Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASESMEN KEPRIBADIAN

TEHNIK PROYEKTIF DAN TES INVENTORI

Diajukan untuk memenuhi tugas asesmen kepribadian

Dosen Pengampu :

Aggraeni Swastika S.Psi.M.Psi,Psikolog

Istiqomah, S.psi, M.si, Psikolog


Lilla Noervita A,S.Psi.,Psi

Disusun Oleh

Faizatul Maisyaroh

1810811034
Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Jember

2021-2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahamat dan
hidayahnya keapada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat
dan salam selalu tercurah kan kepada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga-Nya
dan kita selaku umatnya hingga ahir zaman.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kemampuan
dan dan pengalaman kami masih ada dalam keterbatasan, untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah ini yang akan
datang.

Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah


pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Ahir kata kami sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita amin.

Jember, 04 mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang manusia dan sifat yang terdapat di
dalamnya. Psikologi selalu mengalami kemajuan di dalam proses pengembangan
cakupan ilmunya. Ilmu psikologi ini selalu meneliti manusia dan berbagai aspek yang
ada di dalamnya, baik itu mengenai kejiwaan, minat, bakat, kemampuan, dan
berbagai hal lainnya.

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan jelas, maka di dalam ilmu psikologi sering
kali dilakukan beragam rangkaian tes yang akan menunjukkan suatu hasil melalui
angka atau pun diagram hasil tes yang jelas. Hasil ini nantinya akan menjadi tolak
ukur untuk menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan objek kajian yang
sedang diteliti. Salah satu jenis tes adalah tes kepribadian. Tes kepribadian dibagi
menjadi 2 yaitu tes proyektif dan tes inventory. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai tes proyektif dan tes inventory.

Tehnik proyektif adalah teknik yang digunakan dalam tes psikologi yang
menempatkan kategori kepribadian individu berdasarkan stimulis yang ambigu
berupa kata, kalimat, gambar, yang mana sifatnya tidak terstruktur, disebut poyektif
karena teknik ini memungkinkan individu untuk dapat memproyeksikan motivasi
dalam dirinya terhadap alat tes yang diberikan, Inventori adalah alat yang digunakan
untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu
yang dimiliki oleh seseorang dan merupakan self report questionnaire, untuk
menentukan karakteristik-karakteristik, kepribadian, minat (Interest) , sikap-sikap
(attitude), nilai-nilai (value),

B. Rumusan masalah
1. Definisi dan Sejarah
2. Jenis – jenis tes
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep inventory (MBTI, DISC, PAPI KOSTIK)
2. Untuk mengetahui tujuan tes inventory (MBTI, DISC, PAPI KOSTIK)
3. Untuk mengetahui Syarat tes Inventory Yang Baik
4. Untuk mengetahui konsep tes proyektif (RORSACRH dan TAT)
5. Untuk mengetahui tujuan tes proyektif (RORSACRH dan TAT)

D. MANFAAT
Untuk mengetahui informasi lebih banyak atau lebih dalam lagi tentang tes inventory
dan tes proyektif.
BAB II

PEMBASAN

A. PENGERTIAN

a. Definisi proyektif
Tehnik proyektif adalah teknik yang digunakan dalam tes psikologi yang
menempatkan kategori kepribadian individu berdasarkan stimulis yang ambigu
berupa kata, kalimat, gambar, yang mana sifatnya tidak terstruktur, disebut
poyektif karena teknik ini memungkinkan individu untuk dapat memproyeksikan
motivasi dalam dirinya terhadap alat tes yang diberikan (Herlina, 2014)
Melalui projective test nantinya individu secara tidak sadar akan
mengungkap dan menggambarkan struktur dan dinamika kepribadiannya. Tes ini
dilaksanakan secara perorangan oleh sebuah panel pewawancara, atau suatu seri
dari dua atau lebih pewawancara. Tes ini merupakan tes yang tidak berstruktur
dan bersifat menimbulkan variasi respon yang hampir tidak terbatas. Instruksi dari
tes proyektif singkat, bersifat umum dan stimulus tes bersifat ambigu. Hasil yang
diharapkan dari metode ini adalah responden dapat memproyeksikan pikiran,
karakter, kebutuhan, kecemasan dan konflik - konflik mereka. Metode ini
merupakan pendekatan secara global untuk mengetahui kepribadian seseorang,
tidak pada trait yang spesifik. Tes proyektif juga efektif dalam mengungkapkan
covert behavior, latent behavior dan aspek - aspek bawah sadar seseorang
(Marnat, 2010).
Salah satu contoh tes proyektif dalah TAT, dan tes proyektif yang dengan
menggunakan inkblot sebagai stimuli adalah tes Rorschach (Marnat, 2010). Tes
lain yang menggunakan gambar sebagai stimuli proyektif antara lain :
- The Rosenzweig Picture-Frustration Study
- Verbal Techniques: free association test
- Word association tests
- Sounds as Projective Stimuli
- The Production of Figure Drawings
- Autobiographical Memories
- Performance Techniques
- Play Techniques and Toy Tests

b. Klasifikaksi tehnik proyektif


 Ada beberapa klasifikasi tehnik proyektif
 Associative Techniques : Subjek menjawab stimulus dengan perkataan,
image, atau ide – ide yang pertama kali muncul. Contoh: Rorschach
Inkblots, Word Association.
 Construction Procedures : Subyek mengkontruk atau membuat suatu
produk (cerita). Contoh: TAT, MAPS (Make a picture strory).
 Completion Taks : melengkapi kalimat atau cerita. Contoh: SSCT,
Rosenzweig Picture-Frustation Strudy.
 Choice or Ordering devices: Mengatur kembali gambar, mencatat
referensi atau semacamnya. Contoh : Szondi Test, Tomkins – Horn Picture
Arrangement Test.
 Expressive Methods: Gambar, cara / metode dalam menyelesaikan sesuatu
dievaluasi. Contoh: BAUM, HTP, DAP.

 Jenis jenis tes proyektif


 Rorschach Test : merupakan tes fungsi kepribadian berbasis performa
yang didasarkan pada interpretasi respons - respons seseorang pada 10
bercak tinta simetris - bilateral. Tujuan teknik ini adalah untuk mengases
struktur kepribadian (Marnat, 2010). Rorschach test termasuk pada teknik
asosiasi, dimana subjek diminta untuk menjawab atau merespon suatu
stimulus dengan kata, gambar atau ide yang pertama kali muncul secara
cepat ketika stimulus telah diberikan. Marnat (2010) menjelaskan jika
interpretasi terhadap tes ini memberikan informasi tentang variabel -
variabel, seperti motivasi, kecenderungan respons, operasi kognitif,
afektivitas dan persepsi personal dan interpersonal.
 Thematic Apperception Test (TAT) : menurut Marnat (2010) materi TAT
terdiri dari 20 kartu dengan gambar - gambar yang ambigu. Pada tes ini,
examinee diminta untuk membuat cerita tentang apa yang ia yakini sedang
terjadi dalam situasi atau kejadian yang dilakukan dalam gambar gambar
itu (Marnat, 2010). TAT dapat mengungkapkan sebagian dorongan, emosi,
sentimen, kompleks dan konflik kepribadian yang dominan. TAT
menyodorkan stimuli yang lebih terstruktur dan membutuhkan respon
verbal yang lebih terorganisasi dan kompleks.
 Tes SSCT termasuk pada Teknik Melengkapi. Teknik ini dimana
melengkapi kalimat atau cerita yang sudah disediakan sebelumnya.
 Draw A Person (DAP) : Tes draw a person atau tes DAP adalah tes
psikologi yang digunakan untuk mengetahui pengalaman kreatif individu
dan kepribadiannya dengan cara meminta individu yang bersangkutan
untuk menggambar orang.
 Baum

