Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusun Oleh:

DEWI NURPITASARI

NPM: 2014401110021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

1
2020/2021

A. KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN


1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika
individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu
rangsangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau
petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008). Perubahan
kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan
berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006).
2. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman
Pada saat impuls ketidak nyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan thalamus,
sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada
cabang simpatis padasistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
3. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
b. Status imobilisasi

c. Gangguan Persepsi Sensori

d. Keadaan Imunitas

e. Tingkat Kesadaran

f. Informasi atau Komunikasi

g. Gangguan tingkat Pengetahuan

h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

i. Usia

j. Kebudayaan
2
4. Macam - macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman

a. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan
baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan
penumpukann karbondioksida

b. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya
tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat.

c. Pencahayaan

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang
rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap.

5. Manifestasi Klinis

a. Vakolis

1. Mengaduh

2. Menangis

3. Sesak nafas

4. Mendengkur

b. Ekspresi wajah

1. Meringis

2. Mengeletuk gigi

3. Mengernyit dahi

4. Menutup mata, mulut dengan rapat

5. Menggigit bibir

c. Gerakan tubuh

1. Gelisah
3
2. Imobilisasi

3. Ketegangan otot

4. Peningkatan gerakan jari dan tangan

5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

6. Gerakan melindungi bagian tubuh

d. Interaksi sosial

1. Menghindari percakapan

2. Fokus pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

3. Menghindar kontak sosial

4. Penurunan rentang perhatian

6.Komplikasi

a. Hipovolemik

b. Hipertermi

c. Masalah mobilisasi

d. Hipertensi

e. Edema Pulmonal

f. Kejang

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan
bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan
nyaman seperti :

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

b. Menggunakan skala nyeri

4
 Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik

 Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih
merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan.

 Berat = Skala nyeri 7-9 : Seara objektif pasien masih bisa merespons, namun terkadang klien
tidak mengikuti instruksi yang diberikan.

 Nyeri sangat berat = Skala 10 : secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien
merespon dengan cara memukul.

8. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah dan lemah.

b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.

c. Auskultasi : tekanan darah menurun.

9. Penatalaksanaan

a. Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyaman atau nyeri fisik dan
emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
nyerinya.

b. Teknik Imajinasi

Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu


informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hipnosis dapat membantu
mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman
dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri

c. Teknik distraksi

Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain.

d. Terapi dengan pemberian anlgesic

5
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat
analgesik non apoid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer didaerah luka dan
menurukan tingkatan infalamasi, dan analgesic apoid (morfin, kafeiin) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.

e. Imobilisasi

Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontaktur atau terjadi
ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus

B. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN BERDASARKAN KASUS

1) Pengkajian

1. Riawayat keperawatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Lingkungan, kebisingan mepengaruhi rasa aman dan nyaman.

b. Riwayat penyakit dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyebabkan terjadinya
kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman
klien

c. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena
dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.

2. Pemeriksaan fisik : data fokus

a. Ekspresi wajah

 Menutup wajah rapat - rapat

 Membuka mata lebar- lebar

 Menggigit bibir bawah

b. Verbal

6
 Menangis

 Berteriak

c. Tanda tanda vital

 Tekanan darah

 Nadi

 Pernapasan

d. Ekstremitas

Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman

3. Pemeriksaan Penunjang

a. USG

b. Rontgen

2). Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1 : Ansietas

a. Batasan karakteristik

 Perilaku

 Afektif

 Fisiologis

b. Faktor yang berhubungan

 Terpajan toksin

 Hubungan keluarga/hereditas

 Transmisi dan penularan interpersonal

 Krisis situasi dan maturasi

 Stres

7
 Penyalahgunaan zat

 Ancaman kematian

Diagnosa 2 : Nyeri akut (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530)

a. Batasan karakteristik

 Subjektif

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

 Objektif

 Posisi untuk menghindari nyeri

 Perubahan tonus otot

 Perubahan selera makan

b. Faktor yang berhubungan

Agen - agen penyebab cedera (misalnya ,biologis, kimia, fisik, dan psikologis)

Diagnosa 3.Gangguan rasa nyaman

a. Batasan karakteristik

 Menangis

 Gangguan pola tidur

 Takut

 Ketidakmampuanuntuk rileks

 Melaporkan perasaan tidak nyaman

 Melaporkan distress

 Melaporkan kurang puas dengan keadaan

b. Faktor yang berhubungan

 Gejala terkait penyakit

8
 Sumber yang tidak adekuat

 Kurang pengendalian lingkungan

 Kurang privasi

 Kurang kontrol situasi

2) . Perencanaan

Diagnosa 1 : Ansietas

 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) : berdasarkan NOC

a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan
selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan koping

b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang - kadang, sering dan selalu)

 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC

a. Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi

Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan situasional

b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri

Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut

c. Intervensi : Ajarkan peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Diagnosa 2 : Nyeri akut

 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) : berdasarkan NOC

a. Meperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut Pasien
menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang - kadang, sering dan selalu)

b. Mengenali awitan nyeri

9
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan

 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC

a. Intervensi : Ajarkan pengendalian nyeri

Rasional : Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang lebih nyaman
yang dapat ditoleransi oleh pasien

b. Intervensi : Ajarkan manajemen alam perasaan

Rasional : Untuk memberikan keamanan, satabilisasi, pemulihan dan pemeliharaan pada


pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan alam baik depresi maupun paningkatan alam
perasaan

c. Intervensi : Ajarkan peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Diagnosa 3 : Gangguan rasa nyaman

 Tujuan dan kriteria hasil (Outcome criteria) : Berdasarkan NOC

a. NOC

1. Ansiety

2. Fear leavel

3. Sleep deprivation

4. Comvort

b. Kriteria hasil

1. Mampu mengontrol kecemasan

2. Status lingkungan yang nyaman

3. Kontrol gejala

4. Status kesehatan meningkat

 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC


10
a. Intervensi : Gunakan pendekatan yang menenangkan

Rasional : Untuk menjalin hubungan saling percaya

b. Ajarkan teknik menenangkan diri

Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami disress akut

c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping

Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

 Evaluasi

Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dievaluasi
setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama
kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acuan tentang perencanaan lanjutan terhadap
masalah nyeri yang dialami oleh pasien

11
Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba medika.

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan kebutuhan Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Capernito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta:

Medication

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan

Edisi 9. Jakarta: EGC

12

Anda mungkin juga menyukai