Oleh :
JUBEDA UNIHEHU
G3A022102
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infark Miokard Akut (IMA) atau lebih dikenal dengan serangan jantung adalah
suatu keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi
secara mendadak menyebabkan kematian dini sel otot jantung. Penyebab paling sering
adalah adanya sumbatan koroner jantung, sehingga terjadi gangguan aliran darah yang
diawali dengan hipoksia miokard. Infark Miokard Akut (IMA) sangat membahayakan
karena sering berupa serangan mendadak berkembang sangat cepat dan tanpa ada
keluhan sebelumnya. Infark Miokard Akut merupakan salah satu penyakit jantung yang
Infark Miokard Akut (IMA) terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu Unstable Angina ST
segment (STEMI) Elevation dan Myocardial Infarct ST- segment Elevation Myocardial
Infarct (NSTEMI). Infark Miokard Akut (IMA) termasuk dalam tipe STEMI dimana
Komplikasi yang ditimbulkan oleh infark miokard akut antara lain gangguan irama dan
konduksi jantung, syok kardiogenik, gagal jantung, ruptur jantung, regurgitasi mitral,
sebanyak 1,5% atau 1.017.290 dari penduduk total indonesia dengan kasus
2,2% atau 994.909 orang, Nusa Tenggara Timur menjadi paling rendah
dengan prevalensi sebanyak 0,2% atau 254 orang. Data dari Dinkes Jawa
Tengah menduduki urutan nomor lima di tahun 2018 dengan prevalensi IMA
sebanyak 1,6% atau 132.565 orang penderita IMA. Data penderita penyakit
STEMI di Rumah Sakit Dr. Moewardi surakarta dari rekam medis RSUD Dr.
Moewardi pada tahun 2016 yang menderita penyakit Akut Miokard Infark
pada arteri meningkat. Respon psikologis timbulnya perasaan cemas dan takut
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit “ nyeri dada
pada pasien penyakit Stemi’’agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien
a. Mendeskripsikan konsep Penyakit Stemi ( dengan nyeri dada terapi moruttal Al-
Quran)
d. Mahasiswa mampu menerapkan evidence based nursing practice teknik pursed lips
breathing
A. Metode Penulisan
1. Metode kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan referensi dari beberapa buku seperti buku SIKI, SLKI
dan SDKI.
2. Media internet
f. Yaitu bersumber dari internet yang relevan dengan asuhan keperawatan Penyakit
B. Sistematika Penulisan
Berdasarkan dari hasil penyusunan ini, sistematika penulisan yang dimulai dari :
1. BAB I : Pendahuluan
Yang terdiri dari, latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
fokus intervensi.
5. BAB V : Pembahasan
6. BAB VI : Penutup
7. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Akut (IMA) adalah istilah medis dari serangan jantung. Infark adalah
jaringan. Tanpa oksigen yang cukup, sel dan jaringan akan mengalami
adanya aliran darah yang cukup pada waktu yang terus menerus, sehingga
kematian jaringan miokard, atau dengan kata lain kematian sel miokard
2. Etiologi
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid.
Spasme otot segmental pada arteri kejang otot Penyebab penyakit
sebagai berikut:
3. Patofisiologi
Infark Miokard Akut sering ditemui pada orang yang memiliki satu atau
Interaksi ini membuat invasi dan akumulasi lipid yang akan membangun plak
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi
aliran darah berkurang sehingga suplai oksigen yang dibawa oleh darah ke
jantung mengalami disritmia. Iskemik yang terjadi selama lebih dari 30 menit
cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga mengakibatkan kerusakan
seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
penyakit arteri koroner atau coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini
terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di
dalam lumen arteri koronari (arteri yang mensuplai darah dan oksigen pada
bisa menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri
paru (edema paru) dengan manifestasi sesak napas (Kasron, 2019 dalam
(Sutrisno, 2018).
4. Pathway
Nekrosis
Kontraktilitas turun
Manifestasi klinis yang khas dari infark miokard akut adalah nyeri.
Nyeri bisa terjadi di dada dan dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri),
bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium (ulu hati). Nyeri
barang berat. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan tak
diabetes dan orangtua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat
debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun IMA dapat
hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat, kadang ditemukan
pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA
muntah.
b. Adanya gejala awal, misalnya letih, rasa tidak enak pada dada
atau malaise.
6. Pemeriksaan Penunjang
Dalam buku Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut
a. Elektrokardiogram (EKG)
melihat paru-paru, jantung, dan rongga dada. atau bisa diseut dengan
d. Penatalaksanaan Medis
berulangnya iskem
yang lebih jelek. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian terapi
fibrinolitik, terapi anti iskemia, terapi anti platelet dan anti trombin,
b) Penatalaksanaan Keperawatan
pasca serangan.
