Uswatun Hasanah, S.Kep.,Ns Ns. Ismunandar, S.Tr.Kep.,M.Tr.Kep
NIP: 198510122012122007 NIK: 20220901133
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU 2023 LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Kebutuhan Dasar
1. Pengertian Rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhnya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang suatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri 2. Anatomi fisiologi Respirator nyeri (nosireceptor) adalah orang tuuh yang berfungsi menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat yang secara potensial merusak a. Mekanik (mekano sensitif): kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma karena benturan atau gerakan b. Thermis (termo sensitif): rangsangan panas atau dingin yang berlebihan c. Kimia (khemo sensitif): ragsangan zat kimia berupa bradykinin, serotonin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetikolon, dan enzim proteolitik Mekanisme penghantar implus nyeri 1) Serabut delta A (menusuk dan tajam): pada kulit dan otot, tidak bermielin, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30m/detik 2) Serabut delta C (panas dan terbakar): dalam otot, tidak bermielin, garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0m/detik 3. Perubahan fungsi a. Perubahan emosi Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah mempengaruhi keamanan dan kenyamanan b. Perubahan Status mobilisasi Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera c. Gangguan Persepsi Sensori Adanya gangguan persepsi sensori yang akan mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Perubahan Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan respon terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. e. Perubahan Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. 4. Pemeriksaan fisik Ekspresi wajah a. Menutup mata rapat-rapat b. Membuka mata lebar-lebar c. Menggit bibir dibawah Verbal 1) Menangis 2) Berteriak Tanda-tanda vital a) Tekanan darah b) Nadi c) Pernapasan Ekstremitas Amati gerakan tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak nyaman 5. Pemeriksaan diagnostik a. Pemeriksaan dengan skala nyeri b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan misalnya diabdomen c. Rontgen untuk mengetahui tulang yang abnormal d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak. 6. Tindakan penanganan a. Penatalaksanaan keperawatan 1) Monitor tanda-tanda vital 2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri 3) Distraksi dan ajarkan tehnik relaksasi 4) Kompres hangat b. Penatalaksanaan medis 1) Pemberian analgetik Obat Pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar 2) Pemberian obat ANS (anti inflamasi non seteroid) Aspirin dan ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka
B. Konsep Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Penyakit Sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien 2) Riwayat Penyakit Dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien. 3) Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. 2. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll. 3. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui. 4. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba. 5. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10. 6. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul. 7. Karakteristik nyeri (PQRST) P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat) R (region) : daerah perjalanan nyeri S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri Pengkajian Skala Nyeri 1) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu) 2) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik) 3) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas secara mandiri). 8. Pemeriksaan Fisik Ekspresi wajah 1) Menutup mata rapat-rapat 2) Membuka mata lebar-lebar 3) Menggigit bibir dibawah Verbal 1) Menangis 2) Beteriak Tanda-tanda Vital 1) Tekanan darah 2) Nadi 3) Pernafasan Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak nyaman 2. Diagnosa keperawatan (Nanda Noc, Nic 2021-2023) a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan lingkungan 3. Intervensi
Diagnosa NO NOC NIC Rasional Keperawatan
1. Domain 12. Kelas 1 Setelah dilakukan Menejemen nyeri 1. Mengetahui
(00132) tindakan keparawatan 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi nyeri. karakteristik Nyeri akut selama 3x24 jam 2. Identifikasi respon nyeri nonverbal nyeri secara berhubungan dengan diharapkan nyeri dapat 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan menyeluruh agen cedera biologis teratasi dengan kriteria memperingan nyeri untuk hasil: 4. Monitor TTV menentukan Batasan 1. Keluhan nyeri 5. Fasilitasi istrahat dan tidur intervensi karakteristik: menurun 6. Anjurkan tehnik non farmakologi untuk menguranggi selanjutnya a. Perubahan 2. Meringgis menurun nyeri 2. Untuk parameter 7. Kolaborasi pemberian analgetik. mengetahui fisiologis perkembangan b. Perubahan selera respon nyeri makan 3. Mengurangi c. Diaphoresis peningkatan d. Perilaku distraksi nyeri e. Bukti nyeri 4. Mengetahuai dengan keadaan pasien menggunakan 5. Terapi standar periksa farmakologi nyeri dengan untuk menggunakan menguranggi standar daftar rasa nyeri periksa nyeri 6. Merilekskan untuk pasien yang tubuh untuk tidak dapat menguranggi berkomunikai nyeri verbal 7. Pemberian f. Perilaku ekspresif analgetik dapat g. Ekspresi wajah mengurangi rasa nyeri nyeri h. Sikap tubuh melindungi i. Putus asa j. Focus menyempit k. Sikap melindungi area nyeri 2. Domain 2, kelas 1 1. Nutritional status: Monitor nutrisi: 1. Monitor tanda – (00002) adequacy of nutrient 1. Monitor tanda-tanda kelelahan selama makan, tanda kelelahan Ketidakseimbangan 2. Nutrional status: minum, dan menelan selama makan nutrisi kurang dari food and fluid intake 2. Monitor berat badan dan minum kebutuhan tubuh 3. Weight control 3. Monitor tanda dan gejala aspirasi dapat berhubungan dengan 4. Monitor pergerakan lidah pasien selama makan mengetahui Setelah dilakuka kesulitan menelan 5. Periksa mulut apakah ada makanan yang terkumpul seberapa tindakan keperawatan Batasan disatu tempat setelah makan kemampuan selama …x…normal Karakteristik: 6. Bantu pasien untuk dalam posisi duduk 30 menit klien dalam Asupan makanan tidak a. kram abdomen 7. Tempatkan rak makanan sedemikian rupah sehingga menelan menyimpang dengan b. nyeri abdomen pasien dapat melihat dan mendengar saat anda bicara 2. Membantu BB rentang normal c. BB dibawah 8. Konsultasikan dengan terapi atau tim dokter dapat memberi rentang ideal BB meningkatkan konsentrasi makanan pasien secara informasi untuk usia dan bertahap apakah terdapat gender penurunan d. Kerapuhan nutrisi dalam kapiler tubuh e. Konstipasi 3. Memantau ada f. Diare atau tidaknya g. Penyembuhan motivasi klien luka lambat untuk amkan h. Kehilangan 4. Lidah memiliki rambut fungsi dalan berlebihan sistem i. Asupan makan pencernaan kurang dari RDA 5. Memonitor j. Hipoglikemia apakah ada hambatan pada proses mengunyah 6. Posisi duduk dapat meningkatkan keingiinan untuk amkan 7. Pengaturan makan dapat mempermudah klien dalam mengambil makanan sehingga klien tidak merasa malas untuk makan 8. Konsultasikan dengan ahli gizi agar membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi 3. Domain 4. Kelas 1 Setelah dilakukan Peningkatan kualitas tidur: 1 Memaksimalkan (00198) tindakan keperawatan 1. bantu pasien untuk menjadwalkan periode istirahat jam istirahat Ganggua pola tidur selama ..x… diharapkan 2. anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara klien berhubungan dengan status nutrisi klien baik bergantian 2 Memaksimalkan gangguan dengan kriteria hasil: 3. anjurkan tidue siang bila perlu waktu untuk lingkungan 1. Jam tidur tidak 4. batasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan tepat istirahat terganggu 3 Memenuhi Batasan 2. Pola tidak kebutuhan karakteristik: terganggu istirahat a. Kesulitan 3. Kualitas tidur 4 Meminimalkan berfungsi sehari- tidak terganggu pengunjung agar hari 4. Tempat tidur yang istirahat tidur b. Kesulitan nyaman tidak tercukupi memulai tertidur terganggu c. Kesulitan 5. Kesulitan tidur mempertahankan tidak terganggu ketidakpuasan 6. Ketergantungan DAFTAR PUSTAKA Butcher, Howard K. Et al. 2021. Nursing Interventions Classification (NIC). Ed 7. Jakarta. Elsevier Herdman, T. Hether. 2020. Dignosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2021-2023. Ed 12. Jakarta. EGC Khaira, Fathmi. (2020). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke Hemoragik Di Bangsal Saraf RSUP Dr M. Djamil Padang’. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI Padang. Moorhead, Sue. Et al. 2021. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed 6. Jakarta. Elsevier. Munir, B. 2022. NEUROLOGI DASAR. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto. Nugraha, Alan Yudha. (2021). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr.M.Djamil Padang’. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI Padang. Perdana, W. H. 2021. Asuhan Keperawatan Ny. S Di Ruang Teratai RSUD Banyumas.Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. Pudiastuti, R. Dewi. (2020). ‘Penyakit Pemicu Stroke’ Yogyakarta : Nuha Medika Rahmayanti, Destia. (2022). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang’. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI Padang. Wati, Eno Apriliya. (2021). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny. B dan Ny. M Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2022’. Study Literatur, Prodi D-III Keperawatan. Lumajang : Universitas Jember.