Disusun oleh :
1. Agus Sunartono
2. Bambang Sutopo
3. Faisal Ghofarudin
4. Muasronah
5. Imawan Dwi Saputra
6. Bambang Triyono
2
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan kenikmatan
kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya. Tidak lupa penulis
kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima kasih yang tiada terhingga
kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala pengorbanan yang telah
dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu mengkaji alam ini lebih
tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam, serta lebih jauh dari batas
pandangan mata. Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang “Asuhan
Yang bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya.
Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis
selanjutnya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja
menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh
penyakit aliran darah (darah membawa oksigen dan makanan yang dibutuhkan
miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Penyakit jantung koroner adalah salah
satu akibat utama arteriosklerosis Pada keadaan ini pembuluh darah nadi
lain. Penyakit jantung koroner diantaranya angina stabil, angina tidak stabil,
infark miokard akut. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan bentuk yang paling
a. Tujuan Umum
4
b. Tujuan Khusus
Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
menggunakan metode kepustakaan, yaitu mencari sumber dari buku-buku
maupun media elektronik (internet).
BAB I PENDAHULUAN
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Brunner &
Sudarth, 2002).
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Suyono, 1999). Akut Miokard Infark adalah nekroses
miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (H.M. Saifoellah Noer,
1996). Akut Miokard Infark adalah kematian jaringan Miokard akibat oklusi akut
pembuluh darah koroner. (Rumah sakit Jantung Harapan Kita , 1993). AMI
merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah
ke bagian otot jantung terhambat.
7
2.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung tersebut.
Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya:
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain: (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu; (b) stress
emosional atau nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
8
c. Faktor darah
o Aterosklerosis.
o Spasme
o Arteritis
b. Faktor sirkulasi :
o Hipotensi
o Stenosos aurta
o insufisiensi
9
c. Faktor darah :
o Anemia
o Hipoksemia
o polisitemia
§ Aktifitas berlebihan
§ Emosi
§ hypertiroidisme
§ Kerusakan miocard
§ Hypertropimiocard
§ Hypertensi diastolic
Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk
terkena AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang
tidak bisa dimodifikasi
a. Merokok
10
jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang
rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan resiko 2-3 kali
disbanding yang tidak merokok.
b. Konsumsi alcohol
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik.
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
11
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena
penyakit jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
g. Penyakit Diabetes
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat Keluarga
12
d. RAS
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
g. Kelas social
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja
kasar laki-laki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja
profesi (missal dokter, pengacara dll). Selain itu frekuensi istri
pekerja kasar ternyata 2 kali lebih besar untuk mengalami
kematian dini akibat PJK dibandingkan istri pekerja
professional/non-manual.
§ hereditas
13
2. Faktor resiko yang dapat diubah :
§ Mayor :
o hiperlipidemia
o hipertensi
o Merokok
o Diabetes
o Obesitas
§ Minor:
o Inaktifitas fisik
2.3 KLASIFIKASI
1. Anterior
2. Inferior
3. Lateral
4. Posterior
1. Subendokardial
2. Epicardium
14
3. Seluruh lapisan( 3 lapisan ) otot jantung ( transmural)
Pada lebih dari 90% pasien miokard infark transmural berkaitan dengan
trombosis koroner. Trombosis sering terjadi di daerah yang mengalami
penyempitan arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk
disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan hematom
intramural, spasme yang umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang emboli
koroner. Miokard infark dapat terjadi walau pembuluh koroner normal, tetapi hal
ini amat jarang.
15
2. Terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat.
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama.
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
16
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menmghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik
diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan
mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST. Pada infark, miokard yang mati
tidak mengkonduksi listrik dan gagal untuk repolarisasi secara normal,
mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan
cincin iskemik disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik
adalah jaringan parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan
menggambarkan perubahan gelombang T saat iskemik terjasi lagi. Pada awal
infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-
jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai dengan umur
infark miokard, gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.
Inferior Elevasi segmen T pada lead II, III, aVF, perubahan resiprokal
(depresi ST) V1 – V6, I, aVL.
Posterior Perubahan resiprokal (depresi ST) pada II, III, aVF, terutama
gelombang R pada V1 – V2.
2. Test Darah
Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga protein-
protein tertentu keluar masuk aliran darah.
17
a. LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut infark miokard yaitu
setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat dideteksi
sampai dengan 2 minggu.Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan CPK-MB
akan tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan nilai Troponin,
terutama Troponin T. Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata isoenzim CPK-
MB maupun LDH selain ditemukan pada otot jantung juga bisa ditemukan pada
otot skeletal.
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
4. Oronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x pada jantung dan
pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan letak sumbatan
pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter melalui arteri pada lengan atau paha
menujua jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung, yang merupakan bagian
dari angiografi koroner Zat kontras yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan melalui
ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat mempelajari
aliran darah yang melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan sumbatan,
18
tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan aliran
darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang
berpori) dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.
2.6 PATOFISIOLOGI
19
Aritmia merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada
menit-menit atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan-perubahan masa refrakter, daya hantar rangsangan dan kepekaaan
terhadap rangsangan. Sistem saraf otonom juga berperan basar terhadap terjadinya
aritmia. Pada pasien IMA inferior umumnya mengalami peningkatan tonus
parasimpatis dengan akibat kecenderungan bradi aritmia meningkat, sedangkan
peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior akan mempertinggi kecenderungan
fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
2.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
a. Penanganan nyeri.
20
Penatalaksanaan keperawatan
b. Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai indikasi.
2.8 KOMPLIKASI
21
FORM PENYUSUNAN KESIMPULAN JURNAL
NAMA : Kelompok 5
1. Agus Sunartono
2. Bambang Sutopo
4. Muasronah
5. Imawan Saputra
6. Bambang Triyono
22
NO KOMPONEN ISI
1 Pengarang dan tahun Ari Pebru Nurlaily, tahun 2012
2 Judul Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan akut Miokart
peenelitian
infark ( AMI ) Diruang ICU di RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen
CARE UNIT
(IC
U)
UMAH
AKIT
MU
MD
AERAH
23
INTENSIVE CORONARY CARE UNIT
(IC
3 Latar belakang / alasan di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen jumlah kasus
diteliti infark miokard akut yang menjalani rawat inap dari bulan
Tujuan Khusus :
dengan AMI.
b.
dan
menegakkan
24
diagnosa
mendasari
25
7 Jenis penelitian Diskriptif
b) Data sekunder
c) Data tersier
26
12 Pengolahan Data Teknik Pengolahan Data
1. Mengorganisasikan Data
3. Menulis Hasil
Hasil :
Pelayanan Kesehatan
Responden
Kesimpulan :
28
29
.
30
31