NAMA : MEGAWANI
NIM : A012819027
Irama : Reguler
HR : 60-100 x/m
Gel P : Normal
Irama : Ireguler
HR : Biasanya normal ( 60-100 x/m ) biasanya meningkat dengan inspirasi dan menurun
ekspirasi
Gel P : Normal
Irama : Reguler
Gel P : Normal
PR interval : Normal ( 0.12-0.2 detik )
Irama : Reguler
HR : 100-250 x/m
NAMA : MEGAWANI
NIM : A012819027
Lakukan analisa tahapan-tahapan dari algoritma AHA 2015 untuk gambaran jantung VF dan VT tanpa
nadi.
Mengapa harus dilakukan defibrilasi terlebih dahulu sebelum CPR dan drugs.
Jawab :
Analisa tahapa-tahapan dari alogaritma AHA 2015 untuk gambaran jantung VF dan VT tanpa nadi
Ambil AED dan peralatan gawat darurat ( atau minta seseorang untuk melakukannya )
Perhatikan apakah napas terhenti atau tersenggal dan periksa denyut nadi ( secara bersamaan )
Teruskan berikan napas buatan : periksa denyut nadi kurang lebih setiap 2 menit. Jika tidak ada
denyut mulai CPR.
Jika kemungkinan terjadi over dosis opioid, berikan nalokson sesuai protokol, jika berlaku.
CPR
Mulai siklus 30 kompresi 2 napas buatan
AED tersedia
Terapkan 1 kejut, segera lanjutkan CPR kuran lebih 2 menit ( hingga AED membolehkan pemeriksaan
ritme ).
Lanjutkan hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban mulain bergerak.
Segera lanjutkan dengan CPR kurang lebih ( hingga AED membolehkan pemeriksaan ritme ).lanjutkan
hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban mulai bergerak.
Defibrilasi dilakukan pada kondisi cardiac arrest yang shockable yaitu dengan irama ventrikel fibrilasi
dan ventrikel takikardia dengan tanpa nadi. Segera setelah 5 siklus RJP dilakukan dan dilakukan
penilaian dan masih ditemukan VF atau VT tanpa nadi maka dapat segera dilakukan terapi defibrilasi
dan langsung dilanutkan dengan CPR selama 5 siklus atau 2 menit kemudian dilakukan penilaian
ulang.
NIM : A012819027
Kasus
Seorang laki-laki 24 thn masuk UGD karena KLL. Tampak deformitas pada femur dextra. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi N 124x/i, napas 32x/i, TD 90/65 mmHg, CRT > 2
dtk, ektremitas pucat teraba dingin, kesadaran menurun, BB korban diperkirakan 50 kg.
Pertanyaan:
DIAGNOSA
NOC
NIC
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK
PENGERTIAN
Syok adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis, sehingga terjadi gangguan aliran
darah dalam tubuh. Aliran darah yang terganggu membuat pasokan nutrisi dan oksigen yang
berperan pada sel dan organ tubuh agar berfungsi secara normal, menjadi terhambat. Syok dapat
memburuk dengan cepat, maka penanganannya harus segera dilakukan. Jika tidak, syok dapat
menyebabkan komplikasi bahkan kematian.
PENYEBAB SYOK
Penyebab syok dapat berbeda-beda. Berikut adalah penyebab syok berdasarkan tipenya:
Syok kardiogenik. Disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti serangan jantung atau gagal
jantung.
Syok neurogeni. Disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, akibat kecelakan atau cedera saat
beraktivitas.
Syok anafilaktik. Disebabkan oleh alergi akibat gigitan serangga, penggunaan obat-obatan, atau
makanan maupun minuman.
Syok sepsis. Disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah, sehingga tubuh mengalami
peradangan atau inflamasi.
Syok hipovolemik. Disebabkan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah banyak, misalnya
akibat diare, perdarahan pada kecelakaan, atau muntah darah.
GEJALA SYOK
Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun (hipoksemia) akibat syok dapat mengakibatkan gejala, antara
lain:
Sesak napas.
Pusing.
Kelelahan.
Tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menjadi penyebab gagal ginjal
dan berbagai komplikasi lainnya
Syok kardiogenik: Denyut jantung melemah, urin yang keluar hanya sedikit atau tidak sama sekali,
nyeri dada.
Syok neurogenik: Nyeri dada, irama jantung melambat, suhu tubuh menurun (hipotermia).
Syok anafilaktik: Kesulitan menelan dan bernapas, sakit pada perut, hidung berair dan bersin-bersin,
bengkak pada lidah atau bibir, kesemutan pada tangan, kaki, mulut, atau kulit kepala.
FAKTOR RESIKO
EKSTERNAL
Eksresi
Kelembapan
Hipertermia
Hipotermia
Lembap
Sekresi
INTERNAL
Faktor psikogenik
DIAGNOSIS SYOK
Syok merupakan keadaan gawat darurat yang membutuhkan diagnosis cepat agar penanganannya
dapat segera dilakukan. Syok dapat didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, serta melihat
tanda-tanda klinis, seperti denyut jantung yang cepat dan lemah, serta tekanan darah yang
menurun.
Setelah aliran oksigen kembali normal dan pasien sudah stabil, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan
untuk mendeteksi penyebab dan tipe syok yang diderita pasien. Dokter dapat melakukan
serangkaian pemeriksaan, seperti:
Tes darah
Foto Rontgen
Elektrokardiografi
Endoskopi
CT scan
MRI
PENGOBATAN SYOK
Syok merupakan kondisi yang berbahaya. Segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi rumah
sakit terdekat ketika melihat seseorang diduga mengalami syok. Jika tidak segera ditangani, syok
dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian.
Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat melihat penderita yang dicurigai
mengalami syok:
Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi jantung-paru (CPR).
Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan pasien selimut.
Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera berikan epinephrine dalam bentuk
autoinjector, jika ada. Penderita alergi parah biasanya selalu membawa suntikan ini.
Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan handuk atau kain.
Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya menjadi
menyamping untuk menghindari tersedak.
POPULASI BERISIKO
Usia ekstrem
Cairan RL
KONDISI TERKAIT
Gangguan metabolisme
Ganguan pigmentasi
Gangguan sensasi
Pungsi arteri
Perubahan hormonal
Imonodifisiensi
Gangguan sirkulasi
Agens farmaseutika
Terapi radiasi
Trauma vaskular
Nama : Mr. X
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Alamt :-
Suku :-
Pekerjaan : swasta
No.RM : 212121
Tgl.masuk :
II. Keluhan Utama :
B. ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
DS : -
DO :
- kesadaran menurun
Kesadaran menurun
DIAGNOSA MEDIS
Resiko Aspirasi b/d tidak efektifnya kebersihan jalan napas dan tidak adanya efek muntah
DIAGNOSA
INTERVENSI
Resiko Aspirasi b/d tidak efektifnya kebersihan jalan napas dan tidak adanya reflek mun tah
NOC :
Aspirasi kontrol
Kriteria Hasil
NIC
Aspiration precaution
Hindari makan kalau residu masih banyak Potong makanan kecil kecil
Defisit perawatan diri b/d immobilisasi diri, kerusakan persepsi dan kognitif
Definisi :
NOC :
Kriteria Hasil :
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting
dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk memakan
makanan sekunder dan ketidaksadaran
NOC :
Weight control
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
NIC :
Manajemen nutrisi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Monitor nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.