MAKALAH PSIKOLOGI
NIRM : 12058
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuknya
sehingga makalah psikologi keperawatan “SIKAP” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya
meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan
perbaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat saya selesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Jakarta, 2013
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. Ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
A.LATAR BELAKANG.. 1
B.RUMUSAN MASALAH.. 1
BAB II PEMBAHASAN.. 2
A.PENDAHULUAN.. 2
B.PENGERTIAN SIKAP. 2
C.STRUKTUR SIKAP. 2
D.TINGKATAN SIKAP. 5
E.DETERMINAN SIKAP. 5
F.CIRI-CIRI SIKAP. 6
I.SIKAP PERAWAT. 9
DAFTAR PUSTAKA.. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap
baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian
sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan
terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem
hubungan antarkelompok.
Sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat
atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi,
pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, struktur
sikap,tingkatan sikap,determinan sikap,proses pembentukan sikap,sikap perawat,aplikasi teorisikap
dalam keperawatan.
B. TUJUAN PENULISAN
Pengertian Sikap
Struktur Sikap
C.RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana perawat menghadapi sikap pasien yang berbeda-beda sesuai dengan kode
etik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENDAHULUAN
Pada awalnya,istilah sikap ‘’attitude’’ digunakan untuk menunjuk status mental individu.sikap
individu selalu diarahkan kepada suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya masih tertutup.
Disamping sifat yang tertutup ,sifat juga bersifat social,dalam arti bahwa sikap kita hendaknya dapat
beradaptasi dengan orang lain. Sikap menuntun perilaku kita sehingga kita akan bertindak sesuai
dengan sikap yang kita ekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan
perilaku yang mungkin terjadi itulah yang dimaksud dengan sikap.
· Sikap positif seorang pasien terhadap perawat yang memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu,ditandai dengan ia akan mentaati segala nasehat sari perawat tersebut.
· Sikap individu dan sebagian besar masyarakat yang membenci tindakan kekerasan yang akhir
akhir ini sering dilakukan oleh sebagian masyarakat.
B.PENGERTIAN SIKAP
b.Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan,yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan
situasi yang berkaitan denganya.
c.Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek (Notoatmodjo S.1997)
d.Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negative terhadap suatu objek atau
situasi secara konsisten (Abu Ahmadi,1999).
C.STRUKTUR SIKAP
Komponen kognitif
Contoh :
Individu tahu bahwa kesehatan itu sangat berharga karena individu menyadari apabila
sakit,terasa betapa nikmatnya sehat.
Contoh :
Komponen konatif
Disebut juga komponen perilaku ,yaitu komponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau
kecendrungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.
Contoh :
· Individu mengetahui bahwa profesi keperawatan adalah pekerjaan yang mulia maka banyak
lulusan SLTA masuk ke Akademi keperawatan .
· Para remaja putri lulusan SLTA banyak memilih melanjutkan ke Akademi Kebidanan karena
setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas.
Ketiganya membuat total attitude. Dalam hal ini yang menjadi ide terminan sikap adalah
pengetahuan,berpikir,keyakinan,dan emosi.
FUNGSI SIKAP
· Fungsi Instrumental
Fungsi sika[p ini dikaitkan dengan alas an praksis atau manfaat,dan menggambarkan keadaan
keinginan.
Contoh :
Sebagian besar masyarakat sangat menentang bentuk kekerasan untuk menyelesaikan setiap
masalah dan mendukung setiap penyelesaian melalui jalur hukum.
Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.
Contoh :
Proyeksi : si A sebenarnya benci sekali pada B,tetapi dikatakan si B lah yang membenci si A.
Contoh :
Individu yang sudah menghayati kebenaran ajaran agama maka sikapnya akan tercermin dalam tutur
kata,perilaku, dan perbuatan yang dibenarkan oleh ajaran agamanya.
· Fungsi pengetahuan
Sikap ini membantu individu untuk memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap
bermacam macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari hari.
Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu,ingin mengerti dan ingin banyak mendapat
pengalaman dan pengetahuan.
Contoh :
Setiap individu yang ingin mendalami bidang keperawatan maka perilakunya akan ditujukan kepada
hal tersebut.
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.dalam hal ini sikap yang
diambil individu tersebut akan dapat mneyesuaikan diri dengan lingkunganya.
Contoh :
Sikap kita pada saat mengunjungi orang yang terkena musibah,kita akan menunjukan rasa simpati
yang dalam.
D.TINGKATAN SIKAP
Menurut Notoatmodjo S.(1997) ,sikap memiliki 4 tingkat,dari yang terendah hingga yang
tertinggi,yaitu :
· Menerima (receiving)
Pada tingkat ini individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan.
Contoh :
Sikap seorang ibu terhadap KB dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian ibu tersebut untuk
menghadiri penyuluhan tentang KB. Di sini,bagi ibu yang tidak menerima KB,tidak akan peduli
tentang adanya penyuluhan.
· Merespons(responding)
Pada tingkat ini ,sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
· Menghargai (valuing)
Pada tingkat ini ,sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah.
Contoh :
Seorang ibu mengajak orang lain untuk pergi menimbangkan putranya ke Posyandu atau
mendiskusikan tentang manfaat imunisasi.
Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya.
E.DETERMINAN SIKAP
Menurut Bimo Walgito (2001) ada 4 hal penting yang menjadi determinan (factor penentu)
sikap individu,yaitu :
· Faktor fisiologis
Factor yang penting adalah umur dan kesehatan,yang menetukan sikap individu.
Contoh :
- Orang muda umumnya bersikap kurang perhitungan dengan akal dibandingkan orang
tua yang penuh kehati-hatian.
- Orang yang menderita sakit ,memiliki sikap lebih sensitive dibandingkan orang sehat.
Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap oobjek sifat,berpengaruh terhadap sikap
individu terhadap objek sikap tersebut.
Contoh :
· Individu yang pernah mengalami peristiwa kerusuhan etnis akan bersikap negative terhadap
kerusuhan.
· Pasien yang pernah dirawat dengan sangat baik oleh seorang perawat,akan menaruh sikap
positif terhadap perawat.
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap,akan menimbulkan sikap yang negative
terhadap objek sikap tersebut.
Contoh :
Individu yang meyakini bahwa hubungan seksual dengan pacar sebelum nikah adalah tidak sesuai
dengan norma masyarakat dan agama. Oleh karena itu ,individu tersebut tidak akan melakukan hal
tersebut sebelum melaksanakan perkawinan (bersikap negative)
Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan sikap terhadap diri
individu tersebut.
Contoh :
PNS mendengar informasi dari TV bahwa mulai bulan depan gaji akan naik 10% maka sikap PNS
terhadap sikap perintah positif .
F.CIRI-CIRI SIKAP
Ciri-ciri sikap sesbagaimana dikemukakan oleh para ahli ,seperti Gerungan (1996) ,Abu
Ahmadi (1999),Sarlito Wirawan Sarwono (2000),Bimo Walgito (2001) ,pada intinya sama ,yaitu :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari (learnability) dan dibentuk berdasarkan
pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam hubungan dengan objek.
b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu sehingga dapat
dipelajari.
c. Sikap tidak berdiri sendiri ,tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
d. Sikap dapat tertuju pada suatu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan atau
banyak objek.
Sebagaimana diketahui bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir ,tetapi dipelajari dan dibentuk
berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Pada manusia sebagai
makhluk social,pembentukan sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang
lainya (eksternal). Disamping itu ,manusia juga sebagai makhluk individual sehingga apa yang dating
dari dalam dirinya (internal) ,juga mempengaruhi pembentukan sikap.
Faktor Internal
Factor ini berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini individu menerima, mengolah, dan memilih
segala sesuatu yang datang dari luaer, serta menentukan mana yang akn diterima dan mana yang
tidak. Hal-hal yang diterima atau tidak berkaitan erat dengan apa yang ada yang ada dalam diri
individu. Oleh karena itu ,factor individu merupakan factor penentu pembentukan sikap.
Factor intern ini menyangkut motif dan sikap yang bekerja dalam diri invidu pada saat
itu,serta yang mengarahkan minat dan perhatiaan (factor psikologis) ,juga perasaan sakit ,lapar, dan
haus (factor fisiologis).
Factor Eksternal
Factor ini berasal dari luar individu,berupa stuimulus untuk membentuk dan mengubah sikap.
Stimulus tersebut dapat bersifat langsung,misalnya individu dengan individu,individu dengan
kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung ,yaitu melalui perantara, seperti : alat komunikasi dan
media masa baik elektronik maupun nonelektronik.
Contoh :
Pengalaman yang diperoleh individu, situasi yang dihadapi individu,norma dalam masyarakat,
hambatan, dan pendorong yang dihadapi individu dalam masyarakat.
Menurut Sarliti Wirawan Sarwono (2000) ,ada beberapa cara untuk membentuk atau mengubah
sikap individu, yaitu :
Adopsi
Adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang
dan terus menerus sehingga lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap oleh
individu ,dan akan mempengaruhi pembentukan serta perubahan terhadap sikap individu.
