Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI

“PENGUKURAN DAN UJI PSIKOLOGIS DALAM LINGKUP KEBIDANAN”

Dosen Pengajar:

Gumiarti, SST., M.PH

Disusun Oleh Kelompok:

1. Dewi Wahyuni Wulandari (P17331213029)


2. Ghina Nada Maghfira (P17331211022)
3. Rosa Hidayatul Jannah (P17331213036)
4. Dian Anggraeni (P17331211002)

POLTEKKES KEMENKES MALANG

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KAMPUS I JEMBER

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat, dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Psikologi pada Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Jember dengan ini penulis mengangkat judul tentang
“Pengukuran dan Uji Psikologis dalam Lingkup Kebidanan.”

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 19 Februari 2023

Hormat kami,

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I.............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN............................................................................................................ 3

2.1 Pengertian dari Pengukuran dan Uji Psikologis.................................................. 3


2.2 Jenis..................................................................................................................... 4

BAB III........................................................................................................................... 13

PENUTUP...................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengukuran dan uji psikologis?
2. Apa pengertian dari uji psikolgis?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari pengukuran dan uji psikologis.
2. Untuk mengetahui apa itu uji psikologis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran dan Uji Psikologis


Pengukuran bisa disebut juga test atau evaluasi yang menunjukkan satu
nama atau satu makna, hanya bila disambungkan dengan masalah yang
sesungguhnya akan berbeda arti. Proses pengukuran berkenaan dengan
mengkonstruksi, mengadministrasi, dan penskoran test.
Perbedaan pengukuran dan penilaian adalah kegiatan yang dilakukan
terhadap kemampuan dan kemajuan belajar, sedangkan penilaian adalah aktivitas
yang dilakukan terhadap tingkah laku yang bersifat kualitatif. Pengukuran berlaku
untuk test hasil belajar dan sampai batas-batas tertentu juga untuk test bakat. Untuk
test-test sikap dan kepribadian dipergunakan istilah penilaian.
Tes psikologis adalah bidang yang ditandai dengan penggunaan contoh
perilaku dalam rangka untuk menilai psikologis membangun, seperti fungsi kognitif
dan emosional tentang individu tertentu.
Dengan demikian, pengukuran psikologi merupakan pengukuran dengan
objek psikologi tertentu. Apabila pengukuran psikologi disebut sebagai
psychological attributes atau psychological traits, yaitu ciri yang mewarnai atau
melandasi perilaku. Perilaku sendiri merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri
tersebut, yang dapat diobservasi. Namun tidak semua hal yang psikologis dapat
diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan
tanda tentang derajat perilaku yang diukur.
Agar indikator-indikator tersebut dapat definisikan dengan lebih tepat,
dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct)
dikenal sebagai variabel laten. Sebuah tes psikologi harus berguna / berlaku baik
(misalnya, ada bukti untuk mendukung interpretasi tertentu dari hasil tes dan handal
(yaitu, internal konsisten atau memberikan hasil yang konsisten dari waktu ke
waktu, melintasi penilai, dll). Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan
sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar.

5
Konstruk adalah konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang
berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku. Indikator dari suatu
konstruk psikologis diperoleh melalui berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian
teori, observasi, wawancara, elisitasi (terutama untuk konstruk sikap); lalu
dinyatakan dalam definisi operasional.
Alat pengukur merupakan alat bantu dalam tujuan keseluruhan penyelidikan
psikologis dan tidak boleh diabaikan. Pengukuran berlaku untuk test hasil belajar
dan sampai batas-batas tertentu juga bisa untuk test bakat. Untuk test sikap dan
kepribadian dipergunakan istilah penilaian. Setiap penilaian pada hakekatnya
dicakup oleh proses belajar seseorang individu yang menyangkut seluruh
kepribadian, meliputi : pengalaman, sikap, minat, kematangan, dan pertumbuhan
serta kemampuannya.
Jadi penilaian itu menyangkut seluruh kondisi kehidupan psikis maupun
fisik di dalam situasi dan waktu tertentu (disebut sampel tingkah laku). Artinya,
pada saat test terus berlangsung, diharapkan data yang diperoleh merupakan
representasi dari tingkah laku yang diukur secara keseluruhan. Konsekuensi dari
pemahaman ini antara lain:
1. Terkadang hasil tes tidak menggambarkan kondisi psikologis individu
(yang diukur) yang sebenarnya.
2. Hasil tes sangat dipengaruhi oleh faktor situasional seperti kecemasan
akan suasana tes itu sendiri,, kesehatan, keberadaan lingkungan fisik,
misalnya: ramai, panas, dan sebagainya.
3. Hasil tes yang diambil pada suatu saat belum tentu akan sama jika test
dilakukan lagi pada beberapa waktu kemudian (walaupun ini merupakan
itu rehabilitas).
4. Hasil tes belum tentu menggambarkan kondisi psikologis individu
dalam segala konteks.
Psikologi terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Optimal performance test: melihat kemampuan optimal individu
2. Typical performance test: memuat perasaan, sikap, minat, atau reaksi-
reaksi situasional individu. Tes ini sering disebut sebagai inventory test.

