“TRANSFUSI DARAH”
Fasilitator :
Oleh :
Kelompok 5 (Kelas 1 A)
Puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
kemurahan-nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai“ TransfusiDarah “.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, dan
pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang mendalam kami ucapkan Dosen: Ns.Nur
Hidayati, S.Kep,M.Kep pembimbing mata kuliahTransfusi Darah Semua pihak yang telah
memberikan masukan untuk makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami
buat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….......2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..3
BAB I PEMDAHULUAN
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
3.2. Saran…………………………………………………………………......................14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Transfusi darah adalah proses manyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Reaksi transfusi adalah reaksi yang terjadi
selama transfuse darah yang tidak diinginkan berkaitan dengan transfusi itu. Sejak dilakukan tes
komatibilitas untuk menentukan adanya antibody terhadap antigen sel darah merah, efek
samping transfuse darah umumnya disebabkan oleh leokosit, trombosit, dan protein plasma.
Gejala bervariasi mungkin tidak terdapat gejala atau gejalanya tidak jelas, ringan, sampai berat
(Asusil, 2014).
Pada tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah : golongan darah A,
golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O. Sejak itu tahun 1940 ditemukan
golongan darah baru yaitu rhesus faktor positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah
(erythrocyt). Rhesus faktor positif banyak terdapat pada orang Asia dan negatif pada orang
Eropa, Amerika, Australia. Transfusi diberikan untuk meningkatkan kemampuan darah dalam
mengangkut oksigen, memperbaiki volume darah tubuh, memperbaiki kekebalan, memperbaiki
masalah pembekuan. Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah
lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma
segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Transfusi darah akan lebih
baik diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien (Yazhid, 2013)
4
1.2.Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam
kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darah vena
(intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor.
Transfusi darah merupakan bagian dari penanganan dokter untuk menyelamatkan
nyawa pasien yang kekurangan darah atau sedang menderita penyakit tertentu. Darah
yang ditransfusikan bisa dalam bentuk komponen darah secara keseluruhan (whole
blood), atau salah satu komponen darah saja, antara lain:
1. Darah utuh (whole blood)
Sesuai dengan namanya, darah utuh komplet mengandung semua komponen
darah, yaitu sel darah merah, sel darah putih dan platelet (~45% dari volume
darah utuh) serta plasma darah (~55% dari volume darah utuh).Transfusi darah
utuh dibutuhkan untuk penggantian sel darah merah sesegera mungkin. Transfusi
darah utuh juga dapat dilakukan untuk mengganti volume darah yang hilang
dalam jumlah besar selama tindakan operasi.
2. Sel darah merah (packed red cell/PRC). Merupakan komponen darah yang paling
sering ditransfusikan. Sel darah merah berfungsi mengalirkan oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh serta membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh.
3. Trombosit (thrombocyte concentrates/TC). Berperan dalam menghentikan
perdarahan.Faktor pembekuan (cryoprecipitate). Sama seperti trombosit, berperan
dalam menghentikan perdarahan.
4. Plasma darah (fresh frozen plasma/FFP). Plasma darah merupakan komponen
darah yang bersifat cair, yang mengandung faktor pembekuan, protein, vitamin,
kalsium, natrium, kalium, dan hormone.
6
2.2. Persiapan Alat dan Persiapan Pasien Dalam Pemberian Transfuse Darah
Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi darah yang akan dilakukan.
2. Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang kemungkinan terjadi dan pentingnya
melaporkan reaksi dengan cepat kepada perawat atau dokter.
3. Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk segera
melapor apabila reaksi terjadi.
4. Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa digunakan untuk
pemberian transfusi.
5. Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan.
6. Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi.
Persiapan Alat
1.Standar infuse 2. Set transfusi
3.Botol berisi NaCl 0,9% 4.Produk darah yang benar sesuai program medis
7
5.Pengalas 6.Torniket
8
2.3. Proses Transfusi Darah
3. Pengambilan Darah
4. Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang dikerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan
kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit HIV/AIDS
c. Penyakit Hipatitis C
d. Penyakit Kelamin (VDRL)
Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
5. Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius. Darah ini dapat
dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :PRC,Thrombocyt,Plasma,Cryo
precipitat.
2.4. Indikasi Transfusi Darah
A. Lima indikasi umum transfusi darah:
9
1. Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan perdarahan
masih terus terjadi.
2. Anemia berat
3. Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan
sebagai tambahan dari pemberian antibiotik)
4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena
komponen darah spesifik yang lain tidak ada
5. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.
Darah terdiri dari berbagai elemen selular dan juga protein plasma dengan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, juga biasanya pasien hanya memerlukan
komponen tertentu saja sehingga komponen-komponen darah lainya dapat
diberikan pada pasien lain yang membutuhkan. Maka, penggunaan darah untuk
transfusi hendaklah selalu dilakukan secara rasional dan efisien yaitu dengan
memberikan hanya komponen darah atau derivat plasma yang dibutuhkan oleh
pasien sahaja (Haroen, 2009).
Transfusi sel darah merah hampir diindikasikan pada kadar Hb sekitar <7
g/dl, terutama pada keadaan anemia akut dan dapat ditunda jika pasien Komponen
Darah. Penggunaan Klinis :
Darah Utuh (Whole Blood)
Darah utuh komplet mengandung semua komponen darah, yaitu sel darah merah, sel
darah putih dan platelet (~45% dari volume darah utuh) serta plasma darah (~55%
dari volume darah utuh).
Transfusi darah utuh dibutuhkan untuk penggantian sel darah merah sesegera
mungkin, misalnya pada kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan cedera berat
sehingga kehilangan darah sangat banyak (lebih dari 30% volume cairan tubuh).
Transfusi darah utuh juga dapat dilakukan untuk mengganti volume darah yang
hilang dalam jumlah besar selama tindakan operasi.
10
Pasien dengan riwayat penyakit kardiopulmonal.
Meningkat volum darah yang hilang saat operasi.
Meningkatkan konsumsi oksigen.
Trombosit
Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh
terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan peradarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area
luka.
Jumlah trombosit normal di dalam darah yakni antara 150.000 sampai 400.000
trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran
normal, maka dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan.
Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung.
Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan
menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit membeku.
11
trombosit <10.000/uL tanpa ada faktor risiko atau <20.000/uL dengan adanya
faktor risiko. Sebagai terapi:
Pada perdarahan masif bila hitungan trombosit <50.000/uL, atau bila terdapat
perdarahan mikrovaskular difus batasnya menjadi <100.000/uL.
Kriopresipitat.
Digunakan pada gangguan koagulasi bawaan dan didapat seperti
hypofibrinogenaemia (defisiensi fibrinogen)
12
Tusuk kantong NaCl 0,9%
Isi selang dengan NaCl 0,9%
Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
Tutup/klem pada selang yang tidak digunakan
Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruan filter terisi sebagian)
Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl 0,9%
Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. kemudian
tusuk kantong darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah
18. Evaluasi
Monitor area penusukan iv dan cairan infus & tetesan
Observasi kedaan klien dan kaji hasil laboratorium untuk melihat respon dari
pemberian transfusi darah
Adanya alergi
Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemberian transfusi darah
13
19. Dokumen
Catat tanggal dan waktu dilakukan pemberian transfusi darah
Tanggal dan waktu awal sampai akhir pada transfusi darah
Jenis dan jumlah produk transfusi darah yang diberikan
Macam – macam produksi darah dan nomor seri
Dosis darah
Reaksi transfusi yang terjadi
Tanda – tanda vital
Respon pasien sebelum dan sesudah transfusi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam
kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darah vena
(intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor. Darah terdiri dari berbagai
elemen selular dan juga protein plasma dengan mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
juga biasanya pasien hanya memerlukan komponen tertentu saja sehingga komponen-
komponen darah lainya dapat diberikan pada pasien lain yang membutuhkan.
3.2. Saran
1. Bagi mahasiswa keperawatan dapat menambah wawasan dan dapat digunakan dalam
melakukan tindakan keperawatan di rumah sakit.
2. Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai penulis
menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sekalian,
agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16