Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengkajian
a. Data Subyektif
Merupakan informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien / klien (anamnesis) atau dari keluarga dan
tenaga kesehatan (allo anamnesis) (Sudarti, 2010).
1. Biodata yang diambil untuk pasien (suami, istri).
Pengkajian biodata antara lain :
a) Nama :Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari
adanya kekeliruhan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien lainnya.
b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko. Pada ibu hamil dengan PPI
biasanya terjadi pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun (Nugroho, 2010)
c) Agama : Untuk memberikan motivasi atau dorongan sesuai dengan
agama yang dianut.
d) Suku bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan
merugikan.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat penerimaan
informasi hal-hal baru atau pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, mudah mendapatkan informasi. Memudahkan ibu untuk menerima
informasi KIE tanda bahaya partus prematurus iminens.
f) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga. Pada ibu hamil
dengan PPI terjadi pada keadaan sosial ekonomi rendah dan pekerjaan yang
terlalu berat sewaktu hamil (Nugroho, 2010).
g) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan
mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan
dengan persalinan. Pada kasus ibu hamil dengan partus prematurus iminens keluhannya
meliputi mules yang berulang pada usia kehamilan 20-37 minggu, keluar lendir
bercampur darah, kram seperti menstruasi, nyeri punggung bawah, tekanan panggul yang
terasa seperti bayi mendorong kebawah, cairan encer yang keluar dari vagina
(Winkjosastro, 2010)
3. Riwayat menstruasi
Menurut Sutjiati (2010), untuk mengetahui tentang usia menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, nyeri, pendarahan intra menstruasi, problem dan prosedur
(misal: amenorrhoe, perdarahan irregular)
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Primigravida / multigravida, usia kehamilan, presentasi letak janin, hari pertama
haid terakhir, gerakan janin, obat yang dikonsumsi, keluhan selama hamil, ANC berapa
kali, teratur/tidak, penyuluhan yang pernah didapat, imunisasi TT dan kekhawatiran
khusus trauma dan kelainan letak (Nugroho, 2010). Pada ibu hamil dengan PPI biasanya
mempunyai riwayat kehamilan ganda, hidramnion, pre eklampsia, perdarahan antepartum
seperti solusio plasenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis, ketuban pecah dini,
serviks inkompetensia, infeksi pada vagina asenden (Nugroho, 2010)
5. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit seperti : hypertensi,
jantung, diabetes melitus dan asma.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini.
Pada ibu dengan PPI, penyakit yang diderita ibu seperti toksemia, anemia,
penyakit ginjal yang kronis dan penyakit demam yng akut (Oxorn, 2010).
c) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun seperti asma, DM, hipertensi,
jantung serta penyakit menular seperti epilepsi yang dapat mempengaruhi
kehamilan serta adanya riwayat keturunan kembar (Sutjiati, 2010).
6. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah status perkawinan sah atau tidak, lamanya perkawinan,
sudah berapa lama menikah (Sutjiati, 2010). Pada ibu hamil dengan PPI terjadi 15%
terjadi persalinan prematur pada kawin tidak sah (Nugroho, 2010).
7. Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi dan apakah ada
kegagalan dalam menjalankan program berKB (Sutjiati, 2010).
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan, bagaimana letak janin
dan berapa tinggi fundus uteri, apakah sesuai dengan umur kehamilan atau tidak.
Pada ibu dengan PPI adanya riwayat abortus berulang dan perawatan prenatal care
yang buruk (Wiknjsastro, 2010).
b) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada atau tidak
perdarahan, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan, ada
atau tidak riwayat persalinan prematur sebelumnya. Pada ibu hamil dengan PPI
memiliki riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm (Nugroho, 2010)
c) Nifas : Apakah ada luka episiotomi atau robekan jalan lahir yang telah
dijahit.
d) Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, kalau sudah meninggal pada usia
berapa dan sebab meninggal, berat badan dan panjang badan waktu lahir.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut (Saminem, 2010) pola kebiasaan sehari–hari yang perlu dikaji adalah :
a) Pola nutrisi
Makan teratur 3 kali sehari, 1 piring nasi, lauk, sayur dan buah, minum
kurang lebih 8 gelas per hari, susu, teh dan air putih. Pada ibu yang kurang gizi
dapat mempengaruhi terjadinya PPI (Nugroho, 2010).

b) Pola Aktivitas
Apa aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu. Pada ibu hamil dengan PPI
baianya melakukan pekerjaan yang terlalu berat (Nugroho, 2010).
c) Pola Seksual
Untuk mengetahui apakah hubungan seksual berlangsung dengan normal
dan ada keluhan atau tidak. Pada ibu dengan PPI biasanya frekuensi hubungan
seksual berlebihan terutama pada usia kehamilan tua dan dengan posisi yang tidak
aman
d) Pola eliminasi
Utuk mengetahui frekuensi BAB dan BAK serta output cairan. Pada ibu
hamil dengan PPI biasanya disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih atau
bakterinuria ( Wiknjosasttro, 2010).
e) Perokok dan pemakai obat-obatan
Untuk mengetahui apakah ada kebiasaan merokok dan mengkonsumsi
obat-obatan serta alkohol. Pada ibu dengan PPI biasanya perokok berat atau lebih
dari 10 batang/hari (Wiknjsastro, 2010).
b. Data Obyektif
Data Obyektif menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium dan pemeriksaan diagnostik lain yang dilakukan sesuai dengan beratnya
masalah. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain yang dapat
dimasukkan dalam data obyektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis untuk mendukung asuhan sebagai langkah
kedua dalam SOAP (Saminem, 2010).
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah
baik, sedang atau buruk.
b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu composmentis,
apatis, samnolen, atau koma. Normalnya kesadaran composmentis
c) Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah ibu, normal tekanan
darah adalah 120/80 mmHg. Pada ibu hamil dengan PPI biasanya mengalami
anemia selama kehamilannya (Nugroho, 2010).
d) Suhu : Apakah ada peningkatan suhu atau tidak. Normalnya suhu
tubuh adalah 35,6 0 C – 37,60 C . pada ibu dengan PPI adanya demam yang akut
(Oxorn, 2010).
e) Denyut nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit.
Batas normal 60-100x/menit.
f) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung
dalam 1 menit. Batas normal dalam 1 menit adalah 16-24 x/menit
g) Berat badan : Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama
hamil. Penambahan berat badan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Tetapi nilai normal
untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg
h) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, kurang dari
145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak
i) Lila : Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu, normalnya 23,5
cm
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
1) Rambut : Untuk menilai warna, ketebalan, distribusi merata
atau tidak
2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan
atau tidak, adakah oedema atau tidak.
3) Mata : Conjungtiva warna pucat atau kemerahan, skelera
putih atau tidak
4) Hidung : Untuk mengetahui ada tidaknya polip
5) Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga,
liang telinga, bentuk telinga, dan posisinya
6) Mulut : Untuk mengetahui apakah mulut bersih dan kering,
ada carries, dan karang gigi atau tidak
b) Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran vena juguluris, pembesaran kelenjar
limfe dan tyroid
c) Dada dan axilla
1) Mamae : Untuk mengetahui bentuk payudara dan pigmentasi
puting, puting susu menonjol, benjolan abnormal dan kolostrum
2) Axilla : Adakah tumor atau benjolan, adakah nyeri tekan
atau tidak
d) Ekstremitas
Untuk mengetahui apakah ada oedema atau tidak, terdapat varicess atau tidak,
reflex patella + / -
3) Pemeriksaan khusus obstetri
a) Inspeksi
Untuk mengetahui pembesaran perut sesuai usia kehamilan, bentuk abdomen,
linea alba / nigra, striae albkan / lividae, kelainan dan pergerakan janin.
b) Palpasi
Tinggi fundus uteri : Untuk mengetahui TFU dengan cara menggunakan pita
ukur, dilakukan pengukuran dengan menempatkan ujung pita ukur pada tepi atas
sympisis pubis dan tetap menjaga pita ukur agar tetap menempel pada dinding
abdomen da diukur jaraknya kebagian atas fundus uteri. Pada ibu hamil dengan
PPI tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 20 minggu sepusat atau 16-18 cm,
usia kehamilan 28 minggu 24-26 cm, usia kehamilan 32 minggu 28-30 cm, usia
kehamilan 36 minggu 32-34 cm.
Leopold I : Menentukan TFU dan bagian apa yang terdapat pada
fundus ibu
Leopod II : Menentukan apa yang terdapat disebelah kanan dan kiri
perut ibu
Leopold III : Menentukan bagian apa yang terdapat dibawah perut ibu
dan apakah sudah masuk PAP atau belum
Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk
PAP (pada primipara masuk PAP pada usia kehamilan 36 minggu dan pada
multipara saat persalinan)
HIS / Kontraksi : Untuk mengkaji frekuensi, lamanya dan kekuatan
kontraksi. Pada ibu dengan partus prematurus iminens terjadinya kontraksi uterus
yang teratur dengan jarak 7-8 menitatau kurang atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit sekali atau 1-2 kali (Wiknjosastro, 2010)
Tafsiran berat : Untuk memperkirakan berat badan janin. Pada ibu
dengan partus prematurus iminens tafsiran berat janin adalah < 2500 gram
4) Pemeriksaan dalam anogenital
a) Vulva/vagina
Untuk mengetahui adakah edema, varises, luka, kemerahan atau tidak,
pembesaran kelenjar bartolini, ada pengeluarann pervaginam atau tidak, ada
pembukaan atau tidak, penipisan, presentasi, selaput ketuban masih utuh atau
tidak dan sudah sejauh mana penurunan kepala. Pada ibu hamil dengan PPI
adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam. Pada pemeriksaan
dalam, pendataran 50-80 % atau lebih, pembukaan 2cm atau lebih (Saefuddin,
2009).
b) Perineum
Untuk mengetahui ada bekas luka atau tidak, ada keluhan atau tidak
c) Anus
d) Untuk mengetahui ada hemoroid atau tidak, ada kelainan atau tidak.
5) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa. Pada kasus partus prematurus
imminens data yang diperlukan adalah berupa USG (tebal serviks 2 cm), keadaan air
ketuban, CTG (kesejahteraan janin), CRP (> 0,7 mg / ml ), leokosit dalam air
ketuban (20 / ml atau lebih), leukosit dalam serum ibu (>13.000 / ml), kultur urine,
pemeriksaan gas dan pH darah janin.
c. Analisa data
Merupakan kesimpulan dari data subjektif dan objektif. Analisa pada partus prematurus
iminens yaitu : Ny. “.....’’, G .... P .... A .... umur < 20 tahun atau > 35 tahun, usia
kehamilan 20-37 minggu, janin gameli, , keadaan ibu dan bayi baik / buruk.
d. Penatalaksanaan dan Evaluasi
Merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis data serta
evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan, seperti:
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan, ibu mengerti dengan
apa yang diinformasikan
b. Konseling tentang partus prematurus iminens, ibu memahami apa yang dimaksud
dengan partus prematurus, tanda gejalanya dan komplikasi yang terjadi
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat total agar kehamilannya dapat dipertahankan,
ibu mau mengikuti anjuran untuk beristiahat total
d. Memberikan terapi sesuai dengan indikasi dan instruksi dokter
Misalnya pemberian :
 Kortikosteroid untuk pematangan paru
Betamethason : 12 mg selang 2x24 jam
Dexamethason : 5 mg tiap 12 jam, IM, sampai 4 dosis
 Antibiotik : 2 g ampicilin, IV
 Memberikan tokolitik
Kalsium antagonis: 10 mg nifedipin, diulang tiap 5 menit maksimm 40 mg /
6 jam
Golongan beta-mimetik
Salbutamol : 20-50 µg / menit, salbutamol per oral 4 mg, 2-4 kali
sehari
e. Memantau keadaan janin, keadaan janin baik
f. Memantau kontraksi, DJJ dan apabila upaya tokolitik tidak berhasil, lakukan
pemantauan kemajuan persalinan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (fisik, biologis, kimia,
psikologis), kontraksi otot dan efek obat-obatan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangn antara suplai dan
kebutuhan oksigen, imobilitas, tidak pengalaman dengan suatu aktivitas, fisik tidak
bugar, gaya hidup kurang gerak.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman yng dirasakan atau aktual
pada diri dan janin.
4. Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan tindakan
dan prognosis berhubungan dengan kurangnya keinginan untuk mencari informasi,
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai