Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Keperawatan Global

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN LAMA HARI RAWAT


PADA PASIEN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) DI RUANG ICVCU
RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Armada Karima, Yuyun Setyorini


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract : Myocardial Infarction, Anxiety, Length of Stay. The purpose of


nursing care of cardiovascular patients are to repair hemodynamic, to suffice
oxygen need and to decrease anxiety. AMI patients who are undergoing treatment
can use anxiety and may the length of stay. Research purpose to determine the
relationship between the anxiety and length of stay in myocardial infarction
patients at ICVCU Dr. Moewardi General Hospital. This study is descriptive
analytic correlation using cross sectional approach. The subject is all AMI
patients. The sampling technique using in this research is total sampling. A
questionnaire was constructed to collect data. The collection data was analyzed
by using spearman. Retrieved from 30 respondents, it is the average age of
patients with myocardial infarction is 51-65 (63,3%) and the majority of the
majority of the male gender with percentage 63,3%. Majority of AMI patients
moderate anxiety with percentage 43,3% and long of stay fast with a percentage
56,7%. Analysis of test result obtained probality value 0.41. Based on the analysis
it can be concluced that there is a significant relationship between anxiety and
length of day in myocardial infarction patient at ICVCU Dr. Moewardi General
Hospital Surakarta.

Keywords : Myocardial Infarction, Anxiety, Length of Stay

Abstrak: Infark miokard, Kecemasan, Lama Tinggal. Tujuan asuhan


keperawatan pasien kardiovaskular adalah untuk memperbaiki hemodinamik,
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan mengurangi kecemasan. Pasien AMI
yang sedang menjalani perawatan bisa menggunakan kecemasan dan mungkin
lamanya tinggal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecemasan
dan lama tinggal pada pasien infark miokard di Rumah Sakit Umum ICVCU Dr.
Moewardi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subjeknya adalah semua pasien AMI. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Kuesioner
dibuat untuk mengumpulkan data. Data koleksi dianalisis dengan menggunakan
spearman. Diperoleh dari 30 responden, rata-rata usia penderita infark miokard
adalah 51-65 (63,3%) dan mayoritas mayoritas jenis kelamin laki-laki dengan
persentase 63,3%. Mayoritas pasien AMI mengalami kecemasan moderat dengan
persentase 43,3% dan lama tinggal cepat dengan persentase 56,7%. Analisis hasil
uji diperoleh nilai probabilitas 0,41. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan lamanya hari pada
pasien infark miokard di ICVCU Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta.

Kata Kunci: Infark Miokard, Kecemasan, Lama Tinggal

21
22 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No1, Juni 2017 hlm 1-61

