Disusun oleh :
A. DEFINISI
Hipotiroidisme adalah merupakan keadaan yang di tandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat yang di ikuti oleh gejala- gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormon tiroid berada dibawah nilai optimal
(Brunner & Suddarth , 2001 hal 1299)
B. ETIOLOGI
Penyebab hipotiroidisme yang paling sering ditemukan pada orang dewasa
adalah tiroiditis otoimun (Tiroiditis Hashimoto) , dimana sistem imun menyerang
kelenjar tiroid. (Tonner & Schlechte , 1993 )
Gejala lain pada manula sering tidak khas , hanya sedikit yang menampakan gejala
sebelum terjadi disfungsi berat. Depresi , Apati , Penurunan mobilitas atau aktivitas
dapat menjadi gejala awal yang penting , Pengaruh obat-obatan analgesik ( Tonner &
Schlechte , 1993 hal 1307).
F. PATHWAY
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipotiroid adalah :
Gondok
Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapat menyebabkan
kelenjar membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan dan saat menelan
makanan.
Gangguan jantung
Hipertiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, mengganggu fungsi jantung,
pembesaran jantung dan gagal jantung.
Gangguan mental
Misalnya depresi.
Peripheral neuropathy
Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan saraf tulang
belakang ke seluruh tubuh.
Myxedema
Gejalanya adalah sensitiv terhadap suhu dingin, mengantuk, sangat lesu dan pingsan.
Pemicu myxedema coma adalah sedativ, infeksi dan stress.
Infertilitas
Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi.
Cacat lahir
Mengalami gangguan mental maupun fisik.
H. PENATALAKSANAAN
1. Levotiroksin sintetik (synthroid atau levothroid ) : preparat terpilih untuk
pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter non toksik
2. Pemeliharaan berbagai fungsi vital : GDA, Pulse Oximetry
3. Pemberian cairan: infus larutan glukosa pekat
4. Penggunaan panas eksternal
5. Terapi kortikosteroid
6. Pemberian oksigen (Oksigenasi)
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DASAR HIPOTIROIDISME
a. PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Riwayat Pengalaman perubahan status sosial/ mental
2. Mengalami sakit dada atau palpitasi
3. Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
4. Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
5. Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
6. Perubahan asupan makanan dan berat badan
7. Perubahan eliminasi feses, frekuensi dan banyaknya
8. Intoleransi terhadap cuaca panas
9. Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas hidup sehari-hari
10. Perubahan menstruasi atau libido
11. Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan efek samping obat
(Barddero, Marry, dkk. 2009)
Data Objektif
1. Status Mental : Perhatian pendek, emosi labil, tremor, hiperkinesia
2. Perubahan Kardiovaskular : Tekanan darah sistolik meningkat, tekanan diastolik
menurun, takikardi a walaupun waktu istirahat, disritmia dan murmur
3. Perubahan pada Kulit : Hangat, kemerahan dan basah
4. Perubahan pada Rambut : Halus dan menipis
5. Perubahan pada Mata : Lidlag, glovelag, diplopia, dan penglihatan kabur
6. Perubahan Nutrisi / Metabolik : Berat badan menurun, nafsu makan dan asupan
makan bertambah serta kolesterol dantrigliserida serum menurun
7. Perubahan Muskuloskeletal : Otot lemah, tonus otot kurang dan sulit berdiri dari
posisi duduk
Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah peningkatan T 3 dan T4 serum
dan penurunan TSH serum
(Barddero, Marry, dkk. 2009)
J. RENCANA KEPERAWATAN
A. DEFINISI
Hipertiroid adalah kelompok sindroma yang disebabkan oleh peninggian
hormone tiroksin yang tidak terikat ( bebas ) dalam sirkulasi darah (Brunner, 2001)
B. ETIOLOGI
1. Penyakit grave
Penyakit grave adalah penyakit autoimun yang bisa mengaktifkan aktivasi
antibody yang menstimulasi kerja kelenjar tiroid , misalkan TSIg ( thyroid Stimulator
Immunoglobulin), TPO (thyroid peroxidase antibodies) dengan cara berikatan dengan
reseptor TSH sehingga menyebabkan aktivasi kerja kelenjar tiroid secara terus
menerus dan tidak terkendali ( hipertiroid )
Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:
Stres
Merokok
Radiasi pada leher
Obat-obatan dan
Organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.
Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir
yang standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat
dari suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah
mungkin mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat.
2. Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter
Berkaitan dengan penambahan usia yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi
bergumpal-gumpal membentuk nodul ( benjolan ). Kemudian, kelenjar tiroid bekerja
secara otonom ( tidak merespon pengaturan TSH dan memproduksi hormone tiroid
dengan bebas ) sehingga aktivitas kelenjar tiroid tidak terkendali dan menghasilkan
hormone tiroid yang berlebihan ( hipertiroid )
Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas
hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu
functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan.
Functioning nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan.
3. Pemasukan hormon-hormon tiroid yang berlebihan
Konsumsi hormone tiroid yang berlebihan dalam usaha untuk menurunkan berat
badan dapat mengakibatkan aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan ( hipertiroid ).
Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan suatu pengambilan
yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid scan.
4. Pengeluaran abnormal dari TSH
Sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran
dari TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada
tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon
tiroid.
Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan
lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang
endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
5. Tiroiditis ( peradangan pada tiroid )
Peradangan pada tiroid dapat mengakibatkan kelenjar tiroid bocor sehingga
jumlah hormone yang masuk kedalam sirkulasi meningkat dan menyebabkan
hipertiroid. Thyroiditis paling umum terjadi setelah suatu kehamilan dan dapat terjadi
sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini, fase
hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh
suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6
bulan. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.
6. Pemasukan yodium yang berlebihan
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid.
Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang
dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah
mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti
amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan
jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan
kelainan-kelainan fungsi tiroid.
(sumber : http : //therizkikeperawatan.blogspot.com.hipertiroid.html)
C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hipertiroidisme yaitu 10 kali lebih sering pada wanita dibandingkan
pada pria. Pada wanita terdapat 20-27 kasus per 1.000 wanita, sedangkan pada pria
sebanyak 1-5 kasus per 1.000 pria.
Di Inggris, prevalensi hipertiroidisme dalam praktek umum adalah 25-30
kasus dalam 1.000 wanita, sedangkan di rumah sakit didapatkan 3 kasus dalam 1.000
pasien. Di Amerika Serikat terdapat 3 kasus per 1.000 wanita.
Data dari Wickham Survey pada pemeriksaan penyaring kesehatan dengan
menggunakan Free Thyroxine Index menunjukkan prevalensi hipertiroidisme pada
masyarakat sebanya 2%. (Brunner, 2001)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Tirotoksikosis :
a. Gelisah
b. Mudah terangsang (hipereksitabel)
c. Iritabel
d. Merasa khawatir
e. Tidak dapat duduk diam
f. Menderita palpitasi
g. Denyut nadi yang abnormal cepat
h. Tidak tahan panas
i. Berkeringat
j. Kulit kemerahan (flushing)
k. Pada lansia ditemukan kulit yang kering , tremor tangan dan eksoftalmos
(mata yang menonjol).
l. Penurunan berat badan yang progresif
m. Kelelahan otot yang abnormal
n. Amenore
o. Konstipasi atau diare
p. Dekompensasi jantung
q. Osteoporosis
r. Penigkatan hormon tiroid yang berlebihan .
E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
Pada mata : ulserasi kornea, neuropati optik dan miopati ekstrokular.
Pada Organ lain
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Farmakologi
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid, yaitu:
Antitiroid—menghambat sintesis hormon secara langsung
Penghambat ion—yang memblok mekanisme transpor iodida
Yodium dengan konsentrasi tinggi—yang dapat mengurangi sintesis dan
pengeluaran hormon dari kelenjarnya
Yodium radioaktif—yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi
Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormon di kelenjar, tetapi
digunakan sebagi terapi ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi ejala tirotoksikosis,
misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat kanal Ca++ .
Penghambat sintesis seperti propiltiourasil (PTU) menghambat proses sintesis
T4 dan T3, menghambat konversi T4 menjadi T3, serta menghambta kerja enzim
peroksidase dalam proses iodinasi tirosin. Pemberian iodida dalam dosis tinggi dapat
“meringankan” hipertiroidisme, karena iodida dalam konsentrasi tinggi menghambat
proses transpor aktifnya sendiri ke dalam tiroid, dan bila yodium di dalam tiroid
terdapat dalam jumlah cukup banyak maka terjadi hambatan sintesis iodotironin dan
iodotirosin (Guyton and Hall, 2008).
- Komplikasi operasi
Komplikasi dini paska bedah
Perdarahan.
A. Pengkajian
I. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :-
Agama :-
Suku :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Diagnosa medis : Hipertiroidisme
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh terdapat pembesaran leher sejak dua bulan terakhir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 15 November 2009 Ny. Uj datang keluhan saat awal terdapat
pembesaran leher sejak dua bulan terakhir, keluhan lain keringat banyak (+),
gemetar (+),berdebar-debar(+), dengan kesadaran CM dan suhu afebris.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Sejak satu tahun lalu klien rutin control ke poliendokrin setelah di rujuk dari
poli penyakit dalam.
- Menanyakan apakah klien sebelumnya mempunyai penyakit kanker?
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Menanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit dengan tanda dan
gejala yang sama?
e. Riwayat Psikologi
- Kaji apakah klien mengalami masalah psikologi berhubungan dengan
perubahan fisiknya (eksoftalmus, nodul goiter pada leher)?
III. Kebutuhan Dasar
a. Pola makan : meningkat , biasanya pada pasien hipertiroidisme sering
merasa lapar karena adanya hipermetabolisme.
b. Pola minum : meningkat karena adanya pengeluaran keringat yangh
berlebihan.
c. Pola napas : terganggu karena kebutuhan oksigen meningkat.
d. Pola eliminasi : terganggu, pada pasien hipertiroidisme biasanya terjadi
motilitas usus.
e. Pola tidur : terganggu karena palpitasi dan kecemasan.
f. Pola aktivitas : terganggu karena terjadi kelemahan umum
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Antropometri
TB : 161 cm
BB : 60 kg
b. TTV
TD : 110/80 mmHg (N=90-130/70-90 mmHg)
RR : 20 x/menit (N=12-20 x/menit)
T : afebris (N=36,5-37,50 C)
HR : 100 x/menit (N=60-100 x/menit)
c. Pemeriksaan Head to toe
1. Kulit dan rambut
inspeksi warna rambut
palpasi jumlah rambut
kulit : DBN
tidak toleran terhadap panas
miksedema pratibial / dermofati (penebalan dan hiperfigmentasi
kulit lokal di aspek anterior kaki dan tungkai bawah).
2. Kepala
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, bentuk lonjong, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
Eksoftalmus +/+ (bola mata terdorong ke depan dan mata menonjol
dari tulang orbita), mata berair, dan tidak dapat menutup dengan
sempurna.
Konjungtiva pucat (-)
Ikterik (-)
Penglihatan kabur
4. Telinga
Ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen pada
lubang telinga, tidak ada benjolan
5. Hidung
Simetris, tdak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
6. Mulut
Bentuk mulut simetris, lidah bersih, gigi bersih
7. Leher
Terdapat pembesaran leher
Kelenjar tiroid: teraba dufuse
lingkar leher 33,5cm
Tiroid kiri : membesar dengan ukuran 3,33x2,82x6,56cm.
Tiroid kanan: 3,43x2,55x4,31 cm tampak nodul hipoechoik dengan
batas tegas (halo)dengan ukuran 0,96x0,85x1,11cm dan lesi
heterogen hipo dan hiperechoik dengan ukuran 1,06x1,01x1,08.
Struma difusa bilateral dengan nodul multipel di lobus kanan
8. Dada dan thorax
Dada simetris kanan dan kiri, resonan, getaran focal femitus sama
antara kanan dan kiri. Dada berdebar-debar.
9. Abdomen
Perut datar, simetris.
10. Ekstremitas
Tremor (+)
Atas lengkap, terdapat kelemahan otot, pengeluaran keringat (+)
Bawah lengkap, terdapat kelemahan otot, kepengeluaran keringat
(+)
Kekuatan otot
4 4
4 4
Kesan : struma difusa bilateral dengan nodul multipel di lobus kanan sugestif
lesi benigna
Laki-laki Perempuan
Umur WHO Indonesia WHO Indonesia
(ml) (ml) (ml) (ml)
Sumber :
6 3,8 2,4 3,6 4,0
WHO/ICCIDD (1997)
Skintigrafi pemindaian sangat membantu dalam menentukan lokasi, ukuran,
bentuk, dan fungsi anomatik kelenjar tiroid, khusunya kalau jaringan tiroid
tersebut terletak substernal atau berukuran besar. Identifikasi daerah yang
mengalami peningkatan fungsi (hot areas) atau penurunan fungsi (cold areas)
dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
I. Diagnosa Keperawatan
6. Memberikan
6. Memungkinkan untuk
aktivitas pengganti
menggunakan energi
yang
dengan cara
menyenangkan dan
konstruktif dan
tenang seperti
mungkin juga akan
membaca,
menurunkan ansietas
mendengarkan
radio, dan
menonton televisi
7. Hindari
7. Peningkatan
membicarakan
kepekaan dari
topic yang
susunan saraf pusat
menjengkelkan
dapat menyebabkan
atau yang
klien mudah
mengancam pasien.
terangsang, agitasi,
emosi berlebihan.
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Untuk mengatasi
1. Berikan obat sesuai keadaan (gugup),
indikasi: hiperaktif, dan
Sedative; mis., insomnia.
fenobarbital
(luminal),
tranquilizer mis.,
klordiazepoksida
(librium)
2. Gangguan Body Klien menunjukkan 1. Dorong 1. Beri
Image b.d persepsi yang positif pengungkapan kan kesempatan untuk
perubahan terhadap penampilan dan
mengenai masalah mengidentifikasi rasa
fisiologis kelenjar fungsi tubuhdengan
tiroid d.o struma criteria hasil: tentang proses takut/ kesalahan
difusa penyakit, harapan konsep dan
Mengungkapkan
masa depan menghadapinya secara
peningkatan rasa
langsung
percaya diri dalam
kemampuan untuk 2. Diskusi
menghadapi kan persepsi klien 2. Isya
penyakit mengenai rat verbal atau
Klien dapat bagaimana orang nonverbal orang
menyusun rencana terdekat menerima terdekat dapat
realistis untuk keterbatasan mempunyai pengaruh
masa depan mayor pada bagaimana
klien memandang
dirinya sendiri
3. Perhati
3. Dap
kan perilaku
at menunjukkan
menarik diri,
emosional ataupun
penggunaan
metode koping
menyangkal atau
maladaptive,
terlalu
membutuhkan
memperhatikan
intervensi lebih
tubuh/perubahan
lanjut/dukungan
psikologis
4. Ikut
sertakan klien 4. Me
dalam ningkatkan perasaan
merencanakan kompetensi/harga diri,
perawatan dan mendorong
membuat jadwal kemandirian, dan
aktivitas mendorong partisipasi
dalam terapi
Kolaborasi Kolaborasi
5. Rujuk 5. Klie
pada konseling n atau orang terdekat
psikiatri, mis., mungkin
pskiatri/psikolog membutuhkan
dukungan selama
berhadapan dengan
proses jangka panjang/
ketidakmampuan
3. Ansietas b.d Ansietas yang dialami Mandiri : Mandiri :
stimulus system klien berkurang/hilang 1. Observasi tingkah 1. Ansietas ringan dapat
saraf d.o gelisah dengan criteria hasil: laku yang ditunjukan dengan
dan gemetar Klien tampak rileks
menunjukan tingkat peka rangsang dan
Klien melaporkan
ansietas. insomnia. Ansietas
ansietas berkurang
berat yang berkembang
sampai tingkat dapat
ke dalam keadaan
diatasi
panic dapat
Klien mampu
menimbulkan perasaan
mengidentifikasi cara
terancam, terror,
hidup sehat untuk
ketidakmampuan
membagikan
untuk bicara,
perasaannya
bergerak,dan berteriak-
teriak.
2. Peningkatan
2. Pantau respon fisik,
pengeluaran penyekat
palpitasi, gerakan
beta-adrenergik pada
yang berulang-
daerah reseptor,
ulang,
bersamaan dengan
hiperventilasi,
efek-efek kelebihan
insomnia.
hormone tiroid,
menimbulkan
manifestasi klinik dari
peristiwa kelebihan
katekolamin ketika
kadar
epinefrin/norepinefrin
dalam keadaan normal.
kurangi jumlah
orang yang
berhubungan
dengan klien.
4. Memberikan informasi
4. Tekankan harapan dan meyakinkan klien
bahwa pengendalian bahwa keadaan itu
emosi itu harus tetap adalah sementara dan
diberikan sesuai akan membaik dengan
dengan pengobatan.
perkembangan
terapi obat
Kolaborasi :
1. Dapat digunakan
Kolaborasi :
1. Berikan obat bersamaan dengan
2. Terapi penyokong
3. Penurunan BB terus-
3. Pantau masukan
menerus dalam
makanan setiap
keadaan masukan
hari dan timbang
kalori yang cukup
BB setiap hari serta
merupakan indikasi
laporkan adanya
kegagalan terhadap
penurunan BB
terapi antitiroid.