Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

OLEH :
RABIATUL ADAWIYAH
NPM. 1814901210174

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN

I. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


I.1 Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman
Kolcaba, 1992 (dalam Potter & Perry, 2006) mengungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi


yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, 2006)

I.2 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman


Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang
otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian
dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis.

I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan


I.3.1 Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
I.3.2 Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
I.3.3 Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
I.3.4 Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
I.3.5 Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
I.3.6 Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya

I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman
I.4.1 Jatuh
I.4.2 Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
pasien lansia.
I.4.3 Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien.
I.4.4 Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien rawat inap.

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman
II.1 Pengkajian
II.1.1 Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien

c. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa
aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka
klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa
tidak nyaman seperti nyeri.

II.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus


a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman

II.1.3 Pemeriksaan Penunjang


a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak
nyaman pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
II.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)
II.2.1 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

II.2.2 Batasan karakteristik


a. Perilaku
1) Penurunan produktivitas
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam
peristiwa hidup
3) Gerakan yang tidak relevan
4) Gelisah
5) Memandang sekilas
6) Insomnia
b. Afektif
1) Gelisah
2) Kesedihan yang mendalam
3) Distres
4) Ketakutan
5) Perasaan tidak adekuat
c. Fisiologis
1) Wajah tegang
2) Insomnia
3) Peningkatan keringat
4) Peningkatan ketegangan
5) Terguncang

II.2.3 Faktor yang berhubungan


a. Terpajan toksin
b. Hubungan keluarga/hereditas
c. Transmisi dan penularan interpersonal
d. Krisis situasi dan maturasi
e. Stres
f. Penyalahgunaan zat
g. Ancaman kematian

Diagnosa 2: Nyeri akut (00132)


II.2.4 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau
perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
II.2.5 Batasan karakteristik
a. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
b. Objektif
1) Posisi untuk menghindari nyeri
2) Perubahan tonus otot
3) Perubahan selera makan

II.2.6 Faktor yang berhubungan


Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan
psikologis)

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman (00214)


II.2.7 Definisi
Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, ligkungan dan sosial.

II.2.8 Batasan karakteristik


a. Menangis
b. Gangguan pola tidur
c. Takut
d. Ketidakmampuan untuk rileks
e. Melaporkan perasaan tidak nyaman
f. Melaporkan distress
g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan
II.2.9 Faktor yang berhubungan
a. Gejala terkait penyakit
b. Sumber yang tidak adekuat
c. Kurang pengendalian lingkungan
d. Kurang privasi
e. Kurang control situasi

II.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)
II.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan
sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap
ansietas, konsentrasi dan koping
b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang
dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu)

II.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC


a. Lakukan bimbingan antisipasi
Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis
perkembangan dan situasional
b. Ajarkan teknik menenangkan diri
Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
c. Ajarkan cara peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan
dan peran hidup

Diagnosa 2: Nyeri akut (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530)


II.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering atau selalu)
b. Mengenali awitan nyeri
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
II.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
a. Ajarkan manajemen nyeri
Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang
lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
b. Ajarkan manajemen alam perasaan
Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan dan
pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan
baik depresi maupun peningkatan alam perasaan

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman (Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364)


II.3.5 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
1) Ansiety
2) Fear leavel
3) Sleep deprivation
4) Comfort
Kriteria hasil
1) Mampu menongtrol kecemasan
2) Status lingkungan yang nyaman
3) Konrol gejala
4) Status kesehatan meningkat

II.3.6 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC


a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Untuk menjalin hubungan saling percaya
b. Ajarkan teknik menenangkan diri
Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
c. Ajarkan cara peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
III. Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta: Salemba Medika.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta:


Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9. Jakarta: EGC
Banjarmasin, April 2019

Preseptor Akademik Ners Muda

( ) ( Rabiatul Adawiyah )

Anda mungkin juga menyukai