PENDAHULUAN memperpendek lama hari rawat pada


Penyakit jantung merupakan pasien akut miokard infark.
sosok penyaki yang menakutkan dan Dampak psikologis terhadap
masih menjadi masalah yang serius sering kali membuat pasien merasa
baik di negara maju maupun cemas. Kecemasan sangat berkaitan
berkembang. Seiring dengan perubahan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
pola hidup masyarakat, angka kematian berdaya, keadaan emosi ini tidak
akibat penyakit kardiovaskuler di memiliki obyek yang spesifik.
Indonesia mengalami peningkatan yang Kecemasan bebeda dengan rasa takut,
signifikan yaitu diperkirakan mencapai yang merupakan penilaian intelektual
43,5% per 100.000 penduduk negara terhadap suatu yang berbahaya.
kita (Depkes, 2011). Kecemasan juga akan berdampak pada
Jumlah kasus penyakit jantung fisiologis dan psikologis. Secara
di Jawa Tengah pada tahun 2007 fisiologis akan mengakibatkan jantung
sebanyak 29.099 kasus, pada tahun berdebar, palpitasi, tekanan darah
2008 sebanyak 29.933 kasus, pada meningkat kadang juga menurun, nafas
tahun 2009 sebanyak 24.031 kasus dan cepat dan dangkal, dan secara
dan pada tahun 2011 sebanyak psikologis akan mengakibatkan
35.35.707 kasus (Tsani, 2013). kegelisahan, disorientasi, dan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penurunan konsentrasi (Stuart &
rekam medik RSUD Dr. Moewardi Sundeen, 2002).
Surakarta diperoleh data prevalensi Selama observasi di Ruang
penderita akut miokard infark di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
ICVCU pada tahun 2013 sebanyak 183 Surakarta penulis mengamati fenoma
pasien, sedangkan pada tahun 2014 yang ada di ruangan antara lain angka
meningkat menjadi 292 pasien, dan kematian yang tinggi, gangguan tidur,
tahun 2015 meningkat menjadi 325 dan kecemasan pasien di ruangan
pasien. Berdasarkan hasil studi tersebut. Saat melakukan observasi dari
pendahuluan pasien yang dirawat 9 pasien, 4 pasien mengalami gangguan
diruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi tidur, sulit untuk tidur, nafsu makan
selama 2 minggu yaitu tanggal 30 menurun, merasa takut jika ditinggal
November sampai 13 Desember 2015 sendirian, pasien meminta untuk
terdapat 20 pasien dengan akut didampingi oleh keluarga sebelum jam
miokard infark (Rekam Medis Dr. kunjungan ruangan, dan pasien kadang-
Moewardi 2015). kadang menghela nafas panjang, 4 dari
Perawatan pasien pada penyakit 9 pasien tersebut mengalami tanda dan
kardiovaskuler secara umum bertujuan gejala kecemasan. Penulis ingin
untuk memperbaiki hemodinamik, mengkaji lebih lanjut permasalahan
mengurangi kecemasan, meningkatkan kecemasan di ruangan tersebut, apakah
konsep diri, menghilangkan rasa nyeri, rata-rata pasien cemasnya meningkat
mencukupi kebutuhan oksigen, karena lama hari rawat atau faktor lain.
menjaga kenormalan pola eliminasi dan
mencegah kematian (Brunner & METODE PENELITIAN
Suddart, 2002), selanjutnya dengan Penelitian ini adalah jenis
tercapainya tujuan perawatan penelitian ini non eksperimen :
kardiovaskuler akan dapat deskriptif analitik korelasi dengan
Armada Karima, Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan 23

menggunakan desain penelitian cross cepat, dan tidak ada responden yang
sectional. menjalani hari rawat lama.
Penelitian ini dilakukan di
ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi. Tabel 1
Waktu penelitian pada bulan Maret – Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Mei 2016. Populasi dalam penelitian Jenis Kelamin
ini adalah seluruh pasien infark Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
miokard akut yang dirawat di ruang (%)
Laki-Laki 19 63,3
ICVCU RSUD Dr. Moewardi. Teknik
Perempuan 11 36,7
pengambilan sampel menggunakan Total 30 100
teknik total sampling. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 30 Tabel 2
responden yang memenuhi kriteria Distribusi Frekuensi Berdasarkan
inklusi. Penelitian ini menggunakan Usia
instrumen penelitian kuesioner. Usia Jumlah Prosentase
(%)
HASIL PENELITIAN 40-50 9 30,0
Dari sejumlah 30 responden 51-65 19 63,3
>66 2 6,7
didapatkan mayoritas berjenis kelamin
Total 30 100
laki-laki sebanyak 19 responden
(63.3%), sedangkan yang berjenis
Tabel 3
kelamin perempuan sebanyak 11
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
responden (36.7%), jadi responden
Kecemasan
laki-laki lebih banyak 7 responden dari Kecemasan Jumlah Prosentase
perempuan. (%)
Mayoritas responden terdiri dari Tidak Cemas 0 0
umur 50-65 tahun sebanyak 19 Ringan 7 23,3
responden (63,3%), kemudian umur Sedang 13 43,3
Berat 10 33,3
40-50 tahun sebanyak 9 responden Panik 0 0
(30.0%), dan yang paling rendah umur Total 30 100
>66 tahun sebanyak 2 responden
(6,7%). Tabel 4
Dari 30 responden yang Distribusi Frekuensi Berdasarkan
didapatkan, mayoritas mengalami Lama Hari Rawat
kecemasan sedang sebanyak 13 Usia Jumlah Prosentase
responden dengan presentase 43,3%, (%)
10 responden mengalami kecemasan Cepat 13 43,3
berat dengan presentase 33,3%, 7 Sedang 17 56,7
Lama 0 0
responden mengalami kecemasan Total 30 100
ringan, tidak ada responden yang
mengalami tidak cemas maupun
dengan kecemasan panik.
Bahwa sebagian besar
responden menjalani hari rawat sedang
sebanyak 17 responden (56.7), 13
responden (43.3) menjalani hari rawat
24 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No1, Juni 2017 hlm 1-61

