Anda di halaman 1dari 6

Makalah Perawatan Luka Perineum

PERAWATAN LUKA PERINEUM


Dosen Pembimbing : Mimi Septi Wulandari Am.Keb
A

Disusun Oleh Kelompok 4:


Ema Triyuliani
Ismanefy
Ita Indayani
Lutfatullatifa
Mega Mustika
Novitasari Anggraini
Pipit Komala Sari
Rini Haryati
Yola Rima Yuliana
Zuraini
JALUR UMUM SEMESTER II A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN JAMBI
JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, karunia serta kesempatan
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Perawatan Luka
Perineum dalam waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keterampilan Dasar
Kebidanan. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan perkembangan
dunia kesehatan.
Jambi, 3 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang .................................................................................. ....... 1
1.2Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Perawatan Perineum ................................................................. 3
2.2Tujuan Perawatan Perineum ....................................................................... 4
2.3Bentuk luka perineum ................................................................................ 4
2.4Waktu perawatan luka perineum ................................................................ 5
2.5Fakor-faktor yang mempengaruhi perawatan luka perineum ..................... 5
2.6Teknik Melakukan Perawatan Perineum .................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 8
3.2 Saran....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
11.Latar Belakang
Persalinan seringkali menimbulkan perlukaan jalan lahir, luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-
kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan
vulva dan perineum. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. (Wiknjosastro, 2005)
Ibu yang bersalin secara normal, beberapa ada yang tidak mengalami robekan karena jalan
lahirnya cukup elastis ketika dilalui bayi saat proses persalinan. Namun ada ibu yang memerlukan
bantuan dokter maupun bidan untuk memperlebar jalan lahir dengan dilakukan pengguntingan
jaringan di daerah perineum yakni jaringan otot antara anus dan vagina. Pengguntingan jaringan
otot perineum ini disebut tindakan episiotomi.
Luka pada perenium akibat episiotomi, ruptura atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah
untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk
menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum
memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah tersebut dan
mengurangi rasa sakitnya(Helen Farrer).
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan
spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara
kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang
waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu
sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Perawatan luka jalan lahir dilakukan sesegera
mungkin setelah 6 jam dari persalinan normal. Ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai
bergerak duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami
komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
a.Apa yang dimaksud dengan perawatan perineum?
b.Apa tujuan dilakukannya perawatan perineum?
c.Apa saja bentuk luka perineum?
d.Kapan saja dilakukan perawatan perineum?
e.Apa saja factor-faktor yang mempengruhi dalam melakukan perawatan perineum?
f.Bagaimana teknik melakukan perawatan perineum?
1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk:
a.Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari perawatan perineum
b.Untuk mengetahui dan memahami bentuk dari luka perineum
c.Untuk mengetahui waktu perawatan perineum
d.Untuk mengetahui factor-faktor dan teknik dalam melakukan perawatan perineum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Perawatan Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan
spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara
kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Perawatan perineum adalah
pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada
ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti
pada waktu sebelum hamil.
Merawat luka merupakan suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran
mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat
merusak permukaan kulit (Ismail, 2012).
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai
dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Robekan perineum umumnya terjadi digaris
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil
daripada biasanya sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang dan biasanya, kepala
janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum frensia
suboksipito-bregmatika.
Robekan pada luka perineum ini sebenarnya ada beberapa tingkatan, yakni jahitan pada
robekan jahitan jalan lahir tingkat 1, yakni jahitan yang hanya menyatukan kulit luar yang robek,
lalu yang berikut jahitan pada robekan jalan lahir tingkat II, yang menyatukan kulit dan jaringan
otot ( ini yang paling sering terjadi ), dan terakhir adalah jahitan yang menyatukan robekan jalan
lahir tingkat III yang robek sampai dubur.
2.2Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan, untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum, maupun di dalam uterus, untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum), untuk
kebersihan perineum dan vulva, untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat
persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan
perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
Perawatan luka jalan lahir dilakukan sesegera mungkin setelah 6 jam dari persalinan normal. Ibu
akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila
keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau
pendarahan.
2.3Bentuk Luka Perinium
a.Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya
tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
b.Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang
dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
c.Komplikasi Episiotomi
Kurang dari 1% episiotomi atau laserasi mengalami infeksi. Laserasi derajat empat memiliki
risiko infeksi serius yang paling tinggi. Tepi-tepi luka yang berhadapan menjadi kemerahan,
seperti daging dan membengkak. Benang sering merobek jaringan edematosa sehingga tepi-tepi
luka nekrotik menganga yang menyebabkan keluarnya cairan serosa, serosanguinosa, atau jelas
purulen. Lepasnya jahitan episiotomi paling sering berkaitan dengan infeksi (Leveno, 2009).
2.4Waktu Perawatan Luka Perineum
a.Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah terbuka maka akan
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu
maka perlu dilakukan penggantian pembalut.
b.Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya
dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perinium untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c.Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum.
2.5Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum
a.Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada
perinium karena jaringan sangat membutuhkan protein.
b.Obat-obatan
Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal.
Antikoagulan : Dapat meyebabkan Hemoragi.
Antibiotik Spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk
patologi spesifik atau kotaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka tertutup, tidak efektif karena
koagulasi intrvaskular.
2.6Teknik Melakukan Perawatan Perineum
Berikut ini merupakana cara dalam mempersiapkan alat dan melakukan perawatan dalam
perineum yaitu:
Alat yang harus disiapkan:
Siapkan air hangat
Sabun dan waslap
Handuk kering dan bersih
Pembalut ganti yang secukupnya
Celana dalam yang bersih
Cara melakukan perawatan:
a.Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang.
b.Basahi waslap dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap yang sudah ada busa sabun
tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan
dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi tempat kuman
berkembang biak.
c.Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benarbenar bersih. Bila
perlu lihat dengan cermin kecil.
d.Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat rendam
khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat cukup disiram dengan air
hangat.
e.Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan
katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
f.Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan
semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang air kecil
atau saat mandi dan bila mengganti pembalut.
g.Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan
berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang
makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.
h.Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seijin dokter atau bidan.
BAB III
PENUTUP
31Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang
dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada
waktu sebelum hamil.
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan, untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum, maupun di dalam uterus, untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum), untuk
kebersihan perineum dan vulva, untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat
persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman.
32Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kami dapat memberikan saran bahwa perawatan perineum sangan
penting untuk dilakukan. Perawatan luka jalan lahir ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin
setelah 6 jam dari persalinan normal. Dalam hal ini, ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai
bergerak duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami
komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/25/perawatan-luka-jahitan-setelah-
melahirkan-177220.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27290/5/Chapter%20I.pdf
http://riskanurfajriahsetiawan.wordpress.com/18-2/
http://www.carantrik.com/2012/07/perawatan-luka-perineum.html
Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: Panduan Ringkas, Edisi 21. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai