Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI INFARK MIOKARD

AKUT DENGAN NYERI MELALUI TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

DOSEN : Dr. H. Ismail, S.Kep., Ns., M. Kes

Disusun oleh :
Nurul Alya Salsabila Ahmad
PO713201221074
Diploma-III Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022
JURNAL ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI INFARK MIOKARD
AKUT DENGAN NYERI MELALUI TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Wiwik Sofiah1*, Laely Febriani Roswah 2


Akademi Keperawatan Harum Jakarta
Korespondensi: acisofie@gmail.com

ABSTRAK
Infark miokard Akut (IMA) juga dikenal sebagai serangan jantung, kondisi mengancam
jiwa yang ditandai dengan pembentukan area nekrotik lokal di dalam miokardium. Gejala
IMA adalah nyeri dada seperti tertimpa benda berat, yang dapat terjadi pada saat
melakukan aktivias maupun beristirahat. Kondisi ini harus segera ditangani untuk
mencegah komplikasi lanjut. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pasien yang mengalami AMI dengan
nyeri melalui teknik relaksasi nafas dalam. Metode penelitian ini berupa studi kasus
dengan mengumpulkan data dari 3 responden. Studi kasus dilakukan di RSUD Koja
Jakarta Utara pada bulan Juni 2019. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan pola
Doengoes, yang dilanjutkan dengan penetapan diagnosa keperawatan yang mengacu pada
NANDA Nursing Diagnosis. Untuk perencanaan dan pelaksanaan menggunakan NIC
Interventions. Sedangkan pada tahap evaluasi mengacu pada NOC Outcomes. Kepada 3
responden dilakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi nafas
dalam. Teknik ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan durasi masing-masing 10
menit. Hasil yang didapatkan adalah adanya pengurangan rasa nyeri dan penurunan skala
nyeri pada semua responden. Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat
membantu mengurangi nyeri, walaupun tindakan utama untuk mengurangi nyeri
menggunakan terapi farmakologis.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Infark Miokard Akut, Nyeri

ABSTRACT
Acute myocardial infarction (AMI), also known as cardiac arrest, is a life-threatening
condition, characterized by the formation of localized necrotic areas within the
myocardium. Symptoms of AMI are chest pain like being hit by a heavy object, which can
occur while doing activities or resting. This condition must be treated immediately to
prevent further complications. The purpose of this case study is to provide an overview of
the implementation of nursing care for patients who experience acute myocardial
infarction with pain through deep breathing relaxation techniques. This research method
uses a case study by collecting data from 3 (three) respondents. The case study was
conducted at the Koja Hospital, North Jakarta in June 2019. The assessment was carried
out using the Doengoes pattern, followed by the determination of nursing diagnoses
referring to the NANDA Nursing

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.) 73


Diagnosis. For planning and implementation using NIC Interventions. Meanwhile, at the
evaluation stage, it refers to NOC outcomes. The three respondents took action to reduce

pain with deep breathing relaxation techniques. This technique was carried out for 3
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022
meetings with a duration of 10 minutes each. The results obtained are a reduction in pain
and a decrease in pain scale in all respondents. It can be concluded that deep breathing
relaxation techniques are very helpful in reducing pain, although the main action to reduce
pain is pharmacological action.

Keywords: Nursing Care, Myocardial Infark, Pain


reaksi inflamasi, dan mikroembolisme
daerah distal. Spasme pada arteri koroner,
PENDAHULUAN emboli, atau vaskulitis dapat juga menjadi
Kejadian infark mikard akut penyebab timbulnya sumbatan ini
(IMA) mencapai 1,5 juta kasus setiap (Muttaqin, 2014).
tahun. Peyakit jantung adalah penyebab IMA adalah suatu keadaan atau
utama morbiditas dan kamatian di nekrosis otot jantung karena kurangnya
Amerika Serikat, pada Negara-negara suplai darah dan oksigen pada miokard
industri dan berkembang. Penyakit ini (ketidakseimbangan antara suplai dan
merupakan penyebab utama kematian di kebutuhan oksigen miokard). IMA adalah
seluruh dunia. IMA banyak terjadi di usia keadaan yang mengancam kehidupan
di atas 60 tahun. Sementara di Indonesia, dengan tanda khas terbentuknya jaringan
diperkirakan ada sekitar 270.000 kasus nekrosis otot yang permanen karena otot
IMA terjadi setiap tahun (Hariyanto & jantung kehilangan suplai oksigen. IMA
Sulityawati, 2015). juga diketahui sebagai serangan jantung
Data yang diperoleh dari World atau serangan koroner. Dapat menjadi
Health Organization (2017) menyebutkan fatal bila terjadi perluasan area jaringan
angka kematian oleh karena penyakit yang rusak. IMA terjadi sebagai akibat
kardiovaskuler (CVD) sebesar 17,7 juta dari suatu gangguan mendadak yang
orang setiap tahunya dan 31% merupakan timbul karena suplai darah yang kurang
penyebab dari seluruh kematian global. akibat oklusi atau sumbatan pada arteri
Angka kematian akibat penyakit koroner. Fungsi otot jantung pada
kardiovaskular di prediksi akan terus dasarnya terus-menerus memerlukan
meningkat dari tahun ke tahun dan di keseimbangan suplai dan kebutuhan
perkirakan pada tahun 2030 akan oksigen, tergantung pada kebutuhan otot.
mencapai 23,3 juta kematian. Gangguan keseimbangan ini
Di Indonesia, hasil menyebabkan kerusakan jaringan secara
Riset Kesehatan Dasar (2018)
menunjukan bahwa sebesar 1,5% atau 15 74
dari 1.000 penduduk Indonesia menderita permanen dengan perluasan area nekrosis
penyakit jantung koroner. Sedangkan jika yang membahayakan (Udjianti, 2010).
dilihat dari penyebabnya kematian Etiologi dari IMA adalah adanya
tertinggi di Indonesia. ketidaksesuaian antara suplai oksigen
IMA diartikan sebagai dengan kebutuhan sel-sel jantung yang
suatu kondisi nekrosis miokardium oleh apabila tidak tertangani dengan baik dapat
karena tidak adekuatnya suplai darah menyebabkan kematian sel-sel jantung
akibat adanya sumbatan akut pada arteri tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan
koroner. Pada umumnya sumbatan ini gangguan oksigenasi tersebut diantaranya
diakibatkan oleh ruptur plak aretoma pada adalah : berkurangnya suplai oksigen ke
arteri koroner yang selanjutnya diikuti miokard yang disebabkan oleh gangguan

oleh terjadinya trombosis, vasokonstriksi, pada darah, pembuluh darah, dan


Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022
perubahan sirkulasi, serta meningkatnya dada kiri sering mengawali serangan
kebutuhan oksigen tubuh yang dapat jantung yang memiliki resiko lebih hebat
terjadi oleh karena peningkatan aktivitas bahkan kematian (Udjianti, 2010.
pada individu dengan masalah/ kelainan Nyeri dada tersebut sebabkan
jantung. Kondisi tersebut diatas umumnya karena adanya kematian sel-sel otot
diakibatkan oleh adanya spasme, jantung. Kondisi ini menimbulkan
sumbatan pada arteri koroner, sirkulasi kompensasi dari miokard untuk
kolateral di dalam jantung, emboli yang melakukan metabolisme anaerob agar
tersangkut di arteri koroner (Udjianti, pasokan oksigen ke seluruh tubuh tetap
2010). dapat dipenuhi oleh jantung. Metabolisme
Sedangkan yang menjadi fator anaerob menghasilkan asam laktat yang
resiko terjadinya IMA meliputi faktor menjadi penyebab nyeri pada dada.
resiko yang dapat diubah dan faktor yang Selain keluhan nyeri, tanda dan
tidak dapat diubah. Faktor resiko yang gejala lainnya meliputi :
dapat diubah diantaranya adalah merokok, Tekanan darah dan denyut nadi
hipertensi, obesitas, hyperlipidemia, mulannya meninggi sebagai akibat
hiperkolesterolemia, pola makan (diet aktivasi sistem saraf simpatik. Jika curah
tinggi lemak dan diet tingi kalori), stress, jantung berkurang, tekanan darah
kepribadian tipe A (emosional, agresif, mungkin turun. Bradikardia dapat disertai
ambivalen), dan kurang aktivitas fisik. gangguan hantaran, khsusunya pada
Sedangkan faktor resiko yang kerusakan yang mengenai dinding inferior
tidak dapat diubah yaitu hereditas/ ventrikel kiri. Nausea dan vomitus yang
keturuan, usia lebih dari 40 tahun, ras disebabkan oleh rangsangan pada serabut
(insidens lebih tinggi pada orang berkulit saraf nyeri atau akibat refleks vasovagal
hitam), wanita post menopause, dan pada saat muntah. Ekstremitas yang teraba
secara umum wanita lebih sering dingin, rasa cemas dan gelisah akibat
mengalami penyakit ini dibandingkan pria pelepasan katekolamin. Distensi vena
(Udjianti, 2010). jugularis yang mencerminkan disfungsi
Tanda dan gejala yang khas pada ventrikel kanan dan kongesti paru.
IMA adalah adanya keluhan nyeri dada
retrosternal (di belakang sternum), seperti 7574
diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas
atau ditindih barang berat. Nyeri dapat
menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu,
leher, rahang bahkan kepunggung dan
epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama
dari angina pektoris biasa dan tidak
responsif terhadap nitrogliserin.
Kadangkadang, terutama pada pasien
diabetes dan orang tua, tidak ditemukan
nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai
perasaan mual, muntah, sesak nafas,
pusing, keringat dingin berdebar-debar
atau sinkope dan pasien sering tampak
ketakutan. IMA sering didahului dengan
keluhan angina dan perasaan tidak enak di

dada atau epigastrium. Keluhan Nyeri


Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

Perasaan lemas yang berkaitan dengan memelihara, mempertahankan, atau


penurunan aliran darah ke otot-otot memulihkan sirkulasi.
rangka. Kulit dingin dan pucat akibat Keempat golongan utama terapi
vasokontriksi simpatis. Penurunan farmakologis yang diberikan adalah:
haluaran urin karena penurunan aliran antikoagulan, trombolitik, antilipemik,
darah ke ginjal serta peningkatan vasodilator perifer. Selain itu diperlukan
aldosterone dan ADH. Murmur pemberian oksigen, pembatasan aktivitas
holosistolik yang keras dan terjadi fisik. Terapi medis untuk iskemia dan
sekunder karena penurunan perfusi gunjal infark diantaranya adalah Nitrogliserin,
dan peningkatan kadar aldosterone serta Propranolol (Inderal), Digitalis, Diuretik,
hormone antidiuretic. Sesak napas dan Vasodilator dan sedatif.
bunyi krekels yang mencirikan adanya Selain itu, dapat juga diberikan
gagal jantung. Adanya bunyi jantung S3 penatalaksanaan nonfarmakologis, yaitu
dan S4, dimana gejala ini sebagai tanda beberapa tindakan untuk mengatasi nyeri
adanya disfungsi ventrikel. melalui stimulasi fisik atau perilaku
Lebih lanjut, komplikasi yang kognitif seperti relaksasi. Relaksasi ini
dapat terjadi pada pasien IMA yaitu gagal merupakan tindakan untuk membebaskan
jantung kongestif, syok kardiogenik, fisik dan mental dari ketegangan dan
disfungsi otot papilaris, ventrikel septum stress yang pada akhirnya dapat
defek, rupture jantung, tromboemboli, meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
perikarditis, sindrom dressler, dan aritmia Salah satu teknik relakasasi sederhana
(Udijanti, 2010). yaitu melalui pernapasan abdomen
Untuk mengatasai gejala-gejala dengan frekuensi lambat dengan irama
pada IMA, penatalaksaan pada serangan teratur. Pasien bernafas dengan perlahan
akut diantaranya meliputi dan teratur dengan perasaan nyaman
penanggulangan rasa nyeri yang harus sambil memejamkan mata. Untuk
dilakukan sedini mungkin untuk mempertahankan irama yang teratur dan
mencegah aktivasi saraf simpatis, karena konstan, pasien dianjurkan menghitung
safar sinpatik ini dapat menyebabkan dalam hati dengan lambat pada saat
takikardi, vasokonstriksi, dan peningkatan inspirasi (“hirup, dua, tiga”), begitu pula
tekanan darah yang pada gilirannya dapat pada saat ekspirasi (“hembuskan, dua,
memperberat beban jantung dan tiga”).
memperluas kerusakan miokardium. Pada mulanya, saat mengajarkan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk pasien, perawat ikut juga menghitung
menurunkan kebutuhan oksigen jantung dengan keras bersama pasien. Hal ini
dan untuk meningkatkan suplai oksigen. dapat membantu untuk mengarahkan
Penanganan nyeri dapat berupa pasien pada saat inspirasi dan ekspirasi
terapi farmakologis yaitu morphin sulfat, secara teratur. Pernafasan lambat dengan
nitrat, penghambat beta (beta blocker), irama yang teratur dapat juga menjadi
membatasi ukuran infark miokardium. teknik distraksi, pengalihan rasa nyeri.
Pentalaksanaan yang diberikan bertujuan Umumnya individu yang mengalami nyeri
untuk membatasi ukuran infark secara kronis merasakan manfaat yang bermakna
selektif yang dilakukan dengan upaya dengan diterapkannya metode-metode
meningkatkan suplai darah dan oksien ke
7476
jaringan miokardium dan untuik