Tabel 5 menyebutkan perempuan lebih peduli


Distribusi Frekuensi Berdasarkan dibandingkan laki-laki tentang efek
Lama Hari Rawat penyakit, progam terapi dan kondisi
Shapiro-Wilk Keterangan kesehatannya. Sehingga laki-laki lebih
Stat Df Sign rentang mengalami serangan jantung.
Kecemasan .808 30 .000 Tidak
Normal
Teori lain menyebutkan bahwa laki-
Lama Hari Rawat .632 30 .000 Tidak laki lebih rentan terhadap terjadinya
Normal akut miokard infark dibandingkan
wanita karena wanita memiliki hormon
Tabel 6 esterogen, dimana hormon esterogen
Uji Hipotesa Kecemasan Dan Lama tersebut melindungi dinding pembuluh
Hari Rawat darah dari lemak yang menyebabkan
Spearman Sig. N penyumbatan pada pembuluh darah
Correlation (2-tailed) (Hananto, 2006).
Kecemasan 1.000 0.41 30 Berdasarkan hasil penelitian
Lama Hari .375 0.41 30
Rawat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari
30 responden yang didapatkan,
PEMBAHASAN mayoritas mengalami kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian sedang sebanyak 13 responden dengan
mayoritas responden pada penelitian ini presentase (43,3%), kecemasan berat
adalah berjenis kelamin laki-laki 10 responden (33,3%) dan sedikit yang
dengan presentase 63,3% dan 36,7% mengalami kecemasan ringan sebanyak
dalah perempuan. Hal ini sesuai yang 7 responden (23,3%). Penyebab
dikemukakan Muttaqin (2009) bahwa kecemasan terjadi adanya peristiwa
akut miokard infark lebih banyak traumatik yang berkaitan dengan krisis
terjadi pada pria dibandingkan dengan yang dialami, konflik yang tidak
wanita, mungkin dipengaruhi oleh gaya terselesaikan, terapi maupun medikasi
hidup seperti stress yang tinggi, serta kegagalan fisiologis (Suliswati,
minuman keras, kebiasaan merokok 2005). Kecemasan yang tidak
yang mengakibatkan aterosklerosis terselesaikan dapat menimbulkan
sehingga meningkatkan kebutuhan dampak fisiologis dan psikologis.
oksigen. Dalam penelitian yang Secara fisiologis kecemasan
dilakukan oleh Yuliyanti (2012) bahwa mengakibatkan palpitasi, jantung
51,43% respondennya adalah pria, berdebar, tekanan darah tinggi, denyut
karena berkontribusi dalam nadi menurun, nafas cepat dan dangkal.
memperbesar faktor resiko yaitu Ditinjau dari psikologis menyebabkan
merokok. Selain itu laki-laki memiliki kegelisahan, mudah tersinggung,
resiko 2-3 kali mengalami penyakit khawatir, berperilaku menghindar dan
jantung koroner daripada perempuan penurunan konsentrasi (Jeffrey,
sebelum menopause karena perempuan Spencer & Beverly;2005).
terlindungi oleh hormon esterogen Dalam penelitiannya Gustad &
yang mencegah kerusakan pembuluh Laugsand (2014), mengemukakan
darah yang berkembang menjadi proses bahwa kecemasan yang tidak tertangani
aterosklerosis (Smeltzer & Bare, 2002). sepenuhnya akan menyebabkan
Penelitian lain yang dilakukan oleh serangan ulang pada pasien akut
Maena & Liebermen (2009) miokard infark, sehingga dapat
Armada Karima, Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan 25

