya Keperawatan Di Akademi Keperawatan
Karya Bhakti Nusantara Magelang

Oleh :

MAS ZULFATUL UMAEROH


NIM: (2016231636)

AKADEMI KEPERAWATAN
KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG
2019

20
21

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Mas Zulfatul Umaeroh NIM 2016231636 dengan judul
“Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan Asma
Bronkhial Di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang” telah diperiksa
dan disetujui untuk diajukan.

Magelang, 25 April 2019

Pembimbing

Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kes


22

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Mas Zulfatul Umaeroh NIM 2016231636 dengan judul
“Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan Asma
Bronkhial Di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang” telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada sabtu 4 Mei 2019.

Dewan Penguji
Penguji Ketua

Is Susilaningsih, S.Kep., Ns., M.Kes


NIK.010301580213

Penguji Anggota I

Wahyu Tri Astuti, S.Kep., Ns., M,Kep


NIK.013101789606

Penguji Anggota II

Tulus Puji Hastusi, S.Kep., Ns., M.Kes


NIK.031210670594

Mengetahui,
Direktur

Syamsudin, S.Kep, Ns., MM., M.Kes


NIK 011201530594
23

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Mas Zulfatul Umaeroh
Nim :2016231636
Program studi :Diploma Tiga Keperawatan
Institusi :Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang sedang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Magelang, 25 April 2019


Pembuat Pernyataan

Mas Zulfatul Umaeroh


Mengetahui :
Pembimbing

Tulus Puji Hastusi, S.Kep., Ns,, M.Kes


24

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Akademi Keperawatan Karya
Bhakti Nusantara Magelang :

Nama : Mas Zulfatul Umeroh


NIM : 2016231636
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memeberikan ijin kepada Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang
tentang karya ilmiah saya yang berjudul : Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi
Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan Asma Bronkhial Di Balai Kesehatan Masyarakat
Khusus Paru Magelang, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyrakat
Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang hak menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet, Jurnal atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Magelang
Pada tanggal 25 April 2019
Yang menyatakan

Mas Zulfatul Umaeroh


25

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi Sesak

Nafas Pada Pasien Asma Bronkhial Di Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari sumbangsih dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Syamsudin, S.Kep., Ns., MM., M.Kes selaku Direktur Akper Karya Bhakti

Nusantara Magelang beserta jajarannya.

2. Kepala Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang.

3. Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kes yang telah banyak memberikan masukan

dan membimbing guna kesempurnaan laporan Karya Tulis Ilmiah.

4. Is Susilaningsih , S.Kep., Ns., M.Kes selaku penguji 1, Wahyu Tri Astuti

S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 2 dan Tulus Puji Hastuti S.Kep., Ns., M.Kes

selaku 3.

5. Ayah, Ibu, adek, serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi.

Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak, untuk

perbaikan dan kesempurnaan penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat dan

penulis ucapkan terima kasih.

Penulis
26

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Asma ................................................................................. 6
B. Sesak Nafas Pada Asma. ................................................................ 10
C. Tehnik Nebulizer ............................................................................ 11
D. Kerangka Teori............................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................... 14
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 14
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 14
D. Setting Penelitian .......................................................................... 15
E. Subyek Penelitian .......................................................................... 15
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 15
27

G. Metode Uji keabsahan Data .......................................................... 17


H. Metode Analisa Data ..................................................................... 18
I. Etika Penelitian ............................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Setting Penelitian ........................................................................... 20
B. Gambaran Umum Subyek .............................................................. 21
C. Analisa Data ................................................................................... 21
D. Pembahasan .................................................................................... 23
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 25
B. Saran ............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENELITI
28

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian......................................................................... 5


29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori......................................................................... 13


30

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Instrumen Penelitian

2. Lampiran 2 Ceklist Nebulizer

3. Lampiran 3 Evaluasi

4. Lampiran 4 SOP Nebulizer

5. Lampiran 5 Pedoman Observasi

6. Lampiran 6 Pedoman Interview

7. Lampiran 7 Hasil Kegiatan Wawancara

8. Lampiran 8 Kategori Analisa Data

9. Lampiran 9 Lembar persetujuan Menjadi Partisipan (Informed Consent)

10. Lampiran 10 Lembar Konsul

11. Lampiran 11 Permohonan Menjadi Responden

12. Lampiran 12 Biodata Penelitian


31

ABSTRAK

Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan


Asma Bronkhial
Mas Zulfatul Umaeroh, NIM : 2016231636
Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang
Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kes

Latar Belakang : Asma adalah penyakit yang bersifat irreversible, dapat


menyebabkan kematian. Masalah yang dirasakan adalah serangan sesak nafas saat
kekambuhan terjadi. Dalam rangka mengatasi sesak nafas dengan menggunakan
terapi nebulizer. Terapi nebulizer adalah pemberian obat yang dilakukan secara
hirupan atau inhalasi dalam bentuk aerosol, aerosol sangat bermanfaat apabila
dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari terapi nebulizer untuk
mengembalikan kondisi spasme bronchus. Tujuan : untuk mengetahui status
respirasi setelah pemberian nebulizer dan hasil setelah pemberian nebulizer.
Metode : Penelitian deskriptif kualitatif. Sampel 1 responden yaitu penderita asma
yang dirawat di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang, pada 25 Mei
2019. Hasil : Setelah dilakukan nebulizer status respirasinya yaitu RR 26 x/menit,
SpO2 98%, tidak menggunakan otot bantu nafas, dahak dapat keluar dan suara
nafas vesikuler. Simpulan : melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya terapi
nebulizer untuk mengurangi frekuensi kekambuhan dan sesak nafas yang dialami
penderita asma.

Kata kunci : nebulizer, respirasi, sesak nafas.


32

ABSTRACT

Application of Nebulizer to Overcome Shortness of Breath in Mr. A With


Bronkhial Asthma
Mas Zulfatul Umaeroh, NIM : 2016231636
Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang
Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M. Kes

Background : Asthma is a disease that is irreversible, can cause death. The


perceived problem is shortness of breath when a recurrence occurs. In order to
overcome shortness of breath using nebulizer therapy. Nebulizer therapy is a drug
that is administered by inhalation or inhalation in the form of aerosols, aerosols are
very useful when inhaled or collected in the lung organs. The therapeutic effect of
nebulizer therapy to restore bronchial spasm. Purpose : to determine the status of
respiration after nebulizer administration and results after nebulizer administration.
Method : descriptive, qualitative research. Sample 1 respondent was bronchial
asthma sufferers treated at the Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang, on March
27, 2019. Results : After nebulizing the respiratory status was RR 22 x/menit, SpO2
98%, did not use breathing muscles, sputum could come out and vesikuler breath
sounds. Conclusion : Looking at the results of this study it is necessary to have
nebulizer therapy to reduce the frequency of recurrence and shortness of breath
experienced by bronchial asthma sufferers.

Keyword : nebulizer, respiration, shortness of breath.


33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran nafas yang ditandai

serangan berulang berupa sesak nafas dan mengi, keadaan tersebut bervariasi

dalam tingkat keparahan dan frekuensi dari orang ke orang. Gejala asma

berulang sering menyebabkan gangguan sulit tidur, rasa lelah keesokan harinya,

tingkat aktivitas berkurang, prestasi sekolah dan absensi kerja buruk, Fitriani et

al (2011).

Kelainan yang mendasar pada asma karena peningkatan reaktivitas

saluran nafas terhadap rangsangan agen-agen faktor provokasi asma

diantaranya mediator fisiologis dan mediator farmakologis kontraksi otot polos

normal, agen fisikokimia contohnya olahraga; polutan udara; infeksi virus pada

saluran nafas; ingestan, faktor alergen contohnya zat kimia berberat molekul

rendah; molekul organik kompleks contohnya serpihan kulit/bulu hewan,

tungau debu rumah, debu kayu.

Faktor provokasi asma dapat menyebabkan respon imun yang buruk

terhadap lingkungan, antibodi yang dihasilkan (igE) kemudian dapat

menyerang sel mast dalam paru, paparan ulang terhadap antigen mengakibatkan

ikatan antigen dengan antibodi dapat menyebabkan pelepasan produk sel-sel

mast yang akan menghasilkan mediator seperti histamin, bradikinin dan

prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat, pelepasan

mediator ini dalam jaringan paru dapat mempengaruhi otot polos dan kelenjar
34

jalan nafas yang akan mengakibatkan bronkospasme, pembengkakan membran

mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak.

Pada serangan asma pertama kali menyerang bronchus sehingga saluran

nafas menjadi kejang kemudian terjadi hyperemia karena adanya peradangan

pada dinding mucosa bronchus, produksi mukus yang kental dan lengket

meningkat bisa menyumbat bronchus sehingga ventilasi alveolus

menyebabkkan saluran pernafasan menyempit dan sesak (dispnea) terutama

saat ekspirasi sehingga nafas menjadi pendek, bila serangan asma tidak berhenti

maka serangannya akan meningkat menjadi lebih berat (Status Ashmaticus)

mengakibatkan komplikasi jantung dimana kegagalan ventilasi menyebabkan

hypo oksidasi HB sehingga menjadi syanosis karena terjadinya retensi O2

kemudian menjadi keracunan CO2 dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Pada serangan asma terapi yang paling tepat adalah menggunakan terapi

nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus-kasus yang berhubungan

dengan inflamasi terutama pada penderita asma, nebulizer yaitu alat yang

digunakan untuk merubah obat-obat bronkodilator dari bentuk cair ke bentuk

partikel aerosol atau partikel yang sangat halus, aerosol sangat bermanfaat

apabila dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru, efek dari terapi nebulizer

untuk mengembalikan kondisi spasme bronchus. Cara pengobatan nebulizer

dengan memberi obat-obat bronkodilator dalam bentuk uap secara langsung

pada alat pernafasan menuju paru-paru, terapi nebulizer dengan obat-obat

bronkodilator lebih efektif dari obatobatan oral maupun intravena, karena

langsung dihirup masuk ke paru-paru. Tujuan dari terapi nebulizer dengan obat-

obat bronkodilator antara lain mengurangi sesak nafas, rilaksasi dari spasme
35

bonkhiale, terutama untuk mengencerkan dahak, melancarkan saluran

pernafasan dan melembabkan saluran pernafasan.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan di Balai Kesehatan Masyarakat

Khusus Paru Magelang didapatkan pasien asma bronkhiale dengan gambaran

kasus sesuai kriteria penelitian yaitu sesak nafas, batuk dan mengi. Berdasarkan

penelitian ini pasien bersedia untuk dijadikan sebagai responden penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian “Bagaimana hasil penerapan nebulizer untuk mengatasi sesak nafas

pada Tn. A dengan asma bronkhial?”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana hasil penerapan

nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada Tn. A dengan asma bronchial di

Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil pemberian nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada

Tn. A di Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang.

2. Mengetahui status respirasi Tn. A setelah pemberian nebulizer


36

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pasien

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, pencegahan dan

penatalaksanaan terkait penyakit asma bronkhiale.

2. Bagi peneliti yang akan datang

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang penerapan nebulizer untuk mengatasi sesak

nafas pada pasien asma bronchial.

3. Bagi penulis

a. Peneliti dapat mengetahui penerapan nebulizer untuk mengatasi sesak

nafas pada Tn. A dengan asma bronchial.

b. Sebagai aplikasi secara langsung setelah mengikuti perkuliahan prodi

Diploma Tiga Keperawatan Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang.


37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asma

1. Pengertian asma

Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak terjadi di

dunia, baik pada dewasa maupun anak-anak. Penyakit asma awalnya

merupakan penyakit genetic yang diturunkan dari orang tua. Sekarang pada

umumnya dimulai sejak masa anak-anak terkait dengan alergi dan gangguan

inflamasi kronis pada saluran nafas. Asma juga disebabkan dari faktor alergi

(tungau, debu, bulu hewan, serbuk sari, jamur) dan ada berbagai pencetus

lainnya seperti infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh

virus,aktifitas fisik, faktor lingkungan (udara dingin, lembab, asap rokok)

dan obat, Qura’ini (2015)

2. Derajat asma menurut, Amin (2013) :

a. Intermiten : Gejala kurang dari 1 kali/minggu dan serangan hebat.

b. Persisten Ringan : Gejala lebih dari satu kali/minggu tapi kurang dari 1x

sehari.

c. Persiten Sedang : Gejala terjadi setiap hari.

d. Pesisten Berat : Gejala terjadi setiap hari dan serangan terjadi sering

3. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma adalah dyspnea dan

mengi. Selain gejala di atas ada beberapa gejala yang menyertai diantaranya

sebagai berikut, Mubarak (2016) :


38

a. Takipnea dan Orthopnea

b. Gelisah dan Kelelahan (fatigue)

c. Diaforesis

d. Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.

e. Ketidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan

berbicara.

f. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada

disertai pernafasan lambat.

g. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.

h. Sianosis sekunder.

i. Gerak-gerak retensi karbondioksida, seperti berkeringat, takikardi dan

pelebaran tekanan nadi.

j. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan

dapat hilang secara spontan.

Gejala tersebut muncul berdasarkan patofisiologi sebagai

berikut :

Patofiologi asma tampaknya melibatkan suatu

hiperresponsivitas reaksi peradangan. Pada respons alergi di saluran

napas, antibody IgE berikan dengan allergen dan menyebabkan

degranulasi sel mast. Akibatnya degranulasi tersebut, histamine

dilepaskan. Histamine menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus.

Apabila respons histaminnya berlebihan, maka dapat timbul spasme

asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukus dan

meningkatkan permeabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti


39

dan pembengkakan ruang interstisium paru.

Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respons IgE

yang sensitive berlebihan terhadap suatu allergen atau sel-sel mast-nya

terlalu mudah mengalami degranulasi. Di manapun letak

hipersensitivitas respons peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah

bronkospasme, pembentukan mukus, edema, dan obstruksi aliran

udara.

4. Komplikasi

Komplikasi asma diantaranya pneumoni (infeksi yang

megakibatkan peradangan pada kantong udara), pneumothoraks

(terkumpulnya udara pada rongga pleura), bronchitis (peradangan yang

terjadi pada saluran utama pernafasan atau bronkus) dan status asmathicus.

Status Asmathicus adalah serangan hebat yang tidak berespon

terhadap terapi dan menetap selama beberapa hari atau bahkan minggu yang

bisa menimbulkan komplikasi jantung, oleh karena kegagalan ventilasi

menyebabkan hipo oksidasi HB sehingga pasien terlihat syanosis. Karena

terjadinya retensi O2 kemudian menjadi keracunan CO2 dan akhirnya

menyebabkan kematian

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asma farmakologis :

a. Agonis reseptor beta-adrenergik, merupakan obat terbaik untuk

mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk

mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga


40

b. Metilsantin, seperti aminofilin dan teofilin, digunakan karena

mempunyai efek bronkodilatasi. Agen ini merilekskan otot –otot polos

bronkus, meningkatkan gerakan mucus dalam jalan nafas dan

meningkatkan kontraksi diafragma.

c. Kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif

dalam mengurangi gejala asma. jika digunakan dalam jangka panjang,

secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya

kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan

saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

d. Kromolin dan nedokromil diduga menghalangi pelepasan bahan

peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan

pengkerutan saluran udara. obat ini digunakan untuk mencegah

terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan.

obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah

raga. obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara

teratur meskipun penderita bebas gejala.

e. Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida)

bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan

lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. lebih jauh lagi,

obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang

sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

Obat-obat tersebut dapat melalui :

a. Per-oral yang diberikan untuk pemeliharaan


41

b. Injeksi atau suntikan melalui pembuluh darah untuk kondisi

kedaruratan.

c. Indikasi pemberian nebulizer adalah adalah pada saat terjadi serangan

asma.

d. Inhaler atau penghirupan akan mengendapkan obat langsung di dalam

saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat

B. Sesak Nafas Pada Asma

Sesak nafas atau dyspnea adalah kondisi tidak nyaman yang

menyulitkan bernafas karena kurangnya pasokan udara yang masuk ke paru-

paru.

1. Ciri status respirasi pada pasien asma

a. Respirasi diatas normal ( 18-22 x/menit)

b. Sesak terutama saat ekspirasi sehingga nafas pendek

c. Batuk disertai dahak yang kental

d. Mengi atau suara “ngik..ngik.ngik” saat bernafas

2. Hasil pemeriksaan pada pasien asma

a. Tes Spirometer

Mengukur kinerja paru-paru dengan berpatokan kepada volume udara yang

dapat dihembuskan dalam satu detik dan jumlah total udara yang

dihembuskan.

b. Tes untuk melihat adanya peradangan saluran nafas

Mengukur kadar oksida nitrat dalam napas ketika pasien bernapas. Jika

kadar zat tersebut tinggi, maka bisa merupakan tanda-tanda peradangan


42

pada saluran pernapasan.

c. Tes responsivitas saluran napas

Tes ini digunakan untuk memastikan bagaimana saluran pernapasan pasien

bereaksi ketika terpapar salah satu pemicu asma. Jika hasilnya turun

drastic, maka dapat diperkirakan pasien mengidap asma

d. Pemeriksaan alergi

e. CT Scan

Dilakukan apabila mencurigai bahwa gejala sesak nafas bukan disebabkan

oleh asma, melainkan infeksi di dalam paru-paru atau kelainan struktur

rongga hidung.

f. Pemeriksaan rontgen

Tujuannya untuk melihat apakah gangguan pernapasan disebabkan oleh

kondisi lain.

C. Terapi Nebulizer

1. Pengertian nebulizer

Terapi nebulizer adalah pemberian obat yang dilakukan secara

hirupan atau inhalasi dalam bentuk aerosol kedalam saluran nafas. Terapi

inhalasi masih menjadi pilihan utama pemberian obat yang berkerja

langsung pada saluran napas. Obat nebulizer meliputi :

a. Agonis beta short-acting betujuan untuk meredakan gejala asma hanya

dalam beberapa menit.

b. Ipratropium (atrovent) bertujuan untuk meredakan asma dan penyakit

paru obstruktif kronis. Dewasa : 250-500 mcg, 3-4 kali sehari


43

c. Salbutamol melebarkan saluran pernafasan (bronkus) yang menyempit.

Dewasa : 2,5-5 mg, hingga 4 kali.

2. Manfaat terapi nebulizer

a. Mengobati penyumbatan jalan nafas

b. Mengurangi sesak nafas

c. Mengatasi COPD atau penyakit paru-paru kronik

d. Membantu penyerapan obat secara lebih cepat dan mudah

e. Melebarkan lumen bronkhus

3. Kontra indikasi

a. Ventolin (salbutamol) : hipertensi, alergi terhadap zat aktif

b. Ipratropium : obstruksi hipertrofikardiopmiopati, takiaritmia, dan

mempunyai riwayat hipersensitif terhadap ipratropium

c. Agonis beta short acting : wanita hamil, DM, hipertensi

4. Persiapan pasien

a. Pasien dengan posisi semiflower

b. Saat pemberian nebulizer pasien menggunakan teknik nafas dalam.


44

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Nebulizer
bronkodila
Asma bronkial : tor
- Alergi
Bronkospasme,
- Iklim peningkatan
Sesak Pelebaran
- Inhalan mukus,
nafa bronkus
pembengkak
s
- Makanan an pada
- Kegiatan bronkus.
fisik Sesak
nafas
berkura
ng

Kerangka Teori : Dermawan (2012)


45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desian Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif tentang penerapan nebulizer

untuk mengatasi sesak nafas pada Tn. A dengan asma bronkial di Balai

Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang, yaitu menyelidiki, mempelajari

pemberian nebulizer pada Tn. A secara integrative, komprehensif agar

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pemberian nebulizer dengan

tujuan agar sesak nafas berkurang.

B. Fokus Penelitian

Peneliti menyampaikan pokok kajian utama dari masalah yang akan

dijadikan titik acuan penelitian yaitu masalah dan upaya asuhan keperawatan

untuk mengatasi masalah tersebut. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah

penerapan nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada Tn. A dengan asma

bronchial di Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus dilakukan di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru

Magelang pada bulan Februari-Maret 2019.

D. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru


46

Magelang. Penelitian dilakukan di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru

Magelang karena disana banyak pasien yang menderita asma bronkial setiap

harinya, sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Kesehatan masyarakat

menunjang kondisi partisipan. Ruang UGD yang merupakan ruang untuk

memberikan nebulizer, memiliki 5 tempat tidur. Tenaga pelayanan di Ruang

UGD terdiri dari 2 perawat.

E. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah satu klien yaitu Tn. A dengan

kriteria asma bronkial di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru Magelang

dengan keadaan sesak nafas, batuk dan mengi, Tn. A yang bersedia menjadi

responden dan kooperatif.

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur, pemeriksaan fisik, dan observasi pada Tn. A. Prosedur

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Meminta surat permohonan izin penelitian di Akper Karya Bhakti

Nusantara Magelang.

b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Balai Kesehatan

Masyarakat Khusus Paru Magelang.

c. Setelah permohonan izin disetujui pihak Balkesmas, peneliti mencari

data responden di Poli Umum Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang.


47

d. Menentukan responden sesuai dengan karakteristik subyek penelitian

yang telah ditentukan. Responden yang sesuai dengan kriteria penelitian

adalah Tn. A.

2. Tahap pelaksanaan

a. Perkenalan identitas secara singkat, menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian serta meminta kesedian Tn. A untuk terlibat dalam penelitian

dengan memberikan inform consent.

b. Melakukan wawancara kepada Tn. A terkait biodata dan pengetahuan

Tn. A tentang pemberian nebulizer, melakukan pemeriksaan fisik dan

observasi pada Tn. A.

c. Menerapkan pemberian nebulizer pada Tn. A 2 selama kurang lebih 20

menit.

d. Melakukan evaluasi tindakan 2 jam setelah pemberian nebulizer.

3. Metode observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitan untuk melihat

efektifitas tindakan yang dilakukan. Observasi dilakukan sesuai pedoman

observasi. Pedoman observasi merupakan data obyektif dari kondisi subyek

dan fokus penelitian, berisi variabel, sub variabel, sub sub variabel dan

indikator observasi.

4. Metode wawancara

Wawancara yaitu metode untuk mendapatkan informasi dengan cara

bertanya langsung pada responden, wawancara dilakukan setiap pertemuan

dengan responden sesuai dengan pedoman wawancara. Pedoman


48

wawancara merupakan data subyektif dari kondisi subyek dan fokus

penelitian untuk mengetahui status respirasi dan perubahannya. Berisi

variabel, sub variabel, sub sub variabel dan pertanyaan yang diajukan pada

klien terkait fokus penelitian.

5. Pedoman pemberian nebulizer

a. Posisi paisen

b. Obat yang diberikan

c. Lama pemberian

d. Dengan persiapan alat

G. Metode Uji Keabsahan Data (Uji Triangulasi Sumber)

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validasi

tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen utama)

maka uji keabsahan data dapat menggunakan triangulasi sumber/metode, yaitu

menggunakan klien, perawat, keluarga klien sebagai sumber informasi, sumber

dokumentasi dan lain-lain. Jika informasi yang didapatkan dari sumber klien,

sama dengan yang didapatkan dari perawat dan keluarga klien, maka informasi

tersebut valid.

H. Metode Analisa Data

Analisa data yang digunakan untuk mengidentifikasi penerapan

nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada Tn. A dengan asma bronkhial

adalah dengan membandingkan status respirasi sebelum dan sesudah pemberian


49

nebulizer. Pemberian nebulizer dilakukan selama kurang lebih 20 menit, evalusi

hasil status respirasi dilakukan setelah pemberian nebulizer selesai.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan

etika penelitian karena penelitian keperawatan akan berhubungan langsung

dengan manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Bentuk lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang

memiliki criteria inklusi sebelum penelitian dilaksanakan. Informed consent

harus disertai dengan judul dan manfaat penelitian supaya responden

mengetahui maksud dan dampak penelitiannya. Dalam melakukan

penelitian peneliti tidak boleh memaksa dan harus menghormati hak-hak

responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur. Lembar alat ukur hanya menuliskan inisial nama responden pada

lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confendentiality)

Peneliti harus menjamin kerahasiaan responden. Semua data

informasi responden dikumpulkan dan dijamin kerahasiaannya, hanya

kelompok tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. (Nursalam,

2008)
50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian

1. Persiapan penelitian

Persiapan awal dimulai dengan meminta surat permohonan izin

penelitian di Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang. Kemudian

mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Balai Kesehatan

Masyarakat Khusus Paru Magelang. Setelah permohonan izin disetujui

pihak Balkesmas peneliti mencari data responden/klien di Poli Umum.

Peneliti menentukan responden sesuai dengan karakteristik subyek

penelitian yang telah ditentukan. Responden yang sesuai dengan kriteria

penelitian adalah Tn. A.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Kesehatan Khusus Paru Magelang

dimulai dengan pengkajian pada Tn. A yang dilakukan tanggal 27 Maret

2019 pukul 10:00 WIB. Peneliti melakukan perkenalan identitas secara

singkat, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta meminta kesedian

Tn. A untuk terlibat dalam penelitian dengan memberikan inform consent.

Melakukan wawancara kepada Tn. A terkait biodata dan pengetahuan Tn.

A tentang pemberian nebulizer, melakukan pemeriksaan status respirasi

dan observasi pada Tn. A sebelum pemberian nebulizer.

Menerapkan pemberian nebulizer pada Tn. A selama kurang lebih

20 menit, intervensi dilakukan selama 1 hari. Tanggal 27 Maret 2019 pada


51

pukul 10.30 WIB melakukan evaluasi dengan pemeriksaan status respirasi

setelah pemberian nebulizer menggunakan indikator keberhasilan

pemberian nebulizer sesuai tools yang terlampir.

B. Gambaran Umum Subyek Penelitian

1. Subyek A

Nama klien Tn. A, tanggal lahir 27 Juli 1990, status kawin,

pendidikan SMA, pekerjaan TNI, alamat Potrobangsan Magelang.

Riwayat kesehatan saat ini : Tn. A datang ke Balkesmas dengan

keluhan sudah kurang lebih 2 hari batuk pilek dan sesak nafas. Dari poli

umum Tn. A mendapatkan terapi nebulizer dari dokter dengan obat Ventolin

2,5 mg, Flixotide 2,5 mg dan Nacl 2,5 mg.

2. Subyek B

Wawancara yang dilakukan dengan perawat sebagai subjek B

dilakukan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2019 di Balai Kesehatan

Masyarakat Khusus Paru Magelang, subjek B menyatakan bahwa subjek A

benar didiagnosa medis asma bronchial dengan mengeluh batuk, sesak nafas

dan suara wheezing yang masuk pada tanggal 27 Maret 2019 sebagai pasien

baru.

C. Analisa Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara subyek A dan subyek B

data hasil penelitian yang diuraikan di dalam pertanyaan penelitian yang


52

dilakukan sesuai pedoman dan indicator dalam obervasi tentang penerapan

nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada subyek A sebagai berikut :

1. Status respirasi sebelum dilakukan tindakan nebulizer

Pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 27 Maret 2019

pukul 10.00 WIB sebelum dilakukan nebulizer peneliti melakukan

pengkajian dilihat status respirasi diketemukan hasil pada subyek A yaitu

respirasi rate 26 x/menit, SpO2 90%, menggunakan otot bantu nafas, suara

nafas wheezing dan terdapat dahak kental yang tidak dapat dikeluarkan.

Selain itu, subyek A mengatakan batuk kurang lebih 2 hari, sesak nafas,

dahak sulit dikeluarkan dan nyeri dada bagian atas. Adapun pernyataan ini

dapat dilihat pada kutipan percakapan antara peneliti dengan subyek A yang

telah disampaikan sebagai berikut :

“Saya batuk pilek, sesak nafas, dahak sulit dikeluarkan dan dadanya
sakit mbak” (A, 5-6)

Untuk mengonfirmasi hasil wawancara dengan subyek A, peneliti

menanyakan kepada subyek B mengenai keadaan subyek A. Adapun

jawaban yang diberikan oleh oleh subyek B, pada saat datang ke Poli Umum

mengalami sesak nafas, menggunakan otot bantu nafas, suara nafas

wheezing sehingga untuk memberikan penanganan diberikan tindakan

nebulizer dengan obat Ventolin 2,5 mg, Flixotide 2,5 mg dan Nacl 2,5 mg

terpasang pada jam 10.05 WIB. Diberikan pendidikan kesehatan agar pasien

bisa dimandirikan sambil di observasi.

Adapun pernyataan subyek B dapat dilihat :

“Iya dek ini pasien dari Poli Umum dengan diagnose asma bronchial,
keluhannya sesak nafas, batuk sudah 2 hari, menggunakan oto bantu
nafas, respirasi ratenya 26 x/menit, suara nafasnya wheezing dan
53

dahaknya kental sulit keluar. Dapat obat Ventolin 2,5 mg, flixotide 2,5
mg dan nacl 2,5 mg. ambil maskernya lalu berikan nebulnya ya dek,
sana dek kalau mau dikaji dan dilakkan pemeriksaan dulu jangan
lupa SpO2nya diatas troli dek. Setelah itu ambil maskernya yaa dek
berikan nebulnya” (B, 21-29)

2. Hasil respirasi sesudah dilakukan tindakan nebulizer

Pertemuan selanjutnya setelah diberikan nebulizer pada tanggal 27

Maret 2019 pukul 10.30 WIB peneliti melakukan observasi dan didapatkan

hasil status respirasi subyek A setelah dilakukan tindakan nebulizer yaitu

respirasi rate 22 x/menit, SpO2 98%, tidak menggunakan otot bantu nafas,

suara nafas vesikuler dan dahak dapat keluar. Adapun pernyataan ini dapat

dilihat pada kutipan percakapan antara peneliti dengan subyek A yang telah

disampaikan sebagai berikut :

“Sudah mbak, maaf ya. Sesak saya sudah berkurang mbak, tadi
dahaknya juga sudah keluar, rasanya lega mbak” (A, 44-45)

D. Pembahasan

Asma adalah penyakit peradangan saluran nafas dan penyumbatan

saluran nafas baik secara spontan maupun dengan pengobatan, peradangan pada

jalan nafas dan peningkatan respon jalan nafas dimana trakea dan bronki

berespon secara hiperreaktif terhadap stimulasi/rangsangan tertentu dari faktor-

faktor profokasi seperti mediator fisiologis dan mediator farmakologis

kontraksi otot polos normal, agen fisikokimia contohnya olahraga; polutan

udara; infeksi virus pada saluran nafas; ingestan, faktor alergen contohnya zat

kimia berberat molekul rendah; molekul organik kompleks contohnya serpihan

kulit/bulu hewan, tungau debu rumah, debu kayu. Biasanya ditandai dengan

sesak nafas (dispnea), yang diikuti dengan suara wheezing (bunyi seperti suara
54

meniup sewaktu mengeluarkan udara/nafas), rasa berat dan kejang pada dada

sehingga nafas menjadi terengah-engah, biasanya disertai batuk dengan dahak

yang kental dan lengket, terutama pada malam hari atau pagi hari, Kumay Vinay

(2007).

” Iya mbak, sudah dari kecil. Saya punya penyakit asma, jadi setiap saya
terkena debu pasti langsung batuk dan sesak nafas” (A, 9-10)

Sesak nafas merupakan perasaan sulit bernafas yang biasanya terjadi

ketika melakukan aktivitas fisik, sesak nafas juga merupakan suatu gejala dari

beberapa penyakit yang bersifat kronis, kejadian sesak nafas tergantung pada

berat ringannya keluhan, faktor pencetus terjadinya sesak nafas yaitu 1) otot-

otot pernafasan yang abnormal diantaranya penyakit otot misalnya kelemahan

otot; kelumpuhan otot; otot yang mengalami distrofi, fungsi mekanik otot

misalnya fungsi mekanik berkurang pada fase inspirasi dan fungsi mekanis otot

berkurang pada fase ekspirasi. 2) faktor peningkatan kerja pernafasan,

diantaranya peningkatan ventilasi dan sifat-sifat yang berubah misalnya tahanan

elastis paru meningkat, tahanan elastis dinding thoraks meningkat, peningkatan

tahanan bronchiale selain dari tahanan elastis dapat dijumpai pada penyakit

asma bronchiale. Penatalaksanaan tindakan asma adalah dengan nebulizer.

Terapi nebulizer adalah pemberian obat yang dilakukan secara hirupan

atau inhalasi dalam bentuk aerosol. Nebulisasi dapat memberikan kuntungan

karena mudah digunakan pada pasien asma dengan serangan sedang sampai

berat dan lebih efektif dari obat-obatan minimum melalui oral maupun

intravena karena langsung dihirup masuk ke paru-paru, pemberian

bronkodilator melalui nebulizer mampu menampung sejumlah obat dengan

dosis besar dan merupakan cara yang biasa digunakan di Instalasi Gawat
55

Darurat untuk memperoleh reaksi cepat, ini bertujuan tidak hanya mengurangi

sesak nafas tetapi juga untuk mengencerkan dahak, relaksasi dari spasme

bronchiale, melancarkan jalan nafas, melembabkan saluran pernafasan

1. Status Respirasi sebelum nebulizer

Pada pemeriksaan sebelum diberikan nebulizer status respirasi

berada di atas normal yaitu 26 x/menit, sesak nafas disebabkan karena

trakea dan bronki hiperaktif dan hiperesponsivitas jalan nafas sehingga

terjadi respon bronkokonstriksi yang berlebihan memicu peradangan

dinding mucosa dari broncus dan meningkatkan produksi mukosa yang

kental dan lengket menimbulkan bronkospasme sehingga jalan nafas

tersumbat oleh mukus sehingga saluran nafas menyemput dan ventilasi

alveolus berkurang, batuk dan terdapat suara mengi yang terjadi karena

kontraksi otot polos bersama dengan hipersekresi dan retensi mukus

menyebabkan pengurangan ukuran diameter saluran nafas dan perubahan

kecepatan aliran yang berkepanjangan menimbulkan mengi yang dapat

didengar langsung atau dengan stetoskop dan terdengar bunyi tambahan

ronchi yang terjadi di alveoli karena kesulitan untuk mengeluarkan CO2

sehingga mengalami kelebihan udara dan bercampur secret (Padila, 2012)

“Iya mbak, sudah dari kecil. Saya punya penyakit asma, jadi setiap
saya terkena debu pasti langsung batuk dan sesak nafas” (A, 9-10)

Untuk mengurangi sesak nafas peneliti menggunakan nebulizer

dengan obat Ventolin 2,5 mg, Flixotide 2,5 mg dan Nacl 2,5 mg.

“Baik pak saya akan memberikan obat melalui alat nebulizer yang
bertujuan untuk mengurangi sesak bapak nggeh pak, prosedurnya
bapak bisa ikuti saya. Saya berikan sekarang ya pak?” (P, 9-14)
2. Status respirasi setelah nebulizer
56

Setelah diberikan nebulizer dengan obat Ventolin, flixotide dan nacl

selama kurang lebih 26 menit respirasi rate dari 26 x/menit menjadi 22

x/menit, batuk berkurang, dahak dapat keluar dan suara mengi sudah tidak

ada. Nebulizer bertujuan tidak hanya mengurangi sesak nafas tetapi juga

untuk mengencerkan dahak, relaksasi dari spasme bronchiale, melancarkan

jalan nafas, melembabkan saluran pernafasan.

“Mbak saya mau buang dahaknya dimana ya kamar mandinya?” (A,


38-39)
“Sudah mbak, maaf ya. Sesek saya sudah berkurang mbak, tidak
seperti tadi malam” (A, 40-41)

3. Hasil penelitian

Pada hari Rabu, 29 Mei 2019 setelah dilakukan pemberian nebulizer

pada Tn. A disimpulkan bahwa tindakan ini merupakan tindakan untuk

mengurangi sesak nafas. Setelah pemberian terapi nebulizer dengan obat

Ventolin 2,5 mg obat ini bekerja dengan cara merangsang secara selektif

reseptor beta-2 adregrenik terutama pada otot bronkus sehingga

menyebabkan bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami relaksasi,

Flixotide 2,5 mg cara kerja obat ini adalah untuk membantu pengobatan

eksaserbasi akut pada asma ringan sampai sedang dan Nacl 2 tetes cara kerja

obat ini adalah untuk mengencerkan dahak. Sehingga obat-obat diatas dapat

membantu saat terjadi serangan asma menjadi hasilnya sesak nafas

berkurang, suara mengi tidak ada, status respirasi menurun dari 26 x/menit

menjadi 22 x/menit dan dahak keluar.


57

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis melakukan penelitian tentang penerapan nebulizer untuk

mengatasi sesak nafas pada Tn. A dengan asma bronchial di Balai Kesehatan

Khusus Paru Magelang didapatkan hasil:

1. Status respirasi sebelum nebulizer

Status respirasi sebelum nebulizer yaitu RR 26 x/menit, SpO2 90%,

batuk bedahak susah keluar, menggunakan otot bantu nafas dan suara nafas

mengi.

2. Status respirasi sesudah nebulizer

Hasil pemberian nebulizer dengan obat Ventolin 2,5 mg, flixotide

2,5 mg dan Nacl 2 tetes selama kurang lebih 20 menit status respirasi yaitu

RR 22 x/menit,SpO2 98%, dahak dapat keluar, tidak menggunakan otot

bantu nafas dan suara nafas vesikuler.

B. Saran

Saran untuk Tn.A agar selalu memperhatikan faktor pencetus yang

dapat membuat asmanya kambuh dan pada saat dirumah minum obat dengan

rutin.
58

DAFTAR PUSTAKA

F, Karsim. (2014). Informasi spesialis obat. vol 9: Jakarta : PT.ISFL .

Fernando, A. (2016). Metode Nebulizer Kompresor Dengan Menambahkan


Pengaturan Timer Dan Detektor Cairan Obat Sebagai Batasan Waktu Terapi
Pemberian Obat Pada Penderita Asma. eJournal UNIB, vol II,
http://ejournal.unib.ac.id.

Lumbantobing, V. B. (2017). Efektivitas Terapi Nebulizer Dengan Ipratropium Dan


Fenoterol Terhadap Saturasi Oksigen . E Journal BSI,
http://ejournal.bsi.ac.id.

Mubarak, W. (2015). Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam


Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Neuratif, A. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


Dan Nanda. Yogyakarta: Medication.

Quraini, A. (2015). Ilmu penyakit dalam. Bandung: Salemba Medika.

Widjaja, R. (2009). Penyakit Kronis : Tindakan Pencegahan & Pengobatan secara


Medis maupun Tradisional. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Yuliana, A. R. (2016). Terapi Nebulizer Mengurangi Sesak Nafas Pada Serangan


Asma Bronkhiale di Ruang IGD Rsud dr. Loekmono Hadi Kudus. Jurnal
Akper Husada, http://jurnalakperhusada.ac.id.
59

LAMPIRAN
60

INSTRUMEN PENELITIAN

A. Data Demografi

1. No responden : 096054

2. Umur : 26 tahun

3. Jenis kelamin : √ laki-laki perempuan

4. Pendidikan : SD DIII

SMP SARJANA

SMA DLL

5. Lama dirawat : Belum pernah dirawat di RS

6. Tanggal Pelaksanaan : 29 Mei 2019

B. Pedoman Terapi Nebulizer

a. Obat : Ventolin 2,5 mg

b. Posisi : Flower (duduk)

c. Waktu : 29 Maret 2019 jam 10.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB

No Data yang Digali Respon Responden

1. Apa yang dikeluhkan bapak Saya sudah batuk pilek kurang

sekarang? lebih 2 hari mbak dan sesak nafas.

2. Apakah bapak tahu penyebabnya Saya alergi dengan debu dan cuaca

kenapa bisa sesak nafas? dingin, jadi setiap terkena debu

dan dingin saya batuk dan sesak

nafas.
61

3. Bagaimana setelah pemberian Sudah berkurang sesak nafasnya,

nebulizer? Apakah masih sesak nafas? dahak juga sudah keluar mbak.
62

CEKLIST NEBULIZER

NO PROSEDUR YA TIDAK
A. Fase Orientasi √
1. Mengucapkan salam √
2. Memperkenalkan diri √
3. Menjelaskan tujuan √
4. Menjelaskan prosedur √
5. Meminta ijin pada pasien atau keluarga √
B. Persiapan alat
1. Set nebulizer √
2. Obat bronkodialator √
3. Bengkok 1 buah √
4. Tissue √
5. Aquades √
6. Spuit 5 cc √
C. Fase Kerja
1. Mencuci tangan √
2. Memakai sarung tangan √
3. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semiflower √

4. Mendekatkan peralatan set nebulizer ke bed pasien √

5. Memasukkan obat sesuai dosis √


6. Memasang masker pada pasien √
7. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien untuk √
nafas dalam sampai obat habis
8. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue √
9. Bereskan alat √
10. Melepaskan sarung tangan √
11. Mencuci tangan √
D. Fase Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien √
2. Berpamitan √
3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi √
63

EVALUASI NEBULIZER

NO EVALUASI SEBELUM SESUDAH


1. Mukus Terdapat penumpukan Mukus dapat keluar
mukus

2. RR Meningkat Dalam rentang normal


(18-22 x/menit)

3. Suara tambahan Wheezing atau mengi Tidak ada suara


tambahan

4. Tambahan otot bantu Menggunakan otot Tidak menggunakan otot


pernafasan bantu abdomen bantu pernafasan

5. Retraksi dinding Terdapat retraksi Tidak terdapat retraksi


dada dinding dada dinding dada
64

SOP NEBULIZER

NO PROSEDUR YA TIDAK
E. Fase Orientasi
6. Mengucapkan salam
7. Memperkenalkan diri
8. Menjelaskan tujuan
9. Menjelaskan prosedur
10. Meminta ijin pada pasien atau keluarga
F. Persiapan alat
7. Set nebulizer
8. Obat bronkodialator
9. Bengkok 1 buah
10. Tissue
11. Aquades
12. Spuit 5 cc
G. Fase Kerja
12. Mencuci tangan
13. Memakai sarung tangan
14. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau
semiflower
15. Mendekatkan peralatan set nebulizer ke bed pasien

16. Memasukkan obat sesuai dosis


17. Memasukkanobatsesuaidosis
18. Memasang masker padapasien
19. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien untuk
nafas dalam sampai obat habis
20. Bersihkanmulutdanhidungdengan tissue
21. Bereskanalat
22. Melepaskansarungtangan
23. Mencucitangan
H. FaseTerminasi
4. Evaluasi perasaan pasien
5. Berpamitan
6. Dokumentasi prosedur danhasilobservasi
65

PEDOMAN OBSERVASI

Sub Sub
Variabel Sub Variabel Indikator
Variabel
Nebulizer Persiapan Alat yang 1. Nebulizer
diberikan Alat/Bahan digunakan 2. Spuit
untuk 3. Tissue
mengurangi Bahan Obat sesuai dengan
sesak nafas advice dokter
pada pasien (Ventolin, fluxotid,
asma Nacl)
Persiapan Informasi Mengetahui pengertian,
pasien manfaat dan
langkah-langkah
nebulizer.
Posisi Flower (duduk)
Pelaksanaan Langkah- Mengatur pasien dalam
langkah posisi duduk,
nebulizer dekatkan meja yang
berisi set nebulizer
pada pasien,
memastikan alat
dapat berfungsi
dengan baik,
memasukkan obat
sesuai dosis,
memasang masker
pasien,
menghidupkan
nebulizer dan minta
pasien nafas dalam
sampai obat habis
kurang lebih 25
menit, lalu bersihkan
mulut dan hidung
pasien dengan tissue.
Hasil kegiatan Penerapan Sesak nafas berkurang,
nebulizer RR dalam rentang
normal, sesak nafas
berkurang dan secret
bisa keluar.
66

PEDOMAN INTERVIEW (WAWANCARA)

VARIABEL SUB SUB SUB PERTANYAAN


VARIABEL VARIABLE
Nebulizer Informasi Status respirasi Apa yang Tn. A keluhkan?
sebelum Apakah sesak nafas pak?
nebulizer

Status repirasi Bagaimana setelah pemberian


sesudah nebulizer? apakah sesak nafas
nebulizer berkurang?

Keberhasilan 1. Apakah bapak masih sesak


pemberian nafas?
nebulizer 2. Apakah dahak bapak bisa
keluar?
3. Bagaiman perasaannya
sekarang setelah pemberian
nebulizer?
67

LAPORAN KEGIATAN WAWANCARA

A. Subjek A

Nama : Tn. A

Hari/tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Balai Kesehatan Paru Wilayah Magelang

Percakapan Wawancara Kode

Fase Orientasi
P : Assalamualaikum pak, selamat pagi.
A : Waalaikumsalam mbak
P : Perkenalkan Pak, nama saya zulfa mahasiswa dari Akper
KBN. Keluhan yang dirasakan apa pak?
A : Saya batuk pilek, sesak nafas, dahak sulit dikeluarkan dan 5
dadanya sakit mbak.
P : Sudah berapa lama pak?
A : Sejak tadi tadi malam mbak, karena terkena debu.
P : Bapak alergi debu? Sudah berapa lama pak?
A : Iya mbak, sudah dari kecil. Saya punya penyakit asma, jadi 10
setiap saya terkena debu pasti langsung batuk dan sesak
nafas.
P : Apakah sering kambuh pak?
A : Terakhir kambuh sekitar 5 tahun yang lalu mbak, tapi saya
tidak tahu kenapa ini saya kambuh lagi. Padahal sudah lama 15
tidak kambuh, sesak nafas dari tadi malam dan batuk mbak
jadi saya bawa kesini.
P : Baik pak saya akan memberikan obat melalui alat nebulizer
yang bertujuan untuk mengurangi sesak bapak nggeh pak,
prosedurnya bapak bisa ikuti saya. Saya berikan sekarang 20
ya pak?”
A : Oh iya mbak, mbak ini maskernya gantian dengan yg lain
yaa?
P : Tidak pak, disini 1 masker 1 pasien. Tidak bergantian,
masker ini juga sudah disterilkan pak. 25
A : Ya mbak.
P : Saya mulai sekarang nggeh pak? Bapak bisa duduk disini.
P : Iya mbak.
Fase kerja
1. Mencuci tangan
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk 30
68

3. Menempatkan meja/troly didepan pasien yang berisi set


nebulizer.
4. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik.
5. Memasukkan obat sesuai dosis. 35
6. Memasang masker pasien
7. Menghidupkan nebulizer
P : Bapak sambil Tarik nafas dalam ya pak.

Fase Terminasi
P : Ini tissu untuk membersihkan nggeh pak. Bagaimana
perasaannya sekarang pak? 40
A : Baik mbak terimakasih banyak, sudah berkurang sesaknya.
P : Saya cek dulu ya pak ( RR sebelum diberikan nebulizer 26
x/menit, setelah diberikan nebulizer 22 x/menit).
A : Baik mbak, kalau mau buang dahak dimana ya?
P : Oh iya pak, bapak lurus nanti belok kanan. 45
A : Sudah mbak, maaf ya. Sesak saya sudah berkurang mbak,
tadi dahaknya juga sudah keluar, rasanya lega mbak.
P : Maaf pak asmanya dari bapak kecil yaa?
A : Iya mbak, ayah saya juga asma.
P : Apakah bapak pernah dirawat sebelumnya?
A : Pernah mbak dulu di RST, sekitar 5 tahun yang lalu. 50
Semenjak itu saya tidak pernah kambuh, tapi selama 2 hari
ini saya batuk pilek mbak sesak nafas juga. Lalu saya bawa
kesini mbak.
P : Baik pak, semoga tidak kambuh lagi ya pak.
69

LAPORAN TRIANGULASI WAWANCARA

B. Subjek B

Nama : Tn. A

Hari/tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Balai Kesehatan Paru Wilayah Magelang

Percakapan Wawancara Kode

P :“Assalamualaikum bu, selamat siang”


B :“Waalaikum salam dek, ini mahasiswa dari mana ya?”
P :“Dari akper KBN ibu, bu mau tanya disini setiap harinya ada
pasien asma tidak ya bu?”
B :“Oh ada dek, satu hari bisa 2 atau 1 pasien, tapi terkadang 5
juga banyak. Mau buat penelitian yaa?
P :“Enggeh ibu, mohon bimbingannya ya bu”
B :“Iya dek, kalua mau ditanyakan bisa tanya sama saya atau
perawat yang lain. Judul penelitiannya apa dek?”
P :“Baik ibu, terimakasih banyak. Judulnya penerapan 10
nebulizer untuk mengatasi sesak nafas pada pasien asma
bu”
B :“iyaa dek nanti kalua ada pasien asma ibu kasih tau, soalnya
kebanyakan PPOK dek. Dari Poli juga tidak diberi tidak ada
tulisanya ini asma atau tidak hanya tindakannya dan dosis 15
obat. Apa adek ma uke Poli Umum saja tanya hari ini ada
pasien asma atau tidak?”
P :“Baik ibu, saya coba tanya ke Poli dulu nggeh bu”
B :“Ya dek”
P :“Ibu katanya Tn.A dengan diagnose medis Asma bronchial” 20
:“Iya dek ini pasien dari Poli Umum dengan diagnose asma
B bronchial, keluhannya sesak nafas, batuk sudah 2 hari,
menggunakan oto bantu nafas, respirasi ratenya 26 x/menit,
suara nafasnya wheezing dan dahaknya kental sulit keluar.
Dapat obat Ventolin 2,5 mg, flixotide 2,5 mg dan nacl 2,5 25
mg. ambil maskernya lalu berikan nebulnya ya dek, sana
dek kalau mau dikaji dan dilakkan pemeriksaan dulu jangan
lupa SpO2nya diatas troli dek. Setelah itu ambil maskernya
yaa dek berikan nebulnya”
P :“Baik ibu” 30
70

KATEGORISASI ANALISA DATA

Sub sub
Variabel Sub variabel Subyek
variabel
Pijat Persiapan Alat yang Tersedia kursi dan nebulizer.
oksitosin alat/bahan digunakan
Bahan Menggunakan obat sesuai dosis
yang diberikan dokter (Ventolin
2,5 mg, flixotide 2,5 mg dam
nacl 2,5 mg), spuit, tissue dan
masker nebulizer.
Persiapan Informasi Klien mengetahui tujuan
pasien pemberian nebulizer.
Posisi Posisi pasien duduk (Flower)
Pelaksanaan Cara 1. Atur pasien dalam posisi
melakukan duduk.
pemberian 2. Dekatkan meja yang berisi
set nebulizer pada pasien.
nebulizer
3. Pastikan alat dapat berfungsi
dengan baik.
4. Masukkan obat sesuai dosis.
5. Pasang masker pasien.
6. Hidupkan nebulizer dan
minta pasien nafas dalam
sampai obat habis.
7. Bersihkan mulut dan hidung
pasien dengan tissue.
Waktu Pemberian nebulizer pada Tn. A
pelaksanaan dilakukan pada tanggal 27
Maret 2019, selama kurang
lebih 20 menit.
Hasil Status Hasil observasi terhadap klien:
kegiatan Respirasi Sebelum dilakukan pemberian
Tanggal 27 nebulizer status respirasi 26
Maret 2019 x/menit, batuk berdahak dan
pukul 10.30 terdapat suara mengi.
WIB Setelah dilakukan pemberian
nebulizer status respirasi 22
x/menit, batuk berkurang dahak
dapat keluar dan suara mengi
berkurang.
71

INFORME CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjerlasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh Mas Zulfatul Umaeroh NIM 2016.23.1636 dengan judul

“Penerapan Nebulizer Untuk Mengatasi Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan Asma

Bronchial”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara

seukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

Magelang, 27 Maret 2019

Yang memberikan persetujuan

Saksi

Tn.

NY/BP

Magelang, 27 Maret 2019

Peneliti

Mas Zulfatul Umaeroh


72

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada Yth.

Tn. A

Di Balai Kesehatan Masyarakat Khusus Paru

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi D

III Keperawatan Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang :

Nama : Mas Zulfatul Umaeroh

Nim : 2016231636

Saya akan melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Nebulizer

Untuk Mengatasi Sesak Nafas Pada Tn. A Dengan Asma Bronkhial”.

Sehubungan dengan maksud tersebut maka dengan kerendahan hati, saya

mohon partisipasi Saudara/i/Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat, tenaga kesehatan dan institusi pendidikan. Informasi tentang data

yang diperoleh akan dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk data

penelitian. Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan

pastisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Mas Zulfatul Umaeroh


73

BIODATA PENELITI

Mas Zulfatul Umaeroh, lahir di Magelang pada tanggal 10 Agustus 1998, anak
dari ibu Siti Jamiatun dan Bapak Aspuri. Saya memiliki seorang adik yang bernama
Elsa Khoiru Nada yang sedang sekolah dibangku SMA kelas 3.
i

Anda mungkin juga menyukai