Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pembimbing :
Ida Rosidawati M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Agung Gunawan
Galuh Puspita Ningrum
Pandu Patyawargana
1. Latar belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit epidemi.Di Indonesia sekitar 6 juta
orang terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah.Sedangkan di dunia
mortalitas kira-kira 50 juta/tahun akibat penyakit kardiovaskuler (PKV), 39 juta
diantaranya di negara berkembang.Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab
kematian nomor satu di dunia.Menurut American Heart Association semakin banyak
kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan
ketujuh penyebab kematian utama berikutnya.Hal ini menunjukkan terjadinya satu
kematian akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. (Ardyan pradana : 2011)
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung yang ditandai adanya sakit
dada yang khas lama sakitnya lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian anti angina ( PKJPDN Harapan Kita, 2001).
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak
seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada
atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat
serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina
sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark
miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal
dipagi hari.
Sedangkan menurut Widiastuti (2003) akut miokard infark (AMI) adalah terjadinya
nekrosis miokard yang cepat disebabkan karena ketidakseimbangan antara aliran darah
dan kebutuhan darah miokard.Keadaan ini biasanya sebagai akibat pecahnya plak dengan
pembentukan trombus dari arteri koronaria yang berakibat penurunan mendesak aliran
darah pada bagian miokard.
Dalam hal ini maka pasien harus diajari etiologi nyata mengenai infark miokard.
Dalam menangani pasien yang mengidap penyakit ini perawat harus secara rutin
memonitir tanda vital, termasuk kadar hemodinamis, dan suara detak jantung. Selama
tahap infark miokard akut, perawat perlu menyediakan suasana yang tenang bagi
pasien.Selain itu perawat juga harus mengkaji keberadaan nyeri dada.
2. Rumusan masalah
Dengan adanya latar belakang masalah diatas, kami merumuskan masalah
sebagai berikut :
1) Bagaimana pengertian tentang infrak miokard ?
2) Bagaimana etiologi tentang infrak miokard ?
3) Bagaimana tanda dan gejala infark miokard ?
4) Bagaimana patofisiologi infrak miokard ?
5) Bagaimana penyebab/ factor resiko infark miokard ?
6) Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien infark miokard ?
3. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti, memahami serta
menambah pengetahuan dan wawasan tentang keperawatan infark miokard.
2) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian tentang infrak miokard
b) Untuk mengetahui etiologi infrak miokard
c) Untuk mengetahui tanda dan gejala infrak miokard
d) Untuk mengetahui patofisiologi infrak miokard
e) Untuk mengetahui penyebab/ factor resiko infrak miokard
f) Untuk mengetahui asuhan keperawatan infrak miokard
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Infark miokard akut adalah suatu keadaan lanjutan mekanisme iskemia
miokardium, yang umumnya disebabkan oleh adanya sumbatan total pembuluh darah
koroner yang telah mengalami insufisiensi sebelumnya dan sistem kolateral nya tidak
bekerja dengan baik serta mengakibatkan rusaknya sebagian miokardium yang
bersangkutan (Masud, 1989).
IMA adalah nekrosis otot jantung akibat terganggunya homeostasis, yaitu
kebutuhan dan suplai oksigen ke jantung secara mendadak. Hal ini disebabkan oleh
rupturnya plak ateroma yang menginduksi agregasi trombosit, pembentukan trombus, dan
spasme koroner sehingga menyumbat arteri coroner (Setianto BY, 2003).
Akut Miokard Infrak adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Arterosklerotik adalah suatu penyakit pada arter-arteri besar dan sedang dimana
lesi lemak yang disebut plak ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding areteri
sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian
distal.(Menurut Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Bedasarkan NANDA).
B. Etiologi
Faktor Penyebab :
1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor pembuluh darah :
- Aterosklerosis
- Spasme
- Arteritis
b. Faktor sirkulasi :
- Hipotensi
- Stenosos aurta
- Insufisiensi
c. Faktor darah :
- Anemia
- Hipoksemia
- Polisitemia
2. Curah jantung yang meningkat :
a. Aktifitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
d. Hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropimiocard
c. Hypertensi diastolic
Faktor Predisposisi :
1. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
2. Faktor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor :
- Hiperlipidemia
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Obesitas
- Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b. Minor :
- Inaktifitas fisik
- Pola kepribadian tipe A ( emosional, agresif, ambisius, kompetitif )
- Stress psikologis berlebihan
Trombus
Iskemi pembuluh darah
Asam Laktat ↑
Aritmia Kontraktilitas ↓
Nyeri dada
Kegagalan
pompa jantung
MK : Nyeri Akut
Kebelakang Kedepan
Ketidakseimbang Suplai
Sesak napas & Kebutuhan O2 Penurunan COP
Komplementer
- Foot Hand Massage (Hariyanto Awan, 2015)
- Teknik Relaksasi Napas Dalam (Iskandar Herlina,
2012)
2 NOC Cardiac Care
- Cardiac Pump - Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, lokasi,
effectiveness durasi)
- Circulation Status - Catat adanya disritmia jantung
- Vital Sign Status - Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
output
Kriteria Hasil : - Monitor status kardiovaskuler
- Tanda Vital dalam - Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
rentang normal jantung
(Tekanan darah, Nadi, - Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
respirasi) perfusi
- Dapat mentoleransi - Monitor balance cairan
aktivitas, tidak ada - Monitor adanya perubahan tekanan darah
kelelahan - Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
- Tidak ada edema paru, antiaritmia
perifer, dan tidak ada - Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
Asites kelelahan
Tidak ada penurunan - Monitor toleransi aktivitas pasien
kesadaran - Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress
- respiratory status : - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw
ventilation thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- respiratory status :
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
airway patency
nafas buatan
- vital sign status - Pasang mayo bila perlu
Kriteria Hasil : - Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Mendemonstrasikan
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
batuk efektif dan suara
- Lakukan suction pada mayo
nafas yang bersih, tidak
- Berikan bronkodilator bila perlu
ada sianosis dan
- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
dyspneu (mampu
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
mengeluarkan sputum,
keseimbangan.
bernafas dengan
- Monitor respirasi dan status O2
mudah, tidak ada
pursed lips)
Oxygen Therapy
- Menunjukkan jalan
- Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
nafas yang paten (klien
- Pertahankan jalan nafas yang paten
tidak merasa tercekik,
- Atur peralatan oksigenasi
irama nafas, frekuensi
- Monitor aliran oksigen
pernafasan dalam - Pertahankan posisi pasien
rentang normal, tidak - Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
ada suara nafas - Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
abnormal) oksigenasi
Bararah, Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional.
Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Haryanto Awan, DKK. 2015. Efektifitas terapi Foot Hand Massage terhadap respon fisiologis
dan intensitas nyeripada pasien miokard akut. Semarang.
Huda Nurarif, Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC. Jakarta : MediAction Publishing.
Iskandar Herlina, DKK. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Nyeri Dada Pada
Pasien Infark Miokard Akut. Poltekes Kemenkes Surabaya.
Widiyanto Budi, L. S. Yami. 2014. Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen
Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (Ima). Semarang :
PPNI Jawa Tengah