menyebabkan kecemasan yang timbul diukur. Bila seseorang dirawat di


akan lebih besar dari yang sebelumnya. rumah sakit, maka yang diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian pada pada baik oleh tenaga medis maupun oleh
tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 penderita itu sudah tercapai maka
responden yang didapatkan, mayoritas tentunya tidak ada seorangpun yang
menjalani lama rawat sedang sebanyak ingin berlama-lama di rumah sakit.
17 respondeng dengan presentase Variasi lama rawat ini dipengaruhi oleh
(56,7%), 13 responden (43,3%) beberapa faktor antara lain keparahan
menjalani lama rawat dan tidak ada penyakit, mutu pelayanan rumah sakit
responden yang menjalani hari rawat dan mekanisme koping, di dalam
lama. Karakteristik responden mekanisme koping keluarga sangat
berdasarkan usia rata-rata 51-65 tahun berperan, menurut Syamsiah (2012)
dengan jumlah 19 responden atau menyatakan bahwa dukungan
sekitar 63,3%, bertambahnya usia emosional keluarga sebagai tempat
seseorang dapat berpengaruh pada yang aman dan damai untuk istirahat
kesehatannya, dimana terjadi dan pemulihan serta membantu
kemunduran struktur dan fungsi organ, penguasaan terhadap emosi.
selain itu juga dipengaruhi faktor Berdasarkan tabel 4.7 Uji
emosional, sebagian jumlah orang tua korelasi menggunakan Spearman
dengan penyakit kronik akan menunjukkan hasil korelasi Spearman
mencemaskan keadannya, sehingga antara kecemasan dengan lama hari
kesembuhan menjadi lama dan juga rawat dimana nilai signifikansi (p)
menambah perawatannya di rumah 0.041 karena nilai p < 0.05 maka Ho
sakit (Gunarsa, 2008). ditolak artinya ada hubungan antara
Pada penelitian ini didapatkan tingkat kecemasan dengan lama hari
lama rawat pasien akut miokard infark rawat, sehingga terdapat hubungan
adalah 2 hari dan terlama adalah 6 yang signifikan antara tingkat
hari. Rata-rata pasien akut miokard kecemasan dengan lama hari rawat. Hal
infark menjalani lama rawat sedang 4-7 ini mendukung hipotesis yang sudah
hari. Dalam penelitiannya Rosi & ditegakkan oleh peneliti. Penyakit
Yertizal (2012) tidak jauh berbeda jantung khususnya akut miokard infark
yang dilakukan di RSUP DR.M. merupakan krisis kesehatan yang tidak
Djamil Padang menyebutkan bahwa dapat langsung terselesaikan, harus
lama hari rawat inap penderita SKA melalui progam perawatan yang
berkisar 6-9 hari. Lama rawat pasien berlangsung secara lama sehingga
dengan gangguan fungsi jantung di dapat menyebabkan kecemasan,
RSU Tugurejo berkisar antara 1 hingga progam terapi yang dilakukan pasien
5 hari ( Sarinti, 2007). Hal ini didukung akut miokard infark bertujuan untuk
oleh data rata-rata lama hari rawat memulihkan kondisi fisik, mental serta
pasien yang dirawat di ruang ICVCU vokasioal (Muttaqin, 2009). Lama hari
RSUD Dr. Moewardi 3-5 hari (Rekam rawat pada pasien akut miokard infark
Medis RSDM, 2015). Menurut Heryati yang berkelanjutan akan menimbulkan
(1993, dikutip dalam Suheri, 2010), dampak psikologis dapat berupa
lama hari rawat merupakan salah satu kecemasan yang menyebabkan
unsur atau aspek asuhan pelayanan hipoksia pada jaringan otot jantung
rumah sakit yang dapat dinilai atau yang memaksa sel-sel melakukan
26 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No1, Juni 2017 hlm 1-61

metabolisme CO2, sehingga 23,3%. Sebagian besar pasien Akut


menghasilkan asam laktat dan Miokard Infark (AMI) menjalani lama
merangsang pengeluaran zat iriatif hari rawat sedang sebanyak 17
seperti histamin, kinin yang responden (56,7%), lama hari cepat
merangsang ujung-ujung saraf reseptor sebanyak 13 responden (43,3%), dan
nyeri. Persepsi nyeri karena rangsangan tidak ada responden yang menjalani
saraf simpatis berlebihan akan lama hari rawat lama. Disimpulkan ada
meningkatkan beban kerja jantung hubungan yang signifikan antara
meningkat (Corwin, 2008). Secara tingkat kecemasan dengan lama hari
fungsional, akut miokard infark rawat pada pasien Akut Miokard Infark
menyebabkan kontriksi dengan gerak (AMI) di Ruang ICVCU RSUD Dr.
dinding abnormal, terganggunya Moewardi dengan probabilitas 0.041.
kepaduan ventrikel, berkurangnya
volume denyutan, berkurangnya waktu DAFTAR RUJUKAN
pengeluaran dan meningkatkannya Ade Sutrimo, (2014). Pengaruh guided
tekanan akhir diastole sehingga muncul imagery and music (GIM)
tanda nyeri dada, sesak nafas, dan terhadap kecemasan pasien pre
fatique (Tambayong, 2000). Hasil operasi SC di RSUD Banyumas
penelitiaan ini sejalan dengan teori (diakses 22 Januari 2016).
yang dikemukakan oleh Utama (2003) Arikunto, S. (2010). Prosedur
dikutip dalam Udi (2010), lama hari Penelitian. Jakarta : Rineka
rawat dapat mempengaruhi kondisi Cipta
seseorang yang sedang dirawat. Barbara J, Billie F., Brahm Pendit
Sementara menurut Carrpenito (2007), (2006). Buku Ajar Perawatan
kecemasan yang terjadi pada pasien Perioperatif. Volume 2.
dan keluarga juga bisa dipengaruhi Jakarta. Penerbit Buku
oleh lamanya seorang dirawat. Kedokteran EGC
Kecemasan bisa dirasakan bila Carpenito, L.J (2007). Buku Saku
individu mempunyai kepekaan Diagnosis Keperawatan Edisi
lingkungan, klien yang baru pertama 10. Jakarta : Buku Kedokteran
dirawat di rumah sakit dihadapkan EGC
pada situasi dan lingkungan baru Corwin, E. J. (2009). Buku Saku
sehingga kemampuan adaptasi klien Pathofisiologi. Jakarta : EGC
akan mempengaruhi kecemasan. Departemen Kesehatan RI (2005).
Menurut Utama (2010), kecemasan Standar Pelayanan Minimal,
timbul akibat ketidakmampuan Direktorat Jendral Bina
berhubungan interpersonal dan sebagai Kesehatan Masyarakat. Jakarta
akibat dari penolakan. Fema Solekhah B. (2009). Mutu
Pelayanan Kesehatan,
KESIMPULAN DAN SARAN Prepektif Internasional.
Dari penelitian ini didapatkan Penerbit Buku Kedokteran,
Sebagian besar pasien Akut Miokard EGC
Infark (AMI) mengalami kecemasan Fitriyanti, (2008). Faktor-faktor yang
tingkat sedang sebesar 43,3% dan berat mempengaruhi kecemasan
sebesar 33,3% tetapi ada beberapa yang pasien dalam tindakan
mengalami kecemasan ringan sebesar kemoterapi di RS Dharmais
Armada Karima, Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan 27

Jakarta. (diakses 20 januari Keliat, B.A dkk. (2005). Managemen


2016) Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta
Gunarsa S. (2008). Psikologi : Buku Kedokteran EGC
Perawatan. Jakarta : Gunung Kusyahardi, (2005). Hubungan
Mulia. kecemasan dengan koping
Gustad, L.T & Laugsand, L.E. (2014). maladaptif pada pasien
Symptoms Of Anxiety And dengan infark miokard akut.
Depression And Risk Of Acute Yogyakarta. (diakses 20
Miocardial Infarktion. Januari 2016).
www.medscape.com. (diakses Maramis. (2009). Catatan Ilmu
22 Februari 2016). Kedokteran Jiwa. Edisi 2.
Hananto, A. (2006). Penyakit Surabaya: Airlangga
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC Meana, M & Lieberman,L. (2009).
Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Cardiac rehabilitation : Gender
Penelitian Keperawatan dan Differences In Factors
Teknik Analisis Data. Jakarta. Influencing Partipation.
Salemba Medika http://online.liebertpub.com.
I Ketut Maendra, (2014). Pravalensi (diakses tanggal 8 Februari
Tingkat Kecemasan pada 2016).
Pasien Infark Miokard di Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak,
Poliklinik Jantung RSUP. Prof. Carolyn M., Gallo, B. M.
Kandao Manado. (diakses 20 (2011). Keperawatan Kritis
Februari 2016). Pendekatan Asuhan Holistik
Imbalo S Pohan (2007). Jaminan Volume 1. Jakarta : Buku
Mutu Layanan Kesehatan. Kedokteran EGC.
Penerbit Buku Kedokteran Muttaqin, A. (2009). Asuhan
EGC. Jakarta Keperawatan Klien Dengan
Indradi, Rano. (2007). Antara Lama Gangguan Sistem
dan Hari Perawatan. Kardiovaskuler dan
www.ranocenter.net diakses 28 Hematologi. Jakarta : Salemba
Desember 2015 Medika
Jacobalis S (2000). Beberapa Teknik Nursalam. (2014). Konsep dan
dalam Managemen Mutu. Penerapan Metodologi
Managemen Rumah Sakit. Penelitian Ilmu Keperawatan
Gramedia Widiasaranan Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Indonesia. Jakarta. Instrumen Penelitian
Jeffrey, Nevid dkk. (2005). Psikologi Keperawatan. Jakarta:
Abnormal Jilid 1. Jakarta : Salemba
Erlangga. Pantee, B & Hungler, B.P. (2011).
Jos Ridi, (2012). Jurnal Penelitian Review : Anxiety and Quality of
Hubungan Status Sosial life in patients with Miocardial
Ekonomi dengan Tingkat Infarction.
Kecemasan. RSUD. Cilacap. http://ejournal.undip.ac.id.
Jtstikesmuhgo-gdlcas-josridi- (Diakses tanggal 8 Januari
1467-1-bab1-3-o(1).pdf 2016)
(diakses 19 Januari 2016)
28 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No1, Juni 2017 hlm 1-61

