Dibimbing Oleh:
R.A. Helda Puspitasari, S.Kep, Ns., M.Kep
Disusun Oleh :
Dinda Meisindy Hapsari 1801105
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
(………………….)
Mengetahui
Kepala Ruangan
A. Definisi
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kesatuan jaringan (kulit) yang
umumnya mengganggu proses selular normal. Beberapa reaksi yang muncul jika
terjadinya luka yaitu hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres
simpatis, pendarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel
(Karina dan Ismail, 2015).
Luka sayat (Vulnus scissum) merupakan luka sayatan yang ditandai dengan
tepi luka berupa garis lurus dan beraturan, biasanya dijumpai pada aktifitas sehari-
hari seperti terkena pisau atau benda tajam lainnya (Al-Muqsith, 2015). Ciri-
cirinya yaitu luka terbuka, nyeri, panjang luka lebih besar daripada dalamnya luka
(Berman, 2009)
B. Macam-macam Luka
1. Luka tusuk (vulnus punctum)
Luka ini disebabkan oleh benda tajam yang masuk kedalam kulit.
C. Patofisiologi
1. Etiologi
Faktor dalam kehidupan sehari-hari
Trauma benda tajam, seperti: pisau dapur, pecahan kaca atau seng yang
akan mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh
2. Gejala dan tanda
Luka lebar tapi dangkal
Luka menembus lapisan atas kulit atau lapisan dermis ke struktur yang
lebih dalam
Nyeri hebat
Perdarahan
Gelisah
Pucat
3. Masalah keperawatan
Nyeri akut
Gangguan integritas kulit/jaringan
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak terlampir
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu
evaluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka,
penutupan luka, pembalutan, pemberian antibiotik dan pengangkatan jahitan.
Evaluasi luka
Anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi)
Tindakan aseptik
Untuk pembersihan luka menggunakan cairan antiseptik seperti alkohol
yang sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif), dan cairan NaCl yang
bersifat fisiologis dan non toksik.
Pembersihan luka
Meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan
luka.
Penjahitan luka
Luka bersih yang tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8
jam boleh dijahit primer.
Penutupan luka
Mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal.
Pembalutan
Pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang
baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek
penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom
Pemberian antibiotik
Pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan.
Pengangkatan jahitan
Jahitan diangkat apabila fungsinya tidak diperlukan lagi, waktu
pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti lokasi, pada
tangan sekitar 7-10 hari.
2. Penatalaksanaan medis
Memberikan obat analgesik Etaflox 2 x 500gr, Altran 3 x 500mg,
Dexamethasone 3 x 1,5mg
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian fokus
Pengkajian
Tahap awal pengkajian yang mengkaji riwayat pasien meliputi alasan
pasien menyebabkan terjadi keluhan.
Diagnose
Respon pasien dari perubahan pola interaksi actual dan potensial dari
individu atau kelompok dan perawat dapat memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status keadaan atau mengurangi perubahan.
Intervensi
Pengembangan strategi untuk mencegah, mengurangi, mengatasi
masalah-masalah yang telah di identifikasi dalam diagnosis keperawatan.
Implementasi
Realistis rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Evaluasi
Penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik d.d Klien mengeluh nyeri
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis (tekanan, robekan,
friksi) d.d kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
3. Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
No.
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
1. D.0077 Nyeri Akut Luaran Utama : Intervensi Utama :
Tanda dan gejala : L.08066 Tingkat Nyeri 1.08238 Manajemen Nyeri
1. Mengeluh nyeri Observasi :
2. Tampak meringis Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
3. Bersikap protektif (mis. keperawatan selama 3 jam jam durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
waspada, posisi, menghindari diharapkan tingkat nyeri menurun nyeri
nyeri) dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
4. Frekuensi nadi meningkat 1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat
5. Sulit tidur dari skala 5 menjadi 0 dan memperingan nyeri
6. Tekanan darah meningkat 2. Meringis menurun Terapeutik :
7. Pola napas berubah 3. Sikap protektif menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis
8. Nafsu makan berubah 4. Gelisah menurun untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
9. Proses berpikir terganggu TENS, hipnosis, akupresur, terapi
10. Menarik diri musik, biofeedback, terapi pijat,
11. Berfokus pada diri sendiri aromaterapi, teknik imajinasi
12. Diaforesis terbimbing
Faktor yang berhubungan : 2. Kontrol lingkungan yang
1. Agen pencedera fisiologis (mis. memperberat rasa nyeri (mis. suhu
inflamasi, iskemia, neoplasma) ruangan, pencahayaan, kebisingan)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. 3. Fasilitas istirahat dan tidur
terbakar, bahan kimia iritan) Edukasi :
3. Agen pencedera fisik (mis. 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
abses, amputasi, terbakar, pemicu nyeri
terpotong, mengangkat berat, 2. Ajarkan teknik nonfarmakologis
prosedur operasi, trauma, untuk mengurangi rasa nyeri
latihan fisik berlebihan) Kolaborasi :
1.12391
Kondisi klinis terkait : 1. Kolaborasi pemberian analgetik
1.12452
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis Intervensi Pendukung :
3. Infeksi Edukasi Manajemen Nyeri
4. Sindrom koroner akut Edukasi Teknik Napas
5. Glaukoma
2. D.0129 Gangguan integritas kulit/jaringan Luaran Utama : Intervensi Utama :
Tanda dan gejala : L.14125 Integritas Kulit dan Jaringan 1.14564 Perawatan Luka
1. Kerusakan jaringan dan/atau Observasi
lapisan kulit Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor karakteristik luka (mis.
2. Nyeri keperawatan selama 3 jam jam Drainase, warna, ukuran, bau)
3. Perdarahan diharapkan integritas kulit dan 2. Monitor tanda-tanda infeksi
4. Kemerahan jaringan meningkat dengan kriteria Terapeutik
5. Hematoma hasil : 1. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
Faktor yang berhubungan : 1. Perfusi jaringan pembersih nontoksik, sesuai
meningkat secara
1. Perubahan sirkulasi bertahap kebutuhan
2. Perubahan status nutrisi 2. Kerusakan jaringan 2. Berikan salep yang sesuai ke
(kelebihan atau kekurangan menurun secara bertahap kulit/lesi, jika perlu
cairan) 3. Kerusakan lapisan kulit 3. Pasang balutan sesuai jenis luka
3. Kekurangan/kelebihan volume menurun secara bertahap 4. Pertahankan teknik steril saat
cairan 4. Nyeri menurun dari skala melakukan perawatan luka
4. Penurunan mobilitas 5 menjadi 0 5. Berikan diet dengan kalori 30-35
5. Bahan kimia iritatif 5. Perdarahan menurun kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
6. Suhu lingkungan yang ekstrim 6. Kemerahan menurun g/kgBB/hari
7. Faktor mekanis atau faktor secara bertahap 6. Berikan suplemen vitamin dan
elektris 7. Hematoma menurun mineral (mis. Vitamin A, vitamin C,
8. Efek samping terapi radiasi secara bertahap Zinc, asam amino), sesuai indikasi
9. Kelembaban 8. Nekrosis menurun secara 7. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
10. Proses penuaan bertahap transkutoneous), jika perlu
11. Neuropati perifer 9. Sensasi membaik secara Edukasi
12. Perubahan pigmentasi bertahap 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
13. Perubahan hormonal 10. Tekstur membaik secara 2. Anjurkan mengkonsumsi makanan
14. Kurang terpapar informasi bertahap tinggi kalori dan protein
tentang upaya 3. Ajarkan prosedur perawatan luka
mempertahankan/melindungi secara mandiri
integritas jaringan Kolaborasi
Kondisi klinis terkait : 1. Kolaborasi pemberian antibiotik,
1. Imobilisasi jika perlu
2. Gagal jantung kongestif Intervensi Pendukung
3. Gagal ginjal Penjahitan Luka
4. Diabetes melitus
5. Imunodefisiensi (mis. AIDS)
1.14556
DAFTAR PUSTAKA
Vulnus
scissum
Traumatic jaringan
Nyeri akut
FORMAT PENGKAJIAN TRAUMA IRD
A. BIODATA
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 48 tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Sidogiri, Pasuruan
No. Register :-
Tanggal MRS : 30 Maret 2021/Jam 15.40 WIB
Tanggal pengkajian : 30 Maret 2021/Jam 15.50 WIB
Diagnosa medis : Vulnus scissum
B. DATA SUBYEKTIF
Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :
Nyeri di luka sayat pada ibu jari tangan pasien.
C. MEKANISME KEJADIAN
Pasien datang dengan luka sayat pada jari tangannya tepatnya pada ibu jari pasien.
Pasien mengatakan bahwa saat itu pasien sedang bekerja dan memotong bambu
menggunakan gergaji, tanpa sengaja gergaji yang digunakan memotong bambu
menyayat jari pasien yang mengakibatkan luka sayat pada ibu jari pasien. Luka
pada ibu jari pasien cukup banyak mengeluarkan darah, namun pasien datang
dengan membungkus lukanya dengan kain agar perdarahan terhenti. Pasien
mengakatakan terasa perih dan nyeri pada luka sayatnya tersebut.
P : Luka sayat karena gergaji
Q : Perih
R : Jari-jari/ibu jari
S : 5 (nyeri sedang)
T : Terus menerus
D. PEMERIKSAAN SAMPLE
S : GCS E : 4, V : 5, M : 6, composmentis
A : Pasien tidak memiliki alergi terhadap sesuatu
M : Pasien sebelum dibawa ke RS membebat tangannya menggunakan kain
namun darah tidak kunjung berhenti karena luka terlalu lebar
P : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
L : Pasien makan tadi siang ± 2 jam sebelum kejadian dan dibawa ke RS, pasien
mengkonsumsi nasi dengan sayur dan lauk serta minum teh hangat.
E : Pasien tinggal dengan istri dan kedua anaknya, pasien tinggal di desa dekat
dengan sawah dan lingkungan pasien cukup padat penduduk.
E. DATA OBYEKTIF
A. Airway
Bebas
Tidak Bebas :
Sputum
Darah
Spasme
Benda asing
B. Breathing
6) Pernapasan : hidung
C. Circulation
1) Akral : Hangat
2) Pucat :
Ya
Tidak
3) Sianosis
Ya
Tidak
4) Nadi :
Frekuensi : 88 x/menit
Irama : Reguler
5) TD : 110/70 mmHg
7) Turgor : Normal
D. Disability
3) Pupil : Isokor
4) Ekstremitas :
Sensorik Ya Tidak
Motorik Ya Tidak
5) Kekuatan Otot : 5 5
5 5
E. Exposure
3) Ukuran luka : ± 5 cm
TD : 110/70 mmHg
S : 37,0 C
RR : 22 x/menit
N : 88 x/menit
SPO2 : 99%
G. Give comfort
2. Etaflox 2 x 500gr
3. Altran 3 x 500mg
4. Dexamethasone 3 x 1,5mg
H. History
Head to toe :
1) K/U : Lemah
7) Extremitas :5 5
5 5
Tanggal No Dx Tindakan
30 Maret 2021 1 1. Memperkenalkan diri
2. Membina hubungan saling percaya
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg,
S : 37,0oC,
RR : 22 x/menit,
N : 88 x/menit,
SPO2 : 99%
4. Mengindetifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
P : Luka sayat karena gergaji
Q : Perih
R : Jari-jari/ibu jari
T : Terus menerus
5. Mengidentifikasi skala nyeri
Skala nyeri = 5 (nyeri sedang)
6. Mengajarkan teknik mengurangi nyeri
7. Mengajarkan teknik nafas dalam untuk
mengontrol nyeri
8. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
Injeksi Lidocaine 2ml
2 1. Memonitor karakteristik luka (lokasi, dimensi,
kedalam luka, karakteristik, warna, bau, tanda-
tanda infeksi lokal)
2. Membersihkan luka dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik
3. Memberikan salep yang sesuai ke kulit/lesi
(Nebacetin powder)
4. Melakukan teknik perawatan luka dengan steril
5. Memberikan stimulasi pada daerah sekitar luka
(masase)
6. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Menganjurkan mengkonsumsi makanan TKTP
seperti susu, telur dan daging
8. Mengajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
9. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
Oral : Etaflox 500gr
EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal
30 Maret 2021
1 Subjektif :
Klien mengeluh nyeri pada luka sayat di ibu jari
P : Luka sayat karena gergaji
Q : Perih
R : Jari-jari/ibu jari
T : Terus menerus
Objektif :
GCS composmentis 3, 5, 6
Klien tampak kesakitan dan memegangi tangan yang terkena luka sayat
Klien tampak gelisah
Skala nyeri : 5 (nyeri sedang)
Grimace
TTV :
TD : 110/70 mmHg,
S : 37,0oC,
RR : 22 x/menit,
N : 88 x/menit,
SPO2 : 99%
Analisa :
Masalah teratasi sebagian pasien pulang
Perencanaan :
Lanjutkan intervensi
2 Subjektif :
Klien mengatakan nyeri pada daerah yang luka
Objektif :
Kerusakan lapisan integument, subkutan
Analisa :
Masalah teratasi sebagian pasien pulang
Perencanaan :
Lanjutkan Intervensi