Contoh :
Individu yang dibesarkan didalam keluarga yang sejak kecil ditanamkan cara demokratis,
kemungkunan besar ia akan bersikap menghargai perbadaan dan mengedepankan musyawarah
dalam menyelesaikan maasalah .
Diferensiasi
Adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya
pengetahuan,pengalaman,inteligensi, dan bertambahnya umur. Oleh karena itu, hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri dan lepas dari jenisnya sehingga
membentuk sikap tersendiri.
Contoh :
Seorang anak yang pada mulanya takut terhadap semua orang yang bukan keluarganya ,berangsur-
angsur akan mengetahui mana orang yang baik dan mana orang yang jahat sehingga mulai dapat
bermain-main dengan orang yang disukainya.
Integrasi
Adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap yang terjadi secara tahap demi
tahap,diawali dari macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek
sifat tertentu sehingga pada akhirnya akan berbentuk sikap terhadap objek tersebut.
Contoh :
Ibu yang sering mengikuti penyuluhan KB, sering membaca surat kabar dan majalah tentang KB,
mengikuti rubric kesehatan yang terkait KB di TV maka lama-kelamaan is sksn bersikap positif
terhadap KB.
Trauma
Adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui suatu kejadian secara tiba-tiba
dan mengejutkan sehingga meninggalkan kesan mendalam dalam diri individu tersebut.kejadian
tersebut akan membentuk atau mengubah sikap individu terhadap kejadian sejenis.
Contoh :
Individu yang pernah diare karena membeli dan makan makanan rujak dipinggir jalan hingga dirawat
dirumah sakit maka individu tersebut akan bersikap negative terhadap makanan tersebut.
Generalisasi
Adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengslsmsn traumatic pada diri
individu terhadap hal tertentu,dapat menimbulkan sikap negative terhadap semua hal yang sejenis
atau sebaliknya.
Contoh :
Pengalaman seseorang pasien terhadap tindakan seorang perawat yang tidak professional dan tidak
terpuji, akan menimbulkan sikap negative terhadap semua perawat.
I.SIKAP PERAWAT
Sikap yang perlu dimiliki oleh seorang perawat dalam merawat pasien agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan harapan pasien,antara lain :
a. Sikap perawat harus memiliki sikap yang ramah terhadap semua orang,terlebih terhadap
pasien.
b. Setiap perawat harus memiliki sikap menaruh kasih saying terhadap sesame, terlebih bagi
yang membutuhkan.
c. Setiap perawat harus memiliki sikap yang dapat memberikan rasa aman pada pasien
,bukan menimbulkan kecemasan,kegelisahan, dam takut.
d. Sikap perawat yang sebaik-baiknya adalah sikap yang tidak keluar dari jalur aturan kode
etik dan disiplin perawat.
e. Sikap perawat harus dibarengi dengan sikap sabar, tegas, cepat dalam bertindak, supel
dan sebagainya.
g. Sikap perawat harus dimulai dari motivasi dan persepsi yang berlandaskan profesi
keperawatan. Perawat harus dapat segera merubah sikap bila sikapnya tidak adaptif
terhadap lingkungan keperawatan.
a. Dengan mengenal teori pembentukan sikap maka perawat akan lebih mengenal sikap pasien,
sehingga akan membantu kearah yang lebih baik dalam proses keperawatan.
b. Perawat dengan segera dapat mengubah dan membentuk sikap yang sesuai dengan sikap yang
sesuai dengan sikap perawat yang professional.
c. Dengan teori pembentukan sikap. Perawat dapat segera menyesuaikan terhadap lingkungan
sekitarnya.
BAB III
KESIMPULAN
Sikap merupakan kesiapan untuk bertindak. Sikap ini merupakan perilaku yang harus dilakukan
sebelum individu beraktifitas. Teori sikap mengatakan bahwa sikap itu merupakan hasil belajar dari
pengalaman.
Factor factor pembentuk dan yang mempengaruhi sikap diantaranya ada factor internal dan
eksternal.
Pola sikap dan kepribadian perawat tentunya adalah sikap dan kepribadian yang tidak akan keluar
dari kode etik keperawatan.
Sikap perawat tentu harus menggambarkan konsep diri yang baik dan harmonis. Oleh sebab itu para
perawat tentu harus belajar memahami ,mengerti, serta mengaplikasikan teori-teori tentang sikap
yang baik, sehat dan harmonis tanpa keluar dari kode etik. Perawat didalam bersikap tentu diawali
dengan pemenuhan kebutuhan dan motivasi yang tidak tumpang tindih sehingga terbebas dari
bimbang ragu, konflik yang berkepanjangan,depresi,distress,serta gangguan /sakit jiwa.
DAFTAR PUSTAKA