(Berliani, 2019).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas pasien
tanggal masuk RS
Pengkajian primer
Pengkajian Sekunder
Pemeriksan Penunjang
Terapi Medis
2. Diagnosa keperawata
(D.0077)
(D.0008)
(D.0005)
3. Intevensi keperawatan
Hasil D
: nyeri
menurun nyeri
membaik verbal
4. Identifikasi faktor
4. Pola napas membaik yang
membaik memperingan
nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
TENS hipnosis
akupresur, terapi
musik, teknik
imajinasi
terbimbing, terapi
musik)
2. Kontrol
lingkungan yang
memperberat
suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan)
3. Pertimbangkan
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
2 Penurunan curah Setelah dilakukan (Perawatan Jantung
(L.02008) : 3. Monitor
3. Bradikardia sadapan
meningkat Terapeutik
semifowler atau
fowler dengan
kaki kebawah
atau posisi
nyaman
2. Fasilitasi pasien
dan keluarga
untuk
modifikasi gaya
hidup sehat
3. Berikan oksigen
untuk
mempertahank
an saturasi
oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia jika
perlu
membaik. 1. Pertahankan
membaik thrust
3. Posisikan
semifowler atau
fowler
4. Berikan minum
hangat
5. Berikan oksigen
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000
kontraindikasi
2. Ajarkan batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
BAB III
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
No. Rm : 315970
Agama : Islam
2. Pengkajian Primer
Breathing ( pernapasan )
2) Irama teratur
a. Circulation ( sirkulasi )
1) TTV
TD : 137/98 mmHg
HR : 79x/ 22 x/m
S :36,5 cc
SPO2 : 99%
2) Akral hangat
3) Turgor kulit baik
b. Disabillity
2) GCS : E : 4 V: 5 M : 6
3) Pupil isokor
3. Pengkajian sekunder
a. Keluhan utama
b. Riwayat sosial
lainnya.
c. Riwayat psikososial
Pasien mengatakan tidak ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga.
d. Pengkajian fisik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV :
TD : 137/98 mmHg
RR : 22 x/m
S : 36,5ºC
HR : 79 x/22x/m
SPO2 : 99%
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto Thorax
2) Pemeriksaan EKG
Hasil Laboratorium
3) Program Terapi
Injeksi
Lansoprazole 1 amp/24jam
ceftri 1x2gram
Nac 2x 600
GDS /8 jam
Oral
Brilinta 2x1
Miniaspin 1x1
Ilovastatin 1x40 mg
Rampil 1x5 mg
Bisoprol 1x2,5 mg
Spinarolaction 1x25
4. Analisa data
bergerak
DO :
Pasien nampakmeringis
Pengkajian neyri
megunakan PQRST
S: 5-6 ( ringan )
T: Hilang timbul
TTV
TD : 137/98
HR : 79x / 22x/ m
S : 36,5 cc
HR : 79x / 22x/ m
S : 36,5 cc
Hasil radiologi :
kardiomegali ( LV LA)
DO :
NK 4 Lpm
SPO2 99%
B. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia) (D.0077)
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas (D.0005)
C. Intevensi keperawatan
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
teknik imajinasi
Kontrol lingkungan
yang memperberat
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan)
Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
secara mandiri
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
meningkat oksigen
Terapeutik
4. Posisikan pasien
semifowler atau
nyaman
keluarga untuk
modifikasi gaya
hidup sehat
6. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
3. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
4. Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi
2. Kolaborasi
pemberian
3 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
Terapeutik
2. Pertahankan
8. Posisikan semifowler
atau fowler
perlu
Edukasi
kontraindikasi
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
D. Implementasi keperawatan
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
itensitas nyeri
2. MengIdentifikasi skala
Nyeri
3. mengIdentifikasi respons
4. MengIdentifikasi faktor
memperingan nyeri
Terapeutik
S: Pasien mengatakan merasa
1. MemBerikan teknik
nyaman dengan posisi yang
nonfarmakologis untuk diberikan
akupresur, terapi
2. MengKontrol lingkungan
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan)
S: pasien mengatakan merasa
3. Pertimbangkan jenis
nyaman dengan posisi
dan sumber nyeri
semifowler
dalam pemilihan
O : skala nyeri (5-6 sedang)
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. menJelaskan
penyebab, periode,
2. MenJelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Menganjurkan dan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Kolaborasi pemberian
Observasi
1. Memonitor tekanan
darah
Memonitor saturasi
oksigen
Memonitor keluhan
nyeri dada
Momonitor EKG 12
sadapan
Terapeutik
keluarga untuk
Memodifikasi gaya
hidup sehat
MemBerikan oksigen
untuk
mempertahankan
Edukasi
5. Menganjurkan
toleransi
mengjurkan untuk
bertahap
Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian
(I.01011)
Observasi
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Terapeutik
3. MemPertahankan
MemPosisikan
MemBerikan minum
hangat
perlu
Edukasi
5. Mengjurkan asupan
tidak kontraindikasi
Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
E. Evaluasi keperawatan
A. Identitas Klien
1. Biodata Pasien
B. Data fokus
bergerak
DO :
Pasien nampakmeringis
Pengkajian neyri
megunakan PQRST
S: 5-6 ( ringan )
T: Hilang timbul
TTV
TD : 137/98
HR : 79x / 22x/ m
S : 36,5 cc
HR : 79x / 22x/ m
S : 36,5 cc
Hasil radiologi :
kardiomegali ( LV LA)
DO :
NK 4 Lpm
SPO2 99%
C. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia) (D.0077)
Nekrosis
yang terjadi secara mendadak menyebabkan kematian dini sel otot jantung.
Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan koroner jantung, sehingga terjadi
gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard. Infark Miokard
berkembang sangat cepat dan tanpa ada keluhan sebelumnya. Infark Miokard
Akut merupakan salah satu penyakit jantung yang utama penyebab kematian di
Infark Miokard Akut (IMA) terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu Unstable
akut antara lain gangguan irama dan konduksi jantung, syok kardiogenik, gagal
jantung, ruptur jantung, regurgitasi mitral, trombus mural, emboli paru, hingga
bulan November 2018, didapatkan 5 responden pasien dengan keluhan nyeri dada
yang di rawat di ruang ICU RSUD Tidar Magelang. Studi pendahuluan dilakukan
dengan observasi, wawancara dan mengukur skala nyeri dada dengan Numeric
Rating Scale. Hasil observasi terhadap 5 pasien penderita sindroma koroner akut
didapatkan hasil 1 pasien mengeluh nyeri dada berat, 3 pasien mengeluh nyeri
dada sedang, dan 1 pasien mengalami nyeri dada ringan. Rata-rata nyeri dada
yang dialami pasien yaitu tingkat sedang. Oleh karena itu peran perawat sangat
keseluruhan nyeri pasien baik fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan budaya.
Perawat berperan penting dalam mengkaji, menyediakan intervensi yang tepat dan
mendokumentasikannya.
Nyeri dada merupakan keluhan utama yang sering dirasakan oleh penderita
sehingga akan memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang, salah satunya
adalah suatu keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
yang terjadi secara mendadak menyebabkan kematian dini sel otot jantung.
Penyebab paling sering adalah adanya sumbatan koroner jantung, sehingga terjadi
gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard. Infark Miokard
berkembang sangat cepat dan tanpa ada keluhan sebelumnya. Infark Miokard
Akut merupakan salah satu penyakit jantung yang utama penyebab kematian di
penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara
Hasil penelitian Eldessa Vava Rilla (2017) tentang terapi efektif menurunkan
tingkat nyeri dibanding terapi musik pada pasien pasca bedah. Dengan hasil
bahwa terapi musik dan terapi murottal memiliki efek terhadap penurunan tingkat
nyeri tetapi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap kestabilan tanda-tanda
bulan November 2018, didapatkan 5 responden pasien dengan keluhan nyeri dada
yang di rawat di ruang ICU RSUD Tidar Magelang. Studi pendahuluan dilakukan
dengan observasi, wawancara dan mengukur skala nyeri dada dengan Numeric
Rating Scale. Hasil observasi terhadap 5 pasien penderita sindroma koroner akut
didapatkan hasil 1 pasien mengeluh nyeri dada berat, 3 pasien mengeluh nyeri
dada sedang, dan 1 pasien mengalami nyeri dada ringan. Rata-rata nyeri dada
yang dialami pasien yaitu tingkat sedang. Oleh karena itu peran perawat sangat
keseluruhan nyeri pasien baik fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan budaya.
Perawat berperan penting dalam mengkaji, menyediakan intervensi yang tepat dan
mendokumentasikannya.
Tingkat Nyeri Dada Sebelum Dan Setelah Dilakukan Terapi Al-Qur’an Di Ruang
ICU RSUD wongsonegoro setelah 1 hari dilakukan pemberian terapi 20 menit / jam
adalah
bertautan antara satu dengan lainnya. Rangsangan fisik tadi diubah oleh
adanya perbedaan ion kalium daan ion natrium menjadi aliran listrik
otak yang dikenal dengan area wernicke. Di area inilah sinyal dari area
asosiasi somatic, visual, dan auditorik bertemusatu sama lain. Area ini
sering disebut dengan berbagai nama yang menyatakan bahwa area ini
Hubungan yang erat ini mungkin akibat peristiwa pengenalan bahasa yang
Ini hasil yang saya lakukan Pasien masih merasakan nyeri tapi tidak seperti
di tusuk tusuk lagi bergerak tapi masih terbatas nyeri masih hilang timbul
tapi dengan waktu jangka agak lama dengan TTV : TD 132/ 77mmhg N
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil terapi dan pembahasan dapat disimbulkan bahawa gambaran tingkat nyeri dada
nyeri dada sedang dengan terapi moruttal ini dengan ayat suci bisa menenangakan
keteangan batin
B. Saran
Pada penjelasan terkait tentang Evidence Based Nuring Practice masih
banyak kekurangan baik dalam segi materi, penjelasan, penulisan, diharapkan pada
para pembaca nantinya dapat membrikan sedikit masukan tekait mareti yang kurang
dan harus ditambahkan. Penulis sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca
untuk memperbaki penyusunan maupu isi dari pembahasan Evidence Based Nuring
Practice ini.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan.
Setiadi. (2019). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha ilmu.
Jakarta: Amzah.
American Heart Association. 2020. Coronary Artery Disease–The ABCs of CAD.
http://www.heart.org