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

relaksasi ini. Relaksasi secara teratur Pengumpulan data menggunakan


dapat membantu untuk mengatasi rasa pendekatan proses keperawatan mulai
letih dan ketegangan pada otot akibat tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
nyeri kronis. perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Tujuan dari studi kasus ini adalah keperawatan. Untuk tahap pengkajian,
untuk memberikan bagaimana gambaran digunakan konsep teori menurut
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan Doengoes (2014) yang menjabarkan
pasien yang mengalami infark miokard secara langsung pengkajian yang
akut (IMA) dengan gangguan rasa diperlukan pada pasien IMA. Sedangkan
nyaman: nyeri melalui tehnik relaksasi untuk penetapan diagnosa keperawatan,
nafas dalam. Dalam hal ini akan merujuk pada Diagnosis Nanda. Untuk
dilakukan pemantauan/ evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan digunakan
pasien bagaimana keefektifan tehnik jabaran yang tertuang dalam NIC.
relaksasi nafas dalam untuk menurunkan Terakhir pada penetapan hasil/ evaluasi
tingkat nyeri pada pasien IMA. ditetapkan sesuai arahan NOC.
Dengan studi kasus ini hasil yang
diharapkan adalah adanya HASIL PENELITIAN Pengkajian
kebermanfaatan terutama bagi para Keperawatan
praktisi keperawatan sehingga dapat Pengkajian dilakukan terhadap 3
lebih meningkatkan kualitas asuhan (tiga) orang partisipan yang kesemuanya
keperawatan pada pasien IMA yang perempuan, yaitu Pasien 1 (47 tahun),
mengalami nyeri. Pada pasien diharapkan Pasien 2 (39 tahun), dan Pasien 3 (51
dapat mengaplikasikan tehnik relaksasi tahun). Ketiga orang pasien tersebut
nafas dalam terutama pada saat nyeri dirawat pada tanggal dan ruangan yang
dirasakan. sama. Pasien juga sama-sama ibu rumah
tangga dengan pendidikan SD.
METODE PENELITIAN Semua pasien umumnya dirawat
Desain penelitian yang digunakan dengan keluhan nyeri dada, sesak, mual
adalah dengan mengumpulkan data yang dan muntah dimana gejala tersebut datang
dilakukan melalui studi kasus. Studi kasus secara tiba-tiba. Hasil pengkajian nyeri
ini bertujuan untuk mengeksplorasi masing-masing partisipan disajikan dalam
masalah IMA dengan ganguan rasa tabel berikut:
nyaman: nyeri. Asuhan keperawatan
dilakukan selama 3x24 jam terhadap 3
(tiga) orang partisipan dewasa yang
dirawat di Ruang Rawat Kardiovaskuler
RSUD Koja Jakarta Utara melalui merode
asuhan keperawatan primer.
Adapun kriteria pasien yang akan
menjadi partisipan adalah pasien laki-laki
maupun perempuan dengan batasa usia
diatas 21 tahun. Kepada para partisipan
terlebih dahulu dilakukan
informed consent, sebagai dasar kesediaan 7774
mereka untuk menjadi bagian dari Tabel 1. Nyeri Partisipan 1
penelitian ini.
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

P Nyeri dada dirasakan terjadi secara Tabel 3. Nyeri Partisipan 3


tiba-tiba, pada saat beristirahat
Nyeri terjadi akibat berkurangnya P Nyeri dada dirasakan terjadi secara
suplai oksigen ke miokard tiba-tiba, pada saat beristirahat
Nyeri terjadi akibat berkurangnya
Q Nyeri seperti ditusuk, dan tertimpa suplai oksigen ke miokard
benda berat
Nyeri dirasakan hilang timbul pada Q Nyeri seperti ditusuk, dan tertimpa
saat beristirahat benda berat
Nyeri dirasakan hilang timbul pada
R Nyeri pada area kiri dada menyebar saat beristirahat
ke daerah punggung dan
rahang Skala nyeri 7 Rasa nyeri R Nyeri dada sebelah kiri
S terjadi tiba-tiba pada saat Menyebar ke punggung
T beristirahat Keluhan nyeri S Skala nyeri : 7
sering dirasakan, hilang timbul T Nyeri dirasakan tiba-tiba pada saat
Lama nyeri 30 menit beristirahat Keluhan nyeri sering
Nyeri belum pernah dirasakan dirasakan, hilang timbul Lama nyeri
sebelumnya 30 menit Nyeri belum pernah
dirasakan sebelumnya