6
2.2 Uji Psikologis
Dalam lapang psikologi diartikan suatu cara untuk mengetahui intelegensi,
ketekunan, bakat, minat, dengan tujuan untuk menyelidiki watak dan kemampuan
seseorang. Dilakukan dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu /
menelaah masalah tertentu. Suatu uji psikologi merupakan alat untuk menetapkan
apakah faset dari kesan yang diperkirakan dari seseorang adalah benar menurut
fakta atau untuk menggambarkan bermacam-macam faset dengan seobyektif
mungkin. Tes psikologi dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal.
Tes psikologi juga digunakan untuk meramalkan dan mendiagnosa.
Menurut Dyer suatu tes tidak pernah menunjukkan tujuan akhir dari suatu
penyelidikan karena:
1. Suatu tes tunggal tak cukup memberi gambaran mengenai suatu
kemampuan, sifat, atau sikap perseorangan.
2. Bahwa tes jangan dikirakan mutlak, abadi interpretasinya.
3. Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja
untuk mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia
hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu
yang bersifat fisik belaka.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketidaknyamanan bayi baru lahir merupakan suatu masalah masalah yang
terjadi berupa gejala yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan bayi,
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Pola penyakit penyebab kematian neonatal
adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan
bawaan (10%), dan lain-lain (5%). Adapun kondisi-kondisi yang dapat
mempengaruhi Pascanatal yaitu: Lingkungan prenatal, jenis persalinan,
pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, lamanya periode kehamilan,
sikap orang tua, dan perawatan pascanatal.
Ada banyak sekali ketidaknyamanan yang dialami oleh bayi baru lahir (BBL),
antara lain: Bayi rewel, Diaper Rush (ruam popok), gumoh, Cradle Cap (kerak
topi), Oral Trush, Mongolian Spot (bercak kebiruan), miliaria, bayi kolik, milia,
dan ikterus fisiologis maupun patologis.
Masing-masing ketidaknyamanan tersebut memerlukan penanganan yang
pastinya berbeda-beda sesuai dengan kondisi bayi. Contohnya yaitu ikterus
fisiologis dan patologis pada bayi, jika bayi baru lahir mengalami ikterus yang
fisiologis, asuhan kebidanan yang bisa dilakukan adalah memberi ASI sesering
mungkin dan menjemur bayi dibawah sinar matahari. Sedangkan, jika bayi baru
lahir mengalami ikterus patologis maka asuhan kebidanan yang dapat dilakukan
yaitu dengan cara fototerapi.

3.2 Saran
Sebagai calon Bidan, hendaknya kita dapat mengetahui dan mengenali apa
saja ketidaknyamanan yang dialami oleh bayi baru lahir (BBL) serta penangannya.
Sehingga, apabila kita menemukan ketidaknyamanan yang sudah patologis pada
bayi, kita dapat merujuk segera ke puskesmas atau rumah sakit.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hermaningsih, S. (2014). MENGAPA BAYI MENANGIS TERUS MENERUS? Healthy


Journal, 17-24.

Idris, A. E. (2019). Identifikasi Jamur Pada Kerak Kepala Bayi. UIN Alauddin Makassar,
102.

Nike Bushi Subekti, P. E. (2007). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
Panduan untuk Dokter, Perawat, & Bidan. Jakarta: EGC.

Nurholis, N. (2015). masalah dan komplikasi pada Bayi baru lahir dan faktor yang
mempengaruhinya. Diambil kembali dari www.academia.edu:
https://www.academia.edu/22500331/masalah_dan_komplikasi_pada_Bayi_baru_l
ahir_dan_faktor_yang_mempengaruhinya

Nursanti, I. (2013). CEGAH IKTERUS DENGAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN


IBU. STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta, 147.

Anda mungkin juga menyukai