Anda di halaman 1dari 2

STUDI JURNAL KASUS (PICO)

FEBRILE SEIZURES

Problem (P) :
Anak Joey umur 20 bulan dengan diagnosa medis demam kejang.
Intervensi (I) :
Pengkajian pada anak dengan kejang demam:
1. Mendeskripsikan kejang seperti durasi, jenis dan frekuensi dalam 24
jam.
2. Status neurologis sebelum dan sesudah kejang.
3. Riwayat keluarga demam dan demam kejang.
4. Prematuritas / rawat inap neonatal.
5. Kesan orang tua pada perkembangan pasien, dan hubungannya dengan
kejang demam.
Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan laboratorium dapat mengetahui tingkat elektrolit, glukosa
darah, hitung darah lengkap, kultur darah, urinalisis, kultur urin atau
rontgen dada. Pemeriksaan EEG dan CT scan tidak diindikasikan untuk
kejang demam sederhana.
2. Jika anak memiliki demam kejang kompleks, dan terdapat LIP (Lymphoid
Interstitial Pneumonia) harus dikonsultasikan dengan ahli neurologi.
3. Diazepam rektal efektif dalam manajemen kejang dan diindikasikan
untuk serangan berkepanjangan (berlangsung lebih dari 10 menit) ketika
perawatan medis tidak dapat dicapai. Pengobatan ini menekankan untuk
melindungi jalan napas dan menjaga anak dalam lingkungan yang aman.
4. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asam valproat
(dipropilasetat, atau 2 propilpentanoat) dan fenobarbital mengurangi
kambuhnya demam kejang, namun kedua obat memiliki efek samping
yang signifikan.
5. Obat antipiretik ditunjukkan untuk menurunkan demam.
6. Orang tua/wali harus diberikan penyuluhan kesehatan jika anak
mengalami kejang tonik-klonik berlangsung lebih dari lima menit, atau
mengalami gangguan pernapasan saat kejang, harus segera memanggil
ambulan dan membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
Comparison (C) :
Dalam studi kasus jurnal penulis tidak melakukan perbandingan pengobatan.

Outcome (O) :
Setelah anak-anak mengalami kejang demam sederhana biasanya memiliki
prognosis hidup yang baik, risiko jangka panjang terapi antiepilepsi melebihi
risiko minor yang terkait dengan kejang demam sederhana. Obat antipiretik
ditunjukkan untuk menurunkan demam, tetapi tidak ada bukti antipiretik dapat
mencegah kejang demam. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada orang
tua akan meminimalisir kemungkinan kekambuhan dan risiko kerusakan otak
dan epilepsi, serta membantu orang tua mengatasi diagnosis kejang demam
pada anaknya.
Kelebihan :
1. Penulis menjelaksan studi kasus secara mendetail (definisi, patofisiologi,
diagnosa dan pengobatan).
2. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran pengobatan yang faktual
tentang kejang demam.
3. Penulis sudah berupaya menjelaskan proses asuhan keperawatan pada
tahap pengkajian, dan intervensi keperawatan mengenai monitoring,
sampai kolaborasi dan penyuluhan kesehatan.
Kelemahan :
1. Pada penelitian studi kasus umumnya dipersoalkan dari segi validitas dan
reliabilitas.
2. Pada penelitian studi kasus hasilnya tidak dapat di generalisasikan.
3. Penulis tidak menjelaskan tentang terapi pengobatan (asam valproik dan
fenobarbital) mengurangi kambuhnya demam kejang dan hubungannya
dengan efek samping yang signifikan.
4. Penulis tidak menjelaskan secara detail peran perawat dalam
perencanaan keperawatan yang lebih komprehensif khususnya tindakan
mandiri perawatan pada anak dengan kejang demam.

Anda mungkin juga menyukai