Revans Regenal (2004). Research Into 3 alih bahasa Achir Yani. S.


Hospital Management and Jakarta: EGC
Organization. Health Servise Suheri. (2010). Gambaran Hari Lama
Research Study Section of the Rawat Dalam Terjadinya Luka
United States Public Health Dekubitus Pada Pasien
Servise. New York Immobilisasi Di RSUP Haji
Rosi, O., Yertizal, K., Zulkarnain, E. Adam Malik Medan.
(2012). Hubungan Kadar http//www/respiratory.usu.ac.id.
Glukosa Darah Saat Masuk (diakses 9 Februari 2016).
Rumah Sakit Dengan Lama Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Hari Rawat Pasien Sindrom Kualitatif, Kuantitatif dan R &
Koroner Akut (SKA) di RSUP D. Bandung: Alfabet
Dr.M. Djamil Padang. Suliswati. (2005). Konsep Dasar
www.jurnal.fk.unand.ac.id/inde Keperawatan Kesehatan Jiwa.
x.php/jka/article. (diakses 10 Jakarta : EGC
Februari 2016). Syamsiah, (2012). Petunjuk Modern
Sarguna, Listiani. (2004). Organisasi Kesehatan Keluarga. Panji
Manajemen Rumah Sakit. Pustaka : Yogyakarta
Konsorsium Rumah Sakit Islam Tambayong, J (2000). Patofisologi
Jawa Tengah dan Yogyakarta. untuk Keperawatan. Jakarta :
Saryono. (2010). Kumpulan Instrumen Buku Kedokteran EGC
Penelitian kesehatan. Videbeck, S.L (2008). Buku Ajar
Yogyakarta : Mulia Medika. Keperawatn Jiwa. Jakarta :
Sarinti. (2007). Hubungan Jenis Buku Kedokteran EGC
Penyakit Dan Tingkat Walgito, B. (2001). Psikologi Social
Kecemasan Dengan Lama Suatu Pengantar, Penerbit
Rawat Pada Pasien Gangguan Andi, Yogyakarta.
Fungsi Jantung di Ruang ICCU Yuliyanti & Cecep. (2012). Gambaran
RSU Tugurejo Semarang. Kualitas Hidup Pasien Acute
http://digilib.unimus.ac.id/files/ Coronary Sindrome di
disk1/2/.com. (diakses 10 Poliklinik Jantung Rumah Sakit
Januari 2016). Al Islam Bandung.
Setiawan I & Sulastri. (2008). http://jurnal.unpad.ac.id/ejourna
Hubungan Perawatan dengan l/article. (diakses 8 Februari
Motivasi Kebutuhan Seksual 2016).
Laki-Laki Usia 21-55 tahun di
Rumah Sakit Umum Islam
Kustati Surakarta. Berita Ilmu
Keperawatan Vol. 1 No. 4.
(diakses 11 Desember 2015).
Smeltzer, S.C. dan B.G. Bare. (2011).
Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner &
Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC
Stuart dan Sundeen. (2002). Buku
Saku Keperawatan Jiwa Edisi

Anda mungkin juga menyukai