Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

DI RUANG CEMPAKA

RSUD DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Dosen Pembimbing :

Ns. Bernadetta Germia A,A.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

DONI RAHAYU PAMBUDI

PO. 62. 20. 1. 19. 405

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN REGULAR V

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA

2021
KONSEP DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN

A. Pengertian Rasa Aman dan Nyaman


Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah
keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman /suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari, kelegaan/ kebutuhan telah terpenuhi, dan
transenden/ keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri (Potter &
Perry, 2005). Jadi kebutuhan keamanan dan kenyamanan sangat dibutuhkan untuk
membantu melindungi klien dari bahaya (Potter & Perry, 2005).
B. Masalah-Masalah Gangguan Pemenuhan Rasa Aman dan Nyaman
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan, antara
lain: (Yusuf, 2015)
1. Emosi kecemasan, depresi, dan marah yang tidak terkendali akan mudah terjadi
dan mempengaruhi keamanan dan kenyaman Kecemasan adalah emosi perasaan
yang timbul sebagai respon awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap
nilai-nilai yang berarti bagi individu (Imam Zainuri, 2016).
2. Status mobilisasi keterbatasan aktivitas, paralisis,kelemahan otot, dan kesadaran
menurut memudahkan terjadinya resiko injury menyebabkan klien selalu merasa
tidak aman dalam beraktivitas dan tidak nyaman dengan keterbatasan fisik yang
dialaminya.
3. Gangguan persepsi sensori mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang
berbahaya seperti gangguan penciuman, pendengaran dan penglihatan yang lebih
sering tidak nyata menimbulkan rasa tidak nyaman saat gangguan datang.
4. Keadaan imunitas gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit.
5. Informasi atau komunikasi gangguan kominikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Gangguan tingkat pengetahuan kesadaraan akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya.s
C. Masalah-Masalah yang Mungkin Terjadi Karena Gangguan Rasa Aman dan
Nyaman
1. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia.
2. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
3. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
1) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2) Menggunakan skala nyeri menurut Hayward
 Pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai Nyeri Ringan (masih bisa ditahan,
aktifitas tak terganggu).
 Pada skala nyeri 4-6 dikategorikan sebagai Nyeri Sedang (menganggu
aktivitas fisik).
 Pada skala nyeri 7-10 dikategorikan sebagai Nyeri Berat (tidak dapat
melakukan aktivitas secara mandiri).
E. Penatalaksanaan
1. Teknik relaksasi nafas dalam
Pada saat melakukan latihan relaksasi, pernafasan melambat, tekanan darah
menurun, otot- otot rileks, sakit kepala memudar dan rasa tidak nayaman akan
berkurang. Efek relaksasi adalah kebalikan dari gejala fisik 22 Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta kecemasan (Hardvard Medikal School,xviii2015). Teknik
relaksasi nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi
sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonari. Dari peregangan
kerdiopulmunari dapat meningkatkan baroreseptor yang akan merangsang saraf
parasimpatis dan menghambat pusat simpatis. Peningkatan saraf parasimpatis
akan menurunkan ketegangan, kecemasan serta mengendalikan fungsi denyut
jantung sehingga membuat tubuh rileks (Muttaqin & Sari,xix2009).
2. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara
gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
3. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi
lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
4. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera
yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secar langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena
dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit
sehingga menimbulka rasa tidak nyaman seperti nyeri.
2. Pemeriksaan fisik: data focus
1) Ekspresi wajah
a. Menutup mata rapat-rapat
b. Membuka mata lebar-lebar
c. Menggigit bibir bawah
2) Verbal
a. Menangis
b. Berteriak
3) Tanda- tanda vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernapasan
4) Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman.
3. Pemeriksaan Penunjang
1) USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
2) Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1: Ansietas
Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom,
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik
a. Perilaku
1) Penurunan produktivitas
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
3) Gerakan yang tidak relevan
4) Gelisah
5) Memandang sekilas
6) Insomnia
b. Afektif
1) Gelisah
2) Kesedihan yang mendalam
3) Distres
4) Ketakutan
5) Perasaan tidak adekuat
c. Fisiologi
1) Wajah tegang
2) Insomnia
3) Peningkatan keringat
4) Peningkatan ketegangan
5) Terguncang

Faktor yang berhubungan :

1) Hubungan keluarga/hereditas
2) Transmisi dan penularan interpersonal
3) Krisis situasi dan maturase
4) Stres
5) Penyalahgunaan zat
6) Ancaman kematian

Diagnosa 2: Nyeri akut

Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya


kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat

Batasan karakteristik

a. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
b. Objektif
1) Posisi untuk menghindari nyeri
2) Perubahan tonus otot
3) Perubahan selera makan

Faktor yang berhubungan

Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis).


Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman

Definisi

Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial.

Batasan karakteristik

a. Menangis
b. Gangguan pola tidur
c. Takut
d. Ketidakmampuan untuk rileks
e. Melaporkan perasaan tidak nyaman
f. Melaporkan distress
g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan

Faktor yang berhubungan

a. Gejala terkait penyakit


b. Sumber yang tidak adekuat
c. Kurang pengendalian lingkungan
d. Kurang privasi
e. Kurang control situasi

C. Perencanaan
Diagnosa 1: Ansietas
Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) :
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang
dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan
koping.
b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering dan selalu)
Intervensi keperawatan dan rasional :
a. Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi
Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan
dan situasional
b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri
Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping
Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Diagnosa 2: Nyeri akut

Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria):

a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai


berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu)
b. Mengenali penyebab nyeri
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
Intervensi keperawatan dan rasional :
a. Intervensi : Ajarkan teknik imajinasi terbimbing
Rasional : Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang
lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
b. Intervensi : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Rasional : Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
c. Intervensi : identifikasi skala nyeri
Rasional : Untuk mengetahui skala nyeri yang dirasakan klien
d. Intervensi : Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada klien.

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) :

a. Mampu menongtrol kecemasan


b. Status lingkungan yang nyaman
c. Status kesehatan meningkat

Intervensi keperawatan dan rasional :

a. Intervensi : Gunakan pendekatan yang menenangkan


Rasional : Untuk menjalin hubungan saling percaya
b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri
Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping
Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
d. Intervensi : Monitor oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
Rasional : untuk mengetahui sirkulasi oksigen yang masuk ke dalam tubuh

D. Pelaksanaan
Diagnosa 1: Ansietas
Melakukan bimbingan antisipasi
Mengajarkan teknik relaksasi
Mengajarkan cara peningkatan koping

Diagnosa 2: Nyeri akut


Mengajarkan teknik imajinasi terbimbing
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengkolaborasikan pemberian analgetik

Diagnosa 3: Gangguan rasa nyaman

Menggunakan pendekatan yang menenangkan

Mengajarkan teknik menenangkan diri

Mengajarkan cara peningkatan koping

memonitor oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi


E. Evaluasi
Kriteria hasil meliputi :
1. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang
dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan
koping.
2. Nyeri berkurang
3. Dapat memanajemen nyeri
4. Rasa tidak nyaman berkurang
5. Klien dapat beradaptasi dengan reseptor stresor
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41693/Chapter%20II.pdf;sequence=4

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61867/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41143/Chapter%20II.pdf;sequence=4

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2632/142500034.pdf?
sequence=1&iAllowed=y

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/asuhan-keperawatan-kebutuhan-rasa-aman-dan-
nyaman-43573225

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3587/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai