Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA
“ROLE PLAY GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI”

Dosen Pembimbing:
Ns. Abdul Rokhman, M.Kep.

Disusun Oleh :
Fitria Asmorosari (1902012743)
Frizka Nanda Eka Faiza (1902012736)
Fuad Faris Amrullah (1902012729)
Furqon Ahmadi (1902012753)
Gia Ayu Shinta (1902012725)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan “Makalah Keperawatan Jiwa Role Play Gangguan Defisit Perawatan Diri”.
Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Penulis laporan ini berbekal
materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan masukan dari
berbagai pihak serta kutipan materi diambil dari internet dengan sumber yang tertera. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep., M.Kes selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan
2. Arifal Aris, M.Kes selaku Dekan Fikes Universitas Muhammadiyah Lamongan
3. Ns. Abdul Rokhman, S.Kep selaku Dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
4. Teman-teman selaku anggota dari kelompok 5
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih perlu penyempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penyusunan laporan selanjutnya. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.

Lamongan, 12 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Klien……………………………………………………………………………..3
2.2 Tujuan Umum ……………………………………………………………………………3
2.3 Tujuan Khusus……………………………………………………………………………3
2.4 Tindakan Keperawatan……………………………………………………………………3
2.5 Strategi Pelaksanaan (fase orientasi,fase kerja, fase terminasi) 3
BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan
……………………………………………………………………………….6
1.2. Saran………………………………………………………………………………
………7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut UU Nomor 18 pasal 1 & 3 Tahun 2014 Kesehatan Jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan diri sendiri, dapat mengatasi tekanan,
bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU
Kesehatan Jiwa, 2014). Apabila seseorang/individu tersebut mengalami kesehatan jiwa
baik fisik, mental, spiritual, tapi tidak dapat mengendalikan stres dan tidak ingin
bersosialisasi dengan orang lain maka individu tersebut mengalami gangguan jiwa.
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir, kehendak, emosi dan
tindakan, di mana individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lingkungan (Marshaly, 2013). Menurut Madalise dkk (2015) Gangguan jiwa
menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak
menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak /menyakiti
dirinya sendiri.
Gangguan jiwa terbagi kedalam dua jenis yaitu gangguan jiwa ringan dan
gangguan jiwa berat. Skizofrenia merupakan salah suatu gangguan jiwa berat yang akan
membebani masyarakat sepanjang hidup penderita, ditandai dengan disorganisasi pikiran,
perasaan dan perilaku defisit perawatan diri.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi, berhias, makan dan BAK/BAB (Khaeriyah,2013). Menurut Yusuf (2015) Defisit
perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor,
bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi.
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri biasanya
tampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor,
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-
laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan, tidak ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan tidak pada tempatnya, buang air besar
atau buang air kecil tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri dengan baik
setelah buang air besar atau buang air kecil (Keliat dan Akemat, 2014).
Dampak apabila defisit perawatan diri tidak ditangani, maka akan berakibat buruk
baik bagi dirinya sendiri, orang lain sertalingkungan sekitarnya. Dampak fisik bagi
dirinya sediri yaitu banyaknya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan diri dengan baik seperti gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
Sedangkan untuk dampak psikososial yaitu gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan interaksi sosial

1
(Dermawan, 2013). Sedangkan dampak bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya adalah
terganggunya kenyamanan dan ketentraman masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kondisi pasien atau klien dengan gangguan defisit perawatan diri ?
2. Apa tujuan umum pada pasien dengan gangguan perawatan diri ?
3. Apa tujuan khusus pada pasien dengan gangguan defisit perawatan diri ?
4. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan defisit perawatan diri
?
5. Bagaimana strategi pelaksanaan pada pasien dengan gangguan defisit perawatan diri ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien dengan gangguan defisit perawatan diri.
2. Untuk mengetahui tujuan umum gangguan defisit perawatan diri.
3. Untuk mengetahui tujuan khusus gangguan defisit perawatan diri.
4. Untuk mengetahui tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien dengan
gangguan defisit perawatan diri.
5. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan pada pasien dengan gangguan perawatan diri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONDISI KLIEN/PASIEN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin. Ketidakmampuan mandi
atau membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki dan
bebau, serta kuku panjang dan kotor.

2.2 TUJUAN UMUM


Tujuan umum strategi terlaksankan dan klien mampu menggambarkan penerapan
deficit perawatan diri.

2.3 TUJUAN KHUSUS


1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri
3. Klien dapat mengetahui cara menjaga kebersihan diri
4. Klien dapat mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

2.4 TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Bina hubungan saling peraya
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Bantu klien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
5. Anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

2.5 STRATEGI PELAKSANAAN


Fase Orientasi
1. Salam teraupetik:
selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya Faradillah. Saya senag
dipanggil Fara. Nama bapak atau ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa? Saya
mahasiswi stikes pertamedika yang akan merawat bapak atau ibu, saya praktek disini
selama 5 hari. Hari ini saya dinas pagi diruangan ini dari jam 7 pagi sampai 2 siang.
Dari tadi, saya lihat bapak atau ibu menggaruk-garuk badannya, gatal ya ? bagaimana
kalo kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita bicara ? 15 menit ya....
mau dimana .. ? disini saja ya ?
2. Evaluasi atau validasi:

3
Bagaimana perasaan bapak atau ibu hari ini?
Bagaimana semalam tidurnya ?
1. Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang kondisi bapak atau
ibu selama perawatan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang ditaman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal
Fase Kerja
Bapak atau ibu ada apa garuk-garuk ? Apakah bapak atau ibu sudah mandi hari ini?
Apa alasan bapak atau ibu sehingga tidak bisa merawat diri? kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang bisa muncul ? betul ada
kudis,kutu.... dan lain-lain. Menurut bapak atau ibu kita mandi harus bagaimana?
Sebelum mandi apa yang perlu kita siapakan ? benar sekali, bapak atau ibu perlu
menyiapkan handuk,sikat gigi, sampo, sabun, dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita
kekamar mandi, saya akan membimbing bapak atau ibu melakukannya. Sekarang, buka
pakaian dan siram seluruh tubuh bapak atau ibu termaksud rambut lalu ambil sampo
gosokan pada kepala bapak atau ibu sampai berbusa, lalu bilas sampai bersih. Bagus
sekali! Selanjutnnya ambil sabun, gosokan diseluruh tubuh secara merata, lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol, giginya disikat mulai dari
atas sampai bawah. Gosok seluruh gigi bapak atau ibu mulai darri depan sampai
belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir, siram lagi seluruh bapak
atau ibu sampai bersih lalu keringkan dengan anduk. Bapak atau ibu bagus sekali
melakukannya.
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang dengan saya dan tahu
cara merawat kebersihan diri?

4
 Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Cobak bapak atau ibu sebutkan kembali cara menjaga kebersihan diri.
2. Rencana tindak lanjut
Saya harap bapa atau ibu melakukan cara menjaga kebersihan diri dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara makan yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 10.00
selama 15 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau diruang
makan?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi, berhias, makan dan BAK/BAB. Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan
seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak
rapi. Strategi pelaksanaan Tindakan keperawatan SP 1 membahas pentingnya kebersihan
diri, merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan diri. Tujuannya klien
dapat membina hubungan saling percaya, memahami pentingnya kebersihan diri,
mengetahui cara menjaga kebersihan diri, mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

3.2. SARAN
1. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan rencana tindakan keperawatan sesuai dengan Standart
Operasional Procedure (SOP)
2. Rumah sakit dapat meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan
dan asuhan keperawatan sesuai dengan Standart Operasional Prosedure (SOP) dan
dilanjutkan SOAP khususnya pada pasien Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri
dan Pakaian/Berhias Klien dan keluarga, diharapkan klien dapat mengikuti program
terapi yang telah direncanakan oleh dokter dan perawat untuk mempercepat proses
kesembuhan. Dan bagi keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dan
perhatian dalam kebersihan diri klien selama di rumah sakit maupun di rumah.
A.

6
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti dkk. (2014). Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Defisit Perawatan Diri.
Bina Medika (pp. 5-7). Jakarta: Scribd.
Keliat A B. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-defisit-perawatan-diri-b.pdf

Anda mungkin juga menyukai