Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OP


SECTIO CAESAREA DI RS GRANDMED
LUBUK PAKAM TAHUN 2021

PROPOSAL

OLEH :

SITI ROHANA
NPM. 17.11.178

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Dengan Judul :

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT NYERI PASA PASIEN POST OP SECTIO

CAESAREA DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM PADA

TAHUN 2021

SITI ROHANA
NPM : 17.11.178
Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan Komisi Penguji

Proposal pada ujian sidang Proposal Program Studi Keperawatan Program Sarjana

Fakultas Keperawatan Dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk

Pakam.

Lubuk Pakam, Maret 2021

Pembimbing

ANGGI ISNANI PARINDURI S.KM, M.KM


NPP : 03.19.07.04.1994
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian ini Dengan Judul :

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OP SECTIO
CAESAREA DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM PADA
TAHUN 2021

Oleh :

SITI ROHANA
NPM : 17.11.178

Proposal Ini Telah Disetujui untuk diujikan dan di pertahankan dihadapan


Komisi Penguji Proposal pada ujian sidang Proposal Program Studi Keperawatan
Program Sarjana Fakultas Keperawatan Dan Fisioterapi Institut Kesehatan
MEDISTRA Lubuk Pakam.

Lubuk Pakam, Maret 2021

Komisi Penguji Tanda Tangan

1.

2.

3. Anggi Isnani Parinduri S.KM, M.KM


NPP : 03.19.07.04.1994

Disahkan Oleh :

Dekan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan


Kuat Sitepu,S.Kep,Ns,M.Kes Tati Murni Karo-Karo,S.Kep,Ns,M.Kep
NPM : 01.96.26.02.1972 NPM : 01.02.28.02.1980
LEMBAR PERNYATAAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OP SECTIO
CAESAREA DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM PADA
TAHUN 2021

PROPOSAL

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Lubuk Pakam, Maret 2021

Penulis

SITI ROHANA
NPM : 17.11.178
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas Berkat Rahmat dan karunia Nya, sehingga saya dapat menyusun dan

menyelesaikan penelitian ilmiah ini, yang bertujuan untuk melengkapi dan

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Keperawatan di Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam dengan judul

“Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri

Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea DiRumah Sakit GrandMed Lubuk Pakam ”

Ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S1

Keperawatan Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam.

Dalam penyusunan proposal ini, saya banyak memperoleh bimbingan,

bantuan, saran, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Yayasan MEDISTRA

Lubuk Pakam

2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam

3. Ns. Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam

i
4. Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Program Sarjana Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut

Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam

5. Ns. Dian Anggrianti, S.Kep, M.Kep, Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam

6. dr. Arif Sujatmiko, M.Kes, selaku Direktur Rumah Sakit Grandmed Lubuk

Pakam, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian

7. Anggi Isnani Parinduri, SKM, MKM, selaku pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu dan penuh kesabaran membimbing peneliti mulai dari

penyusunan proposal penelitian ilmiah ini sampai dengan dapat diajukan

dan diuji kehadapan komisi penguji

8. Seluruh Staf Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam yang telah

banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada peneliti selama

mengikuti pendidikan

9. Hormat dan Sayang peneliti kepada Ayahanda tercinta H.syafi’i dan Ibunda

tercinta Juraidah yang selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril

& material dalam segala hal untuk segala kebaikan peneliti di masa depan,

termasuk dalam hal penyelesaian proposal ini.

ii
10. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi khususnya PSIK IV Angkatan 2017

yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti

dalam penyusunan proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa apa yang disajikan dalam proposal ini mungkin

masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, maka peneliti mengharapkan

kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Senantiasa Memembalas Semua Kebaikan

dan Bantuan yang telah peneliti terima dalam proses penulisan proposal penelitian

ilmiah ini.

Lubuk Pakam, Maret 2021


Peneliti

SITI ROHANA
17.11.178

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ......................................................................... 5
1.4.2. Bagi Responden .................................................................. 5
1.4.3. Bagi Rumah sakit Grand Med ............................................ 5
1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan .................................................... 6
1.4.5. Bagi Penelitian Berikutnya ................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7


2.1. Teknik Relaksasi Napas Dalam .................................................... 7
2.1.1. Pengertian ........................................................................... 7
2.1.2. Tujuan teknik relaksasi napas dalam .................................. 8
2.1.3. Efek teknik relaksasi napas dalam ...................................... 8
2.1.4. Prosedur relaksasi napas dalam .......................................... 9
2.1.5. pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap
ketidaknyamanan pasca partum akibat dari nyeri ............... 10
2.1.6 Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam
terhadap nyeri ...................................................................... 11
2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi napas
dalam terhadap penurunan nyeri. ........................................ 11
2.2 sectio caesarea ............................................................................... 12
2.2.1 Defenisi section caesarea .................................................... 12

iv
2.2.2 Etiologi section caesarea ..................................................... 14
2.2.3 Patofisiologi section caesarea ............................................. 15
2.2.4 komplikasi section caesarea ................................................ 15
2.2.5 penatalaksanaan section caesarea ....................................... 15
2.3 konsep nyeri ................................................................................... 19
2.3.1 penggertian nyeri ................................................................. 19
2.3.2 etiologi ................................................................................ 19
2.3.3 klafisikasi nyeri .................................................................... 21
2.3.4.Langkah Yang Dilakukan Dalam Melakukan Pengkajian Nyeri 22
2.4 kerangka teori ................................................................................. 24
2.5 kerangka konsep ............................................................................. 25
2.6 hipotesis ......................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 26