Tabel 2. Nyeri Pasrtisipan 2


Adapun hasil pemeriksaan sistem
P Nyeri dada dirasakan terjadi secara kardiovaskuler pada tiap
tiba-tiba, pada saat beristirahat partisipan dijabarkan dalam tabel 4.
Nyeri terjadi akibat berkurangnya Pemeriksaan penunjang yang
suplai oksigen ke miokard dilakukan kepada para responden meliputi
pemeriksaan laboratorium darah dan
Q Nyeri seperti ditusuk, dan tertimpa EKG. Hasil EKG Partisipan-1
benda berat Nyeri dirasakan hilang menunjukkan adanya Extensive Anterior
pada saat beristirahat Infarct, dengan kesan: Acute Non ST
Elevtion Myocardial Infarction
R Nyeri dada sebelah kiri (NSTEMI). Pada Partisipan-2 ditemukan:
Menyebar ke punggung Anterior infract, dengan kesan: Acute
S Skala nyeri 7 Nyeri dirasakan tiba- Non ST Elevtion Myocardial Infarction
T tiba pada saat beristirahat Keluhan (NSTEMI). Sedangkan hasil untuk
nyeri sering dirasakan, hilang Partisipan-3 didapatkan: Acute Anterior
timbul Lama nyeri 30 menit Nyeri infract, dengan kesimpulan: Non ST
belum pernah dirasakan Elevtion Myocardial Infarction
sebelumnya (NSTEMI). Kepada pasien diberikan
terapi NISDN, oksigen apabila sesak,
pengaturan diet dan pembatasan aktivitas.

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April 2022

7874

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L, F.)


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

Tabel 4. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler partisipan


Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
- Frekuensi nadi : - Frekuensi nadi : 65x/menit, - Frekuensi nadi : 78x/menit,
68x/menit, irama lemah irama lemah irama kuat dan tidak teratur
dan teratur dan teratur - TD : 163/82 mmHg
- TD : 102/59 mmHg - TD : 95/58 mmHg - Tidak ada distensi vena
- Tidak ada distensi vena - Tidak ada distensi vena jugularis
jugularis jugularis - Temperatur kulit hangat
- Temperatur kulit hangat - Temperatur kulit hangat - Pengisian kapiler 2 detik
- Pengisian kapiler 2 detik - Pengisian kapiler 2 detik - Tidak ada edema
- Tidak ada edema - Tidak ada edema - Kecepatan denyut apikal
- Kecepatan denyut apikal - Kecepatan denyut apikal 92x/menit, irama teratur
92x/menit, irama teratur 91x/menit, irama teratur - Terdapat bunyi jantung S4
- Terdapat bunyi jantung - Terdapat bunyi jantung S4
S4
Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan
Berdasarkan iskemia jaringan
analisa data hasil sekunder terhadap
pengkajian, pada Pasien- sumbatan arteri coroner,
1 didapatkan 5 (lima) ganguan pertukaran gas
diagnosa keperawatan, berhubungan dengan
yaitu nyeri akut penurunan suplai
berhubungan dengan oksigen, penurunan curah
iskemia jaringan jantung berhubungan
sekunder terhadap dengan hilangnya
sumbatan arteri coroner, kontraktilitas miokard,
ganguan pertukaran gas perubahan perfusi
berhubungan dengan jaringan berhubungan
penurunan suplai dengan penurunan aliran
oksigen, penurunan curah darah, dan kurang
jantung berhubungan pengetahuan
dengan hilangnya berhubungan dengan
kontraktilitas miokard, kurangnya informasi.
perubahan perfusi Sedangkan pada
jaringan berhubungan Pasien-3 ditemukan 6
dengan penurunan aliran (enam) diagnosa
darah, dan kurang keperawatan, yaitu: nyeri
pengetahuan Akut berhubungan
berhubungan dengan dengan iskemia jaringan
kurangnya informasi. sekunder terhadap
Pada Pasien-2 sumbatan arteri coroner,
juga didapatkan 5 (lima) ganguan pertukaran gas
diagnosa keperawatan berhubungan dengan
yaitu: nyeri akut penurunan suplai

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,


F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

oksigen, penurunan curah selama 3x24 jam


jantung berhubungan diharapkan nyeri
dengan hilangnya hilang/berkurang, dengan
kontraktilitas miokard, kriteria hasil: pasien
perubahan perfusi mengtakan nyerinya
jaringan berhubungan hilang atau berkurang,
dengan penurunan aliran skala nyerinya 0-1,
darah, perubahan nutrisi ekspresi wajah tampak
kurang dari kebutuhan rileks, pasien tidak
tubuh berhubungan gelisah, TTV dalam batas
dengan ketidakcukupan normal, EKG normal.
insulin, dan kurang Intervensi yang
pengetahuan direncanakan yaitu:
berhubungan dengan Pantau/ catat karakteristik
kurangnya informasi. nyeri, catat laporan
verbal, petunjuk
Perencanaan nonverbal dan respons
Keperawatan hemodinamik (contoh:
Pada tahap meringis, menangis,
perencanaan gelisah, berkeringat,
keperawatan, ditentukan mencengkeram dada,
tujuan dan kriteria hasil napas cepat, TD/
yang diharapkan serta frekuensi jantung
intervensi disusun sesuai berubah, Ambil
dengan diagnosa gambaran lengkap
keperawatan yang terhadap nyeri dari pasien
ditemukan. Untuk termasuk lokasi;
diagnosa keperawatan intensitas (0-10);
yang sama pada lamanya; kualitas
(dangkal /menyebar) dan
penyebaran,
7974 Kaji ulang riwayat
angina sebelumnya (nyeri
ketiga orang Pasien,
menyerupai angina atau
dirumuskan perencanaan
nyeri IM), diskusikan
yang sama pula.
riwayat keluarga,
Perencanaan
Anjurkan pasien untuk
difokuskan pada diagnosa
melaporkan nyeri dengan
keperawatan utama yaitu
segera, Berikan
nyeri akut berhubungan
lingkungan yang tenang,
dengan iskemia jaringan
aktivitas perlahan, dan
sekunder terhadap
tindakan nyaman,
sumbatan arteri coroner,
membatasi pengunjung,
tujuan yang diharapkan
menghindari kebisingan,
adalah setelah dilakukan
ajarkan teknik relaksasi,
tindakan keperawatan
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

napas dalam, Periksa timbul secara mendadak,


tanda vital sebelum dan pasien mengatakan
sesudah obat narkotik nyerinya timbul dengan
mis, TD dan nadi, serta atau tanpa beraktivitas,
Berikan oksigen pasien mengatakan skala
tambahan dengan kanula nyerinya 7, pasien
nasal 3L/ menit, Berikan mengatakan lama nyeri
obat: Antiangina. ISDN dada sampai dengan 30
3x5 mg, Penyekat-β, T menit. Membantu teknik
Aspilet 1x80 mg, relaksasi napas dalam.
Penyekat saluran kalsium Respon: pasien
KSR 3x1 mg. tempak kooperatif saat
diajarkan teknik relaksasi
Pelaksanaan nafas dalam, dan juga
Keperawatan pasien mampu
Selanjutnya mepraktekan teknik
adalah tahap pelaksanaan relaksasi nafas dalam.
keperawatan, yang Memberikan oksigen
merupakan kegiatan dengan nasal kanul
melaksanakan rencana 3L/menit. Respon: pasien
keperawatan yang telah mengatakan nyerinya
disusun sebelumnya. sedikit berkurang setelah
Untuk diagnosa di berikan oksigen.
keperawatan prioritas
yaitu nyeri akut Evaluasi Keperawatan
berhubungan dengan Setelah
iskemia jaringan proses implementasi
sekunder terhadap selesai dilakukan,
sumbatan arteri coroner. selanjutnya adalah
Impelmentasi melakukan evaluasi
yang sudah dilakukan keperawatan apakah
meliputi: memantau tindakan-tindakan yang
karakteristik nyeri. telah dilakukan berhasil
Respon: Pasien atau tidak.
mengatakan dadanya Evaluasi yang
terasa nyeri seperti dilakukan untuk diagnosa
tertusuk dan tertindih keperawatan utama yaitu
benda berat, pasien nyeri akut berhubungan
mengatakan rasa nyerinya dengan iskemia jaringan
menjalar sampai ke sekunder terhadap
punggung dan rahang, sumbatan arteri coroner,
pasien mengatakan yaitu secara subyektif:
nyerinya hilang timbul pasien mengatakan
saat beristirahat, pasien nyerinya sudah
mengatakan nyerinya
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

