Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada hadirat Tuhan yang Mahakuasa kerena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan perkenanaNyalah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”PENGANTAR KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI” tepat waktu.

Makalah PENGANTAR KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI disusun guna memahami tugas pada mata
kuliah Konstruksi alat tes di program studi Psikologi Fip Unima. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalajh ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang rana KOnstruksi Alat Tes .

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Bapak Ibu selaku Dosen mata kuliah. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh kerena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis trima demi kesempurnaan makalah ini.

Mengkang, Maret 2021

Kelompok 1
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Alat Ukur yang tergolong valid dan reliable sangat diperlukan dalam mengungkapkan aspek psikologis
seseorang. Alat ukur ini disebut juga dengan alat ukur psikologis, tes psikologis, atau skala psikologi.
Untuk mencapai validitas dan realibilitas atau alat ukur psikologis, dilakukan suatu kegiatan sistematis
disebut dengan pengembangan dengan alat ukur psikologis.
Pengembangan alat ukur psikologis merupakan proses menghasilkan alat ukur terkait aspek aspek
dalam individu dengan mengembangkan pertanyaan atau tugas dan mengombinasikannya untuk
menjadi sebuah tes.
Setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda terhadap hasil tes. Individu yang meyakini bahwa ia
terlahir dengan bakat dan kecerdasan yang tinggi juga dapat membuatnya merasa sudah sempurna
sehingga mengabaikan kritik orang lain. Individu yang meyakini bahwa bakat, kecerdasan/inteligensi
dan karakternya adalah hal yang dapat diubah maka ia akan menyikapi potensi dirinya
dengan cara yang sebaliknya.
Pengembangan alat ukur psikologis memiliki klasifikasi tes yang terdiri dari tes kognitif dan tes non
kognitif dimana tes kognitif mengukur kemampuan potensial dan prestasi sedangkan tes non kognitif
mengukur aspek afektif atau kepribadian.

Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi konstruk alat ukur psikologi ?
2. Apa saja jenis pengukuran psikologi ?
3.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi konstruk alat ukur psikologi

tidak sepenuhnya identik dengan konstruk namun dapat menjadi dasar untuk menentukan konsep
psikologi yang akan diukur. Definisi umumnya berisi dua aspek yaitu sifat umumnya dan sifat khususnya.

Sebagai contoh dalam konstruk sabar tidak hanya menggambarkan konsep umum (menahan pikiran,
perkataan, emosi, atau perbuatan) namun juga sifat khusus (yang merupakan respon awal, bertujuan
kebaikan, serta taat aturan)

Konstruk alat ukur psikologi adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan alat sampel perilaku tertentu
(dengan mengukur intensitasnya) dan yang dapat diukur pada manusia dan hewan. Tujuan memelajari
konstruksi alat ukur: Diharapkan agar mampu membuat alat ukur yang baik, terutama dalam hal
pembuatan aitem/butir yang sesuai dengan tujuan pembuatan dan teori apa yang mendasari
pembuatan item tersebut.

Sebagai alat bantu, tes psikologi perlu dibuktikan memiliki ketepatan dan kesesuaian dalam hasil
akhirnya. Oleh karena itu, untuk mencegah munculnya masalah akibat penggunaan alat yang tidak tepat
dan sesuai kebutuhan maka tes psikologi harus memiliki aspek validitas dan reliabilitas.

1. Aspek validitas : dikatakan valid apabila hasil penilaiannya sesuai dengan kenyataannya.
2. Aspek reliabilitas : ketepatan dalam penilaian, keterandalan, dan dapat dipercayanya suatu hasil tes.

Konstruk berbeda dengan teori yaitu pada antecendent (sebab) dan consequent (akibat) dari konstruk
tersebut.

a. Antecendent adalah hal yang mendahului konstruk dan menyebabkan aktivitas dalam konstruk
yang dimaksud. Misalnya keberagamaan (religiusitas) menyebabkan meningkatnya kesabaran.
Dalam contoh ini religiusitas menjadi antecendent dari konstruk kesabaran.
b. Consequent adalah hal yang didahului oleh konstruk tertentu dan akibat dinamika dari konstruk
maka muncul dinamika dari consequent. Misalnya kemampuan berpikir kritis (konstruk berpikir
kritis) merupakan hal yang memengaruhi perilaku menyontek siswa.
B. JENIS PENGUKURAN PSIKOLOGI
1. Pengukuran aspek afektif (Tes performa tipikal) : banyak ditujukan untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Namun dalam level praktis tes ini juga digunakan untuk proses
seleksi karyawan dan proses identifikasi. Salah satu tes dalam model ini adalah tes kepribadian, mis:
TAT.
2. Pengukuran aspek kognitif (Tes performa maksimal) : pengukuran psikologi yang ingin melihat
seberapa besar potensi yang dimiliki oleh individu walaupun potensi tersebut belum pernah
dimanfaatkan secara optimal. Salah satu bentuk tes dari model ini adalah tes intelegensi.

C. PERLENGKAPAN PENILAIAN
Adapun perlengkapan yang dibutuhkan untuk menilai, misalnya penilaian dilakukan melalui observasi
terencana maka perlengkapan yang dibutuhkan mungkin adanya ruang buatan atau semacam
laboratorium untuk melihat apakah aspek yang dinilai muncul dalam ruangan tersebut. Perlengkapan ini
bahkan hampir tak terbatas yang dapat disesuaikan dengan model penilaian yang dilakukan. Sedangkan
perlengkapan pada orang yang akan dinilai adalah kertas, pensil atau pulpen, dsb.

D. Aspek dalam Konstruk

1. dengan Satu Aspek

Aspek, dimensi, dan atribut Aspek dikenal juga dengan dimensi maupun atribut merupakan hal-hal
apa saja yang menjadi dasar konseptual dari tiap konstruk. Konstruk agresi, misalnya, terdiri dari
dua aspek yaitu agresi verbal dan agresi non-verbal. Dengan demikian aspek atau dimensi dari
konstruk agresi adalah non-verbal dan verbal.

Konstruk dengan Satu Aspek Tes kreatifitas verbal merupakan salah satu alat ukur yang dibuat dari
konstruk psikologi yang memiliki satu aspek.

2. Konstruk Kompleks

Konstruk dengan Banyak Aspek Dalam konstruk intelegensi yang memiliki banyak aspek, intelegensi
dianggap sebagai kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan seseorang.

Konstruk Kompleks adalah konstruk yang tidak sekedar memiliki beberapa aspek namun juga aspek
dari konstruk dapat bertingkat dan masing-masing tingkat dapat memiliki satu atau lebih aspek
didalamnya. Cth: tes kompetensi moral.

Anda mungkin juga menyukai