3.1 Jenis dan rancanggan penelitian ..................................................... 26
3.2. Waktu Dan Lokasi peneltian ......................................................... 26
3.2.1. Lokasi peneliatian ............................................................... 26
3.2.2. Waktu penelitian ................................................................ 27
3.3. Populasi dan sampel ...................................................................... 28
3.3.1. Populasi ............................................................................... 28
3.3.2. Sampel ................................................................................ 28
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ( sampling ) ........................... 29
3.4 Kriteria Sampel ............................................................................. 30
3.4.1 Kriteria Inklusi ..................................................................... 30
3.4.2 Kriteria ekslusi penelitian ini adalah ................................... 30
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ............................................... 30
3.5.1. Variabel ............................................................................... 30
3.5.2. Definisi Operasional ........................................................... 30
3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 32
3.7 Pengolahan Data ........................................................................... 32
3.8. Analisa Data .................................................................................. 32

v
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 35

vi
DAFTAR SKEMA

Gambar 2.1 Numeric rating Scale (NRS).................................................... 22


Gambar 2.2 Kerangka Teori......................................................................... 24
Gambar 2.3 Kerangka Konsep..................................................................... 26

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan kronis................................................ 20


Tabel 2.2 Pengkajian Nyeri.......................................................................... 21
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian....................................................... 27
Tabel 3.2 Variabel Dan Definisi Operasional.............................................. 31

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Informasi Penelitian.................................................. 36


Lampiran 2 Lembar Persetujuan penelitian ................................................ 37
Lampiran 3 Standart Prosedur Operasional................................................. 38

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perempuan menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara normal,

namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan

melalui operasi. Hal ini berarti janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan

hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi

(Sihombing, Saptarini&Putri, 2017).

Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologi. Persalinan dapat

terjadi secara normal atau lewat operasi yang sering disebut dengan Sectio

Cesarean (SC). Pada masa ini indikasi dilakukan sectio caesarea adalah disposisi

kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa (Jitowiyono, 2012). Letak

lintang, trauma jalan lahir, preeklamsi dan infeksi intrapartum (Nugroho,2012).

Sedangkan indikasi yang berasal dari janin adalah janin besar, gawat janin, letak

lintang (Jitowiyono, 2015). Sedangkan 19% wanita Kanada, 26% wanita Amerika

Serikat, dan 22% wanita Britania melahirkan melalui operasi Sectio Caesar

(Anita, 2017).

World Health Organization (WHO) tahun 2016 memperkirakan angka

persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses

persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan Amerika Serikat

sekitar 23% dan Kanada 21% pada tahun 2015. Sedangkan di Inggris angka

kejadiannya relatif stabil yaitu antara 11-12 %, di Italia pada tahun 2014 sebesar

3,2%-14,5%, pada tahun 2015 meningkat menjadi 17,5%. Survey WHO (2016)

1
2

juga melaporkan bahwa sekitar 5%-34% dari total infeksi nosokomial adalah

infeksi luka operasi (WHO, 2016).

Di Indonesia peningkatan prevalensi kejadian infeksi luka operasi post

sectio caesarea sekitar 5% yaitu infeksi pada rahim/endometritis, alat-alat

berkemih, usus, dan luka operasi. Di rumah sakit pemerintah rata-rata 11%,

sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30% (Depkes RI, 2016). Di

Indonesia infeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu infeksi nosokomial

yang paling sering terjadi dan sulit untuk diketahui penyebab pastinya. Kejadian

infeksi luka operasi di Indonesia bervariasi antara 2-18% dari keseluruhan

prosedur pembedahan. Infeksi luka operasi tidak dapat ditekan sampai 0%

(Depkes RI, 2016).

Survei Demografi dan Kesehatan tahun 2015-2016 mencatat angka

persalinan bedah caesar secara nasional hanya berjumlah kurang lebih 4% dari

jumlah total persalinan (BPS, 2016). Namun berbagai survei dan penelitian lain

menemukan bahwa persentase persalinan bedah caesar pada rumah sakitdi kota

besar seperti Jakarta dan Bali berada jauh di atas angka tersebut. Secara umum

jumlah persalinan 7 caesar di rumah sakit Pemerintah adalah sekitar 20-25% dari

total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu

sekitar 30-80% dari total persalinan (Kemenkes RI, 2016). Persalinan melalui

Sectio Caesarea tetap mengandung resiko dan kerugian yang lebih besar, resiko

kematian dan komplikasi lebih besar seperti resiko kesakitan dan menghadapi

masalah fisik pasca operasi yang menimbulkan rasa sakit, perdarahan, infeksi,

kelelahan, sakit punggung, sembelit dan gangguan tidur (Depkes RI, 2019).
3

Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah

kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu

yang tinggi. tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya

kematian yang terjadi pada ibu. Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk

keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia mempunyai target pencapaian kesehatan

melalui SDKI 2012 AKI mengalami kenaikan yaitu menjadi 359/100.000

kelahiran hidup. Perlu upaya keras apabila melihat target nasional menurut

Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menurunkan AKI menjadi

306/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 (Kemenkes RI, 2015).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2016 di

temukan jumlah persalinan dengan post sectio caesarea sebanyak 912 orang

(15,6%) dari total persalinan normal. Sedangkan angka kejadian infeksi luka

operasi post sectio caesarea adalah 15-20% dari seluruh rumah sakit yang ada di

Banten (Dinkes Provinsi Banten, 2016).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari nyeri sectio itu sendiri mobilisasi

fisik menjadi terbatas sekitar 68% ibu mengalami kesulitan dalam perawatan bayi,

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi dengan baik, berkurangnya nutrisi

yang didapatkan 2 bayi, ibu masih nyeri akibat SC, oleh karena itu penanganan

nyeri selama post SC terutama pada pada hari pertama sangat diperlukan (Astutik

& kurlinawati, 2017).

Menurut survei awal peneliti memperoleh data dari Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam pasien rawat inap pada tahun 2020 bulan Desember

berjumlah 61 orang.(Rekam Medik Rumah Sakit Grand Med 2021)


4

Oleh karna itu peneliti di atas tertarik untuk meneliti pengaruh teknik

relaksasi napas dalam terhadap intensitas penurunan nyeri pada pasien post

section saesarea karena terapi teknik relaksasi napas dalam sangat efektif untuk

mengurangi rasa nyeri DiRumah Sakit GrandMed Lubuk Pakam Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

` Dalam mencermati masalah yang timbul pada klien post op Sectio

Caesarea dan banyaknya komplikasi yang terjadi hal yang melatar belakangi

penulisan mengambilan Proposal dengan Judul Pengaruh Teknik Relaksasi nafas

dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien Post Op Sectio Caesarea

Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Dilakukan penelitian umum untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi

napas dalam terhadap intensitas penurunan nyeri pada pasien post section saesarea

di Rumah Sakit Grand Med

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengindentifikasi gambaran karakteristik ( usia,jenis kelamin )pasien post

section saesarea di Rumah Sakit Grend Med

2. Mengindentifikasi nyeri pada pasien yang mengalami nyeri post section

saesar sebelum dilakukan terapi teknik relaksasi napas dalam di Rumah

Sakit Grend Med


5

3. Mengindentifikasi nyeri pada pasien yang mengalami nyeri post section

saesarea sesudah dilakukan terapi teknik relaksasi napas dalam di Rumah

Sakit Grend Med

4. Menganalisis pengaruh terapi relaksasi napas dalam terhadap intensitas

penurunan nyeri pada pasien post section saesarea di Rumah Sakit Grend

Med?umah Sakit Grend Med.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat berbgai

pihak yakni :

1.4.1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang pengaruh

teknik relaksasi napas dalam terhadap intensitas penurunan nyeri pada pasien post

section saesarea di Rumah Sakit Grand Med.

1.4.2 Bagi Responden

Memberikan informasi tentang pengaruh teknik relaksasi napas dalam

terhadap intensitas penurunan nyeri pada pasien post section saesarea di Rumah

Sakit Grand Med.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit Grand Med

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran serta bahan evaluasi bagi pasien post section saesarea di Rumah Sakit

Grand Med.
6

1.4.4 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan Maternitas dan

menjadi tambahan tentang pengaruh terapi teknik relaksasi napas dalam terhadap

intensitas penurunan nyeri pada pasien post section saesarea di Rumah Sakit

Grand Med.

1.4.5 penelitian berikutnya

Menambah pengetahuan dan keterampilan penulis serta lebih memahami tentang

teori dan apikasi terapi teknik relaksasi napasdalam

terhadap intensitas penurunan nyeri pada pasien post section saesarea di Rumah

Sakit Grand Med


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik relaksasi napas dalam

2.1.1. Pengertian

Relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik merilekskan ketegangan otot

yang dapat membuat pasien merasa tenang dan bisa menghilangkan dampak

psikologis stres pada pasien. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk

asuhan keperawatan yang dalam ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)

dan bagaimana menghembuskan nafas dalam secara perlahan (Teti, 2015).

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu bentuk manajemen

keperawatan dalam menghilangkan stress dan melakukan modifikasi gaya hidup

seseorang. Dengan menerapkan teknik relaksasi nafas dalam dapat membuat

tubuh menjadi lebih tenang dan lebih rileks, nafas lambat menahan inspirasi

secara maksimal dan mampu menghembuskan nafas secara perlahan-lahan. Cara

melakukan teknik relaksasi nafas dalam sebaiknya dilakukan 3-4 kali dalam sehari

dengan jangka waktu 5 sampai 10 menit (Musrifatul dkk, 2016).

Sedangkan menurut penelitian dari (Marni, 2015) teknik nafas dalam

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam juga

dapat menurunkan intensitas nyeri adalah karena teknik nafas dalam merupakan

salah satu keadaan yang mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid

7
8

endogen sehingga terbentuk system penekan nyeri yang akhirnya akan

menyebabkan penurunan intensitas nyeri.

2.1.2. Tujuan Teknik relaksasi napas dalam

Tujuan dari tehnik relaksasi napas dalam yaitu untuk meningkatkan

ventilasi alveolar, meningkatkan efisiensi batuk, memelihara pertukaran gas,

mencegah atelektasi paru, dan mengurangi tingkat stress baik itu stress fisik

maupun emosional sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan

oleh individu (Smeltzer & Bare,2002).

Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan dari tehnik napas dalam

menurut Lusianah, Indryani dan Suratun (2012), yaitu antara lain untuk mengatur

frekuensi pola napas, memperbaiki fungsi diafragma, menurunkan kecemasan,

meningkatkan relaksasi otot, mengurangi udara yang terperangkap, meningkatkan

inflasi alveolar, memperbaiki kekuatan otot-otot pernapasan, dan memperbaiki

mobilitas dada dan vertebra thorakalis.

2.1.3. Efek tehnik relaksasi napas dalam

Menurut Potter dan Perry (2006) tehnik relaksasi napas dalam yang baik

dan benar akan memberikan efek yang penting bagi tubuh, efek tersebut antara

lain sebagai berikut :

a. Penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan

b. Penurunan konsumsi oksigen

c. Penurunan ketegangan otot

d. Penurunan kecepatan metabolism

e. Peningkatan kesadaran global


9

f. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan

g. Tidak ada perubahan posisi yang volunteer

h. Perasaan damai dan sejahtera

Periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam

2.1.4 Prosedur teknik relaksasi napas dalam

2.1.4. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Dilakukan 3 kali sehari atau saat pasien merasakan nyeri saja dalam durasi 5- 10

menit . Menurut (Murni 2014) prosedur teknik relaksasi yaitu :

a. Tahap prainteraksi

1. Menbaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Meyiapkan alat

b. Tahap orientasi

1. Memberikan salam teraupetik

2. Menjaga perivasi pasienMenjelaskan tujuan dan prosedur yang akan

dilakukan kepada pasien dan keluarga

c. Tahap kerja

1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag

kurang jelas

2. Mencari posisi yang paling nyaman bisa dengan posisi fowler atau

posisi supinasi dengan meletakkan lengan disamping pasien.

3. Kaki jangan di silangkan.

4. Tarik napas dalam, rasakan perut dan dada anda terangkat perlahan.
10

5. Rileks, keluarkan napas dengan perlahan-lahan.

6. Hitung sampai 4, tarik napas pada hitungan 1 dan 2 tahan nafas 3-4

detik kemudian, keluarkan napas pada hitungan 3 dan 4.

7. Lanjutkan bernapas dengan perlahan, rilekskan tubuh, perhatikan

setiap ketegangan pada otot.

8. Lanjutkan untuk bernapas dan rileks.

9. Konsentrasi pada wajah anda, rahang anda, leher anda, perhatikan

setiap kesulitan

10. Napas dalam kehangatan dan relaksasi kosentrasi setiap ketegangan di

tangan anda, perhatikan bagaimana rasanya.

11. Sekarang buat kepalan-kepalan tangan yang kuat, saat anda mulai

mengeluarkan napas, relaksasikan kepala dan tangan anda.

12. Perhatikan apa yang dirasakan tangan anda, pikir “rileks” tangan anda

terasa hangat, berat atau ringan.

13. Uppayakan untuk lebih rileks dan lebih rileks lagi.

2.1.5 pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap ketidaknyamanan

pasca partum akibat dari nyeri

Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk menurunkan nyeri dengan

menurunkan ketegangan otot agar tidak terjadi yang lebih berat .Relaksasi yaitu

suatu cara mengurangi rangsangan nyeri dengan mengistirahatkan atau

merelaksasikan otot-otot tubuh.Teknik ini mudah dipelajari oleh ibu post partum
11

yaitu dengan melakukan napas dalam, pola pernapasan yang teratur dan rileks

(Uliyah & Hidayat, 2009).

2.1.6 Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap nyeri

Menurut Brunner & Suddarth (2002) dalam Trullyen, (2013) teknik

relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktivitas

simpatik dalam sistem saraf otonom. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi dan

tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-

waktu. Prinsip yang menedasari penurunan oleh teknik relaksasi terletak pada

fisiologi sistem saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf

periferyang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada saat

terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi p

yang akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan saraf simpatis

mengalami vasokonstriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang

menimbulkan berbagai efek spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah.

Mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang

menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinaliske otak dan

dipersepsikan sebagai nyeri.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi napas dalam

terhadap penurunan nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam diperc aya dapat menurunkan intensitas nyeri

melalui mekanisme yaitu :

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skeletal yang mengalami spasme yang

disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi


12

pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang

mengalami spasme dan iskemic.

2. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk

melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin.

3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Relaksasi melibatkan sistem

otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah

dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu ( Smeltzer dan Bare (2002)

dalam Trullyen, 2013).

2.2 sectio caesarea

2.2.1 Defenisi section caesarea

Operasi Caesar menurut J. Dunn, dalam buku Obstetrics and Gynecology,

menyebutkan sebagai caesarean section, laparatomy, atau abdominal delivery.

Dalam bukunya, yaitu mengartikan sebagai persalinan untuk melahirkan janin

dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan di perut dengan menyayat

dinding rahim. Istilah Caesar sendiri berasal dari bahasa Latin caedere yang

artinya memotong atau menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan

untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding

perut dan dinding rahim. Menurut sejarah operasi Caesar, bayi terpaksa dilahirkan

melalui cara ini apabila persalinan alami sudah tidak efektif. Ada pun beberapa

jenis tindakan sectio caesarea yaitu :

1. Sectio caesarea klasik atau korpal (Solehati 2017)

Dengan sayatan memanjang melalui korpus uteri kira-kita

sepanjang 10 cm. setelah diding perut dan peritoneum parietal terbuka


13

pada garis tengah dibalut beberapa kain kasa panjang antara dining perut

dan dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan darah ke

rongga perut. Dilakukan insisi pada bagian tengah korpus uteri sepanjang

10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas plika vesiko uterine.

Dilakukan lubang kecil pada kantong ketuban untuk mengisap air ketuban

sebanyak mungkin. Lubang ini kemudian dilebarkan, dan janin dilahirkan

dari rongga perut untuk memudahkan tindakan selanjutnya. Dan diberikan

suntikan 10 satuan oksitosin dalam diding uterus dan palsenta serta

selaput ketuban dikeluarakan secara manual. Kemudian didind uterus di

tutup dengan jahitan catgut yang kauat dalam dua lapisan: lapisan pertama

terdiri atas jahitan simpul dan lapisan kedua atas jahitan menerus.

Selanjutnya dilakukan jahitan catgut yang lebih tipis, yang

mengikutsertakan peritoneum serta bagian luar mio,etrium dan yang

menutupi jahitan yang terlebih dahulu dengan rapi.

2. Sectio caesarea transperitonalis profunda (Solehati, 2017)

Dengan sayatan melintang kongkat pada segmen bawah rahim

kira-kira 10 cm Dauercatheter dipasang dan wanita berbaring dalam letak

trendelengburg ringan. Diakdakan insisi pada didnding perut pada garis

tengah simfisis smapai beberapa sentimeter di bawah pusat. Setelah

peritoneum dibuka, dipasang speculum perut dan lapangan operasi dipisah

oleh rongga perut dengan satu kain kasa panjang atau lebih. Peritoneum

pada didning uterus depan dan bawah dipegang dengan pinset, plia vesiko-

uterina dibuka dan insisi ini diterusakn melintang jauh ke lateral,


14

kemudian kandung kencing dengan peritoneum di depan uterus didorong

ke bawah dengan jari.

2.2.2 Etiologi section caesarea

Persalinan merupakan upaya melahirkan janin yang ada di dalm rahim

ibunya. Apabila harus dilakukan tindakan operasi ada empat alasan, yaitu utuk

keselamatan ibu dan janin ketka persalinan berlangsung, tidak terjadi kontraksi,

distosia(persalinan macet) sehingga menghalangkan pesalinan alami, dan bayi

dalam keadaan darurat sehingga harus segera dilahirkan, tetapi jalan lahir tidak

mungkin dilalui janin. Jadi, penyebab dilakukannya operasi pada persalinan

sebagai berikut :

1. Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress(gawat janin), mal plasentasi dan mal posisi kedudukan janin,

prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum

atau forceps ekstraksi (Solehati, 2017).

2. Indikasi yang berasal dari Ibu

Yaitu pada primigrapida dengan kelainan letak, primi para tua disertai

kelianan letak, disposisi sefalo pelvc (disproporsi janin/panggul), sejarah

kahamilan dan persalinan yang buruk, panggul sempit, plasenta previa

terutama pada primigravida, komplikasi kehamlan yaitu preeclampsia, atas

permintaan, kehamlan yang di sertai penyakt (jantung,DM), gangguan

jalan persalinan (kista ovarium, dan miomi uteri). Terjadi kelanan pada Ibu

dan kehamilan pada janin menyebabkan persalnan normal tidak

memnungkinkan akhrnya harus dilakukan sectio cesarean (Solehati,2017).


15

2.2.3 Patofisiologi section caesarea

Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin yang menyebabkan

persalinan normal tidak memungkinkan akhirnya harus dilakukan sectio caesarea

(Solehati, 2017)

2.2.4 komplikasi section caesarea

1) Infeksipuerperal

Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama bebrapa

har dalam masa nifas, besifat berat eperti peritonitis dan sepsis.

2) Perdarahan

Perdarahan banyak bisa timbul pada aktu pembedahan jika cabang-cabang

arteri kut terbuka, atau karena atona uteri.

3) Komplikasi-komplaksi lain seperti luka akndungkencng, embolisme paru-

paru dan sebagainya jarang terjadi.

4) Suatu komplikas yang baru kemudan tampak, ialah kurang kuatnya perut

pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan selanjutnya bisa terjadi

rupture uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah

sesarea klasik (Solehati,2017).

2.2.5 Penatalaksanaan section caesarea

1) Perawatan Pre Operasi Sectio caesarea

a) Persiapan kamar operasi

a. Kamar oprasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai

b. Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termaksud kain

operasi
16

b) Persiapan pasien

a. Pasien telah dijelaskan procedure operasi

b. Informed conset telah ditada tangani oleh keluarga pasien

c. Perawat member support kepada pasien

d. Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis d

cukur dan sekitar abdomen telah di bersihkan dengan

antiseptic)

e. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk

mengetahui penyakit yang pernah diderita oleh pasien.

f. Pemeriksaan laboratorium (darah,urine)

g. Pemeriksaan USG

h. Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi

2) Post Operasi Seksio Caesarea

a) Analgetik

Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin

(intramuscular) Perawatan seriap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk

mengatasi rasa sakit auat dapat disuntkikan dengan cara serupa 10 mg

morfin.

a. Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang

diberkan adalah 50 mg.

b. Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100

mg Meperdin.
17

c. Obat-obatan antiemetic, misalnya protasin 25 mg basanya

diberikan bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.

b) Tanda-tanda vital

Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan

darah, nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hlang dan keadaab

fundus harus diperiksa.

c) Terapi cairan dan diet

Untuk pedoman umum pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah

cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya,

meskipun demikian jka output urine jauh di bawah 30 ml/jam, pasien

harus segera dievaluasi kembali paling lambat pada hari ke dua.

d) Vesika urinarius dan usus

Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam post operasi atau pada

keesokan paginya setelah operasi. Biasanya bsng usus masih lemah

dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.

e) Ambulasi

Pada hari pertama setelah pembedahan, pasen dengan bantua

perawatan dengan bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang

2 kal pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan.

f) Perawatan luka

Luka insisi di inspeksi di setiap hari, sehingga pembalut luka yang

alternative ringan tanpa banyak pleture sangat menguntungkan, secara

normal jahitan luka dapat diangkat setelah ahri ke empat setelah


18

pembedhan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat

mandi tanpa membahayakan luka insisi.

g) Laboratorium

Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit

tersebut harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah

yang biasa atau dekadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.

h) Perawatan payudara

Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu

memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang

mengancam payudara tanpa banyak meninmbulkan kompesi, biasanya

mengurangi rasa sakit.

i) Memulangkan pasien dari rumah sakit

j) Seorang pasien yang baru melahirkan mengkin lebih aman bila

diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat post operasi,

aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya

2.3 konsep nyeri

2.3.1 penggertian nyeri

Nyeri merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat (SDKI, 2016).


19

Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik

secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai dengan kerusakan jaringan

ataupun tidak (Syamsiah, 2015).

Nyeri paska operasi didefinisikan sebagai nyeri yang dialami setelah

intervensi bedah. Kedua faktor pra operasi, perioperatif, dan paska operasi

mempengaruhi pengalaman nyeri (Magidy, Warrén-Stomberg, & Bjerså, 2016

2.3.2 Klasifikasi Nyeri

1. Klasifikasi nyeri berdasarkan awitan (Lamanya)

Nyeri berdasarkan waktu kejadian dapat dikelompokkan sebagai nyeri

akut dan nyeri kronis menurut Kurniawan (2015)

a. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu atau durasi 1

detik sampai dengan kurang dari 6 bulan. Nyeri akut dapat

menghilangdengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah

kerusakan jaringan menyembuh.

Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari 6 bulan. Nyeri

kronis umumnya timbul tidak teratur, intermiten atau bahkan persistem.


20

Tabel 2.1 : Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis


Pengalaman Suatu kejadian Suatu situasi, status

eksistensi
Sumber Sebab eksternal atau Tidak diketahui atau

penyakit dari dalam pengobatan yang terlalu

lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak.

Berkembang dan

terselubung
Waktu Sebelum 3 bulan Lebih dari 3 bulan

sampai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit

diketahui dengan pasti dibedakan intensitas

sehingga sulit dievaluasi

(perubahan perasaan)
Gejala – gejal klinis Pola respon yang khas Pola respon yang

dengan gejala yang bervariasi sedikit gejala-

lebih jelas gejala (adaptasi)


Pola Terbatas Berlangsung terus dapat

bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang Penderita meningkat

setelah beberapa saat setelah beberapa saat

2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi

Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu:
21

a. Nyeri somatik dalam (deep somatic pain) adalah nyeri yang terjadi

pada otot tulang serta struktur penyokong lainnya, umumnya nyeri

bersifat tumpul dan distimulasikan dengan adanya perenggangan

iskemia.

b. Nyeri visceral adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ

interna.

c. Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari sensasi

asal ke jaringan sekitar

d. Nyeri bayangan (fantom)adalah nyeri khusus yang dirasakan klien

yang mengalami amputasi.

e. Nyeri alih (reffered pain)adalah nyeri yang timbul akibat adanya

nyeri visceral yang menjalar ke organ lain, sehingga nyeri pada

beberapa tempat dan lokasi.

2.3.3 Langkah Yang Dilakukan Dalam Melakukan Pengkajian Nyeri :

Menurut Oktiawati et al. (2017)

Tabel 2.2 : Pengkajian Skala nyeri

P : provokes Penyebab : apakah yang meyebabkan pasien mengalami

nyeri ?
Q : Quality Kualitas : apakah kata yang mengambarkan rasa nyeri

yang dialami pasien ? misalnya tersayat, terbakar,

tertusu –tusuk
R : radiation Radiasi atau lokasi : diaman rasa nyeri tersebut ?

apakah nyerinya hanya disitu atau menyebar di tempat

lain
S : serverity Keparahan : memberikan nomor antara 0 – 10 untuk
22

menunjukkan nyeri yang dirasakan


T : time Waktu : sudah berapa lama nyeri dirasakan ? berapa

lama rasa nyeri itu diarasakan setiap kali nyeri itu

datang? Apakah nyeri itu dirasakan terus – menerus

atau hilang timbul ?

2.3.4 Pengukuran Derajat Nyeri

Menurut (Hapsari, 2015) beberapa cara menghitung skala nyeri yang

paling populer dan sering digunakan. Visualisasi skala nyeri dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Numeric Rating Scale (NRS)

Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis

kelamin, dan perbedaan etnis. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan

pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk

membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak

yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.

Gambar 2.1 : Numeric rating Scale (NRS)

Keterangan :

1. Skala 0, tidak nyeri


23

2. Skala 1, nyeri sangat ringan

3. Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu

sakit

4. Skala 3, nyeri sudah mulai terasa, namun masih bisa ditoleransi

5. Skala 4, nyeri cukup mengganggu (contoh: nyeri sakit gigi)

6. Skala 5, nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bisa didiamkan

dalam waktu lama

7. Skala 6, nyeri sudah sampai tahap mengganggu indera, terutama indera

penglihatan

8. Skala 7, nyeri sudah membuat Anda tidak bisa melakukan aktivitas

9. Skala 8, nyeri mengakibatkan Anda tidak bisa berpikir jernih, bahkan

terjadi perubahan perilaku

10. Skala 9, nyeri mengakibatkan Anda menjerit-jerit dan menginginkan

cara apapun untuk menyembuhkan nyeri

11. Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa

menyebabkan Anda tak sadarkan diri

2.4 kerangka teori

Teknik relaksasi napas


dalam

Relaksasi napas dalam


adalah suatu teknik
merilekskan ketegangan otot
Penurunan nyeri pada pasien post
yang dapat membuat pasien
operasi caesarea
merasa tenang dan bisa
menghilangkan dampak
psikologis stress pada
pasien.Relaksasi napas
dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan
yang dalam ini perawat
24

2.5 kerangka konsep

Menurut nursalam( 2017) kerangka konsep penelitian merupakan abstraksi dari

suatu realitas sehingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang

menjelaskan keterkaitan antara v

ariable yang diteliti.


25

Adapun kerangka konsep pada penelitian ini yang berjudul pengaruh teknik

relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi caesarea

di Rs Grandmed lubuk pakam.

Variable independen variable dependen

Pelaksanaan teknik
Penurunan nyeri
relaksasi napas dalam

Keterangan :

: variabel yang diteliti

: pengaruh

Skema 2.2 kerangka konsep

2.6 hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian (nursalam, 2017). Hipotesis ddalam penelitian ini adalah ada pengaruh

pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan rasa nyeri pada

pasien post operasi caesarea di Rs Grandmed lubuk pakam.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan rancanggan penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif bersifat ekperimen yaitu pre-

ekperimen . rancangan penelitian mengunakan one group pre-post test tanpa

menggunakan kelopok pembanding (kontrol), tetapi pada pengujian pertama (pre

test) yang memungkinkan penelitian dapat menguji perubahan – perubahan yang

terjadi setelah adanya eksperimen (program). Pada penelitian ini peniliti

melakukan intervensi yaitu pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap

subjek penelitian dengan sengaja terencana kemudian dinilai pengaruhnya pada

pengujian kedua.

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pretest perlakuan postest

posttest
O1 X O2

Keterangan :

O1 : Nilai sebelum dilakuakan Teknik relaksasi nafas dalam

X : Perlakuan Teknik relaksasi nafas dalam

O2 : Nilai sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam

3.2. Waktu Dan Lokasi peneltian

3.2.1. Lokasi peneliatian

Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit GrandMed lubuk pakam.

26
27

3.2.2. Waktu penelitian

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian

JADWAL BULAN KEGIATAN JULI 2021

N KEGIATAN JANUARI FEBRUA MARET APRIL MEI 2021 JUNI

O 2021 RI 2021 2021 2021 2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan

judul
2 Bimbingan

proposal(BAB

I,II,III)
3 Sidang

proposal
4 Perbaikan

proposal
5 Penelitian
6 Analisa Data
7 Bimbingan

hasil penelitan
8 Sidang

3.3. Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017), definisi populasi adalah sebagai berikut:

"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang


28

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya"

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81), sampel adalah sebagai berikut :"Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu".

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post operasi caesarea di Rumah Sakit

GrandMed Lubuk Pakam

Jumlah besar sampel ditentukan sendiri dengan dasar perhitungan rumus

Lameshow yaitu sebagai berikut:

n=N . Z 2¿ ¿ ¿

n= 61. (1,96)2.0,95.0,05

0,052(61-1) + (1,96)2.0,95.0,05

n= 61.(3,8416).0,95.0,05

0,0025(60)+ 3,8416.0,95.0,05

n= 11,131036

0,15+ 0,182476

n= 6,021708

0,332476

n= 33,47= 33

Keterangan:
29

Jumlah Sampel

n :Besar Sampel

N :Besar populasi

p : perkiraan proporsi (prevalensi) variable dependen pada populasi (95%)

q :1-p (1-0,95) = 0,05

d2 :Presisi absolut kesalahan (0,05)


( Z ¿ ¿1− ) ¿ : Nilai Z pada kurva normal untuk α = 0,05 = 1,96
2

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ( sampling )

Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling

dan non probability sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:82) “probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Probability sampling terdiri dari simple random sampling, proponate stratified

random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster)

sampling. Pada penelitian ini peneliti menggunakan simple random sampling,

kemudian menurut Sugiyono (2017:82) Simple Random Sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria Inklusi

Untuk membatasi karakteristik dari sampel, dilakukan beberapa kriteria,sebagai

berikut :
30

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a) Bersedia menjadi subjek penelitian.

b) Pasien post operasi caesarea yang dirawat inap di Rumah Sakit Grand Med

Lubuk Pakam .

c) Responden yang mau bekerja sama dengan penelitian.

3.4.2 Kriteria ekslusi penelitian ini adalah:

a. Pasien yang tiba-tiba menolak menjadi responden karena alasan tertentu

b. pasien post operasi caesarea yang mengalami penurunan tingkat kesadaran

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variable penelitian ini adalah:

a. Variable independent (variabel bebas) pada penelitian ini adalah teknik

relaksasi nafas dalam

a. Variable dependent (variabel terikat) pada penelitian ini adalah

penurunan rasa nyeri

3.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah Suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut

(Notoatmojo, 2012 dalam Melisa, 2018). Defenisi operasional pada penelitian ini

dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional


31

Defenisi Operasional Skala


No Variabel Alat Ukur Hasil
Ukur
1 Variabel Teknik relaksasi merupakan Lembar - -
independent: intervensi keperawatan secara Observasi
Teknik mandiri untuk menurunkan dalam
relaksasi intensitas nyeri, Teknik bentuk SPO
nafas dalam
relaksasi memberikan
individu kontrol diri ketika
terjadi rasa nyeri serta dapat
digunakan pada saat
seseorang sehat ataupun sakit

2 Variabel sebagai nyeri yang dialami Lembar Interval Menunjukkan


dependent: setelah intervensi bedah. Observsi tingkat nyeri
Tingakt Kedua faktor pra operasi, Skala Nyeri dengan skala 0 –
Nyeri perioperatif, dan paska 10:
operasi mempengaruhi 0 : tidak nyeri
pengalaman nyeri
1-3 : nyari
ringan

4-6 : nyeri
sedang

7-9 : nyeri berat


terkontrol

10 : nyeri berat
tidak terkontrol.

3.6 Metode Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara,observasi di rumah sakit


32

grandmed lubuk pakam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi.

b. Data sekunder

Data sekunder sering disebut juga metode penggunaan bahan dokumen,

karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi

meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak

lain.

3.7 Pengolahan Data

Menurut (Notoadmojho, 2012 dalam Melisa, 2018) pengelolaan data

merupakan salah satu langkah penting. Hal ini disebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi

yang benar, pengelolaan data dilakukan melalui empat tahap, yaitu:

a) Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data

yang diperoleh.

b) Coding (Memberi Kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan

datanya kemudian diberi kode oleh peneliti sebelum diolah.

c) Data Entry (Memasukkan Data)

Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam tabel atau database komputer

d) Data Cleaning
33

Pemerikasaan kembali terhadap semua data yang telah dimasukkan kedalam

program komputer untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya.

3.8. Analisa Data

Setelah tahap pengolah data telah dilakukan maka selanjutnya maka

selanjutnya dilakukan analisa terhadap data. Analisa data suatu penelitian,

biasanya melalui prosedur bertahap antara lain (Notoatmojo, 2010):

a) Analisis Univariat

Tujuan dari analisa univariat adalah untuk mengetahui atau

mendeskripsikan karakteristik masing – masing variabel yang diteliti

secara sederhana.

b) Analisis Bivariat

Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan atau mengetahui apakah ada

pengaruh atau perbedaan yang signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Analisis bivariat dilakukan setelah

karakteristik masing – masing variabel diketahui. Data dianalisis untuk

untuk perhitungan bivariat yang pada penelitian ini menggunakan uji

paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95% (p≤ α = 0,05). Pembuktian

ini dilakukan untuk membuktikan hipotesa ada pengaruh teknik relaksasi

nafas dalam terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien post oprasi

caesarea apabila p ≤ α = 0,05 dan dibantu dengan menggunakan program

komputerisasi dan program statistik SPSS.


34

DAFTAR PUSTAKA

Anita.(2017).Hubunganpengetahuanibu,polanutrisidanriwayatalergi

ibuterhadappenyembuhanlukaoperasisectiocesarea. [issn volume 3

2017 , 226.

Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. 2018. Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Badan Pusat

Statistik

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, JakartaDinas Kesehatan Provinsi

Banten, 2016, Data Dan Informasi Kesehatan Provinsi Banten, Serang,

Banten.

Depkes, R.I, 2016, Profil Kesehatan Indonesia: Pencapaian Indonesia Sehat di

Tahun 2025,

Sihombing, N., Saptarini, I., dan Putri, D.S.K. 2017. Determinan Persalinan

Sectio Caesarea di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2013).

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1): 63-75


35

Solehati. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan

Luka Post Sectio Caesarea.

Suarniani.(2017).Hubungan pengetahuan ibu,pola nutrisi dan riwayat alergi ibu

terhadap penyembuhan lukaoperasi sectio cesarea.

[issnvolume3,september 2017 , 226.

WHO, 2016, Caesarean Section without Medical indication increases Risk of

Shortterm adverse outcomes for mothers. Bull WHO Reproductive

Health and Research. World Health Organization

Lampiran 1

FORMULIR INFORMASI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Rohana

Nim : 17.11.178

Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan & Fisioterapi Program Studi

Ilmu Keperawatan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang akan

melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi sebagai salah satu

persyaratan dalam menempu ujian siding skripsi, yang berjudul Pengaruh

pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post op

section caesarea Di Rumah Sakit Grandmed. Untuk kelancaran penelitian ini, saya

mengharapkan partisifasi ibu dan bapak untuk menjadi Responden Penelitian ini

dengan menjawab beberapa pertanyaan (terlampir), saya akan menjamin


36

kerahasiaan keadaan dan identitas ibu/bapak, apabila ibu/bapak bersedia untuk

menjadi responden, maka saya persilahkan ibu/bapak untuk menandatangani

lembar persetujuan penelitian, atas kerja sama dan kesediaan ibu/bapak untuk

menjadi responden, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya, M
aret 2021

Siti Rohana
NIM .17.11.178

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan

oleh Siti Rohana dengan judul pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam

terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi section caesarea .Saya Akan

memberikan jawaban yang benar dan jujur tanpa adanya unsur paksaan dari pihak

manapun dan tidak akan melakukan tuntutan apapun dikemudian hari yang

berkenaan dengan penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.


37

Lubuk Pakam, Maret 2021

Responden

( )

Lampiran 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL( SPO )

Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Pengertian : 

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang

mengalami nyeri . Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa

jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri.

Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat

2. Pikiran beristirahat

3. Lingkungan yang tenang

Tujuan :
38

Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : Dilakukan untuk

pasien yang mengalami nyeri

Prosedur pelaksanaan :

a. Tahap prainteraksi

1. Menbaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Meyiapkan alat

b. Tahap orientasi

1. Memberikan salam teraupetik

2. Menjaga perivasi pasien

Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan

keluarga

c. Tahap kerja

1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag

kurang jelas

2. Mencari posisi yang paling nyaman bisa dengan posisi fowler atau

posisi supinasi dengan meletakkan lengan disamping pasien.

3. Kaki jangan di silangkan.

4. Tarik napas dalam, rasakan perut dan dada anda terangkat perlahan.

5. Rileks, keluarkan napas dengan perlahan-lahan.

6. Hitung sampai 4, tarik napas pada hitungan 1 dan 2 tahan nafas 3-4

detik kemudian, keluarkan napas pada hitungan 3 dan 4.


39

7. Lanjutkan bernapas dengan perlahan, rilekskan tubuh, perhatikan

setiap ketegangan pada otot.

8. Lanjutkan untuk bernapas dan rileks.

9. Konsentrasi pada wajah anda, rahang anda, leher anda, perhatikan

setiap kesulitan

10. Napas dalam kehangatan dan relaksasi kosentrasi setiap ketegangan di

tangan anda, perhatikan bagaimana rasanya.

11. Sekarang buat kepalan-kepalan tangan yang kuat, saat anda mulai

mengeluarkan napas, relaksasikan kepala dan tangan anda.

12. Perhatikan apa yang dirasakan tangan anda, pikir “rileks” tangan anda

terasa hangat, berat atau ringan.

13. Upayakan untuk lebih rileks dan lebih rileks lagi.

LEMBAR OBSERVASI

Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi nafas Dalam Terhadap Tingkat nyeri

Pada Pasien Post Op Fraktur Femur

A. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan :

B. Pertanyaan

1. Apa yang responden lakukan untuk mengatasi jika keadaan nyeri?


40

( ) Minum obat pereda nyeri

( ) Membiarkannya

( ) Lainnya

2. Apakah Responden saat ini merasakan nyeri?

( ) Ya

( ) Tidak

C. Skala Pengukuran Nyeri

Petunjuk : Lingkari skala berapa yang dirasakan nyeri pada responden tersebut

Keterangan :

1. Skala 0, tidak nyeri


2. Skala 1, nyeri sangat ringan
3. Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu
sakit
4. Skala 3, nyeri sudah mulai terasa, namun masih bisa ditoleransi
41

5. Skala 4, nyeri cukup mengganggu (contoh: nyeri sakit gigi)


6. Skala 5, nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bisa didiamkan
dalam waktu lama
7. Skala 6, nyeri sudah sampai tahap mengganggu indera, terutama indera
penglihatan
8. Skala 7, nyeri sudah membuat Anda tidak bisa melakukan aktivitas
9. Skala 8, nyeri mengakibatkan Anda tidak bisa berpikir jernih, bahkan
terjadi perubahan perilaku
10. Skala 9, nyeri mengakibatkan Anda menjerit-jerit dan menginginkan
cara apapun untuk menyembuhkan nyeri
11. Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa
menyebabkan Anda tak sadarkan diri

Lembar Hasil Observasi Pengkuran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi
section caesarea

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


NO
SEBELUM SESUDAH
RESPONDEN
SKALA TINGKAT NYERI SKALA TINGKAT NYERI
42

Anda mungkin juga menyukai