8074 dibuktikan dengan


berkurang dari hari adanya gambaran hasil
sebelumnya dengan EKG pada ketiga pasien
skala nyeri 2. Secara tersebut. Hasil EKG
obyektif: pasien tapak ketiga orang pasien
lebih tenang dan rileks menunjukan adanya
TD 120/80mmHg, N NSTEMI.
80x/menit, kuat dan Sedangkan untuk
teratur. Analisa: tujuan tanda dan gejala yang
tercapai sebagian, ditemukan pada kasus
masalah belum teratasi. umumnya sesuai dengan
Planning selanjutnya teori menurut Udjianti
adalah: anjurkan pasien (2010), yaitu ketiga
untuk menerapkan pasien umumnya
teknik relaksasi nafas menyebutkan adanya rasa
dalam untuk mengurangi nyeri yang menyebar,
rasa nyeri jika terjadi seperti tertindih benda
serangan, anjurkan berat, dan sesak. Tetapi
pasien untuk segera pada partisipan-3 ada
melapor jika serangan gejala lain yang
jantung tersebut tidak ditemukan yaitu sering
bisa diatasi. kesemutan pada kaki hal
ini berkaitan dengan
PEMBAHASAN kondisi Partisipan-3 yang
Berdasarkan juga mengalami Diabetes
hasil penerapan asuhan mellitus, dibuktikan
keperawatan terhadap 3 dengan adanya
orang pasien dengan pemeriksaan GDS yaitu
230g/dL.
IMA, ada beberapa
Umumnya secara
kesenjangan yang
teori menurut Doengoes
ditemukan antara teori
(2016) pada pemeriksaan
dengan praktek dan
penunjang yang
pencapaian tindakan
dibutuhkan pada pasien
terkait dengan penurunan
IMA adalah pemeriksaan
rasa nyeri akut yang
EKG, laboratorium,
dialami.
katerisasi, dan radiologi.
Pada tahap
Untuk pemeriksaan
Pengkajian secara teori
penunjang umumnya
menurut Udjianti (2010)
sudah dilakukan sesuai
penyebab IMA adalah
dengan teori pada ketiga
menurunya suplai
orang pasien, yaitu
oksigen ke otot jantung
pemeriksaan EKG dan
yang bersangkutan. Hal
laboratorium. Dimana
ini juga terjadi pada tiga
hasil EKG sudah
orang pasien dimana
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

menunjukkan diagnosi ditetapkan juga


medis yang terjadi pada pencapaian waktu yang
pasien. Untuk secara umum mencapai
penatalaksanaan medis 3x24 jam, kecuali untuk
pada ketiga pasien masalah kurang
umumnya sudah sesuai pengetahuan pencapaian
dengan teori. Masing- waktu ditetapkan 1x24
masing pasien jam. Begitu pula dalam
mendapatkan terapi ISDN penentuan rencana
3x5mg, T aspilet intervensi, secara umum
1x80mg, captopril sudah ditetapkan sesuai
3x25mg, dan terapi dengan literatur yang ada.
oksigen 14L/menit.
Namun untuk mobilisasi
dan latihan segera setelah 8174
serangan di rumah sakit Selanjutnya pada
belum bisa dilakukan tahapan impelementasi
kepada tiga orang pasien, keperawatan secara
hal tersebut tidak segera umum semua rencana
dilakukan demi intervensi yang telah
pemulihan kesehatan disusun sebelumnya
pasien. dapat dilaksanakan pada
Dalam penentuan ketiga pasien. Khususnya
diagnosa keperawatan untuk masalah nyeri akut,
utama pada pasien IMA, kepada ketiga pasien
secara umum pada ketiga diberikan tindakan yaitu
partisipan ditemukan teknik relaksasi nafas
diagnosa keperawatan dalam secara berkala
prioritas yang sama yaitu: terutama pada saat nyeri
nyeri Akut berhubungan dirasakan. Kepada pasien
dengan iskemia diajarkan bagaimana cara
jaringan sekunder menarik nafas dalam dan
terhadap sumbatan arteri panjang yang dapat
mambuat relaks otot-otot
coroner.
dada sehingga nyeri yang
Pada tahap
dialami bisa berkurang.
perencanaan prioritas
Pasien juga diingatkan
masalah keperawatan
untuk menerapkan teknik
secara umum penetapan
relaksasi ini apabila nyeri
tujuan dan kriteria hasil
datang secara tiba-tiba.
secara umum sudah
Secara umum semua
ditetapkan sesuai dengan
pasien mengikuti apa
teori. Untuk
yang diajarkan dan
memudahkan dalam
respon segera setelah
melakukan evaluasi, pada
tindakan umumnya
tujuan kemudian
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

