MAKALAH
Disusun Oleh:
Alfian 1035181001
Endah Kartika 1035181006
Cindy Novia Rizky 1035181002
Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bedah Kasus
Keperawatan Kritis Dengan Topik Keseimbangan Asam Basa Melalui Analisa
Gas Darah Pada Ketoasidosis Diabetikum . Adapun maksud dilaksanakannya
penulisan makalah ini, tidak lain adalah untuk memenuhi tugas yang ditugaskan
kepada penulis, sehingga penulis dan pembaca lebih memahami tentang hal
tersebut.
Melalui kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama kepada orangtua yang telah
memberi dukungan baik secara moril dan materiil, serta kepada teman-teman
kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
para pembaca diharapkan memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini
dapat lebih sempurna. Dan sebelumnya penulis memohon maaf jika ada
kesalahan penulisan atau bahasa yang kurang baku dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
.................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN KASUS.....................................................................................
2.1 Kasus
.
2.2 Panduan Kasus
..
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN
.
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tujuan dan prosedur terkait analisa gas
darah yang nantinya akan dihubungkan dengan kondisi ketoasidosis diabetikum,
sehingga diperlukan penjelasan terhadap hal tersebut melalui contoh nyata atau
melalui bedah kasus yang didapatkan di lapangan sehingga memperoleh
pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan prosedur analisa gas darah.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini diajukan untuk mengetahui atau mempelajari kasus
Ketoasidosis Metabolik (KAD) ditinjau dari hasil Analisa Gas Darah (AGD).
B. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan AGD pada tinjauan kasus?
2) Untuk mengetahui teori intreprestasi AGD?
3) Untuk mengetahui data tambahan yang dibutuhkan dalam kasus untuk
menganalisis hasil berdasarkan teori intreprestasi AGD
4) Untuk mengetahui dan menentukan hasil AGD berdasarkan teori dan
komplikasi yang terjadi pada tinjauan kasus
5) Untuk mengetahui dan menentukan tindakan yang akan dilakukan setelah
menganalisis hasil AGD.
BAB II
TINJAUAN KASUS
B. Pedoman Pertanyaan
1. Tujuan pemeriksaan AGD
Pemeriksaan analisa gas darah atau (Blood Gas Analysis/ BGA) adalah suatu
pemeriksaan untuk mengetahui tekanan gas karbondioksida (CO2), oksigenasi,
kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa
(Severinghaus John,2010). Tujuan dari pemeriksaan ini antara lain untuk
mengetahui keadaan oksigen dalam metabolisme sel, efisiensi pertukaran oksigen
dan karbondioksida, mengetahui kemampuan Hb dalam melakukan transportasi
oksigen ke jaringan, mengetahui tekanan oksigen dalam darah arteri dan jaringan
secara terus menerus (Severinghaus John, 2010; William Marshall, 2008).
Pemeriksaan gas darah ini sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan ini juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan klinis pasien dan kemajuan terapi.
Pemeriksaan analisa gas darah tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu
penyakit, harus disertai dengan pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya (John,
2010).
Pemeriksaan analisa gas darah pada klien tersebut dilakukan karena klien
menunjukkan tanda-tanda asidosis diantaranya sesak napas (RR = 24x/menit),
GDS meningkat (430 gr/dl), nafas bau keton, dan bibir tampak kering, selain itu
kesadaran klien juga menurun. Hal tersebut menandakan bahwa meningkatnya
kadar keton di dalam tubuh, sehingga untuk menentukan apakah tingkat keasaman
dalam tubuh klien meningkat maka dilakukan pemeriksaan analisa gas darah.
[HCO3ˉ] (mmol/L)
pH = 6,1 + log
[pCO2] (mm Hg)
Keterangan:
[HCO3ˉ] dari ginjal (basa), [pCO2] dari paru (asam)
B. Metode Steward
Penilaian asam basa menurut Stewart (Stewart approach), perbedaan mendasar:
[H+] dan [HCO3-] merupakan variabel dependen yang konsentrasinya tergantung
dari perubahan variable lain (variable independent). Dalam plasma, ada 3 variabel
independent yang mempengaruhi pH:
1) Tekanan parsial CO2 (pCO2).
CO2 adalah sisa pembakaran. Bersifat asam. sangat mudah
melewatimembran sel seperti interstisial,membran kapiler dan darah.
Dieksresi melalui paru. Tubuh memiliki banyak receptor CO2. Receptor
ini akan merespon setiap peningkatan pCO2 arteri dengan meningkatkan
ventilasi sehingga pCO2 kembali normal. Antara metode konvensional dan
metode Stewart, tidak banyak perbedaan pandangan dalam menilai peran
pCO2 terhadap pH.
2) Perbedaan konsentrasi kation kuat dengan anion kuat (strong ion
difference/SID).
Kation kuat contohnya: natrium, anion kuat contohnya klorida. SID
merupakan selisih jumlah total konsentrasi kation kuat dengan anion kuat
dalamlarutan. – Sebagai contoh, apabila larutan mengandung Na+, K+ dan
Cl- , maka – SID = [Na+ ] + [K+ ] + [Cl-]. – Nilai SID normal = 38- 43
mEq/L.
3) Konsentrasi dari asam lemah (weak acid), contoh: albumin.
Jumlah total konsentrasi asam lemah dalam plasma. Asam lemah yang
utama dalam plasma adalah protein (Albumin) dan Fosfat.
Oleh karena itu, apabila kita ingin menganalisis asam basa
dengan pendekatan Stewart, kadar elektrolit harus diperiksa bersama
pemeriksaan AGD
ASIDOSIS ALKALOSIS
I. Respiratori PCO2 naik PCO2 turun
II. Nonrespiratori
(metabolik)
1. Gangguan pd SID
a. Kelebihan/ [Na⁺] , SID turun [Na⁺], SID naik
kekurangan air
b. Ketidakseimbangan
anion kuat
i. Kelebihan/ kekurangan [Cl⁻] naik, SID turun [Cl⁻] turun, SID naik
Cl⁻
ii. Ada anion tak [UA⁻] naik, SID turun
terukur
2. Gangguan pd Asam
Lemah
i. Kadar albumin [Alb] naik [Alb] turun
ii. Kadar phospate [Pi] naik [Pi] turun
Sedangkan dengan metode Steward, membutuhkan data tambahan yaitu SID dan
nilai asam lemah (weak acid). Hal tersebut dikarenakan pada metode steward
menggunakan konsep fisikokimia yang sangat menggambarkan keakuratan dari
gangguan keseimbangan asam basa, karena memperhatikan parameter lain yang
mempengaruhi tingkat keasaman tubuh (Kurnia dkk, 2011).
Berikut adalah perbedaan parameter yang digunakan pada kedua metode tersebut
Metabolik HCO 3
-
HCO3
-
HCO -
3
atau BE BE BE
Sedangkan dengan metode steward tidak dapat ditentukan hasil AGD karena
parameter atau komponen lain dalam menggambarkan hasil AGD tidak
dicantumkan dalam kasus.
Pasien dengan pH < 6,9, 100 mmol natrium bikarbonat ditambahkan ke dalam 400 ml
cairan fisiologis dan diberikan dengan kecepatan 200 ml/jam. Pada pasien dengan pH 6,9
– 7,0, 50 mmol natrium bikarbonat dicampur dalam 200 ml cairan fisiologis dan
diberikan dengan kecepatan 200 ml/jam. Natrium bikarbonat tidak diperlukan jika pH >
7,0 (ADA, 2011)
Pada kasus tersebut diketahui bahwa pH klien adalah 6.8, selain PCO2 = 52 mEq/l dan
HCO3- = 24 mEq/l. ini menunjukkan asidosis respiratorik tampa adanya kompensasi,
sehingga diperlukan koreksi bicnat sesuai dengan pedoman yaitu 100 mmol natrium
bikarbonat ditambahkan ke dalam 400 ml cairan fisiologis dan diberikan dengan
kecepatan 200 ml/jam. Selain itu sebagaimana natrium bikarbonat, pemberian insulin
juga akan diberikan karena GDS pada klien tersebut tinngi. Pemberian terapi ini akan
menurunkan kadar kalium serum, oleh karena itu pemberian kalium harus terus
diberikan secara intravena dan dimonitor secara berkala. Setelah itu pH darah vena
diperiksa setiap 2 jam sampai pH menjadi 7,0, dan terapi harus diulangi setiap 2 jam jika
perlu (ADA, 2011)