KB (Keluarga Berencana)
Oleh :
VERANICA H. MPAPA
PPN 15127
Tabel 3.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen Progestin
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
Ø Nausea Ø Irritabilitas Ø Nafsu makan Ø Darah haid
Ø Edema ØSemburan panas meningkat lebih banyak
Ø Keputihan Ø Prolapsus uteri Ø Berat badan disertai bekuan
Ø Kloasma Ø Spotting bertambah pendarahan
Ø Disposisi lemak Ø Darah haid Ø Cepat lelah surut terlambat
berlebihan berkurang Ø Depresi
Ø Eksotrofie serviks Ø Tidak adanya ØLibido berkurang
Ø Teleangiektasia perdarahan surut Ø Akne
Ø Nyeri kepala jenis ØLibido berkurang Ø Alopesia
vaskuler ØCholestatic
Ø Hipertensi jaundice
Ø Supersi laktasi Ø Lama haid
berkurang
Ø Buah dada tegang Ø Nyeri kepala
dengan retensi Ø Efek anabolic
cairan Ø Moniliasis
ØPayudara
membesar
ØPayudara tegang
tanpa retensi
cairan
Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil
KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
Efek sampingan ringan
Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya
pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual,
depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan,
dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan
berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien
berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang
lebih sesuai
Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli
yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor
pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung.
Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar
4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil golongan
umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil,
sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh
karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan
mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh
pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50
mikro gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada
kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron.
2) IUD/AKDR
a) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).
b) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :
Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan.
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak
perlu diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila
tidak terjadi infeksi
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Membantu mencegah kehamilan ektopik
d) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD
adalah :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melepas IUD
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera sesudah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
untuk mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya ke dalam
vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
e) Indikasi pemasangan AKDR
Telah mendapat persetujuan suami
Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya
tidak kurang dari 5 cm
Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.
Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang umumnya di
atas 35 tahun
f) Kontraindikasi pemasangan AKDR
Adanya kehamilan
Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
Diketahui datau dicurigai kanker rahim
Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
Perdarahan haid yang hebat
Alergi logam
Rahim kecil, endometriosis
g) Saat yang baik pemasangan AKDR
Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada
waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid,
karena:
Serviks lembut dan sedikit terbuka
Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada
wanita tersebut
c) Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc
d) Waktu pemberian
Pasca persalinan sampai 40 hari
Pasca keguguran sampai 7 hari
Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
e) Cara penyuntikan
Intramuskular
Tempat penyuntikan pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas
suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Pada
otot pangkal lengan (deltoid)
f) Indikasi
Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
Tidak dalam keadaan hamil
Riwayat siklus haid teratur
Tidak terdapat kontraindikasi
g) Kontraindikasi
Hamil
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
Tumor/ keganasan
Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah
tinggi, obesitas, diabetes
h) Efek samping dan penanggulangannya
Devo provera
Efek samping dapat berupa :
Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan spotting
Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah, rambut
rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah,
penurunan libido, alergi dan hyperpigmentasi.
f) Pencabutan susuk KB
Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama pencabutan Implant,
untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja ditutup dengan kain
yang bersih.
g) Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan
Gangguan Haid
Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia
Penanggulangan dan pengobatan
Depresi
Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak semangat dalam
bekerja/ kehidupan.
Penanggulangan dan pengobatan
Keputihan
Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang
keluar dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi
pada peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak
berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal
Jerawat
Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan dapat disertai
infeksi atau tidak.
Perubahan Libido
Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido
akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
Perubahan Berat
Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa Kg dalam
beberapa bulan setelah pemakaian Implant.
Hematoma
Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada daerah
pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan bawah kulit
Nyeri
Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah pemasangan
akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan
Implant.
5) Metode Mantap
a) Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.
Keuntugannya adalah: Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak
mengganggu hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI.
Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek samping bedah.
b) Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan
cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma
tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan
demikian tidak terjadi pembuahan.
Keuntungan dari vasektomi adalah:
Tidak ada mortalitas (kematian)
Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian
laboratorium
Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang
dikeluarkan waktu coitus tidak berubah
Biaya murah
Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak
selalu harus di kamar mandi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Wawancara
Identitas klien : Nama, Umur, Ttl, pekerjaan,pendidikan, pekerjaan, agama,suku,
nama suami.
Keluhan utama : Pada pasien yang menunkan alat kontrasepsi Suntik, biasanya
mengeluh pada gangguan pola haidnya yang tidak teratur
Riwayat kesehatan dahulu : penyakit yang diderita seperti hipertensi, CA mamae,
CA serviks
Riwayat penyakit keluarga :memiliki penyakit yang sama ataukah ada anggota
keluarga yang menggunakan alat yang sama dan pola haid tidak teratur
Riwayat menstruasi : Dlam bulan ini mendapathaid atau tidak, Siklus menstruasi,
dan lamanya hari, kadang Pola haidnya teratur dan tidak teratur , kadang sedikit
dan banyak, tidak mesnstruasi selama berbulan-bulan
Riwayat obstetric : Jumlah anak, sedang hamil atau tidak
Riwayat kontrasepsi yang dulu apakah pernah menggunakan alat kontrasepsi
selain Depo Progestron.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik atau sedang
Kesadaran : biasanya Compos Mentis GCS=15 ( E: 4, V: 5 M:6 = 15)
BB/TB
TTV : pada penderita hipertensi hati-hati dalam pemberian kontrasepsi hormonal.
Kepala : bentuk, apakah ada lesi atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak
Keutuhan rambut, bersih atau tidak, mudah rontok, ada lesi atau tidak.
Mata : konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak, reflex pupil,
fungsi penglihatan normal atau tidak normal,pergerakan bola mata normal atau
tidaknormal
Hidung : secret, pernapasan huping hidung,fungsi penciuman nbormal atau
tidak, ada septum atau tidak,posisi septumlurus atau bengkok
Telinga : serumen, lesi, fungsi pendengaran, simteris atau tidak
Mulut : hygiene, tonsil, bersih atau tidak, simetris atau tidak,membrane
mukosa lembab atau kering
2. Analisa data
Data Etiologi
Masa
lah
1. Ds : Kerja ovum yang Perub
Klien Pola
terkontaminasi dengan ahan
haidnya
Progestron pola
kadang
haid
teratur dan
Kelenjar rahim yang bersifat
tidak teratur
menghancurkan fibrin untuk
, kadang
pembekuan darah
sedikit dan
banyak,
Perubahan permukaan
tidak
dindingendometrium
mesnstruasi
selama
Perdaran pervagina diluar
berbulan-
siklus haid
bulan
Do:
Perubahan pola haid
Adanya
keputihan
Menggun
akan Depo
Progestron
3. DS : Kurang informasi
Klien mengenai alat Kece
bertanya kontrasepsi ( Dp) masa
mengenai n
alat Kb apa Muncul perasaan
yang cocok bingung
dengan
dirinya Banyak bertanya
mengenai efek
DO: samping yang
Banyak nanti akan terjadi
bertanya
mengenai alat- Muncul
alat kontrasepsi Perasaan Cemas
yang cocok
dengan dirinya,
Tampak
bingung,
Gelisah
Perubahan pada
hormone estrogen
dan progesterone
Terjadinya
spooting
Resiko
Perdarahaan
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Pola Haid berhubungan dengan proses adaptasi hormonal yang di
tandai
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi
akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya.
Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat kontrasespsi
Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan Ketakutan terhadap
terjadinya kehamilan
Gangguang citra tubuh berhubungan dengan Tidak terjadinya pembuahan/
kehamilan
Resiko Infeksi berhubungan dengan Penggunaan alat ( suntik tidak steril)
Resiko perdarahan berhubungan dengan adanya spooting
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan pola haid Tujuan Jangka panjang : klien 1. Jelaskan pada klien dan suami 1. Pengetahuan yang baik mengenai pola
berhubungan dengan tidak akan mengalami pola haid mengenai siklus menstruasi haid yang terjadi akaibat adaptasi
proses adaptasi hormonal selama memggunakan alat pada saat penggunaan alat KB hormonal akan membuat kliuen
yang di tandai dengan: kontrasespsi yang ia inginkan mengerti proses yang baik
siklus haid yang tidak Tujuan jangka pendek: Tubuh 2. Anjurkan kepadapasien untuk 2. Makanan yang bernutrisi
teratur, klien dapat beradaptasi dengan makan makanan yang mnegangadung berbagai zat gizi yang
tidak dapat haid selama baik dengan bernutrisi ada sehinnga zat gizi tersebut dapat
berbulan-bulan, kriteri criteria hasil: membantu dalam proses adaptasi
adanya keputihan. setiap bulan klien dapat hormonal dalamtubuh
3. Anjurkan kepada klien untuk
menstruasi dengan teratur 3. Olaraga yang cukup dapat membantu
berolaraga
setiap bulan pasien menstruasi dalam proses perubahan haid akibat
Tidak ada keputihan ( keputihan penggunaan alat Kb
normal)
2. Ketidakmampuan memilih Tujuan Jangka Panjang: Dalam 1. Kaji lamanya dan banyaknya 1.Untuk mengetahui siklus haid dan
alat kontrasepsi yang jangka waktu 2 bulan pola haid spotting mengetahui lamanya haid dan jumlah
efektif b.d kurangnya normal perdarahan pada saat haid
informasi akan Tujuan jangka pendek: dalam 2. Jelaskan pada ibu efek samping 2. Pada hari-hari pertama pemakaian alat
pengetahuan tentang KB waktu 1 bulan haid kembali alat kontrasepsi AKDR dan kontrasepsi AKDR dan hormonal
ditandai dengan klien normal dengan kriteria: hormonal pada hari-hari biasanya terjadi efek samping dari
banyak bertanya. Sifat darah haid kembali pada pertama pemakaian alat kontrasepsi tersebut
siklus awal/biasa kontrasepsi.
Tidak ada spotting haid yang 3. Observasi untuk pemeriksaan 3.Data penunjang dapat mengetahui kadar
berulang lab, Hb, Leukosit, trombosit, keseimbangan hormon
Ht.
4. Konsul ke dokter bila keluhan 4.Untuk mendapatkan penanganan lebih
menjadi berat lanjut
3. Kecemasan berhubungan Tujuan jangka panjang 1.Jelaskan Kepada Pasien 1. Pengetahuan yang baik dapat
dengan kurang Kecemasan akan berkurang atau mengenai macam-macam alat membantu dalam proses selanjutnya
pengetahuan tentang alat hilang kontrasespsi
kontrasepsi yang di tandai Tujuan jangka pendek: 2.Jelaskan kepada klien mengenai 2. Efek samping dari berbagai macam
dengan : Dalam wakti 1 jam klien dapat efek samping dari penggunaan alat Kb ada yang merugikan keduas
banyak bertanya mengerti mengenai alat alat-alat Kb bela puhak sehingga dalampenggunan
memengenai alat kontrasepsi yang dio tandai dengan alat Kb kliuen betul-betul sudah
kontrasepsi yang cocok : oaham mengenai efek samping yang
dengan dirinya klien mengatakan sudah akan terjadi
3. Motovasi klien dan sumai agar
tampak bingung, mengerti 3. Motivasi yang membangun sangat
memilih alat yang baik dan
gelisah. mengambil keputusan yang membantu dalam proses pengambilan
tidak merugikan kedua bela
tepat dalampenentuan keputusan
pihak
penggunaan alat KB
4. Anjurkan kepada suami agar
kurang bertanya 4. Perhatian yang cukup dari suami
memberi perhatian yang cukuip
tampak rileks dapat membanagun tingkat
pada istri
kepercayaan diri dari seorang isteri
5. Kolaborasi dengan TIM
5. Kolaborasi yang baik dapat
kesehatan lainnya agar
memberikan hasil yang terbaik
membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat dalam
penggunaan alat Kb
4. Ketidakefektifan pola Tujuan ajangka panjang: 1. Jelaskan kepada kedua 1. Pengetahuan yang baik dapat
seksualitas berhubungan Pasien aakan mempertahankan pasangan mengenai membantu dalam program
dengan Ketakutan pola seksualitas yang efektif efektifitas penggunaan alat keluarga berencana
terhadap terjadinya kontrasepsi pilihan mereka
kehamilanyang ditandai Tujuan jangka pendek : 2. Jelaskan kekurangan dari 2. Kekurangan dari alat kontrasespsi
dengan Dalam waktu 1 x 2 jam pasien alat kontrasepsi merupakan suatu hal yang hasrus
Apakah suami akan mengatakan meras puas di ingta dan dicermati oleh kedua
merasa puas atau dengan hubungannnya dan pasangan
3. Anjurkan kepada kedua
tidak.apakan merasa merasa nyaman 3. Sikap kewaspadaan agar tidak
pasangan agar selalu
nyaman atau tidak terjadi kehamilan sangat
berhati- hati dalam
tergantung pada kedua pasangan
hubungan sek agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
5. Gangguang citra tubuh Tujuan jangka panjang 1. Jelaskan kepada pasien agar 1. Pikiran yang positif dapat
berhubungan dengan Pasien tidak akan mengalami selalu berpikir yang baik membnatu dalam proses perawatan
Tidak terjadinya gangguang citra tubuh guna menjaga kesehatannya
pembuahan/ kehamilan 2. Anjurkan kepada kedua 2. Pemberian dapat menjag agar tidak
yang ditandai dengan Tujuan jangka pendek: pasangan agar tetap tejadiperunahan citra tubuh yang
mengungkapkan Dalam waktu 3x2 jam pasien memberi dukuingan antara kea rah madaptif
persepsi yang akanmenerima kondisi dirinya kedua bela pihak
mencerminkan dengan criteria hasil:
perubahan pandangan mengungkapkan persepsi
mengenai tubuhnya yang mencerminkan
seperti merasa puas perubahan pandangan
atau tidak puas mengenai tubuhnya seperti
dengan penggunaan merasa puas dengan
alat KB permane penggunaan alat KB
perilaku menghindari permanen
tubuh tidak ada perilaku
perilaku selalu menghindari tubuh
memantau tubuhnya tidak perilaku selalu
tampak bingung, memantau tubuhnya
gelisah tidak tampak bingung, atau
gelisah
6. Resiko Infeksi Tujuan jangka Panjang : 1. Pantau terhadap 1. Peningkatan suhu dan takikardi
berhubungan dengan Pasien tidak beresiko terhadap peningkatan suhu atau merupakan salah satu tanda infeksi
Penggunaan alat ( suntik infeksi selama perawatan takikardia sebagai tanda
tidak steril yang ditandai Tujauan jangka pendek : infeksi.
dengan Dalam waktu 1x8 jam, 2. Observasibekas suntik 2. Observasi terhadap luka
Adanya bekas diharapkan tidak terjadi infeksi terhadap infeksi. diperlukan untuk melihat adanya
suntikan dengan bekas suntik tidak pus yang merupakan tanda
Peningkatan TTV terbuka Tidak ada tanda-tanda tejadinya infeksi
Peningkatan Leukosit infeksi (rubor, dolor, color, 3. Kolaborasi jika ada tanda- 3. Pemberian anlagetik secra dini
Peningkatan TT tumor, fungsi laesa), Tidak ada tanda infeksi agar dapat mencegah adanya
Adanya salah satu eksudat, tanda-tanda vital dalam infeksi
tanda infeksi batas normal, tidak terjadi
peningkatan leukosit
7. Resiko perdarahan Tujuan jangka panjang: 1. Anjurkan kepada ibu untuk 1. Kewaspadaan terhadap resiko
berhubungan dengan Pasien tidak akan mengalamai selalu mewaspadai terjadi perdarashan sangat pentinmg halk ini
adanya spooting resiko perdarahan selama perdarahan dikarekan jika terjadi perdarahan dapat
mengancam jiwa
menggunakan alat kontrasepsi
2. Jelaskan kepada ibu mengenai 2. Tanda-tanda perdarahan seperyti ada
Tujuan jangka pendek:
tanda-tanda terjadinya spooting terus menerus
Dalam waktu 3x 24 jam tidak
perdarahan
terjadi adanya spooting
dengankriteri hasil : tidak ada
trauma pada bagian genitalia,
tidak ada bercak darah
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
Mansjoer, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi
Wanita. http://www.depkes.co.id/
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB. http://www.info ibu.com//
https://id.scribd.com/doc/280706565/Askep-Kb-Maternitas