c. Tes proyektif juga memiliki kelebihan dan kekuranga yaitu sebagai berikut ini:
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari tes proyektif yang disampaikan
oleh Marnat (2010).
 Kelebihan
a. Memberikan kebebasan kepada setiap penempuh tes untuk mengekspresikan
daya nalarnya.
b. Dapat mengungkapkan atribut psikologis dengan jelas.
c. Efektif dalam mengungkapkan covert behavior (kepribadian yang
tersembunyi), latent behavior (kepribadian yang terpendam) dan aspek - aspek
bawah sadar seseorang.
 Kekurangan
a. Skor membutuhkan waktu yang lama dan relative lebih sulit.
b. Interpretasi bersifat subyektif
c. Stimulus tes bersifat ambigu
B. Tehnik Inventory
Inventori adalah alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau tidak
adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu yang dimiliki oleh seseorang dan
merupakan self report questionnaire, untuk menentukan karakteristik-karakteristik,
kepribadian, minat (Interest) , sikap-sikap (attitude), nilai-nilai (value). Tes inventory
berguna untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian/karakteristik kepribadian seperti
minat, penyesuaian diri, motivasi, prasangka/prejudice, dll. Karakteristik tes
inventory adalah tes-tes yang terutama menggunakan kertas and pensil saat tes. Selain
itu sebuah self report atau responden diminta untuk memilih mana pertanyaan dan
pernyataan yang paling sesuai dengan dirinya, tidak ada salah benar dan tidak bisa
dibandingkan jawabannya dengan orang lainnya.

a. DISC
Sejarah DISC Inventory
DISC adalah sebuah alat ukur psikometri yang mengukur gaya
kepribadian seseorang mengenai perilaku kerjanya (Nofiar, 2009: 9). Teori DISC
dikemukakan oleh seorang ahli psikolog asal Amerika yang bernama William
Moulton Marston pada tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul Emotions of
Normal People. Ia berteori bahwa ekspresi perilaku emosi bisa dikategorikan
menjadi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya yaitu
Dominance (D), Influence (I), Steadiness (S), dan Compliance (C).

Konsep Dasar Inventori DISC


Ada banyak teori modern tentang perilaku seseorang berdasarkan ide
empat faktor individu. Yang paling berpengaruh didapatkan pada hasil pekerjaan
seseorang Psycologist Swiss Carl Gustav Jung. Ia mendefisikan kepribadian
empat tipe yang berbeda yaitu Sensing, Intuitive, Feeling dan Thinking. Definisi-
definisi berbagai tipe berakar dari penelitian panjang Jung, hal ini menjadi penting
karena mewakili salah satu usaha-usaha awal upaya memetakan kepribadian
manusia manusia oleh psikolog modern dan tes yang berdasarkan pekerjaan Jung
masih banyak digunakan sampai hari ini. DISC adalah sebuah psychometric tool
yang konsep dasarnya mengacu pada hasil kerja Psikolog Amerika William
Moulton Maston, yang juga menciptakan Polygraph/Lie Detector. DISC adalah
Dominance, Influence, Steadness, dan Compliace yang merupakan gambaran
kecenderungan perilaku dari seorang individu.
Gambaran ini dapat bermanfaat bagi penentuan atau pemilihan pekerjaan
yang sesuai bagi perilaku individu. Misal seseorang yang berkepribadian kuat di
D (Dominance) atau C (Compliance) akan menagalami kesulitan serta jika harus
ditempatkan di posisi pemasaran langsung dengan customer juga akan kesulitan
karena keduanya memiliki kelemahan dalam berhubungan dengan orang lain.
Akan jauh lebih mudah bagi seseornag dengan memiliki kepribadian I (Influence)
karena kekuatannya adalah menjalin hubungan dengan orang lain. DISC
merupakan pengukuran kepribadian/ Asesment tool yang bertujuan untuk melihat
dan mengukur perilaku kerja (work behavior) seseorang yang didasarkan pada 4
tipe kepribadian seseorang yaitu: Dominance, Influence, Steadness, dan
Compliace.

b. MBTI
MBTI adalah tes yang dirancang berupa kuisioner dengan 93 item untuk
mengukur kecerdasan individu, bakat dan tipe kepribadian seseorang (extravert -
introvert, sensing - intuition, thingking - feeling dan judging - preceiving). MBTI
juga dijelaskan sebagai instrumen untuk menggambarkan perbedaan mendasar
perilaku manusia yang sehat dan normal (Setiawati dkk, 2015).

