Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ HOMEOSTASIS”

DISUSUN OLEH:

NAMA : DEVI PRAMAISSHELLA


NIM : 2114201014
MATA KULIAH : ILMU BIODEMIK DASAR
DOSEN PENGAMPU : dr.ROBITA ASFUR,M.Biomed.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga bisa
menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul “ Homeostatis”
dapat tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
selalu saya harapkan demi kesmpurnaan pembahasan ilmu yang terdapat
dalam makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu
Biodemik Dasar. Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Hemostosis khususnya bagi penulis sendiri.Penulis
mengucapkan terimakasih kepada ibu dr.Robita Asfur, M.Biomed selaku
dosen mata kuliah ilmu Biodemik Dasar. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, saran kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................4
........................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................5

1.3 TUJUAN MASALAH...................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...................................................................7
2.1 PENGERTIAN HOMEOSTASIS .................................................8

2.2 DASAR- DASAR HOMEOSTASIS ...........................................9

2.3 FAKTOR INTERNAL HOMEOSTASIS.....................................10

2.4 POKOK KONTROL HOMEOSTASIS.........................................11

2.5 TAHAPAN HOMEOSTASIS.......................................................12

2.6 KETIDAKSEIMBSANGAN HOMEOSTASIS............................13

BAB III PENUTUP...........................................................................14


3.1 KESIMPULAN.............................................................................15

3.2 DAFTAR PUSTAKA...................................................................16

3.3 PENYELESAIAN MASALAH....................................................17

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh kita merupakan suatu sistem yang teroganisir dan memili sistem
pengaturan yang selalu saling berkoordinasi untuk memprtahankan kondisi
tubuh akan selalu dalam keadaan stabil secara fisiologis. Jika terjadi gangguan
mengembalikan ke keadaan normal melalui sesuatu mekanisme umpan balik
negatif dan positif. Sebagai contoh jika tekana darah kita turun, maka reseptor
sensorik akan mengirimkan sinyal ke pusay kontrol di otak.Pusat kontrol ini
akan mengirimkan sinyal saraf ke dinding arteri untuk berkontriksi. Ketika
tekanan darah naik sistem ini diaktivasi. Konsep ini dikenal dengan istilah
homeostasis.

Agar tubuh dapat berfungsi secara optimal, kondisi di dalam tubuh


yang disebut sebagai linkungan internal ( CES, cairan ekstrasel) harus diatur
dengan sangat hati-hati. Oleh karena itu beberapa variabel penting, seperti suhu
tubuh, tekanan darah, kandungan oksigen dan karbon dioksida dari darah, juga
keseimbangan elektrolit seacara aktif dipertahankan dalam batas fisiologis yang
sempit.Kemampuan sistem fisiologis tubuh untuk mempertahankan keadaaan di
dalm tubuh yang relative konstan disebut hpmeostasis. Homeostatis (homeo
artinya “yang sama”,statis artinya “berdiri atau diam”). Istilah homeostatis
diperkenalkan pertama kali oleh W.B Cannon untuk menjelaskan berbagai
proses fifiologis yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah
terjadi gangguan.

Homeostatis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan
tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini
dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan internal
bersifat tetap dan tidah berubah. Tubuh selalu di hadapkan dengan perubahan
lingkungan internal bersifat serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di dalam
tubuh yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa variabel penting.

Sebagai contoh,sebagaian besar reaksi metabolik di dalam sel kita membutuhkan


oksigen danglukosa. Senyawa ini kemudian harus diganti .Selain itu, reaksi ini
menghasilkan limbah metabolic termasuk karbondioksida dan urea yang kemudian
harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan bahwa
lingkungan internal dalam keadaan dinamis yang stabil, yang terus berubah,tetapi
dimana kondisi optimal dipertahankan secara fisiologis. Semua sistem oran tubuh,
kecuali sistem reproduksi, berkontribusi dalam mempertahankan homeostatis.

B. RUMUSAN MASALAH
Melihat penulis belum menguasai materi terkait
Homeostatis, maka dibuatlah ,akalah ini sebagai
bahan untuk pembelajaran mandiri.

C. TUJUAN MASALAH
Ditulisnya makalah ini bertujuan untuk menguasai
materi terkait Homeostatis sebagai bahan untuk
pembelajaran mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Homeostasis

Homeostasis berasal dari bahasa Yunani: homeo berarti”sama”,statis


“mempertahankan keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbanga dalam menghadapi
segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi
untuk menjelaskan prmrliharaan aneka kondisi yang hamper selalu
konstan di lingkungan dalam.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang
menontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh.Untuk sebagai besar
mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak
mencakup. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan, tekanan darah,suhu tubuh, keseimbangan cairan
dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya
ditunjukkan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.

B. Dasar-Dasar Homeostasis

Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter mengajukkan 4 postulat yang


mendasari homeostasis yaitu:

1. Peran sistem saraf dslsm mempertahankan kesesuaian


lingkungan dalam dengan kehidupan.

2. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.

3. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistic.

4. Suaru sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda


dengan jaringan tubuh berbeda.
C. Faktor Internal Homeostasis
Faktor-faktor lingkungan yang harus dipertahankan secara
homeostasis yaitu:

1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi


Sel-sel memerlukan molekul nutrient secara terus menerus untuk
menghasilkan energi. Energi , sebaliknya, diperlukan untuk
menunjang berbagai aktifitas sel baik yang bersifat khusus maupun
yang untuk mempertaahankan kehidupan.

2. Konsentrasi O2 dan CO2


Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi kimia pembentuk
energy. CO2 yang dibentuk selama reaksi ini harus dikeluarkan
sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan kesamaan
lingkungan internal.

3. Konsentrasi zat sisa


Sebagian reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang
menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan
berakumulasi.

4. Ph
Perubahan pada Ph ( jumlah relative asam) berpengaruh buruk pada
fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel.

5. Konsentrasi garam,air,dan elektrolit lain


Karena kosentrasi garam( NaCl) dan air di cairan ekstrasel
mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel,
maka konsentrasi keudanya diatur secara cermat untuk
mempertahankan volume sel.Sel tidak berfungsi normal jika
membangkak dan menciut.Elektrolit-elektrolit lain berperan dalam
berbagai fungsi vital lain.Sebagai contoh, denyut jantung yang
terstur bergantung pada kosentrasi kalium yang relative konstan di
dalam sel.
6. Volume dan tekanan
Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma,harus
dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang kuat untuk
menjamin distribusi penghubung antara lingkungan eksternal dan
sel yang penting ini ke seluruh tubuh.

7. Suhu
Sel-sel berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit.Jika sel
terlalu dingin maka fungai sel akan terlalu melambat dan yang akan
lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein
strukturan dan enzimatik akan terganggu atau rusak.
D. Pokok Kontrol Homeostasis

Untuk mempertahankan homeotasis, tubuh harus mampu mendeteksi


penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor
lingkungan internal yang perlu dijaga dalam retang yang sempit. Tubuh
jyga harus mampu menontrol berbagai sistem tubuh yang bertanggung
jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu.

Sebagai contoh untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairkan


ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi
adanya perubahan pada konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang
diinginkan.

 Jaringan ‘kerjasama’ tubuh untuk menjaga lingkungan internal


pada tingkat yang optimal.

 Kontrol Local ( intrinsic)


 Kontrol instrinsik terdapat di dalam dan inherent bagi
organ
 Dilakukan bagian tertentu ( organ tertentu)
 Contoh:otot memerlukan oksigen, maka pembuluh darahnya
menyesuaikan diri.

 Kontrol Sistematik (extrinsic)

Kontrol ekstrensik, sebagian besar kontrol homeostasis


dipertahankan dengan control ini, mekanisme regulasi dimulai di luar suatu
organ untuk mengubah aktivitas organ tersebut,mekanisme ini dilakukan oleh
sistem saraf dan endokrin.

E. Tahapan-Tahapan Homeostasis
Homeotasis terdiri dari 3 tahap:

1. Homeostasis Primer
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan
terjadi homeostasis primer. Homeostasis primer ini melinatkan tunika
intima pembuluh darah trombosit.Luka akan menginduksi terjadinya
vasokontriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis peimer ini bersifat
cepat dan tidak tahan lama,karena itu jika homeostasis primer belum
cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju
homeostasis sekunder.

2. Homeostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan
lainnya, vasokontriksi dan resumbat trombosit belum cukup untuk
mengompensasi luka ini. Maka, terjadilah homeostasis sekunder
yangmelibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Homeostasis
sekunder ini pembentukan jaaring-jaring fibrin.Hemoestasis
sekunder ini bersifat delayed dan long-term response.Klau proses ini
sudah cukup untuk meutup luka, makaproses berlanjut ke
homeostasis tersier.

3. Homeostasis Tersier
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas
koagulasi tidak berlebihan homeostasis tersier melibatkan sistem
fibrinolisis.

F. Ketidakseimbangan Homeostasis

Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal befungsi secara benar,
homeostasis terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka
tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka hidup
dan berfungsi muncul beberapa keadaan patofisiologis.
Patofisiologismengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh
(perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit.Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan


homeostasis. Keberadaan seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa
pakaian dan perlindungan dapat berakibat fataljika tubuhnya gagal
mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini disebabkan
oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergantung
pada suhu tertentu.
Contoh lain adalah kehilangan darah dalam jumlah yang kecil
mungkin tidak fatalkarena tubuh masih mampu mengkompensasi
kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan tekanan darah
mereabsorpi cairan di ginjal tersebut. Tetapi bila kehilangan darah
terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh
mungkin tidak memadai sehingga berakibat fatal. Tanggung jawab
dokter dan para medis adalah untuk perawatan insentif untuk pasien-
pasien yang gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di unit
insentif seperti prekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi
pernapasan,suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur keluarnya cairan
tubuh.Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homestasis yang
tidak dapat dilksanakan oleh pasien yang sedah sakit parah sehingga
tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya
akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi
internal ini dipertahankan dengan baik.Proses dan aktivitas yang
membantu untuk mempertahankan homeostasis disebut mekanisme
homeostasis. Sel bekerja dengan baik ketika lingkungan di dalamnya
tetap dalam keadan stabil. Jika keseimbangan tidak dapat mengalami
gangguan atau sakit. Mekanisme control homeostasis bekerja
berdasarkan prinsip umpan balik. Ada dua jenis umpan balik yaitu negtif
dan positif.

Kebanyakan mekanisme homeostasis dijalankan oleh tubuh memlalui


umpan balik negative. Namun umpan balik positif juga berperan penting
dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksigen yang semakin
banyak dengan semakin besarnya tekanan darah ketika kadar glukosa
darah dalam tubuh meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Guy, T & Arthur, C.H. (2007). Buku Ajar Fisiologis Kedokteran


Ed.II.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Raimundus, C (2016).Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Anatomi


Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Siagian,& Minarma (2004). HOMEOSTASIS Keseimbangan yang Halus


dan Dinamis.
Jakarta: Departemen Ilmu.
PENYELESAIAN MASALAH

 KASUS 1
Anak umur 9 tahun dengan BB 24 kg, 3 hari yang lalu
mengalami mual muntah dan diare cair disertai suhu badan tinggi
39,5 deajat celcius.

Penyelesaian :

IWL = (30 – usia(th) cc/kgBB/hari

IWL= (30- 9) x 24 kgBB/24 jam

IWL= 21x24 kgBB/24 jam

IWL= 504 cc/24 jam atau 21 cc/jam

 KASUS 2
Seorang anak muda berumur 25 tahun dengan BB 50kg
mengalami masalah muntaber sekitar 3 hari yang lalu dengan
gejala mual, muntah dan diare cair serta suhu badan tinggi
mencapai 39,5 derajat celcius.

Penyelesaian :

IWL= 15 cc x kgBB /24 jam

IWL= 15x50 kgBB/24 jam

IWL = 750 cc/24 jam atau 31,5 cc/jam

IWL pada kenaikan suhu tubuh:

IWL= IWL normal + 200 x {suhu sekarang= 36,8C}/24jam

IWL= [15 x 50 kgBB/24jam] + [200 x (39,8C)/ 24 jam]

IWL= [750 cc/ 24 jam atau sekitar 53,75 cc/jam

Anda mungkin juga menyukai