Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KDM HIPERTERMI

1.1 Pengertian
Hipertermi adalah merupakan keadaan ketikaindividu mengalami atau beresiko
mengalami kenaikan suhu tubuh > 37,50C yang sifatnya menetap karena faktor eksternal
(Lynda Juall, 2012).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme
termoregulasi (Arthur B Jowsky, 2006).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermi adalah keadaan dimana suhu
tubuh diatas batas normal fisiologi sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
1.2 Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahant oksik yang
mempengauhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek ransangan terhadap
pusat pengaturan suhu. zat yang dapat menyebabkan efek peransangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat
berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas
oleh bakterit oksi/pirogenh yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit (Julia, 2000).
1.3 Patofisiologi
Hipertermi terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan sel poin, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebih tetapi tidak disertai
peningkatan sel poin(Julia, 2000). Hipertermi adalah sebagai mekanisme pertahanan
tubuh( responimun ) terhadap infeksi atau benda asing yang masuk kedalam tubuh, bila ada
zat asing ,masuk kedalam tubuh akan meransang system pertahanan tubuh dengan
dilepaskan pirogen. Pirogen adalah zat penyebab hipertermi, ada yang berasal dari dalam
tubuh ( pirogen endogen ) dan luar tubuh ( pirogen eksogen ) yang biasanya berasal dari
infeksi mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing ( non
infeksi ).ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan
pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas
menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentuk dan pengeluaran panas, inilah yang
menyebabkan hipertermi.
1.4 Manifestasi Klinis (Lynda Juall, 2012)
Tanda dan gejala hipertermi antara lain :
a. Kulit kemerahan.
b. Hangat pada sentuhan.
c. Peningkatan frekuensi pernafasan.
d. Menggigil.
e. Dehidrasi.
f. Kehilangan nafsu makan.
1.5 Penatalaksanaan (Lynda Juall, 2012)
a. Secara fisik
- Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
- Buka pakaian dan selimut yang berlebih.
- Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan.
- Jalan nafas terus tebuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen keotak yang
akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
- Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya.
- Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang.
- Kompres dengan air biasa didaerah dahi, ketiak, lipat paha.
b. Obat-obatan antipiretik
- Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus, antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostagladin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panasdiatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas.
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap ;
Mengidentifikasi adanya kemungkinan terjadinya resiko infeksi.
2. Pemeriksaan urin.
3. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl.
1.7 Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan sepsis yang ditandai dengan kejang
1.8 Pengkajian
a. Biodata
- Tanggal / jam MRS
- Ruang
- No registrasi
- Diagnosamedis
- Tanggal / jam pengkajian
b. Identitas klien
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Agama
- Suku bangsa
- Bahasa
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Status
- Alamat
c. Pemeriksaan fisik
- Mata
- Rambut
- Kepala
- Hidung
- Mulutgigi
- Telinga
- Kulit
- Kuku
- Genetalia
1.9 Kriteria Hasil Dan Intervensi

Diagnosa NOC Dan Indikator Serta Skorawal Uraian Aktivitas Rencana


Keperawatan Dan Skor Target Tindakan (NOC)
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan demam (3740)
berhubungan degan selama 2x 24 jam Hipertermi dapat Aktivtas- aktivitas
sepsis yang ditandai teratasi. 1. Observasi TTV
dengan kejang, suhu Keparahan Infeksi (0703) 2. Berikan kompres hangat
tubuh meningkat Kode indikator S. S.T 3. Anjurkan kepada keluaga
A untuk klien berpakaian yang
070301 Kemerahan 3 5 mudah menyerap keringat
(00007) 070307 Demam 2 5 4. Anjurkan anak agar tidak
070329 Peningkatan 2 5 memakai selimut
suhu tubuh 5. Beri obat atau cairan IV sesuai
Keterangan advice dokter.
1 = Berat
2 = Cukup
3 = Ringan
4 = Sedang
5 = Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA
Arthur B Jowsky. (2006). Internasional Diagnosa Keperawatan. moscow: Book Of Diagnosis.

Dongoes, Marilynn E. (1999). rencana asuhan keperawatan. jakarta: EGC.

Hermal, T. Heather. (2012-2014). NANDA internasional diagnosis keperawatan. jakarta: EGC.

Julia. (2000). buku panduan diagnosis keperawatan. manchester: blog spot.

Lynda Juall. (2012). definisi hipertermy. jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai