Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Dasar

DI SUSUN OLEH:

HIJRIANTI SUHARNAH
14420202170

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
A. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI
1. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup oksigen setiap kali bernapas. Penyampaian oksigen ke
jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler dan
keadaan hematologik (Heriana, 2016)
Oksigen adalah yang paling penting dari semua kebutuhan dasar
untuk kelangsungan hidup. Kekurangan atau hilangnya jumlah oksigen
yang beredar di aliran darah, akan menyebabkan seseorang mati dalam
hitungan menit. Oksigen disediakan oleh sel dengan mempertahankan
jalan nafas terbuka dan sirkulasi yang adekuat (Patrisia et al., 2020)
2. Konsep Dasar Kebutuhan Oksigen
Proses respirasi adalah proses keluar masuknya udara ke paru-paru
dan terjadi pertukaran gas. Dalam proses respirasi komponen yang
berperan adalah :
a. Paru – paru
b. Dinding dada (rangka, otot pernafasan, diafragma, isi abdomen dan
dinding abdomen) (Heriana, 2016)
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
dan penyakit kronik
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang,diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut (Heriana, 2016)
4. Perubahan Fungsi Pernapasan
a. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam
paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi
dapat disebabkan karena :
1) Kecemasan
2) Infeksi/sepsis
3) Keracunan obat-obatan
4) Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas
pendek, nyeri dada (chest pain), menurunkan konsentrasi,
disorientasi , tinnitus.
b. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps
paru). Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
c. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2
yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
1) Menurunnya hemoglobin
2) Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.
3) Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada
keracunan sianida.
4) Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti
pneumonia.
5) Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok
6) Kerusakan/gangguan ventilasi. Tanda-tanda hipoksia antara
lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak napas, dan clubbing (Heriana, 2016)
5. Gangguan Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak
terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik
pada anatomi maupun fisiologi dari organ-organ respirasi.Gangguan
pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena
peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lainlain.
Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi
dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:
a. Gangguan irama/frekuensi pernapasan
1) Gangguan irama pernafasan antara lain
a) Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang
amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian
makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi
dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi
pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan
intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis
pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian
12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi
saat tidur.
b) Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan
pernafasan cheynestokes, tetapi amplitudonya rata dan
disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan
pada penyakit radang selaput otak.
c) Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan
kedalaman meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis
pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis
metabolik dan gagal ginjal.
2) Gangguan frekuensi pernafasan
a) Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah
nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal
b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi
pernafasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi
pernafasan normal
b. Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu:
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3) Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan
oksigen dari paru-paru ke jaringan
c. Hipoksia
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih
tepat daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama
sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam kelompok
yaitu :
1) Hipoksemia
2) Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
3) Overventilasi hipoksia
4) Hipoksia histotoksik (Heriana, 2016)
B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN
1. Konsep Legal Etik
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk
ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan
etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal
Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
(Putri et al., 2016)
2. Prinsip Legal dan Etik Keperawatan
a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya. Berprilaku sesuai dengan
perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas, berhubungan
dengan hukum legal.
b. Beneficience (Berbuat baik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
d. Non-maleficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
f. Fidelity (Kesetiaan)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan
tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry
mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada
suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan
perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji,
mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian
/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari
prinsip ketataatan. Peduli pada pasien merupakan komponen paling
penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam
kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan
dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual,
bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukkan
kemampuan profesional.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Melindungi informasi yang bersifat pribadi,
prinsip bahwwa perawat menghargai semua informsi tentang
pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak
istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien
tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali. (Putri et al., 2016)
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Mengkaji identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat psikososial dan spiritual
g. Pemeriksaan fisik meliputi : Keadaan umum, ttv, pemeriksaan head
to toe, pola kebiasaan sehari-hari
h. Pemeriksaan diagnostik
i. Penatalaksanaan medis/terapi (Setiadi, 2016)
2. Diagnosis yang biasa muncul pada kebutuhan nutrisi
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian (Tim
pokja SDKI PPNI, 2017)
3. Intervensi Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
1) Observasi
a) Monitor bunyi napas tambahan
b) Monitor sputum
c) Monitor pola napas
2) Terapeutik
a) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan
chin-lift
b) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
c) Berikan oksigen, jika perlu
3) Edukasi
a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
b) Anjurkan teknik batuk efektif
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi.
Intervensi :
1) Observasi :
a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
b) Monitor pola napas
c) Monitor kemampuan batuk efektif
d) Monitor adanya sputum
e) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
f) Auskultasi bunyi napas
2) Terapeutik:
a) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
b) Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi :
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4) Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian terapi oksigen.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi:
1) Obsevasi
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
2) Terapeutik
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
b) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
c) Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
3) Edukasi
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan Pelaksanaan adalah realisasi rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan
meliputi pengumpulan data dan berkelanjutan dan mengobservasi
kondisi klien. Pertahankan keseimbangan produksi dan kehilangan
pada klien dengan intervensi yang telah ditetapkan (Setiadi, 2016)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan respon klien terhadap
hasil yang diharapkan dari rencana keperawatan. Tentukan apakah
dibutuhkan revisi rencana. Setelah intervensi, pantau tanda vital klien
untuk mengevaluasi perubahan (Setiadi, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Heriana, P. (2016). Buku ajar kebutuhan dasar manusia (L. Saputra (ed.)).
Binarupa Aksara Publisher.

Patrisia, I., Juhdeliena, Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro,
Adventina, Hutapea, D., Khusniyah, Z., Sihombing, riama marlyn,
Mukhoirotin, Togatorop, lina berliana, & Sitanggang, yenni ferawati.
(2020). Asuhan keperawatan pada kebutuhan dasar manusia. Yayasan
Kita menulis.

Putri, A., Astuti, H. T., & Kurniasih, N. (2016). Pengertian dan Contoh
Penerapan Aspek Legal Etik Dalam Keperawatan AnestesI. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.

Setiadi. (2016). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori &
Praktik. Graha Ilmu.

Tim pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai