Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook I. Masalah Utama : Resiko Perilaku Kekerasan

II. Proses Terjadinya Masalah a. Pengertian Perilaku kekerasan Adela suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sunden, 1995) b. Penyebab Perilaku kekerasan Faktor Predisposisi Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang mungkin menjadi factor predisposisi yang mungkin / tidak mungkin terjadi jika factor berikut dialami oleh individu : a. Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk b. Prilaku Reinforcement yang diterima ketika melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan, merupakan aspek yang menstimulasi mengadopsi perilaku kekerasan c. Sosial Budaya Budaya tertutup, control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan menciptakan seolah olah perilaku kekerasan diterima d. Bioneurologis Kerusakan system limbic, lobus frontal atau temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter

Faktor Presipitasi a. Bersumber dari klien - Kelemahan fisik - Keputusasaan - Ketidak berdayaan - Percaya diri kurang b. Bersumber dari lingkungan - Kritikan yang mengarah penghinaan - Kehilangan orang yang dicintai / pekerjaan - Rebut

c. -

Padat Kekerasa Interaksi dengan orang lain Provokatif Konflik (Budi Ana Keliat, 2004) Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bias disebabkan adanya gangguan harga diri : harga diri rendah. Harga diri Adela penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa sebarapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budiana Keliat, 1999)

Akibat dari Perilaku kekerasan Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan. Tanda dan Gejala : a. Memperlihatkan permusuhan b. Mendekati orang lain dengan ancaman c. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai d. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan e. Mempunyai rencana untuk melukai III. A. Pohon Masalah

c.

ResikoPerilaku Kekerasan/Amuk

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah A. 1. a. b. 2. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan Resiko Perilaku kekerasan / amuk Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Data yang Perlu dikaji

a. Perilaku kekerasan / amuk Data Subjektif : 1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. 2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya. Data Objektif : 1. Mata merah, wajah agak merah. 2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. 3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. 4. Merusak dan melempar barang barang. b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data subyektif : Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. Data objektif :Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

IV. Diagnosa Tindakan 1. Resiko Perilaku Kekerasan 2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah V. a. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. a. b. 1. Rencana Tindakan Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol prilaku kekerasan Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol prilaku kekerasan Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program) Berikut Adela tindakan keperawatan : Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi : a. Wajah cerah, tersenyum b. Mau berkenalan c. Ada kontak mata d. Bersedia menceritakan perasaan Tindakan : Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi

a.

b. c. d. e. f.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat Beri rasa aman dan sikap empati Lakukan interaksi singkat tapi sering

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Kriteria Evaluasi : a. Wajah cerah, tersenyum b. Mau berkenalan c. Ada kontak mata d. Bersedia menceritakan perasaan Tindakan : a. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel atau kesal c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan Kriteria Evaluasi Setelah 1 kali pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan. a. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain. b. Tanda emosional : perasaan marah, jengkel dan bicara kasar. c. Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. Tindakan : a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel / kesal b. Observasi tanda perilaku kekerasan c. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel atau kesal yang dialami klien 4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Kriteria evaluasi : Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan : a. Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya. b. Perasaan saat melakukan kekerasan. c. Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah. Tindakan : a. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan c. Tanyakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai? 5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Kriteria evaluasi : Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini : a. Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dan lain-lain.

b. Orang lain atau keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dan lain-lain. c. Lingkungan : barang atau benda rusak. Tindakan : a. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan c. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat 6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan Kriteria evaluasi : Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan : a. Menjelaskan cara-cara saat mengungkapkan marah. Tindakan : a. Tanyakan kepada klien apakah dia ingin mempelajari cara baru yang lebih sehat b. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat c. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat - Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedabg kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur atau pekerjaan rumah lainnya yang memerlukan tenaga - Secara Verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau kesal atau tersinggung - Secara social : Lakukan dalam kelompok cara cara marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan - Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran 7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol prilaku kekerasan Kriteria evaluasi : Setelah 1 kali pertemuan klien memeragakan cara mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi : a. Fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur. b. Verbal : mengungkapkan perasaan kesal atau jengkel pada orang lain tanpa menyakiti c. Sosial : latihan asertif dengan orang lain. d. Spiritual : dxikir, berdoa, meditasi sesuai agamanya Tindakan: a. Bantu memilih cara yang paling tepat. b. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih. c. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih. d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi. e. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah. 8. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol prilaku kekerasan Kriteria evaluasi : Setelah 1 kali pertemuan keluarga menjelaskan : a. Cara merawat klien dengan perilaku kekerasan b. Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien Tindakan :

a. b. c.
a. b. c.

d. e.

Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga selama ini. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien. Jelaskan cara cara merawat klien : Cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif. Sikap tenang, bicara tenang dan jelas. Membantu klien mengenal penyebab ia marah. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program) Kriteria hasil : Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan : a. Manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama obat, bentuk dan warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu pemakaian dan cara pemakaian, serta efek yang dirasakan. b. Klien menggunakan obat sesuai program. Tindakan : a. Jelaskan jenis jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga. b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter. c. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu). d. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. e. Anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan. f. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.

1. 2. 3. 4. 5.

Daftar Pustaka Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby Year Book, 1995 Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999 Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999 Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003 Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

Anda mungkin juga menyukai