Sejarah inventori MBTI


MBTI dibuat dengan merujuk pada teori kepribadian dari Carl Gustav
Jung. Inventori ini pertama kali dikenalkan oleh Katharine Cook Briggs dan
Isabel Briggs Myers. MBTI analisisnya menggambarkan 16 tipe kepribadian,
saran pengembangan, karir yang cocok untuk ditekuni dan pasangan tipe
kepribadian yang cocok. MBTI dibangun berdasarkan pada empat dimensi yang
disusun berlawanan. Inventori MBTI tidak disusun dengan jawaban benar salah,
akan tetapi responden harus menjawab sesuai dengan keadaan dirinya. MBTI
amat cocok digunakan bagi remaja usia sekolah menengah atas, informasi yang
diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merencanakan arah karir
dimasa datang. Temuan di lapangan MBTI yang beredar di Indonesia masih perlu
dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan lebih lanjut mengingat terdapat
kelemahan-kelemahan terkait penyajian penyataan.

Konsep Dasar Inventori MBTI


Secara alamiah manusia memiliki keinginan untuk menganali dirinya
sendiri lebih dalam dengan berbagai tujuan. Mengenali diri sendiri dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mengenali
tipe kepribadian. Menurut Carl Gustav Jung dalam L. Naisaban (2003:22),
manusia memiliki 2 tipe kepribadian yakni ektrovert dan introvert. Selain itu Jung
mengemukakan pendapat tentang 4 fungsi kepribadian manusia yakni sensing
(fungsi pengindera), intuising (fungsi intuitif). Thinking (fungsi berfikir), dan
Feeling (fungsi perasa). Berdasarkan tipe kepribadian Jung tersebut, Isabel Myers
dan ibunya, Katharine C. Briggs membuat instrument tes kepribadian yang
kemudaian dinamakan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Pada tes ini
menggolongkan kepribadian manusia kedalam 16 tipe kepribadian yang dijadikan
sebagai analisis kepribadian manusia.

C. Papi Kostick
tes papi kostick merupakan salah satu tes kepribadian yang sering
digunakan dalam lingkup Human Research Development (HRD) untuk mengukur
dinamika kepribadian, mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu pada semua
tingkatan. Tes ini terdiri atas 90 pasang pernyataan pendek berhubungan dalam
situasi kerja yang menyangkut 20 aspek kepribaadian yang dikelompokkan dalam
7 bidang, yaitu kepemimpinan, arah kerja, aktivitas kerja, relasi sosial, gaya
bekerja, sifat temperamen dan posisi atasan - bawahan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

MBTI merupakan sebuah instrumen untuk menggambarkan perbedaan mendasar


perilaku manusia yang sehat dan normal. Instrumen ini dibuat berdasar teori tipologi dari
Jung yang berpendapat bahwa ada empat fungsi psikologis mendasar pada manusia
dalam berhubungan dengan dunia sekitarnya, yaitu: sensasi, intuisi, perasaan, dan
pemikiran.

PAPI (Personality and Preference Inventory) adalah personality assessment atau


alat tes penilaian kepribadian terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR
(Human Resource) dan manajer terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja
individu pada semua tingkatan .Tes PAPI Kostick betujuan untuk mengukur aspek-aspek
psikologis dan mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja, The
Rorschach test juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes Inkblot adalah
tes psikologi di mana testee mempersepsi bentuk gambar tinta yang dicatat dan kemudian
dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis tes proyektif murni yang dapat
menggali ‘kedalaman’ diri seseorang.

Thematic Apperception Test (TAT) adalah salah satu tes yang menggunakan
stimuli berupa gambar. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian
seseorang, sehingga dapat menginterprestasi tingkah laku abnormal, pemyakit
psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak minimun usia 4 tahun kalau
dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap TAT khusus untuk anak-anak yaitu cat.
DAFTAR PUSTAKA

Marnat, G Groth. (2010). Hand Book Of Psychologycal Assesment. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Herlina. 2014 . Mengenal Tes Proyektif. Bandung: Psikologi FIP Universitas Pendidikan
Indonesia.
Silvia, D. (2015). Asesmen centre. Jember : PT Perkebunan Nusantara XII.

Setiawati, Farida Agus., dkk. (2015). Implementasi MBTI untuk pengembangan karir mahasiswa
: studi perbedaan tipe kepribadian pada mahasiswa bimbingan konseling. Jurnal Penelitian
Ilmu Pendidikan. 8 (2).

Permana, Z. (2017). Panduan Praktis Personality Assesment. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Anda mungkin juga menyukai