mengatakan bahwa keluhan teresbut tidak


nyerinya berkurang. hilang dengan beristirahat
Pada tahap akhir sehingga terapi
yaitu tahap evaluasi farmakologi menjadi
keperawatan ditemukan pilihan utama untuk
bahwa masalah mengurangi kelluhan
keperawatan utama yaitu tersebut. Namun oleh
nyeri akut belum teratasi. karena pada pasien IMA
Hal ini dibuktikan bahwa sudah mengalami
nyeri yang dialami pasien nekrosis atau kematian
masih dirasakan pada otot jantungnya,
walaupun skalanya sudah nyeri ini dapat timbul
berkurang. Hal ini kapan saja selama
berkaitan dengan penyebab yang
umumnya pada pasien menimbulkan nyeri dada
dengan IMA mengalami tersebut belum
nekrosis atau kematian ditanggulangi. Sehingga
miokard karena adanya
kepada pasien dengan
ketidakadekuatan
IMA perlu diajarkan
pasokan oksigen untuk
sebuah tehnik relaksasi
daerah yang mengalami
nafas dalam yang dapat
kematian tersebut.
mengurangi/meminimalk
Kondisi ini dapat
an keluhan yang
mengakibatkan terjadinya
dirasakan.
nyeri berulang pada
Hal ini terbukti
pasien IMA. Dengan
pada tiga orang pasien
demikian kepada pasien
IMA yang mengalami
tetap diberikan tindakan
nyeri dada secara tiba-
untuk relaksasi nafas
tiba, kemudian
dalam ini untuk
melakukan teknik
mengurangi rasa
relaksasi nafas dalam
nyerinya, disamping
beberapa saat sampai
pemberian obat antinyeri
dengan antinyeri
yang tetap menjadi
diberikan dengan segera,
pilihan utama.
ketiga nya melaporkan
bahwa nyerinya
KESIMPULAN
berkurang setelah
Gejala utama
melakukan teknik
yang sering dikeluhkan
tersebut. Dengan
pada pasien dengan IMA
demikian teknik ini juga
yaitu nyeri dada yang
dapat diberlakukan pada
timbul mendadak dan
pasien yang mempunyai
dirasakan semakin berat
masalah yang sama.
seperti tertindih benda
yang berat. Biasanya
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

DAFTAR PUSTAKA perencanaan dan


Aspiani (2015). Konsep pendokumentasian
dasar keperawatan. perawatan pasien. (E.
Penerbit EGC. 3). Penerbit EGC.
Black, J dan Hawks, J. Hidayat, A. (2011).
(2014). Keperawatan Praktik kebutuhan
medikal bedah: dasar manusia (KDM).
Manajemen klinis Penerbit Health Books
untuk hasil yang Surabaya.
diharapkan. Penerbit Karson (2012). Buku
Salemba Emban aplikasi asuhan
Patria. keperawatan
Doenges, M.E. (2014). berdasarkan diagnosa
Rencana Asuhan
Keperawatan:
Podoman untuk 8274

medis &
Nanda Nic-
Noc. (Jilid 2).
Penerbit Medi
Action.
Muttaqin, A.
(2009).
Asuhan
keperawatan
dengan
sistem
kardiovasku
lar. Penerbit
EGC.
Nanda
Intern
ationa
l
(2011)
.
Diagn
osis
kepera
watan:
Defini
si dan
klasifi
kasi
(2009-
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

2012).
Pener
bit
EGC
Nurarif, A.H,
dkk. (2015).
Buku aplikasi
asuhan

keperawatan

berdasarkan
diagnosa
medis &
NANDA
NIC-NOC.
(Jilid 2). penerbitMedi Action
Nurhayati,
N.,
Andari,
F. N., &
Fredrika,
L.
(2021).
Identifyi
ng the
Presence
of
Anxiety in
Heart Failure
Patients.
Journal Of
Nursing
Practice, 4(2), 204-211.
Nurhayati,
N.,
Andari,
F. N., &
Fredrika,
L.
(2021).
Reducin
g
Anxiety
among
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

Heart
Failure
Patients by
Doing the
Six-Minute
Walk.

Internation
al Journal
of Nursing
Education,
13(1), 107.
Prabowo, T. (2017). Metodologi
Keperawatan.
Penerbit
Salemba
Medika
Priscilla,
L.
(2016).
Buku
Ajar
Keperawata
n Medikal
Bedah
(Ed.5, V.3).
Penerbit
EGC
Tarwoto
&
Warto
nah
(2015)
.
Kebut
uhan
dasar
manus
ia dan
proses
kepera
watan
(Ed.
5).
Pener
Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,
F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

bit
Salem
ba
Medik
a
Udjianti,
W.J.
(2010
).
Keper
awata
n
Kardi
ovask
uler.
Pener
bit
Salem
ba
Medik
a
Wilkons
on,
J.M.
(2017)
.
Diagn
osis
kepera
watan:
Diagn
osis
NAN
DA-I,
interv
ensi
NIC,
hasil
NOC.
(Ed.
10).
Penerbit EGC.

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,


F.)
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 10, Nomor 01, April
2022

8374

Asuhan keperawatan pasien AMI dengan nyeri…(Sofiah, W., Roswah, L,


F.)

Anda mungkin juga menyukai