Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

OLEH

EVI SEPRIANI (20.14901.11.11)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

I. Konsep Kebutuhan
I.1 Pengertian
Keamanan adalah keadaan bebas dari cidera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman
dan tentram (Potter & Perry, 2006)
Perubahan Kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda
Jual, 2000)

Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum,
nutrisi dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan diruamah adalah sistem pernapasan yang tidak berfungsi
dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan, akan
menyebabkan penumpukan karbondioksida
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan
keracunan makanan.

Kenyamanan
Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak, Indrawati, &
Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya
dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri seorang yang
meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah lainnya. Meningkatkan kebutuhan
rasa nyaman dapat diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan,
dukungan, dorongan, dan bantuan.

Jenis Gangguan Rasa Nyaman


Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa nyaman dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan merasakan
sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik sampai dengan kurang dari
enam bulan.
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya sensasi nyeri
yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan
c. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang tidak nyaman pada
bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada seluruh bagian perut yang bisa
saja menimbulkan muntah atau tidak.

I.2 Fisiologi Nyeri


Antara stimulus cidera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri, Transduksi, Transmisi, Modulasi, dan Persepsi.
Transduksi nyeri adalah, proses rangsangan yang menganggu sehingga menimbulkan aktiitas
listrik di reseptor nyeri.
Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati
saraf perifer sampai termal di medula spinialis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik
dan menula spinalis ke otak.
Medulasi nyeri, melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang
dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan
faktor-faktor kimiwi yang menimbulkan atau meningkatkan aktifitas direseptor nyeri aferen
primer.
Persepsi nyari, adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh
aktifitas transmisi nyeri oleh saraf.
MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan
dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran
cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus duodenum
dan jejenum menyebabkan terjadinya reluks isi duodenum kedalam lambung. Namun
demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan baha ini menyebabkan mual. Tanda dan
gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan,
berkeringat dan takikardi.

I.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan


1. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan
terjadinya resiko injury.
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman
dan penglihatan
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhdap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan
kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status Nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit,
demikian sebaiknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan
tingkat kenyamanan.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan
tingkat kenyamanan yang mereka punyai

Faktor-Faktor Penyebab Nyeri


1. Stimulasi Mekanik
Disebut trauma mekanik, adanya suatu penegangan akan penekanan jaringan
2. Stimulasi Kimiawi
Nyeri yang disebabkan oleh bahan kimiai
3. Stimulus Thermal
Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan sebagai nyeri
44ºC- 46ºC
4. Stimulus Neurologik
Nyeri yang disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5. Stimulus Psikologik
Nyeri tanpa diketahui kelaianan fisik yang bersifat psikologis
6. Stimulus Elektrik
Nyeri yang di sebabkan oleh aliran listrik

I.4 Klasifikasi Nyeri


1. Nyeri berdasarkan kualitasnya
 Nyeri yang menyayat
 Nyeri yang menusuk
2. Nyeri berdasarkan tempatnya
 Nyeri superfisial/ nyeri permukaan tubuh
 Nyeri dalam/ nyeri tusuk bagian dalam
 Nyeri ulseral/ nyeri dari tusuk jaringan ulseral
 Nyeri neurologis/ nyeri dari kerusakan saraf perifen
 Nyeri menjalar/ nyeri akibat kerusakan jaringan ti tempat lain
 Nyeri sindrom/ nyeri akibat kehilangan sesuatu jaringan tubuh karena pengalaman
masa lalu
 Nyeri patogenik/ nyeri tanpa adanya stimulus
3. Nyeri berdasarkan Serangannya
 Nyeri akut : nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
 Nyeri Kronis : nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan
4. Nyeri menurut sifatnya
 Nyeri timbul sewaktu waktu
 Nyeri yang menetap
5. Nyeri menurut kegawatan
 Nyeri ringan
 Nyeri sedang
 Nyeri berat

I.5 Penyebab Gangguan Rasa Nyaman


Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab Gangguan
Rasa Nyaman adalah:
a. Gejala penyakit.
b. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan pengetahuan).
d. Kurangnya privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.

I.6 Gejala Dan Tanda Gangguan Rasa Nyaman


Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai
berikut (PPNI, 2016) :
a. Gejala dan tanda mayor :
Data subjektif :
1) Mengeluh tidak nyaman
2) Mengeluh mual
3) Mengeluh ingin muntah
4) Tidak berminat makan
Data objektif : (tidak tersedia)
b. Gejala dan tanda minor
Data subjektif:
1) Merasa asam di mulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Data objektif :
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi

II. Rencana Asuhan Klien dengan gangguan Kebutuhan


II.1 Pengkajian
2.2.1 Riwayat Keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan, mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada
dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cidera
yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga menganggu rasa nyaman klien
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka pasien akan beresiko
terkenda penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.n

II.2 Pemeriksaan Fisik


a. Ekspresi wajah
1. Menutup mata rapat-rapat
2. Membuka mata lebar-lebar
3. Mengigit bibir bawah
b. Verbal
1. Menangis
2. Berteriak
c. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerah tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa tidak nyaman

II.3 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya
rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1. Ringan : Skala nyeri 1-3 : secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik.
2. Sedang : skala nyeri 4-6 : secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri,
masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3. Berat : skala nyeri 7-9 : secara objektif pasien msih bisa merespon, namun
terkadang psien tidak mengikuti intruksi yang diberikan
4. Nyeri sangat berat Skala nyeri 10 : secara objektif pasien tidak mampu
berkomuniksi dan pasien merespon dengan cara memukul

II.4 Diagnosa Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik atau trauma
2. Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat
3. Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubundan dengan faktor resiko prosedur invasif, tidak cukup
pengetahuandalam menghindari paparan patogen.
6. Resiko trauma berhubundan dengan faktor resiko eksternal yang berasal dari
lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri
7. Resiko Injury berhubundan dengan mobilisasi, penekanan sensorik patologi intracranial
dan ketidak sadaran.

II.5 Perencanaan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan/ NOC Intervensi/ NIC
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Paint Managemen
berhubungan keperwatan selama.....x 24 - Kaji tingkat nyeri, meliputi :
dengan agen cidera jam, diharapkan nyeri Lokasi, karakteristik , durasi,
fisik atau trauma berkurang dengan kriteria : frekuensi, kualitas,
Kontrol Nyeri intensitas/beratnya nyeri, faktor-
- Mengenal faktor penyebab faktor presipitasi
- Mengenal reaksi serangan - Kontrol faktor-faktor lingkungan
nyeri yang dapat mempengaruhi
- Mengenali gejala nyeri respon pasien terhadap
- Melaporkan nyeri ketidaknyamanan
terkontrol - Berikan informasi tentang nyeri
Tingkat Nyeri - Ajarkan tekhnik relaksasi
- Frekuensi nyeri - Tingkatkan tidur/ istirahat yang
- Ekspresi akibat nyeri cukup
Keterangan penilaian NOC - Turunkan dan hilangkan faktor
1. Tidak dilakukan sama yang dapat meningkatkan nyeri
sekali Analgetik administration
2. Jarang dilakukan - Tentukan lokasi, karakteristik,
3. Kadang dilakukan kualitas dan derajat nyeri
4. Sering dilakukan sebelum pemberian obat
5. Selalu dilakukan - Berikan analgetik yang tepat
sesuai dengan resep
- Catat reaksi analgetik dan efek
buruk yang ditimbulkan
- Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi.
2 Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Paint Managemen
berhubungan keperawatan selama ....x 24 - Kaji tingkat nyeri, meliputi :
dengan kontrol jam, diharapkan nyeri Lokasi, karakteristik , durasi,
nyeri yang tidak berkurang dengan kriteria : frekuensi, kualitas,
adekuat Kontrol Nyeri intensitas/beratnya nyeri, faktor-
- Mengenal faktor penyebab faktor presipitasi
- Mengenal reaksi serangan - Kontrol faktor-faktor lingkungan
nyeri yang dapat mempengaruhi
- Mengenali gejala nyeri respon pasien terhadap
- Melaporkan nyeri ketidaknyamanan
terkontrol - Ajarkan tekhnik non farmakologi
Tingkat Nyeri untuk mengurangi nyeri
- Frekuensi nyeri - Tingkatkan istirahat atau tidur
- Ekspresi akibat nyeri untuk memfasilitasi manajemen
Keterangan penilaian NOC nyeri.
6. Tidak dilakukan sama Analgetik administration
sekali - Cek obat, dosis, frekuensi,
7. Jarang dilakukan pemberian analgesik
8. Kadang dilakukan - Cek riayat alergi obat
9. Sering dilakukan - Pilih analgetik atau kombinasi
Selalu dilakukan yang tepat apabila lebih satu
analgetik yang diresepkan
- Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
3 Nausea Setalah dilakukan tindakan Nutrition Managemen
berhubungan keperawatan selama.....xv24 - Kaji kemampuan pasien untuk
dengan terapi jam diharapkan tidak mual mendapatkan nutrisi yang
biofisik dan dengan kriteria : dibutuhkan
situasional Status Nutrisi - Monitor jumlah nutrisi dan
- Tenaga kandungan kalori
- Stamina - Berikan kalori tentang kebutuhan
- Daya tahan tubuh nutrusi
Keseimbangan cairan - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Berat badan stabil untuk menentukan jumlah kalori
- Tidak ada kebingungan dan nutrisi yang dibutuhkan
- Tidak haus berlebihan pasien
- Kelembaban kulit Manajemen Cairan
membran mukosa lembab - Pertahankan intake dan output
Keterangan penilaian NOC : cairan yang akurat
1. Tidak dilakukan sama - Monitor status hidrasi
sekali - Monitor hasil laboratorium
2. Jarang dilakukan berhubungan dengan retensi
3. Kadang dilakukan cairan
4. Sering dilakukan - Monitor vital sign
5. Selalu dilakukan - Monitor intake dan output
- Monitor status hemodinamik
4 Cemas Setelah dilakukan tindakan Penurunan Kecemasan
berhubungan keperawatan ..... x 24 jam - Tenangkan pasien
dengan perubahan diharapkan Kecemasan - Berusaha memahami keadaan
status kesehatan menurun atau pasien dapat pasien
tenang, dengan Kriteria : - Berikan informasi tentang
Control Cemas diagnosa, prognosis dan tindakan
- Menyingkirkan tanda - Kaji tingkat kecemasa dan reaksi
kecemasan fisik pada tingkat kecemasan
- Menurunkan stimulasi - Gunakan pendekatan dengan
lingkungan ketika cemas sentuhan (permisi) verbalisasi
- Menggunakan teknik - Temani pasien untuk mendukung
relaksasi untuk keamanan dan menurunkan rasa
menurunkan cemas takut
- Melaporkan penurunan - Instruksikan pasien untuk
kebutuhan tidur adekuat menggunakan tekhnik relaksasi
- Tidak ada manifestasi - Berikan pengobatan untuk
perilaku kecemasan menurunkan cemas dengan cara
Koping yang tepat.
- manajemen masalah Peningkata Koping
- Mengekspresikan perasaan - Hargai pemahaman pasien
dan kebebasan emosional tentang proses penyakit
- Memelihara kestabilan - Gunakan pendekatan yang
financial tenang dan memberikan jaminan
- Menggunakan suport sosial - Sediakan informasi actual
Keterangan peninalaian tentang diagnosa, penanganan
NOC: dan prognosis
1. Tidak dilakukan sama - Dukung keterlibtan keluarga
sekali dengan cara yang tepat
2. Jarang dilakukan - Bantu pasien untuk
3. Kadang dilakukan mengidentifkasi strategi positif
4. Sering dilakukan untuk mengatasi keterbatasan
5. Selalu dilakukan dan mengelola gaya hidup atau
perubahan peran.

5 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi


berhubungan keperawatan selama .... x 24 - Observasi dan laporkan tandan
dengan faktor jam diharapkan tidak ada dan gejala infeksi seperti
resiko prosedur infeksi dengan kriteria : kemerahan, panas, nyeri, tumor
invasif, tidak cukup Risk Control : dan fungsiolesa
pengetahuan dalam - Mengetahui resiko - Kaji temperatur pasien setiap 4
menghindari - Memonitor faktor resiko jam
paparan patogen lingkungan - Gunakan strategi untuk
- Memonitor faktor resiko mencegah infeksi nosokomial
dari tingkah laku - Cuci tangan seelum dan setelah
- Mengembangkan strategi tindakan keperawatan
kontrol resiko secara - Gunakan standar precaution dan
efektif gunakan sarung tangan selama
- Memodifikasi gaya hidup kontak dengan darah, membran
untuk mengurangi resiko mukosa yang tidak utuh
Kriteria penilaian NOC : - Kaji kelembaban, tekstur dan
1. Tidak dilakukan sama turgor kulit dengan hati-hati
sekali - Pastikan tekhnik perawatan luka
2. Jarang dilakukan secara tepat
3. Kadang dilakukan - Dorong pasien untuk istirahat
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
6 Resiko Trauma Setelah dilakukan tindakan Enviromental Manajemen Safety :
berhubungan keperawatan selama ... x 24 - Sediakan lingkungan yang aman
dengan faktor jam tidak ada trauma, bagi klien
resiko ekternal dengan kriteria : - Identifkasi kebutuhan keamanan
yang berasal dari - Knowledge Personal pasien, sesuai dengan kondisi fisik
lingkungan sekitar - Sefety behavior : faal dan fungsi kognisi pasien dan
dan internal yang prevention riwayat penyakit terdahulu pasien
berasal dari diri - Safety status : physical - Menghindarkan lingkungan yang
sendiri injury berbahaya
Kriteria penilaian NOC : - Memasang side rail di tempat tidur
1. Tidak dilakukan sama - Menyediakan tempat tidur yang
sekali aman dan bersih
2. Jarang dilakukan - Membatasi pengunjung
3. Kadang dilakukan - Memberikan penerangan yang
4. Sering dilakukan cukup
5. Selalu dilakukan - Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien
- Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
- Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga pasien atau
pengunjung tentang adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.
7 Resiko injury Setelah dilakukan tindakan Enviromental Manajemen
berhubungan keperawatan selama ... x 24 (Manajemen Lingkungan) :
dengan imobilisasi jam tidak ada cidera, dengan - Sediakan lingkungan yang aman
penekanan sensorik kriteria : bagi klien
patologi Risk Control - Identifkasi kebutuhan keamanan
intracranial dan - Pasien terbebas dari cidera pasien, sesuai dengan kondisi fisik
ketidak sadaran - Pasien mampu dan fungsi kognisi pasien dan
menjelaskan cara/metode riwayat penyakit terdahulu pasien
untuk mencegah cidera - Menghindarkan lingkungan yang
- Pasien mampu berbahaya
menjelaskan faktor resiko - Memasang side rail di tempat tidur
dari lingkungan/ prilaku - Menyediakan tempat tidur yang
personal aman dan bersih
- Pasien mampu - Membatasi pengunjung
memodifikasi untuk - Memberikan penerangan yang
mencegah injury cukup
- Mampu mengenali - Menganjurkan keluarga untuk
perubahan status kesehatan menemani pasien
Kriteria penilaian NOC : - Mengontrol lingkungan dari
Tidak dilakukan sama sekali kebisingan
2. Jarang dilakukan Berikan penjelasan pada pasien dan
3. Kadang dilakukan keluarga pasien atau pengunjung
4. Sering dilakukan tentang adanya perubahan status
5. Selalu dilakukan kesehatan dan penyebab penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ali mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia, EGC : Jakarta


Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, EGC : Jakarta:
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku saku. Jakarta: EGC.
Gloria M. Bulechek, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman & Cheryl M. Wagner.
2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition. Mosby: United
States of America.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Nanda International. 2013. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2006. Fundamental Keperawatan . EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai