Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“TRANSFUSI DARAH”

Fasilitator :

Ns.Nur Hidayati, S.Kep., M.Kep

Oleh :

Kelompok 5 (Kelas 1 A)

1. Alifia Meliana Ramadhani (1902012724)

2. Fuad Faris Amrulloh (1902012729)

3. Gia Ayu Shinta (1902012725)

4. Hanum Rachman Ramadhani (1902012740)

5. Meri Selviani Putri (1902012758)

6. Risky Dwi Kartika (1902012723)

7. Ufiatul Maftuha (1902012739)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
kemurahan-nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai“ TransfusiDarah “.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, dan
pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang mendalam kami ucapkan Dosen: Ns.Nur
Hidayati, S.Kep,M.Kep pembimbing mata kuliahTransfusi Darah Semua pihak yang telah
memberikan masukan untuk makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami
buat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Lamongan,25 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….......2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..3

BAB I PEMDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………4

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...5

1.3. Tujuan……………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Transfusi Darah………… ………………………………………………6

2.2. Persiapan Alat Dan Persiapan Pasien Dalam Pemberian Transfusi


Darah…………………………………………………………………………………….7-8

2.3. Proses Transfusi Darah …………………………………………………………….9

2.4. Indikasi Transfusi Darah…………..………………………………………………..9-11

2.5. Prosedur Pelaksaan Pemberian Transfusi Darah……………………………………12-13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
3.2. Saran…………………………………………………………………......................14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Transfusi darah adalah proses manyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Reaksi transfusi adalah reaksi yang terjadi
selama transfuse darah yang tidak diinginkan berkaitan dengan transfusi itu. Sejak dilakukan tes
komatibilitas untuk menentukan adanya antibody terhadap antigen sel darah merah, efek
samping transfuse darah umumnya disebabkan oleh leokosit, trombosit, dan protein plasma.
Gejala bervariasi mungkin tidak terdapat gejala atau gejalanya tidak jelas, ringan, sampai berat
(Asusil, 2014).

Pada tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah : golongan darah A,
golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O. Sejak itu tahun 1940 ditemukan
golongan darah baru yaitu rhesus faktor positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah
(erythrocyt). Rhesus faktor positif banyak terdapat pada orang Asia dan negatif pada orang
Eropa, Amerika, Australia. Transfusi diberikan untuk meningkatkan kemampuan darah dalam
mengangkut oksigen, memperbaiki volume darah tubuh, memperbaiki kekebalan, memperbaiki
masalah pembekuan. Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah
lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma
segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Transfusi darah akan lebih
baik diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien (Yazhid, 2013)

4
1.2.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari “TransfusiDarah” ?


2. Bagaimanakah persiapan alat dan pasien dalam pemberian “TransfusiDarah”?
3. Bagaimana proses “TransfusiDarah” ?
4. Apakah indikasi “TransfusiDarah” itu ?
5. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pemberian “TransfusiDarah” ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari tranfusi darah


2. Bagaimana untuk mengetahui persiapan alat dan persiapan pasien dalam pemberian
transfusi darah
3. Untuk mengetahui bagaimana proses transfusi darah
4. Untuk mengentahui indikasi transfusi darah
5. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemberian transfusi darah

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Transfusi Darah

Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam
kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darah vena
(intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor.
Transfusi darah merupakan bagian dari penanganan dokter untuk menyelamatkan
nyawa pasien yang kekurangan darah atau sedang menderita penyakit tertentu. Darah
yang ditransfusikan bisa dalam bentuk komponen darah secara keseluruhan (whole
blood), atau salah satu komponen darah saja, antara lain:
1. Darah utuh (whole blood)
Sesuai dengan namanya, darah utuh komplet mengandung semua komponen
darah, yaitu sel darah merah, sel darah putih dan platelet (~45% dari volume
darah utuh) serta plasma darah (~55% dari volume darah utuh).Transfusi darah
utuh dibutuhkan untuk penggantian sel darah merah sesegera mungkin. Transfusi
darah utuh juga dapat dilakukan untuk mengganti volume darah yang hilang
dalam jumlah besar selama tindakan operasi.
2. Sel darah merah (packed red cell/PRC). Merupakan komponen darah yang paling
sering ditransfusikan. Sel darah merah berfungsi mengalirkan oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh serta membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh.
3. Trombosit (thrombocyte concentrates/TC). Berperan dalam menghentikan
perdarahan.Faktor pembekuan (cryoprecipitate). Sama seperti trombosit, berperan
dalam menghentikan perdarahan.
4. Plasma darah (fresh frozen plasma/FFP). Plasma darah merupakan komponen
darah yang bersifat cair, yang mengandung faktor pembekuan, protein, vitamin,
kalsium, natrium, kalium, dan hormone.

6
2.2. Persiapan Alat dan Persiapan Pasien Dalam Pemberian Transfuse Darah
 Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi darah yang akan dilakukan.
2. Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang kemungkinan terjadi dan pentingnya
melaporkan reaksi dengan cepat kepada perawat atau dokter.
3. Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk segera
melapor apabila reaksi terjadi.
4. Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa digunakan untuk
pemberian transfusi.
5. Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan.
6. Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi.

 Persiapan Alat
1.Standar infuse 2. Set transfusi

3.Botol berisi NaCl 0,9% 4.Produk darah yang benar sesuai program medis

7
5.Pengalas 6.Torniket

7.Kapas alcohol 8. Plester

9. Gunting 10. Kasa steril

11. Betadin 12. Sarung tangan

8
2.3. Proses Transfusi Darah

1. Pengisian Formulir Donor Darah.


2. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan golongan Darah + Rhesus, tekanan darah dan hemoglobin darah.

3. Pengambilan Darah

Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan


pengambilan darah.

4. Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang dikerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan
kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit HIV/AIDS
c. Penyakit Hipatitis C
d. Penyakit Kelamin (VDRL)
Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
5. Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius. Darah ini dapat
dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :PRC,Thrombocyt,Plasma,Cryo
precipitat.
2.4. Indikasi Transfusi Darah
A. Lima indikasi umum transfusi darah:

9
1. Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan perdarahan
masih terus terjadi.
2. Anemia berat
3. Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan
sebagai tambahan dari pemberian antibiotik)
4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena
komponen darah spesifik yang lain tidak ada
5. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.
Darah terdiri dari berbagai elemen selular dan juga protein plasma dengan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, juga biasanya pasien hanya memerlukan
komponen tertentu saja sehingga komponen-komponen darah lainya dapat
diberikan pada pasien lain yang membutuhkan. Maka, penggunaan darah untuk
transfusi hendaklah selalu dilakukan secara rasional dan efisien yaitu dengan
memberikan hanya komponen darah atau derivat plasma yang dibutuhkan oleh
pasien sahaja (Haroen, 2009).
Transfusi sel darah merah hampir diindikasikan pada kadar Hb sekitar <7
g/dl, terutama pada keadaan anemia akut dan dapat ditunda jika pasien Komponen
Darah. Penggunaan Klinis :
Darah Utuh (Whole Blood)
 Darah utuh komplet mengandung semua komponen darah, yaitu sel darah merah, sel
darah putih dan platelet (~45% dari volume darah utuh) serta plasma darah (~55%
dari volume darah utuh).
 Transfusi darah utuh dibutuhkan untuk penggantian sel darah merah sesegera
mungkin, misalnya pada kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan cedera berat
sehingga kehilangan darah sangat banyak (lebih dari 30% volume cairan tubuh).
 Transfusi darah utuh juga dapat dilakukan untuk mengganti volume darah yang
hilang dalam jumlah besar selama tindakan operasi.

Sel Darah Merah (Packed Red Cell/PRC)


 Menambah jumlah sel darah merah setelah trauma atau bedah.
 Untuk mengobati anemia berat.

10
 Pasien dengan riwayat penyakit kardiopulmonal.
 Meningkat volum darah yang hilang saat operasi.
 Meningkatkan konsumsi oksigen.

Trombosit

 Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh
terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan peradarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area
luka.
 Jumlah trombosit normal di dalam darah yakni antara 150.000 sampai 400.000
trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran
normal, maka dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan.
Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung.
 Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan
menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit membeku.

Fresh frozenplasma (FFP)


 Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B) dan factor inhibitor koagulasi baik
yang didapat atau bawaan.
 Untuk mengobati syok akibat kehilangan plasma dari luka bakar atau perdarahan
masif.
 Untuk mengobati gangguan koagulasi terkait dengan acute disseminated
intravascular coagulation dan thrombotic thrombocytopenic purpura.
 Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin.
 Dengan adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah
transfusi masif atau operasi bypass jantung atau pada pasien dengan penyakit hati.
Trombosit Sebagai profilaksis:
 Apabila hitungan trombosit <50.000/uL pada pasien yang menjalani operasi atau
prosedur invasive.
 Pada kegagalan sumsum tulang dengan hitungan

11
trombosit <10.000/uL tanpa ada faktor risiko atau <20.000/uL dengan adanya
faktor risiko. Sebagai terapi:
 Pada perdarahan masif bila hitungan trombosit <50.000/uL, atau bila terdapat
perdarahan mikrovaskular difus batasnya menjadi <100.000/uL.
 Kriopresipitat.
 Digunakan pada gangguan koagulasi bawaan dan didapat seperti
hypofibrinogenaemia (defisiensi fibrinogen)

2.5. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Transfusi Darah

1. jelaskan prosedur kepada klien


2. Pastikan bahwa klien telah menandatangani persetujuan (informed consent)
3. Identifikasi kebenaran produk darah dan klien
 Kecocokan golongan darah, Rhesus
 Nama pasien, nomor registrasi
 Pengecekan kadaluarsa
 Periksa adanya bekuan
4. Cuci tangan
5. Gantungkan larutan NaCl 0,9%
6. Gunakan selang infus yang mempunyai filter (selang Y atau Tunggal)
7. Pakai sarung tangan
8. Lakukan pemasangan infus NaCl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi
darah
9. Lakukan lebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk
darah : periksa komtabilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi
pasien, periksa kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan
10. Buka set pemberian darah
 Untuk selang Y, atur ketiga klem
 Untuk selang Tunggal, klem pengatur pada posisi off
11. Transfusi darah dengan selang Y

12
 Tusuk kantong NaCl 0,9%
 Isi selang dengan NaCl 0,9%
 Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
 Tutup/klem pada selang yang tidak digunakan
 Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruan filter terisi sebagian)
 Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl 0,9%
 Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. kemudian
tusuk kantong darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah

12. Transfusi darah dengan selang Tunggal


 Tusuk kantong darah
 Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruan filter terisi
sebagian)
 Buka klem pengatur biarkan selang infuse terisi darah
13. Hubungkan selang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
14. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama , dan
tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
15. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang dengan NaCl 0,9%
16. Catat tipe, jumlah, dan komponen darah yang diberikan
17. Tahap terminasi
 Mengevaluasi hasil tindakan
 Berpamitan dengan pasien
 Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

18. Evaluasi
 Monitor area penusukan iv dan cairan infus & tetesan
 Observasi kedaan klien dan kaji hasil laboratorium untuk melihat respon dari
pemberian transfusi darah
 Adanya alergi
 Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemberian transfusi darah

13
19. Dokumen
 Catat tanggal dan waktu dilakukan pemberian transfusi darah
 Tanggal dan waktu awal sampai akhir pada transfusi darah
 Jenis dan jumlah produk transfusi darah yang diberikan
 Macam – macam produksi darah dan nomor seri
 Dosis darah
 Reaksi transfusi yang terjadi
 Tanda – tanda vital
 Respon pasien sebelum dan sesudah transfusi
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam
kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darah vena
(intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor. Darah terdiri dari berbagai
elemen selular dan juga protein plasma dengan mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
juga biasanya pasien hanya memerlukan komponen tertentu saja sehingga komponen-
komponen darah lainya dapat diberikan pada pasien lain yang membutuhkan.

3.2. Saran
1. Bagi mahasiswa keperawatan dapat menambah wawasan dan dapat digunakan dalam
melakukan tindakan keperawatan di rumah sakit.
2. Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai penulis
menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sekalian,
agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

www.egcmedbooks.com (Kathleen Hoerth Belland & Marry Ann Wells, 1986).


Price,Sylvia A. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Smith-Temple, jean, dkk.(2010). Buku saku prosedurklinis keperawatan . Jakarta: EGC.
Weinstein,Sharon M. (2001). Buku saku terapi intravena. Jakarta: EGC.
Stockslager, Jaime L., 2008. Asuhan KeperawatanGeriatrik. Jakarta: EGC.
www.kompasiana.com/raka_pratama/54f9530ba333115f378b501f/transfusi-darah.

15
16

Anda mungkin juga menyukai