OLEH
KELOMPOK: 4
1. EMILIA ANA AWANG
2. MELDA SUSAN K. Y. KOTA
3. NAOMI M. LAMALEI
4. HARYANTO N. LEONG
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-Nya, yang telah melimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. ASKEP ini merupakan salah satu
tugas kelompok mata kuliah KEPERAWATAN JIWA
Dalam menyelesaikan askep ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih mata kuliah. Dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar isi .............................................................................................................................iii
Bab I pendahuluan ..............................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Penelitiaan............................................................................................................5
C. Manfaat Penelitiaan.................................................................................................5
Bab II tunjauan pustaka.......................................................................................................7
A. Konsep dasar harga diri rendah kronis....................................................................7
B. Tanda gejala harga diri rendah kronis....................................................................10
C. Penatalaksanaan keperawatan harga diri rendah kronis .........................................12
ASUHAN KEPEREWATAN..................................................................................13
1) Pengkajian keperawatan..............................................................................14
2) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul............................................26
3) Perencanaan tindakan keperawatan.............................................................26
4) Evaluasi keperawatan..................................................................................30
5) Dokumentasi keperewatan ..........................................................................30
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti konflik yang
dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang
berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (Keliat, 2011). Gangguan
jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi
emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dan bertingkah laku. Hal ini terjadi karena
menurunnya semua fungsi kejiwaan (Muhith,2011).
Menurut (Herman, 2011) gangguan jiwa adalah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi prilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex,
keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-isitadat, kebudayaan dan
kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang
yang dicintai, rasa permusuhan hubungan antar manusia.Gangguan jiwa menyebabkan
pasien tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai diri
untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti diri sendiri untuk itu
perlu dilakukan asuhan keperawatan jiwa.
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa
bertambah. Penelitian World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia
2014 menunjukkan tidak kurang dari 450 juta penderita mengalami gangguan mental,
sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini, 25% diperkirakan akan
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu. Gangguan jiwa yang mencapai 13%,
kemungkinan akan berkembang 25% pada tahun 2030. Menurut WHO gangguan jiwa
ditemukan sebanyak 450 juta orang di dunia terdiri dari 150 juta depresi, 90 juta
gangguan penggunaan zat dan alkohol 38 juta epilepsi, 25 juta skizofrenia, serta
hampir 1 juta melakukan bunuh diri di
1
setiap tahun, dan hampir ¾ beban global penyakit neuropsikiatrik didapati
berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya kepercayaan diri, gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung. Harga diri rendah merupakan semua
pikiran, keyakinan, dan kepercayaan tentang dirinya dan mempengaruhi orang
lain. Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman
unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan
lingkungan (Stuart, 2013).
Menurut (Keliat, 2011) tanda dan gejala harga diri rendah yaitu
mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang
pesimis, penurunan produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain
tanda dan gejala diatas, dapat juga mengamati penampilan seorang
2
dengan harga diri rendah yang tampak kurang memperhatikan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk dan bicara lambat dengan nada suara rendah.
Pasien dengan harga diri rendah beresiko muncul masalah gangguan jiwa
lain apabila tidak segera diberikan terapi dengan benar, karena pasien dengan
harga diri rendah cenderung mengurung diri dan menyendiri, kebiasaan itulah
yang memicu munculnya masalah isolasi sosial. Isolasi sosial menyebabkan
pasien tidak dapat memusatkan perhatian yang menyebabkan suara atau
bisikan muncul sehingga menimbulkan masalah halusinasi, masalah lain yang
kemudian terjadi adalah resiko perilaku kekerasan, rasa tidak terima tentang
suatu hal karena merasa direndahkan seseorang maupun suara bisikan yang
menghasut untuk melakukan tindakan merusak lingkungan dan menciderai
orang lain (Direja, 2011).
Peran perawat untuk mengatasi masalah klien dengan harga diri rendah
adalah mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu klien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
dan melatih kemampuan yang dipilih klien serta membantu pasien menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih (Prabowo, 2014).
Hasil penelitian Titik Suerni, dkk (2013) di ruang Yudistira Rumah Sakit
Dr. H.Marzoeki Mahdi Bogor tahun 2013 dari 60 pasien yang dirawat
terdapat 35 pasien (58.33%) dengan harga diri rendah. Tindakan keperawatan
yang diberikan
3
ada klien yaitu dengan model pendekatan keperawatan profesional (MPKP).
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemberian terapi generalis
kepada 35 orang pasien (100%), terapi generalis dan terapi kognitif kepada 15
orang klien (42.48%) dan kombinasi terapi generalis, terapi kognitif dan
psikoedukasi keluarga pada 20 klien (57.14%).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2016 jumlah
penderita gangguan jiwa dengan skizofrenia di Puskesmas Nanggalo sebanyak
471 orang. Jumlah penderita laki-laki sebanyak 331 orang, sedangkan jumlah
penderita perempuan sebanyak 140 orang. Berdasarkan data tersebut,
puskesmas Nanggalo menduduki peringkat ke 5 dari 22 puskesmas yang
tinggi angka gangguan jiwa dengan skizofrenia di kota Padang.
4
secara optimal, perawat tidak memberikan Strategi Pelaksanaan kepada pasien
secara teratur saat pasien berkunjung.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada keluarga dengan
harga diri rendah kronis di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan
harga diri rendah di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada keluarga dengan harga diri
rendah kronis di wilayah kerja puskesmas Nanggalo Kota Padang.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada keluarga dengan harga diri
rendah kronis di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan harga diri
rendah kronis di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan harga
diri rendah kronis di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
C. Manfaat Penelitiaan
1. Aplikatif
a. Bagi penulis
5
tentang perawatan anggota keluarga yang menderita skizofrenia dengan
masalah harga diri rendah
2. Pengembangan keilmuan
b. Bagi puskesmas
6
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah Kronis
1. Pengertian Harga Diri Rendah Kroni
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya
diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011)
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2012).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu
dimana individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya
sendiri dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa
kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu
yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Kekacauan identitas
c. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan sdirinya dengan orang lain.
2) Faktor Predisposisi Harga Diri Rendah Kronis
8
b. Faktor psikologis
Menurut Kemenkes RI (2012) faktor presipitasi harga diri rendah antara lain:
9
c) Transisi peran sehat-sakit: sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran, bentuk, penampilan
atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.
2. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien
sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon
negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu
berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal
menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena
kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah
situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah kronis.
B. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah Kronis
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien
yang menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil
wawancara dan observasi (Kemenkes, RI):
a. Data subjektif
b. Data objektif
10
1) Penurunan produktifitas
11
2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyar
akat.
C. Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang berdasarkan
kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan mengimplementasikan
komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan keperawatan
pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya:
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:
2. Tindakan keperawatan
12
negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c.Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini
2) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali
perhari.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
pasien.
6) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
8) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
13
1. Pengkajian keperawatan
1) Identitas pasien
3) Tipe Keluarga
14
6) Status Sosial dan Ekonomi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi
8) Riwayat keluarga dan Tahap Perkembangan
15
berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh klien, maupun
penyakit keturunan dan menular lainnya.
9) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumaah
16
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
a) Fungsi afektif
17
perawatan kesehatan dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu (a) Mengenal
masalah kesehatan; (b) Mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan; (c) melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit;
(d) Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan;
(e) Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan tempat tinggal.
d) Fungsi reproduksi
18
sama dengan pasien.
e) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan
a) Genogram
19
(4) Ideal diri
20
(1) Penampilan
a) Makan
22
sayuran.
23
dengan lingkungannya.
Jenis data yang diperoleh dapat berupa data primer yaitu data yang
langsung didapat oleh perawat, dan data sekunder yaitu data yang
diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain. Perawat
dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah pasien dari kelompok
data yang telah dikumpulkan.
24
memerlukan pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow
up secara periodik karena tidak ada masalah dan pasien telah
mempunyai pengetahuan untuk antisipasi masalah.
25
Pohon masalah Harga Diri Rendah menurut Fitria (2009)
Isolasi sosial effect
Koping individu
yang tidak efektif causa
3. Isolasi sosial
26
3. Perencanaan tindakan keperawatan
(5) Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih
(6) Melatih kegiatan yang dipilih oleh pasien (alat dan cara melakukannya)
(7) Memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan untuk
dilatih dua kali per hari
27
(1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
(4) Memberikan pujian terhadap semua hal positif yang dimiliki pasien.
(5) Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipih pasien.
28
(6) Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian.
b) Strategi pelaksanaan kedua keluarga: latihan cara merawat/membimbing
melakukan kegiatan kedua
(1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga
diri rendah.
(2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
(3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan
berikan pujian.
(4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan kedua yang
dipilih.
(5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian.
29
(3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan
berikan pujian
(4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang
dipilih
(5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian.
4. Evaluasi keperawatan
30
dan melakukan rujukan.
5. Dokumentasi keperawatan
31
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES MARANATHA KUPANG
32
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
YA
Tidak
Diagnosa keperawatan: -
33
Diagnosa keperwatan : merasa kesepian
Diagnosa keperawatan : -
1. Genogram
34
Jelaskan : klien tinggal serumah dengan ayahnya dan ibu tirinya.klien anak ke 4 dari
4 bersaudara klien belum menikah.pengambilan keputusan oleh ayahnya,karena
mengnggap kakak perepuannya pernah mengalami gangguan jiwa.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengtakan tidak menyukai gaya rambutnya
b. Identitas : Klien mengatakan belum menikah , dan hanya lulusan SMA saja
c. Peran : di rumah klien mengatakan ia sebagai penjual bakso. Di RSJ pasien
sebagai pasien
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat pulang dan diterima oleh
keluarganya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien mengtakan orang yang berarti baginya adalah
keluarga
35
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama kristen
Kegiatan ibadah : klien mengikuti ibdah setiap hari minggu digereja
36
Kelambatan : Peningkatan :
Hipokenesia,hipoaktifitas - Hiperkinesia,hiperktifitas
Katalepsi - Streotipi
Sub stupor katatonik - Gaduh,gelisah katatonik
Fleksibilitasserea - Tremor
Mannarism
Diagnosa keperawatan : -
4. Mood dan Afek
Mood :
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
Depresi
Anhedonia
Gembira berlebihan ( Euforia )
Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan : klien mengatakan sedih karena berada di RSJ,klien ingin pulang klien juga
mengatakan hidupnya tidak berarti,ia ingin bertemu keluarganya
Diagnosa keperawatan : harga diri rendah
5. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
37
Kontak mata kurang
Defensif
Curiga
Jelaskan : klien kooperatif dan tidak menyawab pertanyaan ,namun kontak mata
klien kurang
Diagnosa keperawatan : -
6. Persepsi sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan
Diagnosa keperawatan
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Fight of idea
Sirkumstadial
Blocking
Tangensial
Pengulangan pembicaraan /perseverasi
Jelaskan :
b. Isi pikir
Phobia
Obsesif
Fantasi
38
Alienasi
Pikiran bunuh diri
Preekupasi
Pikiran isolasisosial
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Pikiran rendah diri
Hipokondria
Depersonalisasi
Waham
Agama
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisip pikir
Kontrol pikir
c. Bentuk pikir
Realistik
Nonrealistik
Dereistik
Otistik
39
Jelaskan : klien sadar,dapat menyebutkan nama perawat klien menyadari bahwa
dirinya berada dirumah sakit jiwa klien masih ingat orang lain,tempat dan waktu.
Diagnosa keperawatan :
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gngguan daya ingat jangkapendek ( 24 jam-< 1 bulan )
Gangguan daya inagat saat ini ( kurun waktu 10 detik – 15 detik )
Konfabulasi
Jelaskan :
Diagnosa keperawatan :
12. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan
Diagnosa keperawatan:
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Ya Tidak
40
Makan : Ya
Keamanan : Ya
Perawatankesehatan : Ya
Pakaian : Ya
Transportasi : Ya
Tempattinggal : Tidak
Uang :-
Jelaskan :klien mampu memenuhi semua kebutuhannya, namun dalam hal keuangan belum
karena klien baru saja pulang dari RSJ. Klien belum bisa bekerja.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Penyesuaian
2. Kegiatan kehidupan sehari-hari
a. perawatan diri
Bantuan total Bantuan minimal
Mandi : Ya
Kebersihan : Ya
Makan : Ya
BAK/BAB : Ya
Ganti pakian : Ya
41
Berlebihan
Sedikit-sedikit
Beratbadan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : 58 kg , BB tertinggi : 60 kg
Jelaskan :karena sudah pulang kerumah klien merasa senang, sehingga kebutuhan nutrisi klien
meningkat
Diagnosa keperawatan : -
C .Tidur
Apakah ada masalah tidur ?
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?
Apakah ada kebiasaan tidur siang ?
Lama tidur siang 2 jam
Apa yang menolong tidur ? dengar musik
Tidurmalam jam 22.00 , bangun jam 06.00
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur
Bangun terlalu pagi
Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur
Berbicara saat tidur
42
Ya
Tidak
Jelas kan : -
Diagnosa keperawatan : -
4. klien memiliki system pendukung
Keluarga : ya : tidak :
Terapis : ya: tidak :
Temansejawat : ya: tidak :
Kelompoksosial : ya: tidak :
Jelaskan :Kemampuan klien sudah bagus, namun dalam mengatur penggunaan obat masih dibantu
oleh keluarga
Diagnosakeperawatan : -
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif
o Bicara dengan orang lain
o Mampu menyelesaikan masalah
o Teknik relaksasi
o Aktivitas konstruktif
o Olahraga
Maladaptif
o Minum alkohol
o Reaksi lambat/berlebih
o Bekerja berlebihan
o Menghindar
o Mencederai diri
43
Masalah berhubungan dengan lingkungan:Tida kada. Klien mengatakan berhubungan baik
dengan lingkungannya
Masalah dengan pendidikan: Klien mengatakan bahwa dia lulusan SMP
Masalah dengan pekerjaan: Klien mengatakan pekerjaan nya hanya sebagai penjual bakso
Masalah dengan perumahan: Klien tinggal satu rumah dengan ayah kandungnya
Masalah dengan ekonomi: -
Masalah dengan pelayanan kesehatan: Klien mengatakan jika sakit berobat kePuskesmas
atau Rumah Sakit terdekat
Masalah lainnya, uraikan
Diagnosa keperawatan : -
XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG :
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
Koping
System pendukung
Penyakit fisik
Obat –obatan
Jelaskan :Klien mengatakan selama berada di RSJ Klien kurang paham tentang halusinasi
Diagnosa keperawatan : -
XII. ASPEK MEDIS :
o Diagnosamedik: Skizofrenia Paranoid
o Diagnosa multi axis
- Axis 1 :Gangguan klinis
- Axis 11: Gangguan kepribadian: Keterlambatan berpikir
- Axis 111: Kondisi medic umum
- Axis IV :
- Axis V :
o Terapimedik : (ChlorpuomaCiene Cp2) 1x1/2, 100 mg. Haloperdd (RPI) 5 mg
44
4. Gangguan penyesuaian
Kupang, 10 juni 2021
Mahasiswa
(…………………)
ANALISA DATA
N DATA DIAGNOSA
O KEPERAWATAN
1 DS :1.Klien mengatakan malu berbicara dengan Harga Diri Rendah
temannya
2.Klien mengatakan tidak percaya diri dengan
model rambutnya
3.Klien mengatakan malu berada di RSJ
DO: 1. Klien mengkritik diri sendiri
2. Klien tidak menerim apujian
3. Kontak mata kurang
2 DS : 1. Klien mengatakan lebih nyaman sendiri Isolasi Sosial
2. Klie nmengatakan lebih senang dikamar
3. Klien mengatakan kurang nyaman jika
berkumpul dengan teman-temannya
DO: 1. Klien terlihat lebih sering sendiri
2. Klien terlihat jarang duduk dengan temannya
3. Klien terlihat sering dikamar
3 DS :
DO:
POHON MASALAH
45
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
O
1 Harga Diri Rendah
2 Isolasi Sosial
3 Koping Individu/ KeluargaTidak Efektif
46