Anda di halaman 1dari 25

A.

KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Definisi
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Konsep
kenyamanan memiliki subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu
memiliki karakteristik fissiologis, sosial, spiritual, psikologis dan kebudayaan
yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya
2. Klasifikasi
a. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan
dan merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1
detik sampai dengan kurang dari enam bulan.
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan
adanya sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari
enam bulan.
3. Penyebab gangguan rasa nyaman:
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)

4. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala (SDKI 2018):
a. Mayor
Gejala dan tanda Subjektif:
Mengeluh tidak nyaman
Objektif: Gelisah
b. Minor
Gejala dan tanda minor Subjektif:
1) Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah
2) Tidak mampu rileks
3) Mengeluh kedinginan/kepanasan
4) Merasa gatal
5) Mengeluh mual
Objektif:
1) Menunjukkan gejala distres
2) Tampak merintih/menangis
3) Pola eleminasi berubah
4) Postur tubuh berubah
5) Iritabilitas
5. Patofisiologi
a. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori. (excitatory
neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg
kuat → edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan
prostaglandins.
b. Transduksi (transduction): perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, → proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C
dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari
spinal cord → ke otak melalui spinothalamic tracts → thalamus dan
pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
system, dan somatosensory cortex.
c. Persepsi (perseption): otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan
nyeri → individu mulai menyadari nyeri.
d. Modulasi (modulation): saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
menghalangi menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan
keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
 Monitor TTV
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk
nyeri ringan sampai sedang).
 Kompres hangat
 Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan Medis
 Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
 Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di
ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
7. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
 Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
fisik lainnya
 CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
 EKG
 MRI
B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN
1. Pengertian Etik Keperawatan
Etika keperawatan adalah pedoman untuk mengatasi segala macam masalah
yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang tidak
mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya. Etika
keperawatan adalah sikap etis yang wajib dimiliki oleh seluruh perawat
sebagai bagian dari integritas selama. bertugas menjalankan profesi wat
dengan menerapkan norma norma keperawatan (Ngesti Utami dkk, 2016).
2. Tujuan Etik Keperawatan
Tujuan dari etik keperawatan adalah agar perawat dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Secara
umum, tujuan etik keperawatan yaitu:
- Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan antara perawat dan
klien, perawat dengan perawat, perawat dengan profesi lain, juga antara
perawat dengan masyarakat.
- Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi manapun.
- Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa
pelayanan keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
menjalankan tugas praktik keperawatan.
-
3. Prinsip Moral dalam Etik Keperawatan
a. Autonomy (Otonomi)
Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk menentukan
atau memutuskan sendiri sesuai hakikat manusia yang mempunyai harga
diri dan martabat.
b. Beneficience (Kebaikan)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi
pasien, tidak merugikan dan membahayakan pasien.
c. Justice (Keadilan)
Prinisp ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil tanpa memandang
jabatan, ras, maupun agama pasien yang ditanganinya.
d. Non Maleficience (Tidak merugikan) Prinsip ini berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera pada fisik psikologis pasien.
e. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang
sebenarnya dan tidak membohongi pasien.
f. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien. harus
dijaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
g. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas tanpa terkecuali.
h. Fidelity (Kesetiaan)
Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya,
menepati janji, menyimpan rahasia, serta peduli terhadap pasien dan
keluarganya.
4. Dilema Etik Keperawatan
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya secara
bersamaan. Pada dilema etik ini, akan sukar menentukan mana yang benar
dan mana yang salah. Sehingga, seringkali hal tersebut dapat menimbulkan
stres pada perawat. Nilai-nilai, keyakinan, dan filosofi individu perawat
memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan etik yang berkaitan
dengan dilema etik. Secara umum menjelaskan permasalahan etik
keperawatan yang pada dasarnya terdiri dari lima jenis permasalahan, yaitu:
a. Kualitas melawan kuantitas hidup.
Contoh kasus: seorang ibu meminta kepada perawat untuk melepas semua
selang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun dan koma
selama 8 hari. Dalam keadaan ini, perawat menghadapi permasalahan
tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan
secara moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan
kuantitas melawan kualitas hidup, karena keluarga pasien menanyakan
apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh
dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.
b. Kebebasan melawan penanganan dan pencegahan bahaya
Contoh kasus: seorang pasien berusia lansia yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan
bebas. Pada situasi ini, perawat dihadapkan permasalahan upaya menjaga
keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.
c. Berkata secara jujur dan melawan berkata bohong
Contoh kasus: seorang perawat yang mendapati teman kerjanya
menggunakan narkotika. Dalam posisi ini perawat tersebut berada pada
masalah apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam,
karena diancam akan dibuka rahasia yang dia miliki bila melaporkan hal
tersebut ke orang lain.
d. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah
agama, politik, ekonomi, dan ideologi
Contoh kasus: seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada
berobat ke dokter. Hal ini tentunya merupakan masalah etik yang
bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah agama.
e. Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba coba
Contoh kasus: di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan
untuk mengatasi nyeri dengan dedaunan yang sifatnya gatal. Mereka
percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan
menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukul dibagian tubuh yang sakit.
Sumber: (Astuti, 2016).
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
1) Identitas Klien Meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, suku bangsa, agama, status pekawinan, tanggal
masuk RS, nomor rekam medic, dan diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung jawab Meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan saat ini
1) Keluhan utama Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat
menanyakan kepada pasien tentang tanda dan gejala yang dialami oleh
pasien. Setiap keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada pasien
disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang
disarasakan meliputi lama timbulnya.
2) Alasan masuk RS,
3) Riwayat Penyakit Sekarang Pada riwayat penyakit sekarang, perawat
mengkaji apakah gejala terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti
sebelum atau sesudah makan, ataupun setelah mencerna makanan
pedas dan pengiritasi dan setelah mencerna obat tertentu atau setelah
mengkonsumsi alhohol.
4) Data medik, mencatat data pasien dari ugd atau praktek, serta
mencatat diagnosa medik
c. Riwayat penyakit masa lalu, Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau
riwayat penyakit sebelumnya, perawat harus mengkaji apakah gejala yang
berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu
banyak, atau makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji
adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat mengkaji riwayat keluarga
yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet, serta diet
sembarangan. Selain itu perawata juga mananyakan tentang penyakit yang
pernah dialami oleh keluarga. Selain pengkajian riwayat harus bisa
diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan seorang pasien. Setiap pola
merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat dalam
mengumpulkan suatu data .
e. Riwayat psiko-sosio-spritual
Mengambarkan pola koping, harapan klien terhadap keadaan penyakitnya,
faktor stressor, konsep diri, pengetahuan klien dengan penyakitnya,
adaptasi, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan
masyarakat, perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara, aktifitas
sosial, bahasa yang sering digunakaan, keadaan lingkungan, kegiatan
keagamaan serta keyakinan tentang kesehatan.
f. Kebutuhan dasar
Mengambarkan sehatan sebelum sakit dan saat sakit berdasarkan
kebutuhan dasar dari makan dan minum, tidur, eliminasi, aktifitas dan
latihan, dan personal hygiene.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : seseorang biasanya mengalami keadaan lemah.
2) Head to toe
Memeriksa dari kepala sampai kaki secara berurutan,
- Kulit/integumen: (meliputi textur, kelembaban, lesi, perubahan
warna, krepitasi, Sensasi, mobilitas, suhu, turgor, edema, keluhan
yang berhubungan dan cara mengatasinya)
- Kepala & rambut (meliputi bentuk, ukuran, posisi, warna dan
bentuk rambut, Peradangan, kebersihan, keluhan yang berhubungan
dan cara mengatasinya)
- Kuku : (meliputi warna bantalan kuku, konsistensi, kontur,
ketebalan, kebersihan, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
- Mata/penglihatan : (meliputi bentuk, refleks cahaya, lapangan
pandang, fungsi Sclera, konjungtiva, pupil; akomodasi,ketajaman,
pemakaian alat bantu, Peradangan, keluhan yang berhubungan dan
cara mengatasinya)
- Hidung/penghiduan : (meliputi bentuk dan posisi,
peradangan, perdarahan, polip/
- Sumbatan, reaksi alergi, pemakaian alat bantu, fungsi
penghiduan, keluhan Yang berhubungan dan cara mengatasinya)
- Telinga/pendengaran : (meliputi bentuk dan posisi, peradangan,
perdarahan, cairan,Ketajaman pendengaran, pemakaian alat bantu,
keluhan yang berhubungan Dan cara mengatasinya)
- Mulut dan gigi : (meliputi bibir, mukosa, gusi, lidah dan fungsi
pengecapan, Peradangan, perdarahan, kebersihan, gangguan
menelan, rumusan gigi dan Kelainannya, keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya)
- Leher :(meliputi pembengkakan kelenjar, tiroid, tekanan vena
Jugularis, kekakuan, gerakan, keluhan yang berhubungan dan cara
Mengatasinya)
- Dada :(meliputi pernafasan : bentuk, pola, posisi, bunyi,dan
irama; jantung : bunyi, irama, nyeri, letak/posisi, capillary refill,
suara tambahan, CVP; keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
- Abdomen : (meliputi bentuk, turgor, massa, cairan; hepar;
lien; ginjal; Bising usus, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
- Perineum & genitalia : (meliputi kebersihan, peradangan,
perdarahan, pembengkakan, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
- Extremitas atas & bawah : (meliputi bentuk, kekakuan, rentang
gerak, refleks, tonus,keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman:
Penyebab:
- Gejala penyakit
- Kurang pengendalian situasional/lingkungan
- Ketidakaekuatan sumber daya mis (mis. dukungan finansial, sosial
dan pengetahuan)
- Kurangnya privasi
- Gangguan stimulus lingkungan
- Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
- Gangguan adaptasi kehamilan
b. Ketidak nyamanan pasca partum
Penyebab:
- Trauma perinium selama persalinan dan kelahiran
- Involusi uterus, proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran
semula
- Pembekuan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI
- Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan
- Ketidaktepatan posisi duduk
- Faktor budaya
c. Nausea
Penyebab:
- Gangguan biokimiawi (mis. uremia, ketoasidosis diabetik)
- Gangguan pada esofagus
- distensi lambung
- Iritasi lambung
- Gangguan pamkreas
- Peregangan kapsul limpa
- Tumor terlolisasi (mis. neuroma akustik, tumor otak primer atau
sekunder, metastasis tulang di dasr tengkorak)
- peningkatan tekanan intraabdominal (mis. keganasan
intraabdomen)
- Peningkatan tekanan intrakranial
- Peningkatan tekanan intraorbital (mis. glaukoma)
- Mabuk perjalanan
- Kehamilan
- Aroma tidak sedap
- Rasa makanan/minuman yang tidak enak
- Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
- Faktor psikologis (mis. kecemasan, ketakutan, stres)
- Efek agen farmakologis
- Efek toksin
d. Nyeri akut
Penyebab :
- agen pencedera fisiologis
- agen pencedera kimiawi
- agen pecendera fisik
e. Nyeri kronis
Penyebab:
- Kondisi muskuloskeletal kronis
- Kerusakn sistem saraf
- Penekanan saraf
- Infiltrasi tumor
- Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor
- Gangguan imuntas (mis. neuropati terkait HIV, virus varicella-
zoster)
- Gangguan fungsi metabolik
- Riwayat posisi kerja statis
- Peningkatan indeks massa tubuh
- kondisi pasca trauma
- Tekanan emosional
- Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
- Riwayat penyalahgunaan obat/zat
f. Nyeri melahirkan
Penyebab:
- Dilatasi servik
- Pengeluaran janin
3. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
selama.... Jam maka gangguan rasa
Observasi
nyaman membaik dengan kriteria - lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
hasil:
- Identifikasi skala nyeri
- Keluhan tidak nyaman - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
menurun
nyeri
- Gelisa menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
- Kaloborasi pemberian analgetik, jika perlu
Ketidaknyamanan Setelah dilakukan intervensi Terapi relaksasi
pasca partum selama.... Jam maka Observasi
Ketidaknyamanan pasca partum Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
menurun dengan kriteria hasil: berkonsentrasi, atau gejala lain yang menganggu kemampuan
- Keluhan tidak nyaman kognitif
menurun Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Meringis menurun Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
- Kontraksi uterus menurun sebelumnya
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesudah latihan
Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
Anjurkan mengambil psosisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
pereganganm atau imajinasi terbimbing )
Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen mual
selama.... Jam maka tingkat nausea Observasi
membaik Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan (mis. Bayi,
anak-anak, dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi
secara efektif)
Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu
makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan
prosedur)
Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual
pada kehamilan)
Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak
sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis.
Kecemasan, ketakutan, kelelahan)
Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik
Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan
tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis. Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi
musik, akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243)
selama.... Jam maka Observasi
Ketidaknyamanan pasca partum - Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda,
menurun nyeri akut menurun kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
dengan kriteria hasil: - Identifikasi riwayat alergi obat
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika,
- Meringis menurun non-narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan
- Gelisa menurun nyeri
- Kesulitan tidur menurun - Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
- Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus
opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan
efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
Nyeri kronis Setelah dilakukan intervensi PERAWATAN KENYAMANAN
selama.... Jam maka Observasi
Ketidaknyamanan pasca partum - Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan
menurun nyeri kronis menurun - Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
dengan kriteria hasil: perasaannya
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi masalah emosional dan spiritual
- Meringis menurun Terapeutik
- Gelisa menurun - Berikan posiis yang nyaman
- Kesulitan tidur menurun - Berikan kompres dingin atau hangat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Berikan pemijatan
- Berikan terapi akupresur
- Berikan terapi hipnotis
- Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi
- Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi
Edukasi
- Jelaskna mnegenai kondisi dan pilihan terapi/
pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan latihan pernafasan
- Ajarkan tehnik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborsi pemberian analgesic, antipruritis,
anthihistamin, jika perlu
Nyeri melahirkan Setelah dilakukan intervensi Observasi
selama.... Jam maka - Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah
posisi
Ketidaknyamanan pasca partum
- Monitor alat traksi agar selalu tepat
menurun nyeri melahirkan Terapeutik
- Tempatkan pada matras/ tempat tidur terapeutik yang
menurun dengan kriteria hasil:
tepat
- Keluhan nyeri menurun - Tempatkan pada posisi terapeutik
- Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
- Meringis menurun
- Temaptkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
- Gelisa menurun - Sediakan matras yang kokoh/ padat
- Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontra indikasi
- Kesulitan tidur menurun
- Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis: semi fowler)
- Atur posisi yang meningkatkan drainage
- Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
- Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan
tepat
- Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
- Tinggikan anggota gerak 200 atau lebih diatas level
jantung
- Tinggikan tempat tidur bagian kepala
- Berikan bantal yang tepat pada leher
- Berikan topangan pada area edema (mis: bantal di bawah
lengan dan eskrotum)
- Posisikan untuk mempermudah ventilasi/ perfusi (mis:
tengkurap/ good lung down)
- Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
- Motivasi dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
- Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
- Hindari menempatkan stamp amputasi pada posisi fleksi
- Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
- Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
- Ubah posisi setiap 2 jam
- Ubah posisi dengan teknik log roll
- Pertahankan posisi dan integritas traksi
- Jadwalkan secara tertulis untuk perubaha n posisi
Edukasi
- Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekamnikan tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi
Kaloborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum menubah
posisi, jika perlu
4. Implementasi
Merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien
berdasarkan intervensi yang telah dibuat.
5. EVALUASI

Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan raya nyaman


berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
1. Klien mengatakan nyeri berkurang
2. Tidak ada hambatan pada nyeri
a. Gejala penyakit
D. MIND MAPPING & PATHWAY b. Kurang pengendalian situasional/
DEFINISI
Nyeri akut lingkungan
KLASIFIKASI c. Ketidakadekuatan sumber daya
KEBUTUHAN Nyeri Kronis
d. Kurangnya privasi
RASA NYAMAN e. Gangguan stimulus lingkungan
PENYEBAB
minor f. Efek samping terapi
MANIFESTASI KLINIK
mayor - Pemeriksaan USG
P.PENUNJANG - Rontgen
Konsep asuhan - Pemeriksaan
PENATALAKSANAAN Monitor TTV,Kaji nyeri,
keperawatan laboratorium
Distraksi, Kompres hangat,
Mengajarkan teknik relaksasi - pemeriksaan fisik
Pemberian obat Analgetik, - CT
Pemberian obat ANS - Scan
- EKG
- MRI
-
pengkajian
Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan
- Data umum Implementasi
- R. kesehatan saat ini - Manajemen nyeri
- R. Masa lalu - Gangguan rasa - Terapi relaksasi
- R. keluarga nyaman - Manajemen mual
- Ketidaknyamanan - Pemberian analgetik
- Kebutuhan dasar Evaluasi
pasca partum - Perawatan kenyamanan
- Pemeriksaan fisik - Pengaturan posisi
- Nausea
- Nyeri akut
- Nyeri kronis
- Nyeri melahirkan
Daftar Pustaka

Kemenkes RI. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan.
PPNI (2018). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018) Standar Intervensi keperawatan. Definisi dan Tindakan


keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Putri , CK. 2021. Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman


Nyeri Pada Ibu E Keluarga Bapak S Dengan Hipertensi Di Desa
Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun 2021. Laporan
Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai