“ANTENATAL-CARE”
Topik : Antenatal-care
Sub topik : Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana
antenatal-care, lokasi pelayanan antenatal-care, Pelaksanaan
Pelayanan antenatal-care, frekuensi kunjungan, antenatal-care,
dan keluhan pada masa kehamilan.
Hari/Tanggal : Rabu, 22 September 2021
Waktu/Jam : 09:00-09:30 WIB
Tempat : PKM Pahandut
Peserta : Ibu Hamil, Keluarga Ibu Hamil
Penyuluh : Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Palangka Raya
I. Tujuan Umum
IV. Metode
1 Pembukaan
- Mengucapkan salam - Membalas salam
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan 5 menit
- Kontrak waktu - Memberi respon
- Test awal
2 Inti
- menjelaskan pengertian -Mendengarkan
antenatal-care dengan penuh
- Menjelaskan tentang tujuan perhatian
antenatal-care
- Menjelaskan tentang pelaksana
antenatal-care
- Menjelaskan tentang lokasi
15 menit
pelayanan antenatal-care
- Menjelaskan tentang
Pelaksanaan Pelayanan
antenatal-care
- Menjelaskan tentang frekuensi
kunjungan, antenatal-care
- Menjelaskan tentang keluhan
pada masa kehamilan
3 Penutup -Menanyakan
- Tanya jawab
yang belum jelas
- Test terakhir
- Menyimpulkan hasil -Aktif bersama 10 menit
penyuluhan menyimpulkan
- Memberi salam penutup
-Membalas salam
VII. Pengorganisasian
a. Moderator : Mahasiswa
b. Penyaji : Mahasiswa
Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan
c. Notulen : Mahsiswa
Tugas : Mencatat pertanyaan dari peserta
d. Observer : Mahasiswa
Tugas : Mengamati jalannya proses penyuluhan sesuai dengan SAP
e. Fasilitator : Mahasiswa
Tugas : Menyediakan fasilitas pendukung proses penyuluhan
f. Konsumsi : Mahasiswa
Tugas : Menyediakan konsumsi bagi peserta penkes
layar
Penyaji Operator
ANTENATAL-CARE
1. Pengertian
Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu selama masa
kehamilan (DepKes RI, 2018 : 26).
Menurut Prawiroharjo S. (2019 : 72) antenatal care adalah : pengawasan terhadap ibu
hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.
2. Tujuan
Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi
yang sehat. (Dep Kes RI, 2018 : 48).
Menurut Reeder S.J. (2017 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi dan
menjaga kesehatan serta kehidupan ibu dan janin selama kehamilan dengan
mempertimbangkan sosio kultural keluarga (meliputi status ekonomi, tingkat
pendidikan dan support system).
Sedangkan tujuan utama pelayanan antenatal care di Indonesia adalah :
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan dan nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan dan
nifas.
3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
laktasi dan keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
3. Pelaksana
Sebagai pelaksana pelayanan antenatal care terdiri atas :
Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis Obstretik Gineokologi.
Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan antenatal
care. (Dep Kes RI, 2018 : 16)
4. Lokasi Pelayanan
Menurut Dep Kes RI (2018 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat
bersifat statis dan aktif meliputi :
1. Puskesmas/ puskesmas pembantu
2. Pondok bersalin desa.
3. Posyandu.
4. Rumah Penduduk (pada kunjungan rumah.
5. Rumah sakit pemerintah/ swasta
6. Rumah sakit bersalin
7. Tempat praktek swasta (bidan dan dokter)
5. Pelaksanaan Pelayanan
Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar dan intervensi
khusus sesuai dengan tingkat resiko. Dengan penerapan operasionalnya dikenal
standar minimal ”5T” untuk pelayanan antenatal yang terdiri atas :
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu dengan
pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :
- Minimal satu kali pada trimester I
- Minimal satu kali pada trimester II
- Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2017 : 24)
Menurut Jumiarni (2019 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9
kali) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal.
Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai
berikut :
Kunjungan 1 (0-12 minggu), kunjungan II 12-24 minggu
Pada kunjungan ini dilakukan:
1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.
2. Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung,
bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.
3. Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan
lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
4. Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff,
Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).
5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB).
6. Penilaian resiko kehamilan.
7. KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
8. Pemberian imunisasi TT 1.
Sumber : Dep Kes RI, 2018 : 24, Jumiarni, 2018 : 34, Manuaba, 2018 : 130
Ke < 16 17 - 19 20 – 34 > 35
1 4 4 2 4
2 4 2 4
3 4 2 4
4 2 4
>5 4 4
a. Kurang darah.
b. Malaria
c. Tuberkulosa paru
d. Payah jantung
e. Kencing manis/ diabetes
12 Bengkak pada muka dan tungkai (tekanan
darah tinggi)
13 a. Letak sungsang 4
b. Letak lintang
14 Hamil kembar 2 atau lebih 4
15 Hamil kembar air (Hydrammon) 4
Jumlah skor (A + B)
Menurut Dep Kes RI (2019), faktor resiko ibu hamil seperti yang tercantum dalam
KMS ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Anemia berat (Hb < 8 gr %)
2. Tekanan darah diastole > 90 mmHg
3. Perdarahan selama kehamilan
4. Kelainan pada persalinan terdahulu
5. Jarak kehamilan terakhir kurang dari 2 tahun
6. Tinggi badan kurang dari 140 cm
7. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun
8. Pernah sakit kronis
Keterangan :
1. Bila jumlah nilai resikonya > 3 ibu hamil perlu dirujuk ke Puskesmas untuk
mendapatkan pemriksaan dan penanganan yang lebih teliti dari dokter.
2. Bila jumlah nilai resiko > 5 ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit. Ibu hamil
yang boleh ditolong perawat/ bidan hanya pasien dengan resiko rendah dengan
nilai < 3.
3. Kaki odem
Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias
klasik ekslamsi, yakni hipertensi, odem pada kaki dan protein uri. Sesak
nafas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan adanya
kelainan letak (sungsang) kelainan posisi bayi.
4. Perdarahan
Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya
placenta praevia atau solutio plasenta.
5. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan jernih bukan
pada saat kencing perlu dicurigai adanya ketuban pecah dini (KPD).
6. Sering kencing
Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas panggul (PAP)
pada usia kehamilan 36 minggu. Sering kencing disebabkan tekanan kepala
bayi pada kandung kemih.
Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke fasilitas
kesehatan, untuk itu penyuluhan pada triwulan III diarahkan kepada hal-halyang
berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di atas. Selain keluhan di atas pada
truwulan III ditandai dengan adanya kegembiraan emosi karena akan lahirnya
seorang bayi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergan\tung pada
persiapan dan persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu kerjasama dan
komunikasi yang baik selama ANC perlu dibina sehingga ibu dapat melalui masa
kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira (Hamiton, 2019: 163).